Anda di halaman 1dari 9

Laboratorium Mekanika Tanah

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK”Padang
3.9 Tes Konsolidasi (Consolidation Test)
ASTM D 2435

3.9.1 Tujuan
Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan
besarnya penurunan tanah apabila tanah mendapatkan beban, keadaan tanah di
samping tertahan dan diberi beban drainase arah vertikal.

3.9.2 Teori Dasar


Peristiwa keluarnya air dari pori-pori mengalami tambahan beban
diatasnya maka air pori akan mengalir dari lapisan tersebut dan volumenya akan
menjadi lebih kecil. Peristiwa inilah yang disebut dengan konsolidasi. Pada
umumnya konsolidasi ini akan berlangsung dalam satu jurusan saja yaitu jurusan
vertikal, karena lapisan yang mendapat beban tambahan tersebut tidak dapat
bergerak dalam jurusan horizontal (ditahan oleh tanah sekelilingnya).
Dalam keadaan seperti ini pengaliran air juga akan berjalan terutama
dalam jurusan vertikal saja. Ini disebut dengan konsolidasi satu jurusan (One
dimensional consolidation) dan perhitungan konsolidasi hampir selalu didasarkan
pada teori ini.
Pada waktu konsolidasi berlangsung, gedung atau bangunan di atas lapisan
tersebut akan menurun. Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang perlu diketahui
mengenai penurunan tersebut yaitu:
a. Besarnya penurunan yang akan terjadi.
b. Kecepatan penurunan.
Bila tanah terdiri dari lempung, maka penurunan akan besar sedangkan
kalau tanah terdiri dari pasir, penurunan akan kecil. Karena itu lempung memiliki
Highcompressibility dan pasir memiliki Low compressibility. Penurunan pada
lempung biasanya memakan waktu yang lama karena daya rembesan air sangat
lemah.
Sebaliknya penurunan pada pasir berjalan sangat cepat sehingga
padawaktu pembangunan diatas pasir sudah selesai, maka penurunan jugadianggap
selesai. Karena itubiasanya oranghanyamemperhitungkan penurunan lapisan
padatanah lempung.
Kelompok 16 97
Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Ada dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu sifat yang
penting dari lapisan lempung endapan (Sedimentary clay). Lapisan semacam ini
setelah pengendapannya akan mengalami konsolidasi dan penurunan akibat
tekanan dari lapisan-lapisan yang kemudian mengendap diatasnya. Endapan yang
terjadi pada lapisan lempung ini lama-kelamaan mungkin menjadi hilang lagi oleh
karena sebab-sebab biologi, misalnya erosi oleh air atau es. Ini berarti lapisan-
lapisan bawah pada suatu saat dalam sejarah geologinya pernah mengalami
konsolidasi akibat tekanan yang lebih tinggi dari pada tekanan yang berlaku
diatasnya pada masa sekarang ini. Lapisan semacam ini disebut Over consolidated.
Sedangkan lapisan yang belum pernah mengalami tekanan yang lebih tinggi
diatasnya dari pada tekanan yang berlaku pada masa sekarang disebut Normally
consolidated.
Kecepatan penurunan pada konsolidasi tergantung kepada beberapa
faktor, yaitu:
a. Kemampuan dirembesi air (Permeability).Inilah yang menentukan
kecepatan air yang mengalir pada tanah.
b. Compressibility tanah. Inilah yang menentukan banyaknya air yang
harus mengalir.

3.9.3 Peralatan
a. Konsolidometer yang terdiri dari:
1. Tempat tanah
2. Dua buah batu pori
3. Kertas pelapis
4. Arloji ukur atau dial baca
5. Perlengkapan pembebanan
b. Ekstruder
c. Stopwatch
d. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
e. Jangka sorong
f. Alat potong dan lainnya
g. Perlengkapan pemeriksaan kadar air dan perlengkapan umum lainnya

Kelompok 16 98
Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3.9.4 Benda uji
Benda uji yang dugunakan dalam pemeriksaan ini adalah sampel tanah
dalam kondisi asli (undisturbed) yang dicetak pada cincin cetak dan diratakan
alasnya.

3.9.5 Prosedur Percobaan


a. Siapkan alat consolidometer
b. Bersihkan batu pori dan rendam didalam air bersih
c. Siapkan kertas layer
d. Keluarkan sampel tanah dari tabung sampel menggunakan ekstruder
dan cetak kedalam cincin cetak yang sudah diukur dimensinya
terlebihh dahulu dan ditimbang
e. Keluarkan sampel tanah dari cincin cetak dan masukkan kedalam
cincin uji dengan posisi sampel tanah dilapisi oleh batu pori dan kertas
layer pada bagian atas dan bawah nya. Dalam proses ini perlu hati
hati dengan tujuan mempertahankan kondisi tanah dalam keadaan asli
(tidak berubah berat volumenya)
f. Tempatkan cincin uji yang sudah berisi sampel tadi kedalam
consolidometer
g. Posisikan sel konsolidasi pada tempat nya untuk rangkaian
pembebanan
h. Lakukan proses penjenuhan
i. Kunci sekrup pengunci agar stang consolidasi terangkat ke atas namun
bagian atas jangan sampai mati karna memberi kesempatan sampel
jika masih terjadi proses pengembangan
j. Atur alat pembebanan dan lakukan sentring pada arloji atau dial baca
k. Buka kunci sekrup agar beban mulai bisa bekerja
l. Lakukan pembacaan arloji sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu
pada 0,1, 0,25, 0,5, 1, 2, 4, 8, 15 dan 30 menit, dan 1, 2, 4, 8 dan 24
jam (atau 0,09, 0,25, 0,49, 1, 4, 9 menit dll).
m. Setelah 24 jam, lakukan penambahan beban dan lakukan proses yang
sama dalam pembacaan arloji nya.

Kelompok 16 99
Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
n. Lalu stelah 24 jam lakukan lagi penambahan beban yang berskala
hingga pada akhirnya dilakukan proses pembebanan yang terakhir
dengan beban yang dikembalikan ke beban awal dengan tujuan
melihat nilai swealing dari sampel tanah
o. Untuk menghindari pergeseran nilai pembacaan sebelum
pernggantian beban lakukan penguncian sekrup agar bisa menahan
stang consolidometer sehingga tidak terjadi perubahan penurunan.

3.9.6 Bagan Alir

Persiapan

Alat consolidometer disiapkan lalu


bersihkan dan rendam batu pori di
dalam air

Sampel tanah dikeluarkan dari ekstruder dan


di ukur dimensinya lalu di catat

Diketahui Berat spesifik tanah dan


data kadar air sampel

Sampel dimasukkan ke cincin uji yang


sudah di olesi pelumas lalu dijenuhkan

Sampel tanah di dalam cincin uji


diapit oleh dua batu pori

Atur sekrup penahan lengan


konsolidasi dan atur arloji serta
tambahkan beban

Kelompok 16 100
Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Setelah penjenuhan selesai lepaskan kunci lengan


konsolidasi dan lakukan pembacaan sesuai waktu
yang ditentukan

Catat hasil pembacaan arloji setiap waktunya

Stelah selesai, kunci sekrup penahan lengan


consolidometer dan tambahkan beban

Pembacaan selesai hingga beban dikembalikan ke


awal (swealing)

Sampel tanah dikeluarkan dan


dihitung kadar airnya

Pembahasan

3.9.7 Pengolahan Data

a. Diketahui:
1. Berat spesifik tanah (Gs)
2. Kadar air tanah (wo)
3. Diameter cincin
4. Luas cincin
5. Tinggi cincin
6. Volume cincin ditimbang:
a) Berat cincin
b) Berat cincin + tanah basah
Pengolahan data dibuat secara tabelaris.
b. Untuk mendapatkan harga P (tekanan) adalah beban dibagi dengan
luas permukaan tanah dalam satuan kg/cm².

Kelompok 16 101
Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
c. Menghitung koefisien konsolidasi (Cv) Gambarkan grafik antara
pembacaan arloji/angka penurunan (sebagai ordinat) dan akar waktu
dalam menit (sebagai absis) untuk setiap tahap beban.
d. Cari titik t90 (waktu konsolidasi 90 %) dengan cara (lihat gambar):
1. Tarik/perpanjang bagian lurus awal grafik sampai memotong
sumbu horizontal di B.
2. Plot titik C pada jarak 1,15 kali OB.
3. Hubungkan titik A dan C, Garis AC akan memotong grafik di D.
4. Titik D adalah nilai t90.
Y A

O B C

Gambar 3.2Contoh Penentuan Nilai t90


keterangan:
X = t90
Y = Dial reading
D = Nilai t901/2
e. Hitung Cv dengan:
0,848 × 𝑑 2
𝐶𝑣 =
𝑡90 (𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑)
Dimana d adalah setengah tinggi contoh tanah rata-rata untuk tahap
beban tersebut (cm).
f. Gambar grafik antara Pressure (kg/cm2) vs Void ratio (e) dan antara
Pressure (kg/cm2) vs Cv (cm2/det)
g. Untuk menghitung OCR:

Kelompok 16 102
Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
h. Setelah digambar tekananP vs angka pori e pada kertas semilog,
tentukan titika dimana kurva/grafik mempunyai jari-jari
kelengkungan yang minimum.
1. Gambar garis datar AB, yaitu garis yang paling banyak
menyinggung grafik.
2. Gambar garis AD yang merupakan garis bagi BAC.
3. Perpanjang bagian akhir kurva yang merupakan garis lurus
hingga memotong AD dititik E.
4. Absis untuk titik E adalah besarnya tekanan pra konsolidasi (Pc).
5. Hitung OCR dengan rumus:

Gambar 3.3Grafik tegangan vs angka pori

Pc
OCR=
P0
keterangan:
Po = Tekanan efektif tanah (kg/cm2)
Pc = Tekanan pra konsolidasi (kg/cm2)
Contoh pengolahan data:
a. Hs = 0,5268 cm
b. ∆h = 0,8932 cm
∆h
c. ∆e = Hs
0,8932
= 0,5268

= 0,01

Kelompok 16 103
Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
d. P0 = γxh
= (1,78 g/cm2x 10-3)x 80 cm
= 0,142 kg/cm2
Pc
e. OCR =
P0
2,5 kg/cm2
=
0,142 kg/cm2
= 17,60
∆e
f. Cc = P
log( 2)
P1
0.01
= 2
log(1)

= 0,03

0,848 x d²
g. Cv =
t90
0,848×0.03052
=
32,4
= 2,434 cm2/det

3.9.8 Analisa dan Kesimpulan


a. Analisa
Nilai OCR yang didapatkan adalah> 1, maka dapat dikatakan tanah
yang diuji mengalami Over consolidated, artinya tanah yang diuji tersebut
sebelumnya pernah mengalami pembebanan yang lebih besar dari pada
tekanan yang dialaminya saat ini.Pada saat pengambilan, tanah tersebut
lepas dari tekanan Over burden yang membebaninya selama ini, sehingga
tanah tersebut akan mengembang. Pada saat dilakukan uji konsolidasi
suatu pemampatan yang kecil akan terjadi bila beban total pada saat
percobaan lebih kecil daritekanan efektif Over burden maksimum.
Bila beban total yang diberikan pada saat percobaan lebih besar dari
tekanan efektif Over burden maksimum, maka perubahan angka pori yang
terjadi lebih besar dan hubungannya antara e dan log p pada kurva menjadi
linier dan memiliki kemiringan yang tajam.

Kelompok 16 104
Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b. Kesimpulan
Dari uji konsolidasi yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Nilai indeks kompresi (Cc) = 0,03 (maksimum)

2. Nilai koefisien konsolidasi (Cv) = 2,434 cm2/det

3. Nilai tekanan pra konsolidasi (Pc) = 2,5 kg/cm2

4. Nilai tekanan efektif tanah (Po) = 0,142 kg/cm2


5. Nilai OCR = 17,60

Kelompok 16 105

Anda mungkin juga menyukai