Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

PERTEMUAN 8 : ANALISIS KUALITAS TANAH

Disusun Oleh:

Nama : Fazri Aulia Maarif

Nim : 2000029106

Golongan : B1

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2021
PERCOBAAN VIII
ANALISIS KUALITAS TANAH

A. TUJUAN
1. Menganalisis Kualitas fisik tanah
2. Menganalisis kualitas biologi tanah
3. Menganalisis pH Tanah

B. DASAR TEORI
Tanah adalah salah satu sistem bumi,yang bersamaan dengan
sistem bumi yang lain yaitu air dan atmosfer,menjadi inti,fungsi,
perubahan dan kemantapan ekosistem.Tanah berkedudukan khas dalam
masalah lingkungan hidup,merupakan kimia lingkungan dan membentuk
landasan hakiki bagi manusia.Tanah merupakan sumber daya alam yang
sangat berfungsi penting dalam kelangsungan hidup mahluk hidup.Bukan
hanya fungsinya sebagai tempat berjangkarnya tanaman,penyedia sumber
daya penting dan tempat berpijak tetapi juga fungsinya sebagai suatu
bagian dari ekosistem.Selain itu,tanah juga merupakan suatu ekosistem
tersendiri.Penurunan fungsi tanah tersebut dapat menyebabkan
terganggunya ekosistem di sekitarnya termasuk juga di dalamnya juga
manusia (Sri,2008).

Tanah merupakan tubuh alam tempat tumbuhan daapt hidup.


Apabila dilihat dari morfologinya,tanah merupakan benda alam yang
teratur susunannya.Tanah tersusun dari bermacam-macam lapisan,yang
warna dan tebalnya tidak sama,serta terbentuk dari bahan yang tidak sama.
Sementara apabila dilihat dari segi pertanian,tanah merupakan tempat
bercocok tanam yang tersusun atas batuan-batuan,mineral,dan bahan
organik yang membusuk atau lapuk pada lapisan atas dalam waktu yang
lama (Mulyono,2011).
Kualitas tanah adalah kapasitas suatu tanah untuk berfungsi dalam
batas-batas ekosistem untuk melestarikan produktivitas biologi,
memelihara kualitas lingkungan,serta meningkatkan kesehatan tanaman,
dan hewan.Indikator kualitas tanah adalah sifat,karakteristik atau proses
fisika,kimia,dan biologi tanah yang dapat menggambarkan kondisi tanah.
Kualitas tanah seringkali dinyatakan sebagai kemampuan yang dimiliki
tanah secara alamiah untuk memproduksi hasil yang memadai dari
tanaman berkualitas tinggi serta melindungi kesehatan manusia dan hewan
tanpa merusak sumber daya alam (Herdiyanto dan Setiawan,2015).

Perbaikan sifat fisik tanah (agregat,berat isi dan pori tanah)


memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.Hubungan antara
perbaikan sifat fisik tanah terhadap pertumbuhan memiliki hubungan yang
masih belum kuat.Pemberian bahan organik menyebabkan tanah menjadi
gembur (menurunkan berat isi tanah).Tanah yang gembur akan
meningkatkan pori tanah yang nantinya akan menyebabkan akar tanaman
mudah tumbuh dan berkembang (Widodo dan Kusuma,2018).

Bahan organik akan membuat tanah menjadi gembur sehingga


perkembangan akar tanaman lebih optimal.Semakin meningkatnya pori
tanah maka ketersediaan udara dan penetrasi akar semakin meningkat
(Sertua dan Marbun,2014).

Kualitas tanah adalah kapasitas tanah yang berfungsi


mempertahankan produktivitas tanaman,mempertahankan dan menjaga
ketersediaan air serta mendukung kegiatan manusia.Kualitas tanah yang
baik akan mendukung kerja fungsi tanah sebagai media pertumbuhan
tanaman,mengatur dan membagi aliran air dan menyangga lingkungan
yang baik pula.Kualitas tanah yang terjaga akan berpengaruh kepada
manusia secara ekonomi dengan penjualan hasil panen,ketahanan tanah
terhadap erosi,kesehatan manusia yang terminimaslisasi dari pengaruh
logam berat ataupun sebagai konsumen dari hasil panen yang diperoleh.
Kualitas tanah sangat erat hubungannya dengan lingkungan,yaitu tanah
tidak hanya dipandang sebagai produk transformasi mineral,bahan
organik dan sebagai media pertumbuhan tanaman tingkat tinggi,tetapi
dipandang secara menyeluruh yaitu mencakup fungsi-fungsi lingkungan
dan kesehatan (Juarti,2016).

Kualitas tanah memadukan unsur fisik,kimia dan biologi tanah


beserta interaksinya.Agar tanah dapat berkemampuan efektif,ketiga
komponen tersebut harus disertakan.Semua parameter tidak mempunyai
keterkaitan yang sama pada semua tanah dan pada semua kedalaman.
Suatu satuan data minimum sifat tanah atau indikator dari masing-masing
ketiga unsur tanah dipilih berdasarkan kemampuannya sebagai tanda
berfungsinya kapasitas tanah pada suatu penggunaan lahan khusus,iklim
dan jenis tanah (Sri,2008).

Lengas tanah merupakan jumlah air yang disimpan dalam tanah yang
mudah tersedia bagi tanaman.Tanaman ahrus diberi tambahan air kalua
sejumlah air tersebut telah diambil dari tanah.Nilai ini juga merupakan
nilai maksimum yang dapat diberikan ke tanah pada suatu waktu tertentu.
Masukan air yang berlebihan akan mengakibatkan terjadinya perkolasi
dalam.Pemanfaatan lengas tanah merupakan faktor penting yang
membatasi produksi tanaman.Pengetahuan mengenai simpanan air tersedia
dalam tanah sangat penting dalam pengelolaan pertanian lahan
kering.Kajian tentang simpanan air tanah,komponen-komponen dari siklus
air,sangat diperlukan dalam perhitungan neraca air lahan.Pengelolaan
simpanan lengas tanah secara efisien dapat dicapai dengan jalan
memanipulasi neraca air lahan.Hal ini melibatkan pemantauan dan
pengendalian berbagai proses aliran lengas tanah,termasuk infiltrasi,
redistribusi,drainage,evaporasi dan penyerapan air oleh tanaman.Bahan
organik tanah mempunyai peran penting dalam mengendalikan semua
proses-proses fisika ini (Soemarno,dkk,2016).

Sifat biologi tanah terutama populasi mikroorganisme merupakan


parameter penting guna menduga produktivitas suatu lahan karena
mikroorganisme tanah merupakan pemecah primer,sehingga perlu untuk
mengetahui perbedaan sifat biologi tanah yang didekati dengan
pengukuran respirasi tanah,populasi total bakteri,dan populasi total jamur
pada beberapa tipe penggunaan lahan di tanah Andisol,Inceptisol,dan
Vertisol.Tanah Andisol mempunyai unsur hara yang cukup tinggi,
sehingga tanah jenis ini baik untuk ditanami.Tanah Inceptisol (inceptum
atau permulaan) dapat disebut tanah muda karena pembentukannya agak
cepat sebagai hasil pelapukan bahan induk.Sementara untuk tanah Vertisol
memiliki karakteristik tanah yang unik dan sangat sulit pengolahannya
(Saridevi,Atmaja,and Made,2013).

Kekurangan air dapat diketahui dari aktivitas metabolisme,morfologi,


pertumbuhan tanaman dan hasil panen.Ditinjau dari aspek fisiologi,
kekurangan air akan menurunkan fotosintesis,karen berkurangnya luas
daun,sedangkan ditinjau dari aspel biokimiawi,penurunan lengas tanah
akan menurunkan aktivitas enzim (Iman,2003).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kertas lakmus atau pH indikator
2. Air aquades
3. Gelas plastik
4. Sendok teh
5. Sampel tanah (cara mengambil sampel tanah : diambil tanah kering
dari empat ujung dan tengah-tengah lahan kita,dicampurkan secara
merata,dijemur sampai kering.Ini bertujuan agar tanah yang akan
diukur pH-nya merupakan bagian yang rata dari lahan kita)

D. CARA KERJA
Cara pengukuran pH tanah
1. Diambil sedikit sampel tanah dan air aqua dengan perbandingan 1 : 1
2. Dimasukkan dalam gelas aqua
3. Diaduk-aduk hingga benar-benar homogen (merata)
4. Dibiarkan beberapa menit hingga campuran air dan tanah tadi
memisah (tanahnya mengendap)
5. Setelah airnya terlihat agak jernih dimasukkan ujung kertas lakmus
atau pH Indikator kedalam campuran tadi (sekitas 1 menit) tetapi
jangan sampai mengenai tanahnya.
6. Ditunggu beberapa saat sampai kertas lakmus atau pH indikator
berubah warnanya.
7. Setelah warnanya stabil,dicocokkan warna yang diperoleh oleh kertas
lakmus atau pH indikator tadi dengan bagan warna petunjuknya.
8. Kita akan segera tahu pH tanah kita berapa.

Cara Mengukur Lengas Tanah


Alat:
Botol timbang,timbangan,oven,penjit botol timbangan,dan desikator.

Cara:
1. Ditimbang botol timbang kosong tertutup (a gram)
2. Diisi tanah sepertiga volume dengan contoh tanah
3. Setelah itu ditimbang botol yang telah berisi tanah tersebut lengkap
dengan tutupnya (b gram)
4. Botol tersebut masing-masing diberi label dan kemudian
dimasukkan ke dalam oven dengan tutup botol sedikit terbuka
dengan suhu 105ºC – 110ºC selama minimum 4 jam.
5. Botol dikeluarkan dari oven.Botol ditutup serapat mungkin dan
dibiarkan dingin dalam desikator (15menit).botol ditimbang
dalam keadaan tertutup rapat (c gram).
6. Data tersebut digunakan dalam perhitungan dan hasilnya dapat
digunakan untuk menggunakan kadar lengas tanah.Rumus
perhitungan kadar lengas:

KL = [ ((b-c))/((c-a))] X 100%
Dimana: (b-c) adalah berat lengas tanah. (c-a) adalah berat tanah
kering mutlak.

Cara pengukuran Kualitas Biologi Tanah


Digunakan Populasi Cacing tanah.Perhitungan populasi cacing
tanah dengan mengunakan metode hand sorting (petakan 25cm x 25cm)
dengan kedalaman 20 cm.
E. HASIL PENGAMATAN
a. Kadar Lengas Tanah

Pemeriksaan Lengas
Tanah Kadar
No. Deskripsi Tanah pH a b c Lengas
(gram) (gram) (gram) Tanah
(%)
1. Tanah betekstur 2 61,991 91,991 80,284 72%
basah, berwarna
gelap, tidak
ditemukan cacing
tanah,
keanekaragaman
vegetasi rendah.
2. Tanah berwarna 7 62,189 67,198 65,457 52%
coklat kehitaman
bentuk gembur,
terdapat humus,
terdapat banyak
vareasi tanaman
yang tumbuh.
3. Ditemukan cacing 6 63,354 68,354 66,900 41%
saat pengambilan
sampel tanah,
tanaman yang
tumbuh
bervareasi, tanah
berwarna coklat,
liat, lembab.
4. Tanah berwarna putih, 9 66,476 71,476 70,413 27%
kering tidak ditemukan
cacing tanah, tumbuh
pohon jati
5. Tanah lembek, tidak 5 64,682 69,682 67,749 63%
ditemukan cacing,
tanah diambil di dekat
rawa.
6. Tanah berwarna 8 63,002 68,002 66,908 28%
coklat, ditemukan
cacing tanah,
Keterangan:
a: Berat botol timbang kosong
b: Berat botol timbang dan tanah
c: Berat botol timbang dan tanah kering

Rumus perhitungan kadar lengas:


KL = [ ((b-c))/((c-a))] X 100%
Dimana: (b-c) adalah berat lengas tanah. (c-a) adalah berat tanah kering
mutlak.

1. KL = [ ((66,991-64,898))/((64,898-61,991))] X 100%
= [2,903/2,907] X 100% =72%
2. KL = [ ((67,189-65,457))/((65,457-62,189))] X 100%
= [1,732/3,268] X 100% = 52%
3. KL = [ ((68,354-66,900))/((66,900-63,354))] X 100%
= [1,454/3,546] X 100% = 41%%
4. KL = [ ((71,476-70,413))/((70,413-66,476))] X 100%
= [1,063/3,937] X 100% = 27%
5. KL = [ ((69,682-67,749))/((62,749-64,687))] X 100%
= [1,933/3,067] X 100% = 63%
6. KL = [ ((68,002-66,908))/((66,908-63,002))] X 100%
= [1,094/3,906] X 100% = 28%
b. Sifat Biologi Tanah
No Sifat Tanah Parameter Keterangan
.
1. Sifat Fisik Tekstur Tanah Pasir, Debu, dan Liat
Tanah
Warna Tanah Abu kehitaman, coklat,
dan abu
Struktur Tanah Granular, sedang, dan
gumpal
2. Sifat Biologi Populasi Cacing 5 individu/m2
Tanah Tanah
(individu/m2)

gambar 1 petakan 25cm X 25 cm dengan kedalaman 20 cm

gambar 2 cacing 1,2,dan 3


gambar 3 tanah lembab

F. PEMBAHASAN

Lengas tanah merupakan faktor yang dapat membatasi


pertumbuhan dan basil tanaman budidaya.Tanggapan tanaman terhadap
kekurangan air dapat diketahui dari aktivitas metabolisme,morfologi,
pertumbuhan tanaman dan hasil panen.Dari segi fisiologi,terjadinya
kekurangan air ini dapat menyebabkan terjadinya menurunnya fotosintesis
dikarenakan berkurangnya luas daun.Akan tetapi dari segi biokimiawi,
adanya penurunan lengas tanah akan menurunkan aktivitas enzim (Iman
and Elly 2019).Sementara itu pH tanah sangat berpengaruh dalam
pertumbuhan tanaman,seperti ketersediaan unsur hara,pembentukan bintil
akar oleh bakteri rhizobium yang berhubungan dengan fiksasi N tanaman,
juga aktifitas pertumbuhan perkembangan dan populasi rhizobium
(Syahputra,Sahar,and Sembiring,2015).Faktor yang mempengaruhi
kandungan lengas dalam tanah antara lain iklim,kandungan bahan organik,
fraksi lempung tanah,tofografi,dan adanya bahan penutup tanah baik
organik maupun anorganik (Kristantyo et al,2016).

Untuk selanjutnya,pada praktikum kali ini juga dilakukan observasi


di tempat tinggal untuk mengetahui kualitas biologi tanah dengan jumlah
cacing yang didapatkan.Observasi ini dilakukan di kediaman
sendiri,tepatnya di halaman belakang rumah yang ditumbuhi tanaman dan
rumput dan terdapat beberapa sampah anorganik di dalamnya.Untuk cara
pengambulan parameter populasi cacing tanah yaitu dengan menggunakan
metode hand sorting dengan ukuran petakan 25 cm x 25 cm dan dengan
kedalaman 20 cm. selanjutnya,cacing tanah yang berhasil didapatkan pada
petakan tersebut dikumpulkan dan dihitung jumlahnya.Untuk mengetahui
kepadatan atau populasi dari acing tanah tersebut maka jumlah cacing
tanah dibagi dengan jumlah unit sampel yaitu jumlah cacing tanah yang
didapatkan sebanyak 3 ekor cacing tanah dengan 1 tempat sebagai titik
sampel.Sehingga,didapatkan populasi cacing tanah yaitu 5 individu/m2.

Cacing yang ditemukan di lokasi pengambilan sampel ditemukan 3


cacing.Cacing ini berperan penting dalam penyuburan tanah,fungsi cacing
ini sebagai bahan mineral yang dicerna oleh cacing tanah dan
dikembalikan ke dalam tanah dalam bentuk nutrisi yang mudah
dimanfaatkan oleh tanaman.Keberadaan cacing yang melimpah di tanah
dipengaruhi factor biologis lingkungan maupun factor fisik seperti
keasaman pada Ph tanah,kelembaban,bahan organic,serta jenis tanah (Sri,
dkk,2018) (Sri,2017).

Pada hasil praktikum yang sudah saya kerjakan kondisi tanah yang
ada halaman belakang rumah saya pada tekstur tanah clay/C (liat) tidak
terasa kasar,tidak licin juga,agak melekat,dapat dibentuk agak teguh,liat
akan terasa berat,dapat membentuk bola,serta memiliki daya lekat yang
tinggi.Tanah ini bewarna cokelat ke hitam-hitaman,kemudian terdapat
pohon jambu di dekatnya,lalu pengambilan sampel tanah ini di tepi
selokan.

G. KESIMPULAN

1. Mahasiswa atau praktikan dapat menganalisis kualitas fisik tanah


berupa tekstur tanah berupa pasir,debu,dan liat dan dapat mengetahui
warna tanah yang berwarna abu kehitaman,cokelat,dan abu.Sementara
struktur tanah yaitu granular,sedang,dan gumpal.
2. Mahasiswa atau praktikan dapat menganalisis kualitas biologi tanah.
Kualitas biologi tanah yaitu dengan melakukan observasi dengan
menggunakan metode hand sorting dengan ukuran petakan 25 x 25 cm
dan dengan kedalaman 20 cm.sifat biologi tanah ini ditandai dengan
adanya cacing tanah dalam tanah tersebut.
3. Mahasiswa atau praktikan dapat menganalisis pH Tanah.pH tanah
dalam praktikum kualitas tanah ini mempengaruhi kadar lengas tanah,
semakin tinggi tingkat pH-nya atau keasaman maka kadar lengas
tanahnya juga menurun.

H. DAFTAR PUSTAKA

H, Sertua, Lubis J A, and Marbun P. 2014. Aplikasi Kompos


Ganggang Cokelat (Sargassum Polycystum) Diperkaya Pupuk N, P,
K Terhadap Inseptisol Dan Jagung. Jurnal Online Agroekoteknologi,
2 (4): 1538–44.

Herdiyanto, Diyan, and Ade Setiawan. 2015. Upaya Peningkatan Kualitas


Tanah Melalui Sosialisasi Pupuk Hayati, Pupuk Organik, Dan Olah
Tanah Konservasi Di Desa Sukamanah Dan Desa Nanggerang
Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Aplikasi
Ipteks Untuk Masyarakat, 4 (1): 47–53.
http://jurnal.unpad.ac.id/dharmakarya/article/view/10028.

Budisantoso, Iman, dan Elly Proklamasiningsih. 2003. Studi Berbagai


Lengas Tanah dan Teknologi Sonic Bloom dalam Upaya
Meningkatkan Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Kedelai.
Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman.

Iman, Budisantoso, and Proklamasiningsih Elly. 2019. Studi Berbagai


Lengas Tanah Dan Teknologi Sonic Bloom Dalam Upaya
MeningkatkanPertumbuhan Serta Hasil Tanaman Kedelai. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53 (9): 1689–99.

Juarti. 2016. Analisis Indeks Kualitas Tanah Andisol Pada Berbagai


Penggunaan Lahan Di Desa Sumber Brantas Kota Batu. Jurnal
Pendidikan Geografi, 21 (2): 58–71.
https://doi.org/10.17977/um017v21i22016p058.
Kristantyo, Yohanes, Sri Winarsih, Setyono Yudo, and Yogi Sugito. 2016.
Pengaruh Aplikasi Polimer Superabsorben Pada Beberapa Kadar
Lengas Tanah Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Tebu
( Saccharum Officinarum L.). Journal of Agricultural Science 1
(April 2015): 81–86.

S, Mulyono. 2011. Bercocok Tanam Kubis. Bandung: Ganeca Exact.

Saridevi, Gusti, I Wayan Atmaja, and Mega I Made. 2013. Perbedaan Sifat
Biologi Tanah Pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan Di Tanah
Andisol, Inceptisol, Dan Vertisol. E-Jurnal Agroekoteknologi
Tropika (Journal of Tropical Agroecotechnology), 2 (4): 214–23.

Widodo, K.H, and Z Kusuma. 2018. Pengaruh Kompos Terhadap Sifat


Fisik Tanah Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan, 5 (2): 959–67.

Anda mungkin juga menyukai