I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan
ASTM D 2435 “Standard Test Method for One-Dimensional
Consolidation Properties of Soils”
SNI 03-2812-1992 “Metode Pengujian Konsolidasi Tanah Satu Dimensi”
2. Bahan
• Sampel tanah undisturbed dari tabung
E. Teori Tambahan
Konsolidasi adalah proses ketika tanah yang jenuh air mengalami
kompresi akibat beban dalam suatu periode waktu tertentu. Kompresi ini
dapat berlangsung akibat pengaliran air keluar dari pori-pori tanah. Teori
yang sering digunakan untuk memprediksi penurunan tanah akibat
kompresi dan drainase satu dimensi adalah teori Terzaghi. Namun, dalam
banyak kasus, estimasi penurunan konsolidasi dengan teori Terzaghi
memberikan hasil yang jauh lebih besar daripada penurunan aktual di
lapangan. Beberapa faktor yang kerap tidak diperhitungkan adalah
perkuatan tanah (gained strength) yang terjadi akibat proses penimbunan
bertahap (stage construction), perubahan tingkat kejenuhan (wetting
effects), dan rangkak (creep strain). Aplikasi dari pengujian ini adalah
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil –
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Description Cc Description Cc
Loose Uniform Sand 0.174 Stiff Glacial Clay 0.099
Dense Uniform Sand 0.072 Soft Slightly Organic Clay 0.805
Loose Well-Graded Sand 0.12 Soft Very Organic Clay 1.265
Dense Well-Graded Sand 0.048 Soft Montmorillonite Clay 2.231
Well – Graded Glacial Till 0.024 Pen Peat 5.75
Soft Glacial Clay 0.279 Bog Peat 11.5
Sumber: E Sutarman (2017)
akibat tekanan yang dialami lebih besar dari tekanan yang bekerja
sekarang.
Pada, kondisi underconsolidated dapat terjadi pada tanah-tanah
yang baru saja diendapkan baik secara geologis maupun oleh manusia.
Dalam kondisi ini, lapisan lempung belum mengalami keseimbangan
akibat beban diatasnya. Jika tekanan air pori diukur dalam kondisi
underconsolidated, tekanannya akan melebih tekanan hidrostatisnya.
II. PRAKTIKUM
A. Persiapan
1. Memberikan ring konsolidometer dan olesi vaseline diseluruh
permukaan bagian dalam, kemudian ukur dimensi (D dan h0) dan
massa-nya (Wring) dengan jangka sorong dan timbangan.
B. Jalannya Praktikum
1. Menyusun modul ke dalam sel konsolidasi dengan urutan dari bawah:
• Batu porous
• Kertas pori
• Sampel tanah dalam ring
• Kertas pori
• Silinder tembaga yang berfungsi meratakan beban
• Penahan dengan 3 mur
Gambar 4 Kertas Pori dan Batu Porous (Kiri) dan Sampel Tanah dalam Ring
Konsolidasi (Kanan)
Sumber: Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah (2017)
Gambar 7 Proses Loading (Kiri) dan Pembacaan Dial untuk Setiap Waktu
(Kanan)
Sumber: Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah (2017)
6. Mengeluarkan tanah dari sel konsolidometer dan ring berikut sampel
tanah kemudian menimbang dan memasukkan ke dalam oven untuk
mendapatkan berat kering sampel (Wd) sehingga dapat ditentukan
kadar airnya.
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil –
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Perhitungan:
1. Berat Tanah Basah (Wt)
𝑊𝑡 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ + 𝑅𝑖𝑛𝑔) 𝐴𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑅𝑖𝑛𝑔
𝑊𝑡 = 167,67 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 59,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 108,17 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Kadar Air Awal (W)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟
𝑊= 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
35,97𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑊= 𝑥100% = 49,82%
72,2𝑔𝑟𝑎𝑚
3. Beda Tinggi (Hv)
𝐻𝑣 = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝐻𝑣 = 2 𝑐𝑚 − 0,87 𝑐𝑚 = 1,13 𝑐𝑚
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil –
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
0,89 𝑐𝑚
𝑒𝑓 = = 1,026
0,87 𝑐𝑚
4. Kadar Air Akhir (Wf)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟
𝑊𝑓 = 𝑥100%
𝑊𝑠
35,97 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑊𝑓 = 𝑥100% = 49,82%
72,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
5. Po
𝑊𝑡
𝑃𝑜 = 𝑥𝐻
𝐻𝑖 𝑥 𝐴
0,10817 𝑘𝑔
𝑃𝑜 = 𝑥 100 𝑐𝑚 = 0,172 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
2 𝑐𝑚 𝑥 31,37 𝑐𝑚2
6. Beda Void Ratio (Δe)
𝛥𝐻
𝛥𝑒 =
𝐻0
0,2471 𝑐𝑚
𝛥𝑒 = = 0,286
0,87 𝑐𝑚
7. Void Ratio (e)
𝑒 = 𝑒0 − 𝛥𝑒
𝑒 = 1,31 − 0,286 = 1,024
30 5.48 1039 75.49 1207 78.57 1500 77.91 1862 75.13 2338 67.50 3000 52.81
60 7.75 1044 80.39 1219 85.16 1526 85.89 1898 84.46 2406 79.57 3109 64.83
1440 37.95 1064 100.0 1246 100.0 1572 100.0 1958 100.0 2521 100.0 3428 100.0
Unloading 2154 1168.6 2447 759.9 2630 424.5 2919 349.0 3215 223.3 3428 100.0
Sumber: Pengolahan Data Praktikan (2021)
Perhitungan %-Strain
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑒 𝑛 − 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 0
% − 𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 1440 − 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 0
Contoh:
996 − 962
% − 𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 (1𝑘𝑔; 0,1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 𝑥 100% = 33,33%
1064 − 962
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Load Def. Dial Change Length of Time
Change Inst. Average Coeff. of
F Reading Sample Drainage for
Pressure in Void ht. for Consol.
(kg) at End of ht Path 90%
(kg/cm2) Void Ratio Load Cv
Load Δh Hc Consol.
Ratio e (cm) (cm2/min)
(cm) (cm) (cm) (min)
0 0.00 0.0000 0.0000 0.0000 1.31 0.87 0.43 0.00 -
1 0.32 0.1064 0.1064 0.1230 1.19 0.81 0.41 0.64 0.2184
2 0.64 0.1246 0.0182 0.0210 1.17 0.80 0.40 0.81 0.1687
4 1.28 0.1572 0.0326 0.0377 1.13 0.79 0.39 0.64 0.2050 Loading
Pc 3.5 kg/cm2
e0 1.31
e1 1.19
e2 1.02
ec 1.075
p1 10.2 kg/cm2
p2 5.1 kg/cm3
p0 0.32 kg/cm4
Sumber: Pengolahan Praktikan (2021)
6. Po
𝑊𝑡
𝑃0 = 𝑥𝐻
(𝐻𝑖 𝑥 𝐴)
0,10817 𝑘𝑔
𝑃0 = 𝑥 100 𝑐𝑚 = 0,17 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
(2 𝑐𝑚 𝑥 31,37 𝑐𝑚2 )
7. Overconsolidation Ratio
𝑃𝑐
𝑂𝐶𝑅 =
𝑃0
3,5
𝑂𝐶𝑅 = = 20,30
0,17
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil –
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Praktikum Consolidation bertujuan untuk menentukan koefisien
pemampatan/compression index (Cc), mencari tegangan pre-consolidated
(Pc) untuk mengetahui kondisi tanah dalam keadaan normally
consolidated atau over consolidated, menentukan koefisien konsolidasi
(Cv) untuk menjelaskan tingkat kompresi primer tanah, dan menentukan
koefisien tekanan sekunder (Ca) yang menjelaskan koefisien rangkak
(creep) dari suatu tanah.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah consolidation
loading device, ring konsolidasi, jangka sorong, extruder, pisau atau plat
besi, batu poros, kertas pori,. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah
undisturbed dari praktikum Hand Boring & Sampling. Sampel tanah
undisturbed adalah sampel tanah yang masih menunjukkan sifat asli tanah.
Sampel tanah ini tidak terganggu secara ideal sehingga tidak mengalami
perubahan struktur dan kadar air.
Pertama-tama, praktikan mengukur dimensi ring konsolidasi
(tebal, diameter dalam, dan diameter luar) dengan jangka sorong. Lalu,
praktikan menimbang ring konsolidasi. Praktikan mengeluarkan sampel
tanah dengan extruder dan memasukkannya ke dalam ring konsolidasi.
Kemudian, sampel tanah diratakan dengan pisau atau plat besi. Kemudian,
praktikan menimbang sampel tanah dan ring konsolidasi. Praktikan
menyusun alat-alat yang digunakan dalam sel konsoldasi. Susunannya sel
konsolidasi dari bawah ke atas adalah batu poros, kertas pori, sampel tanah
dalam ring konsolidasi, kertas pori, dan batu poros. Di atasnya juga
diberikan silinder tembaga dengan penahan tiga mur. Kertas pori batu
poros berguna untuk mencegah air masuk ke dalam sampel tanah.
Sedangkan, silinder tembaga berguna untuk meratakan beban yang
diberikan pada sampel tanah dan penahan tiga mur berguna untuk
memastikan agar tidak ada pergerakan selama percobaan berlangsung.
Kemudian, praktikan meletakkan sel konsolidasi ke dalam
consolidation loading device dengan lengan beban yang diatur tegak lurus
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil –
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
dibuat grafik hubungan antara %-strain terhadap akar waktu. Grafik dibuat
untuk memperoleh nilai √tA, 1,15√tA, √t09, dan t90 pada masing-masing
beban.
Pada grafik yang diperoleh, dibuat garis singgung dari data
pertama yang menjadi titik pertama pada grafik yang diteruskan hingga
memotong sumbu x. Nilai perpotongan pada sumbu x ini yang disebut √tA.
Nilai ini kemudian dikali dengan 1,15 untuk memperoleh 1,15√tA. Nilai
ini dimasukkan ke dalam grafik dan ditarik suatu garis lurus dari titik ini
ke titik pertama. Kemudian, dari titik perpotongan antara garis ini dengan
grafik ditarik garis vertikal memotong sumbu x. Titik ini merupakan nilai
√t90 yang kemudian dikuadratkan untuk memperoleh t90. Nilai ini
menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 90% konsolidasi.
Nilai t90 yang diperoleh adalah 0,64; 0,81; 0,64; 1,3225; 3,24; 33,64 menit.
Maka, nilai t90 akan makin besar seiring pembebanan yang diberikan
makin besar.
Lalu, nilai koefisien konsolidasi (Cv) untuk setiap pembebanan
dapat diperoleh dari hasil bagi antara 0.848 dikali dengan setengah rata-
rata tinggi beban (H) dengan t90. Nilai Cv yang diperoleh untuk proses
loading adalah 0,218; 0,169; 0,205; 0,094; 0,036; dan 0,003 cm2/minute.
Sedangkan, nilai Cv untuk proses unloading adalah 0,003; 0,0325; 0,0829;
0,1783; 0,1444; dan 0,1901 cm2/minute.
Lalu, disusun grafik logaritmik yang menunjukkan hubungan
antara Cv dengan pressure untuk masing-masing pengujian, loading dan
unloading test. Dari grafik ini, dapat disimpulkan bahwa Cv berbanding
terbalik dengan pressure pada kedua pengujian. Makin besar nilai
pressure, maka nilai Cv akan makin besar yang menandakan konsolidasi
makin besar.
Setelah itu, disusun grafik logaritmik yang menunjukkan
hubungan void ratio dengan pressure untuk kedua pengujian. Dari grafik
tersebut, dapat ditunjukkan bahwa nilai void ratio berbanding terbalik
dengan nilai pressure yang diberikan. Makin kecil pressure, maka void
ratio akan makin besar. Lalu, dibuat garis putus-putus berwarna hitam
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil –
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
yang menghubungkan titik dengan void ratio sebesar 1,19 dengan titik
dengan void ratio sebesar 0,92. Kemudian, dibuat garis sejajar garis putus-
putus ini yang menyinggung grafik void ratio terhadap pressure untuk
pengujian loading (garis kuning). Kemudian, ditarik garis horizontal dari
titik singgung antara garis kuning dengan grafik tersebut ke arah sumbu y
(garis hijau). Lalu, dibuat garis yang melalui titik dengan void ratio 0,92
dengan 1,02 hingga memotong garis hijau (garis hitam). Terakhir, sudut
antara garis kuning dengan garis hijau dibagi menjadi dua sama besar.
Kemudian, ditarik garis vertikal dari titik perpotongan antara garis hijau
dengan garis hitam menuju sumbu x. Titik perpotongan garis ini dengan
sumbu x merupakan nilai tegangan pra-konsolidasi (Pc) yang diinginkan.
Besarnya Pc adalah 3,5 kg/cm2.
Lalu, koefisien pemampatan (Cc) dapat ditentukan dari hasil bagi
antara selisih void ratio pada beban 16 kg dan beban 32 kg dengan selisih
logaritmik tegangan pada beban 32 kg dan 16 kg. Nilai Cc yang diperoleh
adalah 0,348. Menurut E Sutarman, sampel tanah uji dapat
diklasifikasikan sebagai tanah soft montmorillonite clay hingga pen peat.
Selain itu, koefisien rekompresi (Cr) dapat ditentukan dari hasil
bagi antara selisih void ratio awal dan pada beban 16 kg dengan selisih
logaritmik tegangan pada beban 16 kg dengan beban awal. Nilai Cr yang
diperoleh adalah 0,242.
Lalu, nilai tegangan awal (Po) dapat diperoleh dari berat tanah
basah dikali kedalaman pengambilan sampel tanah (100cm) dibagi dengan
hasil kali tinggi sampel dengan luas ring. Maka, nilai Po yang diperoleh
adalah 0,172 kg/cm2.
Terakhir, nilai overconsolidation ratio (OCR) dapat diperoleh dari
tegangan pra-konsolidasi (Pc) dibagi dengan nilai tegangan awal (Po).
Pada percobaan ini, diperoleh nilai OCR sebesar 20,30. Nilai OCR ini
lebih besar dari 1, maka sampel tanah yang diuji merupakan sampel tanah
over consolidated. Hal ini disebabkan tegangan pra-konsolidasi jauh lebih
besar dari tegangan awal yang terjadi pada sampel tanah.
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil –
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
C. Analisis Kesalahan
Pada percobaan ini, terdapat beberapa kesalahan yang dapat terjadi
sehingga menyebabkan hasil percobaan kurang akurat. Beberapa
kesalahannya adalah sebagai berikut.
• Kesalahan saat penyusunan isi sel konsolidasi yang menyebabkan
batu porous dan kertas pori sedikit bergeser sehingga air dapat
masuk ke sampel tanah.
Solusi: memastikan penyusunan batu porous dan kertas pori berada
pada posisi yang tepat sebelum dipasangkan ke alat.
• Kesalahan saat pemosisian lengan beban yang tidak tepat tegak lurus
dengan alat konsolidasi sehingga pembebanan tidak berlangsung
secara merata.
Solusi: memastikan lengan beban sudah tegak lurus sebelum
percobaan dimulai.
• Kesalahan saat penambahan beban sehingga waktu penambahan
beban memiliki sedikit perbedaan dengan interval yang seharusnya.
Solusi: sesegera mungkin melakukan penambahan beban ketika
waktu pembebanan sudah sesuai dengan interval yang diharapkan.
• Kesalahan saat interpretasi grafik t90 dan penentuan Pc sehingga
memengaruhi hasil perhitungan.
Solusi: pengolahan data dilakukan oleh beberapa kali sehingga dapat
diperoleh rata-rata interpretasi hasil grafik.
V. APLIKASI
Praktikum consolidation test dapat digunakan untuk memperoleh
penurunan pondasi bangunan yang didirikan di atas tanah lempung jenuh.
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil –
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Consolidation Test, dapat diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
• Nilai compression index (Cc) dari percobaan ini adalah 0,348. Makan
menurut E Sutarman, sampel tanah uji dapat diklasifikasikan sebagai
tanah soft montmorillonite clay hingga pen peat.
• Nilai tegangan pre-consolidated (Pc) dari percobaan ini adalah 3,5
kg/cm2. Nilai ini lebih besar dari tegangan awal (Po) sehingga nilai OCR
yang diperoleh adalah 20,30. Maka, sampel tanah uji adalah tanah over
consolidated.
• Nilai koefisien konsolidasi (Cv) dari percobaan ini adalah 0,218; 0,169;
0,205; 0,094; 0,014; dan 0,002 untuk loading test serta 0,013; 0,083;
0,178; 0,144; dan 0,19 untuk unloading test.
• Koefisien rekompresi (Cr) dari percobaan ini adalah 0,242.
Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil –
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
VII. REFERENSI
Bahsan, ST., M.Kom, E., & Syifan, ST., A. (2017). BUKU PANDUAN
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH. Depok: Departemen Teknik
Sipil-Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Nawir, H., Apoji, D., Fatimatuzahro, R., & Pamudji, M. D. (2012). Prediksi
Penurunan Tanah Menggunakan Prosedur Observasi Asaoka Studi
Kasus: Timbunan di Bontang, Kalimantan Timur. Jurnal Teknik Sipil,
133-148.
VIII. LAMPIRAN