Anda di halaman 1dari 2

Nama : Royfanza Reynaldi

Nim : 2000029145

Kelas : IKM B

Perilaku k3 pertambangan yang berada di sekitar lingkungan saya identifikasi hazard

Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahangalian berharga dan bernilai
ekonomis daridalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi,
dibawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan
gas bumi, batubara, pasirbesi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit,bijih tembaga, bijih emas, perak
dan bijihmangan (BPS, 2010).

Usaha pertambangan merupakan kegiatan dengan risiko tinggi terjadinya suatu kecelakaan. Industri
pertambangan yang pesat tanpa disertai upaya penanganan efek samping penerapan teknologi akan
menimbulkan berbagai masalah terutama masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena
itu sangat dibutuhkan upaya pencegahan dan penanganan serta penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja pada semua sektor kegiatan proses produksi khususnya dalam Industri
pertambangan secara berkesinambungan.

Masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang muncul di areapertambangan salah satunya
adalah potensi bahaya keselamatan kerja seperti tertimpa,kebakaran dan ledakan serta potensi
bahaya kesehatan kerja seperti paparan debu mineral yang dapat menyebabkan silikosis atau
paparan kebisingan yang bersumber dari pengoperasin alat kerja yang mengakibatkan pekerja dapat
mengalami penurunan daya dengar (Suyono, 1995).

Selain debu dari lokasi atau kondisi area pertambangan yang berstruktur tanah kering, paparan debu
juga dapat dihasilkan akibat proses penambangan seperti drilling dan blasting. Proses drilling
merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum proses blastingdilakukanyaitu, melakukan penggalian
lubang bukaan untuk diisi dengan bahan peledak dengan cara pemboran untuk selanjutnya
dilakukan proses blasting.

Berikut lima bahaya yang terkait dengan tambang yang bisa membahayakan

1. Kebakaran

Kebakaran dan ledakan menjadi beberapa bahaya yang paling merusak dan berbahaya dalam
industri pertambangan dan juga salah satu masalah keselamatan paling menantang yang dihadapi
para penambang. Bahaya ini dapat terjadi kapan saja, baik itu di fasilitas yang aktif atau
terbengkalai.Bahaya ini dapat bersumber dari pemanasan batubara secara spontan pada limbah
atau batubara yang pecah di pinggir jalan pada lapisan yang berisiko tinggi, mesin dan peralatan
listrik dan mekanik, bahan peledak dan detonator, dan pekerjaan panas seperti pembakaran,
pengelasan, dan penggilingan.

2. Banjir

Kecelakaan penambangan Gleision Colliery yang terjadi pada tanggal 15 September 2011,
merupakan contoh kecelakaan akibat banjir. Yaitu ketika tujuh penambang meledakkan sebuah
bahan peledak, tambang mulai terisi air yang menyebabkan empat pekerja meninggal di bawah
tanah. Beberapa alasan terjadinya banjir adalah ledakan yang disengaja, sehingga dapat
menyebabkan masuknya air, dan juga infrastruktur pertambangan yang tidak layak sehingga
mengakibatkan kebocoran.

3. Runtuhan

Badan bijih yang tidak stabil dapat mengakibatkan runtuhnya badan bijih pada area pertambangan.
Hal ini dapat disebabkan oleh seismisitas/kegempaan yang diinduksi (misalnya penggunaan bahan
peledak) sehingga menyebabkan terjadinya ketidakstabilan lereng. Hal ini terjadi pada 33
penambang yang terjebak di bawah tanah dari Agustus hingga Oktober 2010 di tambang Chili dekat
kota Copiapo yang membanjiri tambang dan merusak struktur di permukaan.

4. Kontaminan atmosfer yang beracun

Keterbatasan ruang di bawah tanah menyebabkan kontaminan dari atmosfer yang beracun dapat
saja terjadi, seperti debu, aerosol, asap diesel dan partikel dan asap dari peledakan, serta gas yang
dilepaskan dari lapisan batuan itu sendiri.

5. Bahaya Terkait Peledakan

Dari kegiatan peledakan dapat menimbulkan beberapa potensi bahaya seperti batu terbang, debu
dan gas beracun (NO2, NO, CO) yang berbahaya bagi sistem pernapasan, dan juga ledakan dini dari
bahan peledak itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai