Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Ilmu Tanah FMIPA UNMUL 2016

16 November 2016, Samarinda, Indonesia

PENGAMATAN DERAJAT KERUT TANAH


Berty Veibrita S, Desy Nita Amalia, Gilbert William P, Paradisha Rinanda, Yudistira
dan Yuliana Maghu Ate1, Eci Oktaviani2*
1Laboratorium

Anatomi Hewan dan MIkroteknik Program Studi Biologi FMIPA Universitas


Mulawarman
2Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
*Corresponding Author:

Abstrak Disusun oleh kelompok 1A. Tanah merupakan medium alam untuk berpijak dan memulai
kehidupan bagi mahluk hidup darat dan untuk untuk pertumbuhan tanaman. Setiap tanah memiliki
sifat mengembang dan mengkerut. Tujuan diadakannya praktikum kali ini adalah untuk mengetahui
derajat kerut tanah dari beberapa jenis tanah. Metode yang digunakan pada praktikum ini ialah
dalam penentuan derajat kerut tanah dengan menggunakan tanah (<0,5 mm) dan air yang
dicampurkan hingga menjadi pasta lalu dijemur hingga kering sampai hasilnya konstan. Hasil yang
didapatkan pada praktikum kali ini yaitu pada derajat kerut tanah dari kelompok 1 dan 2 adalah
0,19% yang berarti derajat kerutnya lemah yang menandakan kandungan liatnya rendah dan
kandungan pasirnya tinggi. Selain itu, jenis tanah yang digunakan mempunyai kandungan bahan
organik yang tinggi sehingga mempunyai derajat kerut yang kecil.
Kata-kata kunci: tanah, derajat kerut, liat, pasir
Pendahuluan
Tanah merupakan sesuatu yang dapat
diukur karena memiliki 3 demensi yaitu
panjang ,lebar dan kedalaman, juga
mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang
berbeda-beda diantara tanah di suatu tempat
dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu
meliputi fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat
fisika tanah antara lain tekstur, struktur, dan
kadar lengas tanah. Beberapa contoh sifat
kimia yaitu pH, kadar bahan organik dan
Kapasitas Pertukaran Kation (KPK). Setiap
tanah memiliki sifat mengembang dan
mengkerut[2].
Tanah merupakan medium alam untuk
berpijak dan memulai kehidupan bagi mahluk
hidup darat dan untuk untuk pertumbuhan
tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur
hara sebagai makanan tanaman untuk
pertumbuhannya. Selanjutnya unsur hara
diserap oleh akar tanaman melalui daun
dirubah menjadi persenyawaan organic
seperti karbohidrat, protein, lemak dan lainlain yang amat berguna bagi kehidupan
manusia dan hewan[1].
Secara fisik tanah mineral merupakan
campuran dari bahan anorganik, bahan
organik, udara dan air. Masing-masing fraksi
mempunyai ukuran dan sifat yang berbeda
beda.Tanah adalah tubuh
alam yang
terbentuk dan berkembang akibat bekerjanya
gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam
di permukaan bumi. Tanah sangat penting
peranannya bagi semua kehidupan di bumi
karena tanah adalah tempat makhluk hidup
untuk berpijak dan tanah mendukung

kehidupan tumbuhan dengan menyediakan


hara dan air sekaligus penopang akar agar
tanaman bisa tumbuh dengan baik. Di bumi
ini terdapat berbagai jenis tanah. Jenis tanah
menentukan tingkat kesuburan tanah untuk
ditumbuhi oleh tanaman. Tanah mempunyai
sifat yang mudah dipengaruhi oleh cuaca
dan iklim[1].
Bahan anorganik secara garis besar
terdiri dari golongan fraksi tanah yaitu pasir,
debu dan liat. Tanah yang mengandung pasir
sifatnya sukar diolah sedangkan semakin
berat tanahnya (liat tinggi) semakin besar
derajat kerutnya. Mengetahui derajat kerut
suatu jenis tanah akan mempermudah untuk
mengetahui kandungan bahan organik dalam
tanah tersebut[3].
Bahan organik merupakan bahan penting
dalam menciptakan kesuburan tanah baik
secara fisika, kimia maupun dari segi biologi
tanah. Bahan organik adalah bahan
pemantap agregat tanah. Sekitar setengah
dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari
bahan organik. Berat ringannya tanah akan
menentukan besarnya derajat kerut tanah.
Semakin tinggi kandungan liat, semakin
besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan
organic tanah berpengaruh sebaliknya.
Semakin tinggi kandungan bahan organik
tanah maka derajat kerut tanah makin kecil[4].
Mengetahui bentuk fisik tanah dari
berbagai jenis, kandungan mineral di
dalamnya, termasuk mengetahui derajat
kerut tanah merupakan suatu yang penting
dalam mempelajari karakteristik fisika tanah.
Untuk itu pada pengamatan ini akan dibahas
1

Jurnal Ilmu Tanah FMIPA UNMUL 2016


16 November 2016, Samarinda, Indonesia

mengenai derajat kerut tanah pada beberapa


jenis tanah.

Dari pengamatan yang dilakukan diamati


bahwa derajat kerut tanah K1 terjadi
perlahan-lahan dilihat dari pengamatan
diameter awal sampai akhir penurunan
diameter terjadi lambat sedangkan pada K2
derajat kerut tanah pada 1 jam pertama dan
kedua terjadi sangat cepat dilihat dari jumlah
penurunannya
berkurang
drastis
dan
dilanjutkan hingga diameter pengamatan
terakhir terjadi perlahan-lahan. Hal ini terjadi
karena jenis tanah K1 dan K2 berbeda,
sehingga derajat kerut tanahnya juga
berbeda. Berdasarkan pengamatan derajat
kerut dari kedua jenis tanah adalah 0,19%
yang berarti derajat kerutnya kecil yang
menandakan kandungan liatnya rendah dan
kandungan pasirnya tinggi. Selain itu, jenis
tanah
yang
digunakan
mempunyai
kandungan bahan organik yang tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kerut tanah adalah berat ringannya tanah,
kandungan liat tanah dan kandungan organik
tanah. Menurut[5], tanah mempunyai sifat
mengembang (bila basah) dan mengerut
(bila kering). Berat ringannya tanah akan
menentukan besarnya derajat kerut tanah.
Semakin tinggi kandungan liat, semakin
besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan
organik tanah berpengaruh sebaliknya.
Semakin tinggi kandungan bahan organik
tanah, maka derajat kerut tanah semakin
kecil[5].
Tanah dapat terbagi menjadi beberapa
jenis yang masing-masing memiliki sifat yang
berbeda-beda. Ada jenis tanah yang
mempunyai sifat mengembang (bila basah)
dan mengkerut (bila kering). Akibatnya pada
musim kering karena tanah mengerut maka
tanah
menjadi
pecah-pecah.
Sifat
mengembang dan mengerutnya tanah
disebabkan oleh kandungan mineral liat
montmorillonit
yang
tinggi.
Besarnya
pengembangan dari pengerutan tanah
dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient Of
Linear Extensibility) atau PVC (Potential
Volume Change = Swell index = index
pengembangan). Istilah COLE banyak
digunakan dalam bidang ilmu tanah
(pedology) sedang PVC digunakan dalam
bidang engineering (pembuatan jalan,
gedung-gedung dan sebagainya)[5].
Manfaat mengetahui derajat kerut tanah
adalah kita akan mengetahui kandungan
penyusun tanah tersebut dan mengetahui
kandungan
bahan
penyusunnya
dan
kandungan bahan organiknya, menurut[4],
bahan organik merupakan bahan penting
dalam menciptakan kesuburan tanah, baik
secara fisika, kimia maupun dari segi biologi

[Metode]
Waktu dan Tempat
Praktikum Ilmu Tanah yang berjudul
Derajat Kerut Tanah dilaksanakan pada
hari Rabu, 16 November 2016, pukul 10.0017.00 Wita. Bertempat di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mulawarman, Samarinda.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah tanah halus (<0,5
mm), botol semprot, air, cawan porselin
(mangkok kaca), colet (sendok), cawan
dakhil (kaleng), jangka sorong dan serbet /
lap pembersih.
Cara kerja
Diambil
tanah
halus
(<0,5
mm)
secukupnya, dimasukkan ke dalam cawan
porselin, ditambah air dengan menggunakan
botol semprot, lalu diaduk secara merata
dengan colet sampai pasta tanah menjadi
homogen. Dimasukkan pasta tanah yang
sudah homogenkan tadi ke dalam cawan
dakhil yang telah diketahui diameternya
dengan
menggunakan
jangka
sorong
(diameter awal). Cawan dakhil yang telah
berisi pasta tanah tersebut dijemur dibawah
terik
matahari, kemudian dilakukan
pengukuran besarnya pengkerutan setiap 1
jam sekali sampai diameternya konstan
(diameter akhir).
Hasil dan Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Tanah kering udara
Pengamatan

Jenis
Tanah

Pasir

K1

6,9

6,3

6,2

6,1

K2

7,1

6,1

5,8

5,6

5,5

5,4

5,4

7,05

6,5

6,05

5,9

5,8

5,7

5,7

Rumus :
Derajat Kerut Tanah
=

Diameter awal-Diameter
akhir
Diameter awal

x100%

7,05 5,7
7,05

x100%

= 0,19%

Jurnal Ilmu Tanah FMIPA UNMUL 2016


16 November 2016, Samarinda, Indonesia

tanah. Bahan organic adalah bahan


pemantap agregat tanah.Sekitar setengah
dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari
bahan organic.Sehingga akan mudah
menentukan pengolahan tanah selanjutnya
maupun penentuan tanaman yang sesuai
untuk jenis tanah yang sudah diketahui
derajat kerutnya itu[4].
Menurut[6],
tanah
yang
banyak
mengandung pasir akan mempunyai tekstur
yang
kasar,
mudah
diolah,
mudah
merembaskan air dan disebut sebagai tanah
ringan. Sebaliknya tanah yang banyak
mengandung liat akan sulit meloloskan air,
aerasi
jelek,
lengket
dan
sukar
pengolahannya sehingga disebut tanah
berat.
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa derajat kerut dari kedua
jenis tanah adalah 0,19% yang berarti derajat
kerutnya
lemah
yang
menandakan
kandungan liatnya rendah dan kandungan
pasirnya tinggi. Selain itu, jenis tanah yang
digunakan mempunyai kandungan bahan
organik yang tinggi sehingga mempunyai
derajat kerut yang kecil.
Referensi
[1] Buckman dan Brady. 1982. Ilmu Tanah.
Bharata karya Aksara. Jakarta.
[2] Darmawijaya, M. 1997. Klasifikasi
Tanah. UGM Press. Yogyakarta.
[3] Hakim, dkk. 1986. Dasar-Dasar lmu
Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
[4] Hakim, Nurhajati, dkk. 1986. DasarDasar Ilmu Tanah. UNILA. Lampung.
[5] Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah Dan
Lingkungan.
Direktorat
Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
[6] Sarief, Saifuddin.1986. Ilmu Tanah
Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

Jurnal Ilmu Tanah FMIPA UNMUL 2016


16 November 2016, Samarinda, Indonesia

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai