Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kesya Tri Amelya

Kelas : X-2

Pengertian Perubahan Iklim

Iklim adalah rata-rata cuaca dimana cuaca merupakan keadaan atmosfer di suatu wilayah saat
dalam waktu tertentu. Iklim juga diartikan sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas
yang relevan dari variabel tertentu (seperti temperatur, curah hujan atau angin), pada periode
waktu tertentu, yang merentang dari bulanan hingga tahunan atau jutaan tahun.

Iklim dapat berubah secara terus menerus karena adanya interaksi antara komponen-
komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-
faktor disebabkan oleh aktivitas manusia sehari-hari seperti misalnya perubahan perubahan
penggunaan lahan dan juga bahan bakar fosil.

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United
Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) mendefinisikan Perubahan iklim
sebagai perubahan iklim yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh
aktivitas manusia sehingga mengubah kompoisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim
alami pada perioda waktu yang dapat diperbandingkan.

Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi material atmosfer bumi berupa
Gas Rumah Kaca (GRK) yang di antaranya, terdiri dari Karbon Dioksida, Metana, Nitrogen, dan
sebagainya.

Pada dasarnya, meskipun Gas Rumah Kaca sendiri dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi agar
tetap stabil. Namun, konsentrasi Gas Rumah kaca saat ini telah meningkat drastis dan
membuat lapisan atmosfer menjadi semakin tebal.

Penebalan lapisan atmosfer tersebut menyebabkan jumlah panas bumi yang terperangkap di
atmosfer bumi semakin banyak, sehingga mengakibatkan peningkatan suhu bumi, yang disebut
dengan pemanasan global.

Faktor yang Mempercepat Perubahan Iklim

• Efek Rumah Kaca

Penyebab pertama perubahan iklim adalah Gas Rumah Kaca. Seperti yang telah dijelaskan di
atas, memang ada ada banyak gas yang mempengaruhi perubahan iklim. Tetapi, aktivitas
manusia juga turut meningkatkan konsentrasinya di atmosfer khususnya pada metana, karbon
dioksida (CO2), gas berfluorinasi CO2 dan dinitrogen oksida sebagai gas rumah kaca yang
paling umum diproduksi oleh aktivitas manusia serta bertanggung jawab atas 64% pemanasan
global buatan manusia.
• Proses Pembuatan Energi

Proses pembuatan energi juga menjadi salah satu penyebab cepatnya perubahan iklim.
Aktivitas ini termasuk dalam penyumbang terbesar dalam peningkatan emisi. Salah satu
contohnya adalah pembuatan energi listrik yang memanfaatkan bahan bakar fosil yang
kemudian akan menghasilkan emisi global.

Seperti yang kita ketahui, sebagian besar energi listrik masih menggunakan bahan bakar batu
bara, minyak bumi, atau gas alam. Proses pembakaran ini akan menghasilkan karbon dioksida
dan dinitrogen oksida, yakni gas rumah kaca berbahaya yang menyelimuti Bumi dan
memerangkap panas matahari.

Pemanfaatan bahan bakar tak terbarukan itu masih mendominasi pembuatan energi secara
global. Hanya sekitar seperempat dari energi listrik global yang dihasilkan dari energi terbarukan
seperti angin, tenaga surya, dan lainnya. Padahal, berbeda dengan bahan bakar fosil, sumber
daya terbarukan hanya sedikit atau tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polusi udara.

• Kerusakan Fungsi Hutan

Kerusakan fungsi hutan akan menyebabkan emisi karena pohon yang pada dasarnya dapat
membantu mengatur iklim dengan menyerap CO2 dari atmosfer. Benar saja, sekitar 12 juta
hektar hutan dihancurkan setiap tahunnya. Manfaat yang dihasilkan dari adanya hutan inilah
yang kemudian hilang sehingga dapat menambah emisi.

• Menggunakan transportasi

Sebagian besar mobil, truk, kapal, dan pesawat menggunakan bahan bakar fosil. Hal ini
membuat transportasi menjadi penyumbang utama gas rumah kaca, terutama emisi karbon
dioksida. Kendaraan darat merupakan penyebab terbesar, tetapi emisi dari kapal dan pesawat
terus bertambah.

• Barang manufaktur

Manufaktur dan industri menghasilkan emisi, sebagian besar dari pembakaran bahan bakar
fosil untuk menghasilkan energi untuk membuat barang-barang seperti semen, besi, baja,
elektronik, plastik, pakaian, dan barang-barang lainnya. Pertambangan dan proses industri
lainnya juga melepaskan gas.

Dampak Negatif Perubahan Iklim

Perubahan iklim akan berdampak luas terhadap keberlangsungan hidup manusia. Kenaikan
suhu bumi yang tidak terkendalikan tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi,
tetapi juga mengubah sistem iklim yang seharusnya terjadi.
• Gangguan Cuaca

Dampak negatif pertama karena adanya perubahan iklim adalah kondisi cuaca ekstrim yang
terjadi. Curah hujan tinggi yang bisa mengakibatkan bencana banjir, kemarau berkepanjangan
yang dapat mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah merupakan salah satu contohnya.

• Perubahan Habitat dan Kerusakan Ekosistem

Pergeseran secara luas terjadi pada habitat-habitat tanaman dan binatang. Beberapa spesies
sangat sulit untuk dapat bertahan di habitatnya saat ini. Beberapa tanaman bunga tidak dapat
berbunga tanpa mengalami musim dingin yang benar-benar dingin. Kondisi ini tentu akan
berdampak pada keberlangsungan ekosistem yang ada.

• Meningkatnya Permukaan Air Laut

Peningkatan suhu bumi atau pemanasan global akan mengakibatkan sejumlah es yang melapisi
sebagian antartika akan mencair sehingga permukaan air laut akan naik di seluruh dunia. Hal ini
tentu akan berdampak buruk. Kita bisa lihat dari banyaknya wilayah pantai yang kebanjiran,
erosi, masuknya air laut ke wilayah air tawar dan sebagainya.

• Krisis Pangan dan Hasil Hutan

Perubahan iklim juga dapat mengakibatkan krisis pangan. Diperkirakan produktivitas pertanian
yang berada di daerah tropis akan mengalami penurunan jika terjadi kenaikan suhu rata-rata
global di antara 1-2 derajat Celcius, hingga kemudian menjadi alasan dibalik meningkatnya
kelaparan dan gizi buruk. Sektor pertanian, peternakan, dan perikanan akan hancur dan kurang
produktif karena lautan akan semakin asam dan sumber daya laut terancam punah.

Solusi Mengurangi Perubahan Iklim

Meskipun tingkat emisi gas rumah kaca yang terus meningkat, tetapi masih ada banyak hal
yang bisa kita lakukan untuk mengurangi perubahan iklim. Upaya ini dapat dilakukan di semua
sektor, mulai dari sektor industri, sektor pertanian, sektor transportasi, sektor kehutanan, dan
juga sektor energi.

Sektor industri dan energi dalam hal ini menjadi salah satu peran penting. Pada sektor energi,
pemanfaatan energi tidak terbarukan harus segera diminimalisir. Selain ketersediaan yang
terbatas, penggunaan bahan bakar tak terbarukan seperti minyak bumi dan batu bara menjadi
penyebab utama perubahan iklim secara global.

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan terus mengembangkan dan meningkatkan
penggunaan energi terbarukan. Sebagai contoh, pemanfaatan energi surya sebagai pembangkit
listrik. Penggunaan energi yang efektif dapat efektif menekan perubahan iklim yang terus
meningkat.

Anda mungkin juga menyukai