Anda di halaman 1dari 9

Tugas 12 - Laporan Pengujian konsolidasi

Kel 3 : Muhammad Akbar, Berliandi Bahtera, Emia Br Sitepu, Luhut Gunawan Manik,
Samuel Nicolaus, Elsa Widesni Boangmanalu, Eka Wulan dhary, Sonifati Halawa, dan
Lamhot Siagian.

Laporan Pengujian Konsolidasi

A. Landasan Teori

Konsolidasi adalah peristiwa penyusutan volume secara perlahan pada tanah jenuh
sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengairan sebagian air pori. Proses tersebut
berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan
total telah benar-benar hilang. Penurunan konsolidasi adalah perpindahan vertical permukaan
tanah sehubugan dengan perubahan volume pada suatu tingkat dalam proses konsolidasi.
Perkembangan konsolidasi di lapangan dapat diketahui dengan menggunakan alat piezometer
yang dapat mencatat perubahan air pori terhadap waktu.

 Normally dan Over Consolidated

Terkonsolidasi secara normal (normally consolidated) yaitu dimana tegangan efektif


yang membebani tanah pada waktu sekarang merupakan tegangan maksimum yang pernah
dialami oleh tanah itu. Sedangkan terlalu terkonsolidasi (overconsolidated) yaitu dimana
tegangan efektif yang membebani tanah sekarang adalah lebih kecil dari tegangan yang
pernah dialami tanah sebelumnya.

 Pengertian dan Interpretasi Cv dan Cc

Koefisien konsolidasi (Cv) adalah parameter yang menghubungkan perubahan


tekanan air pori ekses terhadap waktu. Karakteristik konsolidasi dinyatakan oleh koefisien
konsolidasi (Cv) yang menggambarkan kecepatan kompresi tanah terhadap waktu.
Koefisien pemampatan volume (Cc) adalah kemiringan dari bagian lurus grafik e - log
p’ hasil pengujian konsolidasi di laboratorium.
(Rahardjo (1994) menyimpulkan bahwa korelasi antara Cc dengan eo lebih baik dari pada
korelasi antara Cc dengan LL dan korelasi antara Cc dengan Wn. Sehingga untuk
mendapatkan nilai Cc menggunakan :

 Elemen Tanah (Solid dan Void)

Angka pori atau void ratio (e) didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
pori dan volume butiran padat. Hubungan antara angka pori dan tegangan efektif tergantung
dari tegangan yang dialami oleh lempung tersebut. Bila tegangan efektif sekarang
maksimum, yang pernah diterima oleh lempung, maka lempung tersebut dikatakan
terkonsolidasi normal (normally consolidated). Sebaliknya, bila tegangan-tegangan pada
suatu saat yang lalu lebih besar dari tegangan efektif sekarang, maka tanah tersebut dikatakan
terkonsolidasi berlebih (over consolidated). Perbandingan nilai tegangan efektif maksimum
yang lalu dengan yang sekarang disebut rasio konsolidasi berlebih (overconsolidation ratio,
OCR). Lempung yang terkonsolidasi berlebih mempunyai nilai OCR yang lebih besar
daripada lempung yang terkonsolidasi normal. Biasanya konsolidasi berlebihan merupakan
merupakan hasil dari faktor-faktor geologi, misalnya erosi pada lapisan di atasnya, pencairan
lapisan es, dan kenaikan muka air tanah yang permanen.
B. Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah :

 Menentukan koefisien pemampatan / Compression Index (Cc)


 Mencari tegangan Pre-Consolidated (Pc), untuk mengetahui kondisi tanah dalam
keadaan Normally Consolidated atau Over Consolidated
 Menentukan koefisien konsolidasi (Cv), yang menjelaskan tingkat kompresi primer
tanah
 Menentukan koefisien pemampatan kembali / Recompression Index (CR)

C. Peralatan
Adapun Peralatan yang digunakan dalam laporan pengujian ini antara lain yaitu :

1. Peralatan Pembebanan Aksial

2. Sel Konsolidasi

3. Cicin Cetakan Uji


4. Arloji pengukur dengan ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak minimal 1,0 m.
5. Beban – beban.
6. Alat pengeluar contoh dari cincin (extruder).
7. Pemotong yang terdiri dari pisau tipis dan tajam serta pisau kawat.
8. Pemegang cincin contoh.
9. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
10. Oven dengan pengatur suhu sampai 1100 C.
11. Stopwatch.

D. Benda Uji
Benda Uji yang digunakan dalam percobaan Pengujian ini yaitu :
1. Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ditimbang
dengan ketelitian 0,1 gram.
2. Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, ujungnya diratakan dulu dengan jalan
mengeluarkan contoh 1 –2 cm, kemudian dipotong dengan pisau. Permukaan ujung contoh
harus rata dan tegak lurus sumbu benda uji.
3. Cincin dipasang pada pemegangnya, kemudian diatur sehingga bagian yang tajam berada
0,5 cm dari ujung tabung contoh.
4. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung dimasukkan ke dalam cincin dan ujungnya
diratakan. Perataan harus dilakukan dengan hati–hati sehingga tidak menekan benda uji.

E. Prosedur Praktikum
1. Buat Benda Uji, Kemudian Benda uji dan cincin ditimbang dengan ketelitian 0,01 gram.

2. Batu pori ditempatkan di bagian atas dan bawah cincin, sehingga benda uji yang sudah
dilapisi kertas saring terapit oleh dua buah batu pori, lalu masukkan ke dalam sel
konsolidasi.
3. Sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji diletakkan pada alat konsolidasi, sehingga
bagian yang runcing dari plat penumpu menyentuh tepat pada alat pembeban.
4. Kedudukan arloji diatur, kemudian dibaca dan dicatat.
5. Beban pertama dipasang sehingga tekanan pada benda uji sebesar 500 kg/cm2, kemudian
arloji dibaca pada saat : 0” ; 9,6” ; 21,6” ; 38,4” ; 1’ ; 2,25” ; 4’ ; 9’ ; 16’ ; 25’ ; 36’ ; 49’ ;
dan 24 jam. Sesudah satu menit pembacaan, sel konsolidasi diisi air.
6. Setelah pembacaan menujukkan angka yang tetap atau setelah 24 jam, catatlah pembacaan
arloji terakhir. Kemudian dipasang beban yang kedua sebesar 2x beban pertama, sehingga
tekanan menjadi 2x nya. Bacalah arloji sesuai waktu diatas.
7. Untuk beban – beban selanjutnya dilakukan cara yang sama. Beban – beban selanjutnya
dilakukan cara yang sama. Beban – beban tersebut harus menimbulkan tekanan normal
terhadap benda uji masing – masing sebesar : 0,25 ; 0,50 ; 1,0 ; 4,0 dan 8,0 kg/cm2.
8. Besarnya beban maksimum dan sudah menunjukkan pembacaan tetap, pembebanan
dikurangi dalam 2 langkah yaitu 4,0 dan 0,25 kg/cm2 (beban rebound). Pada waktu beban
dikurangi setiap pembebanan harus dibiarkan bekerja sekurang – kurangnya selama 5 jam.
Arloji penunjuk hanya perlu dibaca sesudah 5 jam yaitu sesaat sebelum beban dikurangi
lagi.
9. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, cincin dan benda uji dikeluarkan dari sel
konsolidasi dan ambil batu pori tersebut dari permukaan atas dan bawah dari benda uji lalu
dikeringkan.
10. Benda uji dikeluarkan dari cincin, masukkan ke dalam oven dan tentukan berat keringnya.

F. Data Hasil Praktikum

Daftar tabel Hasil Praktikum :

Waktu Pembebanan
Pemadatan 500 gr 1000 gr 2000 gr 4000 gr
0.00” 0.0 0.0 0.0 0
9.6” 0.005 0.012 0.012 0.0085
21.6” 0.005 0.012 0.012 0.0085
38.4” 0.005 0.012 0.012 0.0085
1’ 0.005 0.012 0.012 0.0085
1
2 /4’ 0.005 0.012 0.008 0.0085
4’ 0.01 0.012 0.005 0.0085
9’ 0.01 0.012 0.008 0.0085
G. Analisa Perhitungan

1. Berat tanah basah dihitung sebelum dan sesudah percobaan dan hitung berat
keringnya (Bk). Berat isi dan kadar air benda uji dihitung sebelum dan sesudah
percobaan selesai.
G. Pembahasan Analisa Perhitungan

Dari nilai OCR yang didapatkan < 1, maka dapat dikatakan tanah yang diuji
mengalami Normally Consolidated, artinya tanah yang diuji tersebut belum pernah
mengalami pembebanan yang lebih besar dari tekanan normal tanah. Suatu tanah di
lapangan pada suatu kedalaman tertentu mungkin saja telah mengalami tekanan efektif
maksimum akibat berat benda di atasnya (maximum effective over burden pressure)
dalam sejarah geologinya. Tekanan efektif Over Burden maksimum ini mungkin saja
sama dengan atau lebih kecil dari tekanan Over Burden yang ada pada saat pengambilan
contoh tanah. Berkurangnya tekanan di lapangan mungkin saja disebabkan oleh proses
geologi ilmiah atau proses yang disebabkan oleh makhluk hidup.
Pada saat pengambilan, tanah tersebut lepas dari tekanan Over Burden yang
membebaninya selama ini, sehingga tanah tersebut akan mengembang. Pada saat
dilakukan uji konsolidasi suatu pemampatan yang kecil akan terjadi bila beban total pada
saat percobaan lebih kecil dari tekanan efektif Over Burden maksimum.
Bila beban total yang diberikan pada saat percobaan lebih besar dari tekanan
efektif Over Burden maksimum, maka perubahan angka pori yang terjadi lebih besar dan
hubungannya antara e dan log p pada kurva menjadi linear dan memiliki kemiringan
yang tajam.

Bila suatu lapisan tanah lempung jenuh air yang mampu mampat diberi
penambahan tegangan, maka penurunan akan terjadi dengan segera. Koefisien rembesan
lempung adalah sangat kecil dibandingkan dengan koefisien rembesan pasir, sehingga
penambahan pembebanan tekanan air pori yang disebabkan pembebanan akan berkurang
lambat laun dalam jangka waktu yang sangat lama.
Pada percobaan uji konsolidasi ini dimaksudkan untuk membuat tanah tersebut
padat sehingg rongga air dan udara pada tanah berkurang. Dengan kondisi seperti ini
(rongga air dan udara menjadi berkurang) air pun menjadi sulit untuk merembes ke dasar
tanah / permeabilitas tanah berkurang. Jalan air untuk sampai kepermukaan tanah pun
menjadi berkurang (Ht = 6,600 dan Ho = 6,332).
Uji konsolidasi ini membenarkan teori tentang suatu tanah yang padat
mempunyai bentuk yang stabil. Dengan berkurangnya rongga air dan udara tersebut
tanah tersebut menjadi lebih stabil, sehingga cocok untuk mendirikan konstruksi di atas
tanah tersebut.
Contoh suatu pembuatan konstruksi yang menggunakan uji konsolidasi ini adalah
pembuatan jalan raya, pondasi, dan sebagainya.

H. Kesimpulan dan Saran

Uji konsolidasi merupakan uji yang sangat penting dalam pengujian terhadap
lapisan tanah karena erat hubungannya dengan kestabilan tanah tersebut. Pada percobaan
ini didapatkan hasil sebagai berikut
 Nilai indeks kompresi berkisar (Cc) =  – (-0,016)

 Nilai koefisien konsolidasi berkisar (Cv) = 0,001533 cm2/det

 Nilai tekanan pra konsolidasi (Pc) = 0,14 kg/cm3

 Nilai tekanan efektif tanah (Po) = 0,162 kg/cm3

 Nilai OCR = 0,864

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu agar setiap praktikan dapat bekerja
sama dalam melakukan praktikum, dan mengurangi beberapa kesalahan yang diperbuat
praktikan pada saat praktikum agar hasil akhir yang dicapainya baik.
I. Daftar Pustaka

Laboratorium Mekanika Tanah. 2009. Pedoman Praktikum Mekanika Tanah. Depok :


Departemen Teknik Sipil FTUI
Budhu, Muni. 2007. Soil Mechanics and Foundations 2nd Edition. John Wiley & Sons, Inc.
SNI 6424 : 2008, Cara Uji Potensi Pengembangan atau Penurunan Satu Dimensi Tanah
Kohesif
https://sancrot.files.wordpress.com/2009/07/konsolidasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai