Anda di halaman 1dari 6

Sitasi ith acara 2

Jurnal:

file:///C:/Users/hp/Downloads/112-205-2-PB.pdf (belum dikutip, ambil dari pembahasannya)


Nita, I., Listyarini, E., & Kusuma, Z. (2017). Kajian lengas tersedia pada toposekuen lereng utara G. Kawi
Kabupaten Malang Jawa Timur. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 1(2), 53-62.

http://jurnalirigasi_pusair.pu.go.id/index.php/jurnal_irigasi/article/view/74/92
Saptomo, S. K., Isnain, R., & Setiawan, B. I. (2016). Irigasi curah otomatis berbasis sistem pengendali
mikro. Jurnal Irigasi, 8(2), 115-125.

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtep/article/view/15910/11783
Perwitasari, S. D. N., & Bafdal, N. (2016). Penjadwalan irigasi berbasis neraca air pada sistem
pemanenan air limpasan permukaan untuk pertanian lahan kering. Jurnal Keteknikan Pertanian, 4(2).

Buku:

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademia Resindo

Harini, N., Christanto, N., dan Marfai, M. A. 2018. Kompetensi Dasar Olimpiade Sains Nasional Geografi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hillel, D. 1983. Fundamental of Soil Physic. New York: Academic Press.

Pada dasarnya air dikatakan tersedia bagi tanaman apabila air yang berada dalam pori-pori tanah
tersebut dapat diambil oleh akar tanaman. Kondisi seperti ini biasanya berada pada rentang air tersedia
dimana dalam rentang ini juga dapat dihindari terjadinya perkolasi yang tidak diperlukan. Kondisi lengas
tanah dapat diukur dengan alat ukur seperti tensiometer yang menunjukkan potensial tanah atau pF
dari tanah. Selain itu dapat digunakan sensor lengas tanah yang telah dikalibrasi untuk menunjukkan
lengas tanah aktual basis volume. Sensor seperti ini dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan
lengas tanah secara realtime. (Saptomo dkk., 2016)

Salah satu permasalahan budidaya di lahan kering adalah berkenaan ketersediaan air. Ketersediaan air
merupakan hal utama dalam kegiatan bercocok tanam, karena setiap tanaman membutuhkan suplai air
irigasi yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya. Kondisi ketersediaan air di lahan pertanian dapat
diketahui dengan menggunakan analisis neraca air. Neraca air (water balance) merupakan neraca
masukan dan keluaran air di suatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat diketahui jumlah air
tersebut mengalami kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Fungsi mengetahui surplus dan
defisit dari kondisi air guna mengantisipasi resiko turunnya produktivitas tanaman karena kekurangan
air yang bisa saja terjadi, serta sebagai bentuk efisiensi penggunaan air sebaik-baiknya. (Perwitasari,
2016).

Menurut Wiskandar (2002) dalam Nita dkk. (2017), Bahan organik berpengaruh positif terhadap
lengas tersedia. Mekanisme peningkatan air tersedia sebagai pengaruh adanya bahan organik
dalam tanah melalui peningkatan porositas tanah dengan menurunkan berat volume tanah.
Faktor yang paling besar berpengaruh terhadap lengas tersedia adalah berat isi. Berat isi tanah
identik dengan tingkat kepadatan tanah yang menggambarkan proporsi padatan dan ruang pori
di dalam tanah, sehingga banyak faktor yang mempengaruhi maupun dipengaruhi. Oleh sebab
itu, berat isi tanah berpengaruh paling besar terhadap kenaikan lengas tersedia pada lokasi
penelitian. Pengaruh positif berat isi terhadap lengas tersedia menunjukkan terjadinya kenaikan
berat isi akan diikuti peningkatan persen lengas tersedia. Penyebab kenaikan berat isi tanah
pada lokasi penelitian meliputi peningkatan materi liat, penurunan mineral alofan dan bahan
organik.

Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam
keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi air. Dalam keadaan ini jumlah tanah yang
disimpan di dalam tanah merupakan jumlah air maksimum disebut kapasitas penyimpanan air
maksimum. Selanjutnya jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian ruang pori
tanah akan terisi udara dan sebagian lainnya terisi air, dalam keadaan ini, tanah dikatakan tidak
jenuh. (Hillel, 1983).

Kadar lengas tanah sering tanah disebut sebagai kandungan uap air yang terdapat dalam pori
tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas dapat berupa persen berat atau persen volume.
Kadar lengas tanah menentukan berapa banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan
(Hardjowigeno, 1993).

Disamping lengas tanah berpengaruh pada aspek-aspek yang lain, perbedaan lengas tanah juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: iklim, bahan organic, tekstur tanah, struktur
tanah, tebal lapisan tanah, bahan penutup lahan, dan topografi wilayah (Harini dkk., 2018).
Pembahasan:

Pada praktikum ilmu tanah hutan acara 2 ini membahas tentang lengas tanah. Lengas tanah
adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang pori tanah dan teradsorbsi pada
permukaan zarah tanah. Untuk menentukan kadar lengas tanah dapat digunakan 3 metode,
tetapi pada praktikum ini hanya 2 metode yang digunakan yaitu metode tingkat kebasahan
tanah dan metode tingkat pengovenan tanah. Metode tingkat kebasahan tanah memanfaatkan
indera manusia untuk dapat mengamati tingkat kebasahan tanah yaitu kering, lembab, atau
basah, sedangkan metode pengovenan dilakukan untuk menghilangkan kandungan air yang
terdapat di dalam tanah sehingga lengas tanah diketahui melalui perhitungan rumus. Metode
tingkat kebasahan tanah lebih mudah dilakukan tetapi hasil yang diberikan kurang akurat
karena bersifat subjektif. Pada metode pengovenan hasil yang didapatkan bersifat akurat tetapi
membutuhkan waktu yang lama dan langkah-langkah yang dilakukan relative lebih rumit.

ANALISIS DATA BELUM

Praktikum ini menggunakan 5 contoh tanah yaitu tanah andisol, alfisol, molisol, entisol, dan
vertisol. Tanah alfisol pada tingkat kebasahan kering memiliki warna merah kecokelatan dengan
konsistensi sangat keras – luar biasa keras, dan pada metode pengovenan kadar lengas yah=ng
diperoleh sebesar 14%. Pada tingkat kebasahan lembab tanah alfisol memiliki kandungan debu
dan lempung yang dapat menahan air sehingga kadar airnya cukup tinggi. Tanah andisol pada
tingkat kebasahan kering berwarna cokelat muda dengan konsistensi lepas, pada tingkat
kebasahan lembab berwarna cokelat kehitaman dengan konsistensi gembur, dan pada tingkat
kebasahan basah berwarna cokelat dengan konsistensi agak lekat dan tidak plastis. Kadar
lengas 159% diperoleh dari metode pengovenan. Tanah andisol didominasi warna cokelat dan
memiliki kadar air yang cukup tinggi sejalan dengan teori bahwa tanah andisol memiliki
kapasitas penyimpanan air yang besar. (Nita, dkk., 2014).

Tanah entisol pada tingkat kelembaban kering berwarna abu-abu dengan konsistensi
agak keras, sedangkan pada tingkat kelembaban lembab, tanah entisol berwarna hitam dengan
konsistensi gembur, dan pada tingkat kelembaban basah berwarna hitam keabuan dengan
konsitensi lekat agak plastis. Berdasarkan hasil pengamatan, tanah entisol memiliki kadar
lengas 41%. Pada pengamatan dengan menggunakan tanah molisol, pada tingkat kelembaban
kering tanah berwarna merah kecokelatan dengan konsitensi sangat keras, sedangkan pada
keadaan lembab memiliki warna cokelat kemerahan dengan konsitensi teguh, dan pada
keadaan basah tanah molisol berwarna cokelat tua keabu-abuan dengan konsistensi teguh.
Kadar lengas tanah molisol adalah 72%, hal ini sejalan dengan teori bahwa tanah molisol
memiliki kandungan bahan organic yang tinggi sehingga kadar lengasnya pun juga tinggi. Tanah
vertisol pada tingkat kelembaban kering berwarna cokelat keabu-abuan dengan konsistensi
keras. Pada tingkat kelembaban lembab, tanah vertisol berwarna cokelat tua dengan
konsistensi sangat teguh, dan pada tingkat kelembaban basah tanah vertisol berwarna cokelat
tua kehitaman dengan konsistensi sangat lekat dan sangat plastis. Hal ini sejalan dengan teori
bahwa tanah vertisol merupakan tanah lempung debuan yang berarti didominasi oleh lempung
dan apabila kering konsistensinya akan sangat keras. Kadar lengas tanah vertisol adalah 13%.
Tanah vertisol memiliki kadar lengas yang tinggi di musim hujan dan buruk di musim kering.

Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa masing-masing contoh tanah memiliki kadar
lengas yang berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi kadar lengas ini adalah iklim (suhu,
kelembaban, dan curah hujan), tekstur tanah, struktur tanah, bahan organic tanah, relief, dan
organisme. Curah hujan dan suhu mempengaruhi evaporasi tanah sehingga menyebabkan
tanah tersebt deficit atau surplus air. Kandungan bahan organic dan tekstur tanah berperan
dalam penyimpanan air di dalam tanah. Relief mempengaruhi tanah seperti erosi, sehingga
tanah kehilangan kadar lengasnya. Adapun sifat-sifat tanah yang dipengaruhi oleh lengas tanag
dibagi menjadi 2 yaitu sifat fisika dan sifat kimia tanah. Sifat fisika tanah diantaranya tekstur
tanah, struktur tanah, aerasi dan drainase, kembang-kerut tanah, dan konsentrasi tanah.
Sedangkan sifat kimia tanah diantaranya KTK, porositas, dan permeabilitas tanah.

Pendekatan yang dilakukan di lapangan untuk mengetahui kondisi lengas adalah dengan
menggunakan metode pengukuran tingkat kebasahan tanah dengan melihat tanda-tanda pada
tanah. Apabila tidak terdapat kelebihan lengas yang teratus lagi, maka tanah dapat disimpulkan
dalam keadaan kapasitas lapangan. Sedangkan apabila kandungan lengas terus berkurang
sehingga tidak mampu mengimbangi kehilangan air akibat evapotranspirasi maka tanah dapat
dikatakan dalam kondisi titik layu permanen.
Air bebas (air gravitasi) adalah air yang diatus oleh gaya gravitasi, berada dalam kondisi
di antara jenuh air dan kapasitas lapang. Sedangkan air tersedia adalah air yang berada diantara
kapasitas lapanga dan titik layu tetap. Air tersedia dapat diserap oleh tumbuhan. Air tidak
tersedia adalah air yang ditahan oleh tanah pada titik layu permanen, sehingga tidak dapat
diserap oleh tanaman.

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil praktikum di atas, dapat disimpulkan bahwa

1. Kadar lengas tanah dapat ditentukan melalui metode pengukuran tingkat kebasahan
tanah dan metode pengovenan.
2. Metode pengukuran tingkat kebasahan tanah dapat dilakukan secara cepat namun hasil
yang diperoleh bersifat subjektif. Metode pengovenan memerlukan waktu yang lama
tetapi hasil yang diperoleh relative lebih akurat.
3. Kadar lengas tanah alfisol adalah 13,93%, kadar lengas tanah andisol adalah 158%, kadar
lengas tanah entisol adalah 46,3%, kadar lengas tanah molisol adalah 72,46%, dan kadar
lengas tanah vertisol adalah 12,97%
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kadar lengas pada masing-masing tanah
adalah tekstur tanah, struktur tanah, kandungan bahan organic, iklim, dan WHC / water
holding system. Iklim berpengaruh pada proses evaporasi tanah yang nantinya akan
diperoleh hasil tanah tersebut relatif deficit atau surplus air
5. Manfaat mengetahui kadar lengas tanah adalah dapat mengetahui jenis tanaman yang
cocok pada jenis lahan tertentu, menentukan perlakuan yang tepat pada tanah sebelum
ditanami, serta dapat menentukan perlakuan yang tepat pada tanaman pada jenis tanah
tertentu.

Daftar pustaka

Handayani, S. 2009. Panduan Praktikum dan Bahan Asistensi Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademia Resindo

Harini, N., Christanto, N., dan Marfai, M. A. 2018. Kompetensi Dasar Olimpiade Sains Nasional Geografi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hillel, D. 1983. Fundamental of Soil Physic. New York: Academic Press.


Nita, I., Listyarini, E., & Kusuma, Z. (2017). Kajian lengas tersedia pada toposekuen lereng utara G. Kawi
Kabupaten Malang Jawa Timur. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 1(2), 53-62.

Perwitasari, S. D. N., & Bafdal, N. (2016). Penjadwalan irigasi berbasis neraca air pada sistem
pemanenan air limpasan permukaan untuk pertanian lahan kering. Jurnal Keteknikan
Pertanian, 4(2).

Saptomo, S. K., Isnain, R., & Setiawan, B. I. (2016). Irigasi curah otomatis berbasis sistem pengendali
mikro. Jurnal Irigasi, 8(2), 115-125.

Anda mungkin juga menyukai