Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 3

MEKANIKA TANAH II

KONSOLIDASI TEST

Disusun Oleh:

LINTANG PURNOMO (41116110108)

Dosen : Kukuh Mahi Sudrajat, ST. MT

FAKULTAS TEKNIK PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MERCU BUANA
2016 / 2017
A. Pendahuluan

Bila suatu lapisan tanah mengalami tambahan beban di atasnya maka air pori akan
mengalir dari lapisan tersebut dan volumenya akan menjadi lebih kecil. Peristiwa inilah yang
disebut dengan konsolidasi. Pada umumnya konsolidasi ini akan berlangsung dalam satu
jurusan vertikal saja karena lapisan yang mendapat beban tambahan tersebut tidak dapat
bergerak dalam jurusan horizontal (ditahan oleh tanah sekelilingnya).

Dalam keadaan seperti ini pengaliran air juga akan berjalan terutama dalam jurusan
vertikal saja. Ini disebut dengan konsolidasi satu jurusan (one dimensional consolidation) dan
perhitungan konsolidasi hampir selalu didasarkan pada teori ini.

Pada waktu konsolidasi berlangsung, gedung atau bangunan di atas lapisan tersebut akan
menurun. Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang perlu diketahui mengenai penurunan
tersebut, yaitu :

Besarnya penurunan yang akan terjadi.


Kecepatan penurunan.

Bila tanahnya berjenis lempung, maka penurunan akan agak besar, sedangkan kalau
tanah terdiri dari pasir, penurunannya akan kecil. Karena itu lempung dikatakan mempunyai
High Compressibility dan pasir mempunyai Low Compresibility. Penurunan pada lempung
biasanya memakan waktu yang lama, karena daya rembesan air sangat lemah.

Sebaliknya penurunan pada pasir berjalan sangat cepat sehingga pada waktu
pembangunan di atas pasir sudah selesai, maka penurunan juga dianggap selesai. Karena itu
biasanya orang hanya memperhitungkan penurunan lapisan pada tanah lempung.

Ada dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu sifat yang penting dari lapisan
lempung endapan (sedimentary clays). Lapisan semacam ini setelah pengendapannya akan
mengalami konsolidasi dan penurunan akibat tekanan dari lapisanlapisan yang kemudian
mengendap di atasnya. Endapan yang terjadi pada lapisan lempung ini lama-kelamaan
mungkin menjadi hilang lagi oleh karena sebab-sebab biologi, misalnya erosi oleh air atau es.
Ini berarti lapisan-lapisan bawah pada suatu saat dalam sejarah geologinya pernah
mengalami konsolidasi akibat tekanan yang lebih tinggi dari pada tekanan yang berlaku di
atasnya pada masa sekarang ini.

Lapisan semacam ini disebut Over Consolidated. Sedangkan lapisan yang belum pernah
mengalami tekanan yang lebih tinggi di atasnya daripada tekanan yang berlaku pada masa
sekarang disebut Normally Consolidated.

Kecepatan penurunan pada konsolidasi tergantung kepada beberapa faktor, yaitu :

Daya rembesan air tanah (permeability), inilah yang menentukan kecepatan air yang
mengalir dari tanah.
Compressibility tanah, inilah yang menentukan banyaknya air yang mengalir.

Sifat tanah lempung setelah pemadatan akan bergantung pada cara atau usaha pemadatan,
macam tanah dan kadar airya ( penelitian seed dan chan, 1959). Kadar air tanah yang
dipadatkan didasarkan pada posisi kadar air sisi kering optimum (dry side of optimum), dekat
dengan optimum, dan sisi basah optimum ( wet side of optimum).

Kering optimum didevinisikan sebagai kadar air yang kurang dari kadar air optimumnya,
sedangkan basah optimum didevinisikan sebagai kadar air yang berarti kurang lebih
mendekati optimumnya. Pada keadaan kerig optimum tanah terflokulasi sedangkan pada
keadaan basah optimum susunan tanah lebih terdispersi beraturan. Permeabilitas akan lebih
tinggi bila tanah dipadatkan pada kering optimum dibandingkan tanah dipadatkan pada
keadaan basah optimum. Kompresibilitas atau sifat mudah mampat lempung yang dipadatkan
adalah fungsi dari tingkat tekanan yang dibebankan pada tanahnya.

B. Maksud dan Tujuan

Untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah, yaitu sifat – sifat perubahan dan
proses keluarnya air dalam tanah diakibatkan adanya perubahan tekanan vertikal suatu tanah
tersebut.
C. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan :

1. Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan sel konsolidasi.

2. Arloji pengukur dengan ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak minimal 1,0 m.

3. Beban – beban.

4. Alat pengeluar contoh dari cincin (extruder).

5. Pemotong yang terdiri dari pisau tipis dan tajam serta pisau kawat.

6. Pemegang cincin contoh.

7. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.

8. Oven dengan pengatur suhu sampai 1100 C.

9. Stopwatch.

Benda Uji :

1. Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ditimbang
dengan ketelitian 0,1 gram.

2. Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, ujungnya diratakan dulu dengan jalan
mengeluarkan contoh 1 – 2 cm, kemudian dipotong dengan pisau. Permukaan ujung contoh
harus rata dan tegak lurus summbu benda uji.

3. Cincin dipasang pada pemegangnya, kemudian diatur sehingga bagian yang tajam berada
0,5 cm dari ujung tabung contoh.

4. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung dimasukkan ke dalam cincin dan ujungnya
diratakan. Perataan harus dilakukan dengan hati – hati sehingga tidak menekan benda uji.
D. Prosedur Pelaksaan
Benda uji dan cincin ditimbang dengan ketelitian 0,01 gram. Batu pori ditempatkan di
bagian atas dan bawah cincin, sehingga benda uji yang sudah dilapisi kertas saring terapit
oleh dua buah batu pori, lalu masukkan ke dalam sel konsolidasi. Sel konsolidasi yang sudah
berisi benda uji diletakkan pada alat konsolidasi, sehingga bagian yang runcing dari plat
penumpu menyentuh tepat pada alat pembeban. Kedudukan arloji diatur, kemudian dibaca
dan dicatat. Beban pertama dipasang sehingga tekanan pada benda uji sebesar 500 kg/cm2
,kemudian arloji dibaca pada saat : 0” ; 9,6” ; 21,6” ; 38,4” ; 1’ ; 2,25” ; 4’ ; 9’ ; 16’ ;25’ ; 36’
; 49’ ; dan 24 jam. Sesudah satu menit pembacaan, sel konsolidasi diisi air. Setelah
pembacaan menujukkan angka yang tetap atau setelah 24 jam, catatlah pembacaan arloji
terakhir. Kemudian dipasang beban yang kedua sebesar 2x beban pertama, sehingga tekanan
menjadi 2x nya. Bacalah arloji sesuai waktu diatas. Untuk beban – beban selanjutnya
dilakukan cara yang sama. Beban – beban selanjutnya dilakukan cara yang sama. Beban –
beban tersebut harus menimbulkan tekanan normal terhadap benda uji masing – masing
sebesar : 0,25 ; 0,50 ; 1,0 ; 4,0 dan 8,0 kg/cm2 .
Besarnya beban maksimum dan sudah menunjukkan pembacaan tetap, pembebanan
dikurangi dalam 2 langkah yaitu 4,0 dan 0,25 kg/cm2 (beban rebound). Pada waktu beban
dikurangi setiap pembebanan harus dibiarkan bekerja sekurang – kurangnya selama 5 jam.
Arloji penunjuk hanya perlu dibaca sesudah 5 jam yaitu sesaat sebelum beban dikurangi lagi.
Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, cincin dan benda uji dikeluarkan dari sel
konsolidasi dan ambil batu pori tersebut dari permukaan atas dan bawah dari benda uji lalu
dikeringkan.Benda uji dikeluarkan dari cincin, masukkan ke dalam oven dan tentukan berat
keringnya.
E. Perhitungan

Dari kurva, yang memungkinkan untuk mendapatkan nilai t 90 adalah pembebanan dengan
berat 2000 gram. Sehingga : t 90 = 9,6 menit

1. Berat tanah basah dihitung sebelum dan sesudah percobaan dan hitung berat keringnya
(Bk). Berat isi dan kadar air benda uji dihitung sebelum dan sesudah percobaan selesai.

Kadar air sebelum percobaan


- Berat cawan + tanah basah = 75 gram
- Berat cawan + tanah kering = 53.5 gram
- Berat cawan kosong = 14.5 gram
- Berat air = ( 74 - 53,5 ) gram = 20.5 gram
- Berat tanah kering = ( 53,5- 14,5 ) gram = 39 gram
- Kadar air = 20.5 x 100% 39 = 52,56 %
Kadar air (opimum) sesudah percobaan
- Berat cawan + tanah basah = 73.54 gram
- Berat cawan + tanah kering = 58,81 gram
- Berat cawan kosong = 14.3 gram
- Berat air = ( 73.54 - 58,81 ) gram = 14.73 gram
- Berat tanah kering = ( 58.81-14.3 ) gram = 44.51 gram
- Kadar air = 14.73 x 100% 44.51 = 33,09 %

2. Tinggi efektif benda uji sebelum dan sesudah percobaan :


Ht = Bk / A . G
A = Luas benda uji = 2,075cm2
G = Berat jenis tanah lempung = 2,84 gr/cm2

Tinggi effektif sebelum percobaan :

H0 = 33,09 / 2,075 x 2,84 = 5.61 mm

Tinggi effektif sesudah percobaan :

Ht = 44.51 / 2,075 x 2,84 = 7.55 mm

H = (6,600 + 6,332) / 2 = 6,466 mm

3. Angka pori awal (e0) dihitung dengan rumus :


e0 = H0 - Ht / Ht
e0 = (6,600 – 6,332) / 6,332 = 0,042
Angka pori akhir (e1) dihitung dengan rumus :
e1 = w. Gs = 0,781 x 2,74 = 1,032

4. Derajat kejenuhan sebelum dan sesudah pembebanan :


Sr =( w . G) / e
Derajat kejenuhan sebelum pembebanan
Sr = (0,5227 x 2,6) / 0,042 = 32,36 %
Sr = (0,3781 x 2,6) / 0,042 = 23,41 %

5. Koefisien konsolidasi :
Cv = 0,848 H2 / t 9 0
Cv = (0,848 (6,466)2 ) / 9,6 = 3,69 mm2 / menit
Dimana :
H = Jalan air terpanjang
Cv = Koefisien konsolidasi
T 9 0 = Waktu untuk mencapai konsolidasi 90 %

F. Kesimpulan
Analisa
Dari nilai OCR yang didapatkan < 1, maka dapat dikatakan tanah yang diuji
mengalami Normally Consolidated, artinya tanah yang diuji tersebut belum pernah
mengalami pembebanan yang lebih besar dari tekanan normal tanah. Suatu tanah di
lapangan pada suatu kedalaman tertentu mungkin saja telah mengalami tekanan efektif
maksimum akibat berat benda di atasnya (maximum effective over burden pressure)
dalam sejarah geologinya. Tekanan efektif Over Burden maksimum ini mungkin saja
sama dengan atau lebih kecil dari tekanan Over Burden yang ada pada saat pengambilan
contoh tanah. Berkurangnya tekanan di lapangan mungkin saja disebabkan oleh proses
geologi ilmiah atau proses yang disebabkan oleh makhluk hidup.
Pada saat pengambilan, tanah tersebut lepas dari tekanan Over Burden yang
membebaninya selama ini, sehingga tanah tersebut akan mengembang. Pada saat
dilakukan uji konsolidasi suatu pemampatan yang kecil akan terjadi bila beban total pada
saat percobaan lebih kecil dari tekanan efektif Over Burden maksimum.
Bila beban total yang diberikan pada saat percobaan lebih besar dari tekanan efektif Over
Burden maksimum, maka perubahan angka pori yang terjadi lebih besar dan
hubungannya antara e dan log p pada kurva menjadi linear dan memiliki kemiringan yang
tajam.
Bila suatu lapisan tanah lempung jenuh air yang mampu mampat diberi
penambahan tegangan, maka penurunan akan terjadi dengan segera. Koefisien rembesan
lempung adalah sangat kecil dibandingkan dengan koefisien rembesan 10 pasir, sehingga
penambahan pembebanan tekanan air pori yang disebabkan pembebanan akan berkurang
lambat laun dalam jangka waktu yang sangat lama.
Pada percobaan uji konsolidasi ini dimaksudkan untuk membuat tanah tersebut
padat sehingg rongga air dan udara pada tanah berkurang. Dengan kondisi seperti ini
(rongga air dan udara menjadi berkurang) air pun menjadi sulit untuk merembes ke dasar
tanah / permeabilitas tanah berkurang. Jalan air untuk sampai kepermukaan tanah pun
menjadi berkurang (Ht = 6,600 dan Ho = 6,332).
Uji konsolidasi ini membenarkan teori tentang suatu tanah yang padat mempunyai
bentuk yang stabil. Dengan berkurangnya rongga air dan udara tersebut tanah tersebut
menjadi lebih stabil, sehingga cocok untuk mendirikan konstruksi di atas tanah tersebut.
Contoh suatu pembuatan konstruksi yang menggunakan uji konsolidasi ini adalah
pembuatan jalan raya, pondasi, dan sebagainya.
Kesimpulan
Uji konsolidasi merupakan uji yang sangat penting dalam pengujian terhadap
lapisan tanah karena erat hubungannya dengan kestabilan tanah tersebut. Pada
percobaan ini didapatkan hasil sebagai berikut

Nilai indeks kompresi berkisar (Cc) = ∞ – (-0,016)


Nilai koefisien konsolidasi berkisar (Cv) = 0,001533 cm2 /det
Nilai tekanan pra konsolidasi (Pc) = 0,14 kg/cm3
Nilai tekanan efektif tanah (Po) = 0,162 kg/cm3
Nilai OCR = 0,864

Anda mungkin juga menyukai