Anda di halaman 1dari 12

Pemadatan Tanah

Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah di keluarkan
dengan salah satu cara mekanis.Untuk setiap daya pemadatan tertentu,kepadatan tang
tercapai tergantung kepada banyaknya air di dalam tanah tersebut,yaitu kadar airnya.Bila
mana kadar air dalam suatu tanah rendah maka tanah itu kaku dan sukar di padatkan.Bila
kadar air ditambah maka air itu berlaku sebagai pelumas sehingga tanah tersebut akan
lebih mudah dipadatkan dan ruangan kosong diantara butir menjadi lebih kecil.
Pada kadar air tinggi,kepadatannya akan turun lagi.Karena pori-pori tanah
menjadi penuh terisi air yang tidak dapat dikelurkan dengan cara pemadatan
Tujuan pemadatan tanah adalah untuk meningkatkan sifat-sifat teknis suatu jenis
tanah.Pemadatan pada tanah akan menyebabkan berat volume dan kekuatan tanah
meningkat sedangkan koefesian permeabilitasnya menjadi berkurang.
Nilai kepadatan tanah yang di peroleh sesudah pemadatan akan berbeda-
beda,tergantung dari kadar air(water content)tanah tersebut.Hubungan antara berat isi dan
kering(dry density)dari tanah yang di padatkan dengan kadar air adalah berubah-ubah
secara parabolis.Harga maksimum dari isi berat kering di sebut berat isi maksimum dan
kadar air yang di peroleh pada kepadatan ini di sebut kadar air optimum.
Proctor mendefinisikan 4 variabel pemadatan tanah,yaitu:
1. Usaha pemadatan (energi pemadatan)
2. Jenis tanah (gradasi,kohesif atau tidak,ukuran butir dsb)
3. Kadar air
4. Angka pori atau berat isi kering
Sedangkan maksud dari pemadatan antara lain adalah;
1. Mempertinggi kuat geser tanah
2. Mengurangi sifat mudah mampat
3. Mengurangi permeabilitas
4. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air

A.Pemadatan Tanah Non Kohesif


Tanah tidak kohesif tidak dapat dipadatkan langsung dengan menggunakan
metode tumbukan maupun metode remasan..Tanah ini dapat di padatkan dengan
menggunakan tekanan statis terkekang,tetapi sangat tidak efisien.Metode yang dapat di
gunakan untuk menadatkan tanah tidak kohesif adalah dengan melakukan kombinasi
antara kekangan dan getaran.
Metode lain yang dapat di gunakan adalah dengan membanjiri(menjenuhkan)
tanah dan menggilasnya,sebaiknya dengan mesin penggilas berpenggetar.Metode ini
paling sesuai untuk tanah sangat berpasir,dimana air yang berlebihan bukanlah
merupakan masalah.Kejenuhan akan menjamin hilangnya tarikan permukaan dari tanah
yang baru saja dilembabkan tersebut,dan pemakaian yang cepat dari yang cepat dari
mesin gilas akan menumbulkan tekanan pori yang berlebihan.Tekanan pori tanah ini
akan
mencairkan tanah untuk semantara waktu,sehingga butiran-butirannya dengan mudah
dapat di ubah menjadi lebih padat selama terjadinya aliran air pada pori-pori tanah.
Di laboraturium,tanah kohesi di padatkan dengan mengekang lapisan-lapisan
tanah kering di dalam cetakan pemadat dan mertakan sisinya dengan alat perata dengan
karet.Cara lain adalah dengan mengisi cetakan,memberikan beban dan meletakkan
sisitem tersebut di atas meja penggetar untuk periode waktu tertentu.

Metode Pengujian dan Pemadatan Tanah di Lapangan


❖ Metode kerucut pasir (sand cone method)
Pengujian pemadatan seperti ini merupakan pengujian destruktif.Kepadatan
lapangandi tentukan dengan melakukan penggalian pada tanahv yang telah di
padatkan sesuai dengan persyaratan yang di inginkan.Tanah basah yang di ambil dari
tanah galian di tentukan beratnya( W ).Agar kadar air tanahnya tidak menguap maka
pada saat penggalian tanah basah langsung di masukkan dalam kantung plastik atau
tabung tertutup.Selanjutnya tanah di oven pada suhu 105 derajat celcius selam 24 jam
untuk mengetahui kadar air.
Untuk memperoleh hasil pengujian yang akurat,berikut ini di tampilkan syarat
volume galian,berat galian dan diameter butir maksimum yang di perlukan pada sutu
pengujian kepadatan di lapangan dengan menggunakan peralatan sand cone;

Tabel 4.3 Syarat isi galian tanah sekitar lubang


Ukuran butir Isi minimum untuk Berat contoh untuk
maksimun (mm) percobaan (cm) percobaan (Gram)
0.42 1700 100
12.70 1900 250
25.40 2100 500
50.80 2800 1000

❖ Metode Pengujian Kepadatan Non Nuklir


Keuntungan dari metode ini adalah alat yang sangat aman terhadap kesehatan dan
terbebas dari radiasi.Alat TDR ini baik di gunakan untuk tanah timbunan yang di
padatkan.Untuk lebih jelas tentang penggunaan alat ini dan hal2 lain yang lebih rinci
pembaca dapat merujuk ASTM D 6780.

❖ Metode Pengujian Kepadatan Nuklir


Metoda nuklir di gunakan secara luas untuk menentukan kepadatan kelembaban
tanah,instrument yang di gunakan dalam pengujian ini dapat di angkut dengan mudah
ke tempat timbunan,di letakkan pada tempat pengujian,dan dalam beberapa menit
hasilnya dapat di baca langsung pada indikator-indikatornya.
Keuntungan-keuntungan metode nuklir apabila di bandingkan dengan metode
proctor,termasuk yang berikut;
 Mengurangi waktu yang di perlukan untuk pengujian dari sehari menjadi
beberapa menit,dengan demikian meniadakan kelambatan yang berlebihan;
 Tidak memerlukan pengambilan contoh tanah dari tempat pengujian;
 Memberikan cara penyelenggaraan pengujian kerapatan pada tanah yang
mengandung agregat berukuran besar pada bahan-bahan yang membeku;
 Mengurangi atau meniadakan pengaruh unsure perorangan,dan kesalahan-
kesalahan yang mungkin terjadi,atau yang dapat terjadi dalam penyelenggaraan
pengujian poctor.

Tersedia instrument yang dapat mengukur kelembaban dan kerapatan tanah


pada kedalaman sampai 200 ft atau lebih di bawah permukaan tanah.Pengukuran itu
di lakukan dengan mengebor lubang di tanah sampai kedalaman yang di
inginkan,memasang pipa aluminium dalam lubang untuk sementara,kemudian
menurunkan alay pengindra nuklir ke dalam pipa dan nmembuat pengujian pada
kedalaman-kedalaman yang di inginkan.

❖ Metode Balon Karet (Rubber Ballon)


Pada prinsipnya metode balon karet ini hamper sama dengan metode sand
cone,hanya saja pada metode ini di pergunakan air untuk menentukan volume galian.
Untuk melakukan pengolahan data pengujian kepadatan laboraturium dan
kepadatan lapangan saat ini dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasu
computer yang sudah umum di pergunakan yaitu program exell,fitur-fitur untuk
grafik dan formula untuk perhitungan telah tersedia dealam program tersebut.
TEORI KONSOLIDASI
Konsolidasi adalah berkurangnya volume atau berkurangnya rongga pori dari
tanah jenuh yang berpermeabilitas rendah akibat pembebanan,dimana proses nya di
pengaruhi oleh terperasnya air pori keluar dari rongga tanah.Besarnya penurunan dapat di
ukurnya dengan berpedoman pada titik referensi ketinggian tempat tertentu.Sedangkan
proses konsolidasi dapat di amati dengan menggunakan piezometer,untuk mencatat
perubahan tekanan air pori dengan waktunya.
Pada umumnya konsolidasi ini akan berlangsung dalam satu arah saja,yaitu arah
vertical,karena lapisan yang terkena tambahan beban tersebut tidak akan bergerak dalam
arah horizontal (tertahan oleh tanah yang di sekelilingnya).Dalam kedaan seperti
ini,pengaliran air juga akan berjal;an terutama dalam arah vertikal saja,dan ini disebut
one dimention consolidation.Pada waktu konsolidasi berlangsung,gedung atau bangunan
di atas lapisan tersebut turun (settle).
Bilamana tanah terdiri dari lempung,maka penurunan akan besar kalau tanah
terdiri dari pasir,penurunan akan kecil.Karena itu,lempung dikatakan high
compressibility,sedangkan pasir low compressibility.Penurunan pada lempung biasanya
memakan waktu yang lama,karena daya rembesan air sangat rendah.Sebaliknya
penurunan pada pasir berjalan dengan cepat sehingga pada waktu pembangunan di atas
air sudah selesai,maka penurunan juga di anggap sudah selesai.
Ada 2 hal yang perlu di ketahui,yaitu:
➢ Besarnya penurunan yang akan terjadi
Besarnya penurunan pada suatu struktur/bangunan akan tergantung p[ada
kemampuan mampat) (compressibility) dari tanah dasar bangunan,yang di tandai
dengan Cc.
➢ Besarnya kecepatan penurunan,sehingga akan dapat di tentukan lamanya waktu
yang di perlukan untuk proses penurunan.
Kecepatan penurunan dipergunakan untuk menghitung lamanya menghitung
lamanya terjadi proses konsolidasi.,yang dapat di peroleh dari persamaan berikut :

t = TvxH
Cv
Keterangan:

t = waktu terjadi konsolidasi


Tv = Faktor waktu yang besarnya tergantung derajat konsolidasi
(U) H = Panjang lintasan pori
Cv = Koefesien kecepatan konsolidasi

Dari uraian tersebut maka Cc dan Cv merupakan parameter yang besarnya harus
di ketahui terlebih dahulu agr besarnya konsolidasi maupun terjadinya konsolidasi dapat
di tentukan.
Penurunan konsolidasi(Consolidation Settlement)
Bila mana suatu lapisan tanah jenuh air di beri penambahan bean,angka tekanan
air pori akan naik secara mendadak.Pada ctanah berpasir yang sangat tembus air,air dapat
mengalir dengan cepat sehinga pengaliran air-pori ke luar sebagai akibat dari kenaikan
tekanan air pori dapat selesai dengan cepat.Keluarnya air dalam pori selalu di sertai
dengan berkurangnya volume tanah,berkurangnya volume tanah tersebut dapat
menyebabkan penurunan lapisan tanah tersebut.Karena air pori di dalam tanah berpasir
dapat mengalir ke luar dengan cepat,maka penurunan segera dan penurunan konsoidasi
terjadi bersamaan.
Bilamana suatu lapisan tanah lempung jenuh air yang mampu mampat di beri
penambahan tegangan,maka penurunan akan terjadei dengan segera.Koefesien rembesan
lempung adalah sangat kecil di bandingkam dengan koefesien rembesab pasir sehingga
penambahan tekanan air pori yang di sebabkan oleh pembebanan akan berkurang secara
lambat laun dalam waktu yang sangat lama.Jadi untuk tanah lempung lembek perubahan
volume yang di sebabkan oleh keluarnya air dalam pori(yaitu konsolidasi) akan terjadi
sesudah penurunan segera.Penurunan konsolidasi tersebut biasanya jauh lebih besar dan
lebih lambat serta lam di bandingkan dengan penurunan segera.
Pada umumnya,bentuk grafik yang menunjukkan hubungan antara pemampatan
dan waktu dapat di lihat bahwa ada tiga tahapan berbeda yang dapat di jalankan sebagai
berikut :

Tahap 1 :Pemampatan awal yang pada umumnya di sebabkan


oleh pembebanan awal.
Tahap II : Konsolidasi primer,yaitu periode selam tekanan air pori
secara lambat laun di pindahkan kedalam tegangan efektif,sebagai
akibat dari keluarnya air dari pori-pori tanah.
Tahap III :Konsolidasi sekunder,yang terjadi setelah tekanan air pori
hilang seluruhnya.Pemampatan yang terjadi disini adlah di sebabkan oleh
penyesuaian yang bersifat plastis dari butiran-butiran tanah.
PENGUJIAN KADAR AIR
Semua macam tanah,secara umum terdiri dari 3 fase,yaitu butiran tanah,air serta
udara yang terdapat dalam ruangan antara butir-butir tersebut,dan ruangan ini di sebut
pori.Tanah yang benar-benar kering tidak terdapat air sama sekali didalam
porinya,sehingga pori hanya berisi udara.Dengan demikian tanah tersebut hanya terdiri
dari dua unsur yakni butiran tanah dan udara pengisi pori.
Sebaliknya kita dapat menemukan keadaan dimana pori tanah tidak mengandung
udara sama sekali,jadi pori tersebut menjadi penuh terisi air.Dalm hal ini tanah
dikatakan jenuh sempurna (fully saturated).
Partikel padat,air dan udara yang terkandung di dalam tanah,masing-masing
mempunyai berat dan volume.
Untuk mencari kadar air,dapat di gunakan rumus :

Kadar air = Bert air x 100%


Berat tanah kering

Dengan keterangan:
W1 = Berat cawan
W2 = Berat cawan +tanah basah
W3 = Berat cawan + tanah kering oven

Kadar air (w) membentuk tanah menjadi :Cair,Plastis,Semi plastis dan padat.Hal ini
berhubungan dengan konsistensi yakni gaya tarik menarik antara partikel lempung.Batas
cair dan batas plastis merupakan nilai yang sangat penting,selisih antara batas cair dan
batas plastis di sebut indeks plastis.
Kadar air,dinyatakn dalam persen,dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke
keadaan semi-padat didefinisikan sebagai batas susut.Kadar air dimana transisi dari
keadaan semi-padat ke keadaan plastis terjadi dinamakan batas plastis dan dari keadaan
plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair,dan batas-batas ini dinamakan dan di kenal
juga sebagai batas-batas atterberg.
MENENTUKAN NILAI KONSISTENSI
TANAH (ATTERBERG)
Nilai-nilai batas atterberg (konsistensi) ditemukan pada tahun 1919 oleh seorang
bernama Attergerg.Nilai-nilai ini terdapat pada tanah berbutir halus (clay atau silt) yang
terdiri dari :
✓ Batas cair (liquit limit) = LL
✓ Batas Plastis (plastis limit) = PL
✓ Batas susut (skrink limit) = ST
Bayangkanlah satu sample tanah berbutir halus yang telah di campur air sehingga
mencapai keadaan cair.Jika campuran ini kemudian dibiarkan menjadi kering sedikit
demi sedikit,maka tanah ini akan melalui beberapa tahapan keadaan,dari keadaan padat
sampai keadaan cair.
Suatu hal yang sangat penting pada tanah berbutir halus adalah sifat
plastisnya.Plastisnya disebabkan oleh adanya partikel lempung dalam tanah.Plastisitas di
gambarkan sebagai kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan bentuk dalam
menyesuaikan perubahan bentuk pada volume yang konstan tanpa retak-retak atau
remuk.
Kadar air (w) membentuk tanah menjadi :Cair,Plastis,Semi plastis dan padat.Hal ini
berhubungan dengan konsistensi yakni gaya tarik menarik antara partikel lempung.Batas
cair dan batas plastis merupakan nilai yang sangat penting,selisih antara batas cair dan
batas plastis di sebut indeks plastis.
Kadar air,dinyatakn dalam persen,dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke
keadaan semi-padat didefinisikan sebagai batas susut.Kadar air dimana transisi dari
keadaan semi-padat ke keadaan plastis terjadi dinamakan batas plastis dan dari keadaan
plastis ke keadaan cair dinamakan batas cair,dan batas-batas ini dinamakan dan di kenal
juga sebagai batas-batas atterberg.
Batas cair (LL) adalah batas antara keadaan cair dan plastis atau kadar air dimana
tanah mempunyai kekuatan geser yang kecil,yang menyebabkan dapat dengan mudah
mengalir menutup celah.Nilai LL diperoleh dari pengujian dengan menggunakan alat
Casagrande.Alat tersebut terdiri dari mangkok kuningan yang bertumpu pada dasar karet
yang keras.Mangkok kuningan dapat di angkat dan di jatuhkan di atas dasar karet keras
tersebut dengan sebuah pengungkit eksentris di jalankan oleh suatu alat pemutar.Untuk
melakukan uji batas cair,pasta tanah di letakkan didalam mangkok kuningan kemudian di
gores tepat di tengahnya dengan alat penggores standar,dengan menjalankan alat
pemutar,mangkok kemudian dinaik-turunkan dari ketinggian 0.3937 in( 10 mm ).Kadar
air,dinyatakn dalam persen,dari tanah yang dibutuhkan u8ntuk menutup goresan yang
berjarak 0.5 in (12.7 mm ) sepanjang dasar contoh tanah di dalam mangkok sesudah 25
kali pukulan di definisikan sebagai batas cair.
Contoh tanah dimasukkan dalam cawan,tinggi contoh tanah dalam cawan kira-kira 8
mm.Alat pembuat alur (grooving tool) di kerukkan tepat di tengah-tengah cawan hingga
menyentuh dasarnya,ketinggian dasar cawan dengan plat landasan di atur menjadi 1 cm
sebagai tinggi jauh.Kemudian dengan alat penggetar cawan diketuk-ketuk pada
landasannya dengan ketinggian 1 cmtadi.Pesentase kadar air yang diperlukan untuk
menutup celah sepanjang ½ inci (12,7mm) pasa dasar cawan,sesudah 25 kali pukulan
didefinisikan sebagai batas cair tanah tersebut.
Karena sulitnya mengatur kadar air pada waktu celah menutup pada 25 kali
pukulan,maka biasanya percobaan di lakukan beberapa kali yaitu dengan kadar air yang
berbeda dan dengan jumlah pukulan yang berkisar antara 15 s/d 35.
Batas plastis adalah kadar air pada batas bawah daerah plastis.Keadaan ini ditandai
dengan mulainya terjadi retak-retak rambut apabila tanah tersebut dibentuk batang
dengan dimeter 3,2 mm.Pengujian batas plastis di lakukan dengan cara memplintir vtanah
kohesif(butiran halus) dengan kadar air tertentu pada permukaan kaca datar,sehigga pada
diameter sekitar 3 mm tanah hasil plintiran tersebut menjadi retak-retak.
Tanah akan berperilaku plastis pada rentang kadar air antara batas plastis (PL) sampai
batas cair (LL),rentang kadar air tersebut di namakan indeks plastisitas yang dapat di
hitung dengan rumus
IP =LL-PL
Keterangan:
IP = indeks plastis
LL = Batas cair
PL = Batas plastis
Batas plastis di definisikan sebagai kadar air,dinyatakan dalam persen,dimana tanah
apabila digulung samapai dengan diameter 1/8 in (3.2 mm)menjadi retak-retak.Batas
plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisitasan suatu tanah.Cara
pengujiannya sangat adalah sangat sederhana,yaitu dengan menggulung massa tanah
berukuran elipsoida dengan telapak tangan di atas kaca datar.
Sifat plastis dari suatu tanah di sebabkan oleh air yang terserap di sekeliling
permukaan lempung,maka dapat di harapkan bahwa tipe dan jumlah mineral lempung
yang dikandung dalam suatu tanah akan mempengaruhi batas batas plastis dan batas cair
yang bersangkutan.Skempton (1953) menyelidiki bahwa indeks plastis suatu tanah akan
bertambah menurut garis lurus sesuai dengan bertambahnya persentase dari fraksi
berukuran lempung yang di kandung oleh tanah.
Batas susut adalah kadar air dimana tanah mulai berbentuk padat.Pada kadar air
ini,apabila tanah tersebut dikeringkan lebih lanjut tidak akan terjadi penyusutan volume.

Kegunaan batas-batas Atterberg


Batas Atterberg khususnya batas cair dan batas plastis tidak secara langsung
memberikan angka-angka yang dapat di pakai dalam perhitungan,yang kita peroleh dari
percobaab Atterberg adalah suatu gamabaran secara garis besar akan sifat-sifat tanah
yang bersangkutan.Tanah yang batas cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat teknik
yang buruk,yaitu kekuatannya rendah,kompresibilitasnya tinggi.Tanah yang indek
plastisitasnya besar biasanya mempunyai penyusutan dan pengembangan volume yang
besar.
ANALISA UKURAN BUTIRAN
Analisa Saringan
Analisis ayakan adalah mengayak dan menggetarkan contoh tanah melalui satu set
ayakan dimana lubanag-lubang ayakan tersebut makin kecil secara berurutan.Untuk
standar aykan di amerika,nomor aykan dan ukuran lubang di berikan dalam table di
bawah ini :
Ukuran –ukuran Ayakan Standart di amerika

Ayakan No. Lubang (mm)


4 4.750
6 3.350
8 2.360
10 2.000
16 1.180
20 0.850
30 0.600
40 0.425
50 0.300
60 0.250
80 0.180
100 0.150
140 0.106
170 0.088
200 0.75
270 0.053

Mula-mula contoh tanah dikeringkan terlebih dahulu,kemudian semua gumpalan-


gumpalan di pecah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil lalu baru di ayak dalam
percobaan di laboraturium.Setelah cukup waktu untuk mengayak dengan cara
getaran,massa tanah yang tertahan pada setiap aykan dengan cara getaran,massa tanah
yang tertahan pada setiap ayakan di timbang.Untuk menganalisis tanah-tanah
kohesif,barang kali agar sukar untuk memecahkan gumpalan-gumpalan tanahnya menjadi
partikel-partikel lepas yang berdiri sendiri,untuk itu tanah tersebut perlu di campur
dengan air sampai menjadi lumpur encer dan kemudian di basuh seluruhnya melewati
ayakan-ayakan tersebut
Bagian padat yang tertahan pada setiap ayakan di kumpul;kan sendiri-
sendiri,kemudian masing-masing ayakan beserta tanahnya di keringkan dalam oven,dan
kemudian berat tanah kering tersebut di timbang.Hasil-hasil ayakan biasanya di
nyatkan dalam persentase dari berat total.
Butiran tanah yang merupakan partikel padat,terdiri atas berbagai ukuran dari kecil
hingga besar yang menurut berbagai standar .Pada umumnya,tanah di lapangan terdiri
atas beberapa kelompok,seperti kerikil yang mengandung pasir dan lempung maupun
lanau,pasir mengandung lanau atau lempung dan sebagainya.
Untuk mengetahui jenis kelompok yang terkandung pada suatu tanah,maka harus
dilakukan analisa ukuran butiran.Ada 2 cara yang sering di pakai untuk menganalisa
butiran tanah itu:
1. Metode penyaringan (Sieve analisis)
Digunakan untuk mempunyai diameter lebih besar darin 0,075 mm atau
tertahan pada saringan No.200.
2. Metode Hidrometer
Digunakan untuk butiran yang mempunyai diameter lebih kecil dari 0,075 mm
atau yang lolos saringan No.200.

Prosentase tanah yang tertinggal pada masing-masing saringan dapat dicari


dengan menggunakan rumus:

% tertahan = berat tanah pada saringan x100%


Berat total
PENGUJIAN CBR
(CALIFORNIA BEARING
RATIO)
Pengujian ini di maksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio)
tanah dan camapuran tanah agregat yang di padatkan di laboraturium pada kadar air
tertentu.CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan
standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.
CBR biasanya di gunakan antara lain untuk perencanaan pembangunan jalan baru
dan lapangan terbang.Untuk menentukan nilai CBR harus di sesuaikan dengan peralatan
dan data hasil pengujian kepadatan yaitu pengujian pemadatan ringan untuk tanah
berbutir halus atau pengujian pemadatan berat untuk tanah berbutir.
HIDROMETER
❖ Analisis Hidrometer
Analisis hydrometer di dasrka pada prinsip sedimentasi (pengendapan) butir-butir
tanah dalam air.Bila suatu contoh tanah di larutkan dalam air,partikel-partikel tanah akan
mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk,ukuran,dan
beratnya.Untuk mudahnya kita anggap bahwa semua partikel tanah itu berbentuk
bola(bulat) dan kecepatan mengendap dari partikel-partikel itu dapat di nyatakan dengan
hokum Stokes.
Pada pengujian hydrometer dilakukan dengan silinder pengendap yang terbuat dari
gelas dan memakai 50 gram contoh tanah yang kering dari oven.Silinder pengendap
tersebut mempunyai tinggi 18 inci (= 457.2 mm) dan diameter 2.5 (63.5 mm).Silinder
tersebut di beri tanda yang menunjukkan volume sebesar 1000 ml.Campuran Calgon
(Natrium hexametaphosphate) biasa di gunakan sebagai bahan pendispersi.Total volume
dari laritan air + calgon +tanah tanah yang terdispersi di buat menjadi 1000 ml dengan
menambahkan air suling.
Bila sebuah alat hydrometer diletakkan dalam larutan tanah tersebut pada waktu
t,yang di ukur dari mula-mula terjadinya sedimentasi,maka alat tersebut mengukur berat
spesifik dari larutan di sekitar bola kacanya samapai sedalam L dari permukaan
larutan.Harga berat spesifik dari larutan merupakan fungsi dari jumlah partikel tanah
yang ada pada tiap satuan volume larutan sepanjang kedalaman L tersebut.Juga karena
mengendap maka pada waktu t partikel-partikel tanah yang masih ada dalam larutan
samapai kedalaman L akan mempunyai diameter yang lebih kecil dari D .Pada partikel-
partikel yang lebih besar dari D telah mengendap terlebih dahulu di dalam kolom L
tersebut.Alat hydrometer tersebut di rancang untuk dapat memberikan jumlah tanah yang
masih tertinggal di dalam larutan.Alat hydrometer telah dikalibrasi untuk tanah yang
mempunyai berat-berat spesifik (Gs) 2.65.Jadi untuk tanah dengan harga GS yang lain
perlu adanya koreksi.
Dengan mengetahui jumlah tanah di dalam larutan,L dan t,kita dapat menghitung
persentase berat dari tanah yang lebih hlus dari diameter yang di tentukan.Perhatikan
bahwa L adalah kedalaman yang di ukur dari permukaan air terhadap pusat bola kaca dari
alat hydrometer dimana kekentalan larutan di ukur.Harga L akan berubah menurut
waktu,variasinya pada pembacaan hydrometer diberikan dalam Annual Bookof ASTM
Standard (1982-Lihat Test Designation D-422 Tabel 2).Analisa hydrometer sangat efektif
untuki di gunakan memisahkan fraksi tanah halus sampai dengan ukuran kira-kira 0.5n.

Anda mungkin juga menyukai