Anda di halaman 1dari 10

LAPOAN PAKTIKM

MEKANIKA TANAH

Test konsolidasi

Disusun oleh :
RETNO SANTORO 5423070321
MELYANNY SITOHANG 5423070322
INDAH SEPTIANY 5423070335
DWITARETNANI 5423070333
DIMAZ PRASETYO 5423073257

1
I. Pe dahulua

Bila suatu lapisan tanah mengalami tambahan beban di atasnya maka air pori
akan mengalir dari lapisan tersebut dan volumenya akan menjadi lebih kecil. Peristiwa
inilah yang disebut dengan konsolidasi. Pada umumnya konsolidasi ini akan berlangsung
dalam satu jurusan vertikal saja karena lapisan yang mendapat beban tambahan tersebut
tidak dapat bergerak dalam jurusan horizontal (ditahan oleh tanah sekelilingnya).
Dalam keadaan seperti ini pengaliran air juga akan berjalan terutama dalam
jurusan vertikal saja. Ini disebut dengan konsolidasi satu jurusan (one dimensional
consolidation) dan perhitungan konsolidasi hampir selalu didasarkan pada teori ini.
Pada waktu konsolidasi berlangsung, gedung atau bangunan di atas lapisan
tersebut akan menurun. Dalam bidang teknik sipil ada dua hal yang perlu diketahui
mengenai penurunan tersebut, yaitu :
 Besarnya penurunan yang akan terjadi.
 Kecepatan penurunan.
Bila tanahnya berjenis lempung, maka penurunan akan agak besar, sedangkan
kalau tanah terdiri dari pasir, penurunannya akan kecil. Karena itu lempung dikatakan
mempunyai High Compressibility dan pasir mempunyai Low Compresibility. Penurunan
pada lempung biasanya memakan waktu yang lama, karena daya rembesan air sangat
lemah.
Sebaliknya penurunan pada pasir berjalan sangat cepat sehingga pada waktu
pembangunan di atas pasir sudah selesai, maka penurunan juga dianggap selesai. Karena
itu biasanya orang hanya memperhitungkan penurunan lapisan pada tanah lempung.
Ada dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu sifat yang penting dari
lapisan lempung endapan (sedimentary clays). Lapisan semacam ini setelah
pengendapannya akan mengalami konsolidasi dan penurunan akibat tekanan dari lapisan-
lapisan yang kemudian mengendap di atasnya. Endapan yang terjadi pada lapisan
lempung ini lama-kelamaan mungkin menjadi hilang lagi oleh karena sebab-sebab
biologi, misalnya erosi oleh air atau es. Ini berarti lapisan-lapisan bawah pada suatu saat
dalam sejarah geologinya pernah mengalami konsolidasi akibat tekanan yang lebih tinggi
dari pada tekanan yang berlaku di atasnya pada masa sekarang ini.
Lapisan semacam ini disebut Over Consolidated. Sedangkan lapisan yang belum
pernah mengalami tekanan yang lebih tinggi di atasnya daripada tekanan yang berlaku
pada masa sekarang disebut Normally Consolidated.
Kecepatan penurunan pada konsolidasi tergantung kepada beberapa faktor, yaitu :
 Daya rembesan air tanah (permeability), inilah yang menentukan kecepatan air
yang mengalir dari tanah.
 Compressibility tanah, inilah yang menentukan banyaknya air yang mengalir.
Sifat tanah lempung setelah pemadatan akan bergantung pada cara atau usaha
pemadatan, macam tanah dan kadar airya ( penelitian seed dan chan, 1959). Kadar air
tanah yang dipadatkan didasarkan pada posisi kadar air sisi kering optimum (dry side of
optimum), dekat dengan optimum, dan sisi basah optimum ( wet side of optimum).
Kering optimum didevinisikan sebagai kadar air yang kurang dari kadar air
optimumnya, sedangkan basah optimum didevinisikan sebagai kadar air yang berarti
kurang lebih mendekati optimumnya. Pada keadaan kerig optimum tanah terflokulasi
sedangkan pada keadaan basah optimum susunan tanah lebih terdispersi beraturan.
Permeabilitas akan lebih tinggi bila tanah dipadatkan pada kering optimum dibandingkan
tanah dipadatkan pada keadaan basah optimum
Kompresibilitas atau sifat mudah mampat lempung yang dipadatkan adalah fungsi
dari tingkat tekanan yang dibebankan pada tanahnya.

II. Maksud da Tujua

Untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah, yaitu sifat – sifat
perubahan dan proses keluarnya air dalam tanah diakibatkan adanya perubahan
tekanan vertikal suatu tanah tersebut.

III. Pelaksa aa

Peralatan yang digunakan :


1. Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan sel konsolidasi.
2. Arloji pengukur dengan ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak minimal 1,0 m.
3. Beban – beban.
4. Alat pengeluar contoh dari cincin (extruder).
5. Pemotong yang terdiri dari pisau tipis dan tajam serta pisau kawat.
6. Pemegang cincin contoh.
7. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
8. Oven dengan pengatur suhu sampai 1100 C.
9. Stopwatch.

Benda Uji :
1. Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan dan dikeringkan, kemudian
ditimbang dengan ketelitian 0,1 gram.
2. Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, ujungnya diratakan dulu dengan
jalan mengeluarkan contoh 1 – 2 cm, kemudian dipotong dengan pisau.
Permukaan ujung contoh harus rata dan tegak lurus summbu benda uji.
3. Cincin dipasang pada pemegangnya, kemudian diatur sehingga bagian yang
tajam berada 0,5 cm dari ujung tabung contoh.
4. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung dimasukkan ke dalam cincin
dan ujungnya diratakan. Perataan harus dilakukan dengan hati – hati sehingga
tidak menekan benda uji.

I . Prosedur Pelaksa aa

- Benda uji dan cincin ditimbang dengan ketelitian 0,01 gram.


- Batu pori ditempatkan di bagian atas dan bawah cincin, sehingga benda uji
yang sudah dilapisi kertas saring terapit oleh dua buah batu pori, lalu
masukkan ke dalam sel konsolidasi.
- Sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji diletakkan pada alat konsolidasi,
sehingga bagian yang runcing dari plat penumpu menyentuh tepat pada alat
pembeban.
- Kedudukan arloji diatur, kemudian dibaca dan dicatat.
- Beban pertama dipasang sehingga tekanan pada benda uji sebesar 500 kg/cm 2,
kemudian arloji dibaca pada saat : 0” ; 9,6” ; 21,6” ; 38,4” ; 1’ ; 2,25” ; 4’ ; 9’
; 16’ ; 25’ ; 36’ ; 49’ ; dan 24 jam. Sesudah satu menit pembacaan, sel
konsolidasi diisi air.
- Setelah pembacaan menujukkan angka yang tetap atau setelah 24 jam, catatlah
pembacaan arloji terakhir. Kemudian dipasang beban yang kedua sebesar 2x
beban pertama, sehingga tekanan menjadi 2x nya. Bacalah arloji sesuai waktu
diatas.
- Untuk beban – beban selanjutnya dilakukan cara yang sama. Beban – beban
selanjutnya dilakukan cara yang sama. Beban – beban tersebut harus
menimbulkan tekanan normal terhadap benda uji masing – masing sebesar :
0,25 ; 0,50 ; 1,0 ; 4,0 dan 8,0 kg/cm2.
- Besarnya beban maksimum dan sudah menunjukkan pembacaan tetap,
pembebanan dikurangi dalam 2 langkah yaitu 4,0 dan 0,25 kg/cm 2 (beban
rebound). Pada waktu beban dikurangi setiap pembebanan harus dibiarkan
bekerja sekurang – kurangnya selama 5 jam. Arloji penunjuk hanya perlu
dibaca sesudah 5 jam yaitu sesaat sebelum beban dikurangi lagi.
- Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, cincin dan benda uji dikeluarkan
dari sel konsolidasi dan ambil batu pori tersebut dari permukaan atas dan
bawah dari benda uji lalu dikeringkan.
- Benda uji dikeluarkan dari cincin, masukkan ke dalam oven dan tentukan
berat keringnya.

. Perh tu ga

Waktu Pembebanan
Pemadatan 500 gr 1000 gr 2000 gr 4000 gr
0.00” 0.0 0.0 0.0 0
9.6” 0.005 0.012 0.012 0.0085
21.6” 0.005 0.012 0.012 0.0085
38.4” 0.005 0.012 0.012 0.0085
1’ 0.005 0.012 0.012 0.0085
21/4’ 0.005 0.012 0.008 0.0085
4’ 0.01 0.012 0.005 0.0085
9’ 0.01 0.012 0.008 0.0085
16’ 0.012 0.012 0.0085 0.0085
25’ 0.012 0.012 0.0085 0.0085
36’ - - -
49’ - - -
24 jam - - -

Kurva

Dari kurva diatas yang memungkinkan untuk mendapatkan nilai t 90


adalah pembebanan dengan berat 2000 gram. Sehingga :
t 90 = 9,6 menit
1. Berat tanah basah dihitung sebelum dan sesudah percobaan dan hitung berat
keringnya (Bk). Berat isi dan kadar air benda uji dihitung sebelum dan
sesudah percobaan selesai.

Kadar air sebelum percobaan


- Berat cawan + tanah basah = 75 gram
- Berat cawan + tanah kering = 53.5 gram
- Berat cawan kosong = 14.5 gram
- Berat air = ( 74 - 53,5 ) gram
= 20.5 gram
- Berat tanah kering = ( 53,5- 14,5 ) gram
= 39 gram
- Kadar air = 20.5 x 100%
39
= 52,56 %
Kadar air (opimum) sesudah percobaan
- Berat cawan + tanah basah = 73.54 gram
- Berat cawan + tanah kering = 58,81 gram
- Berat cawan kosong = 14.3 gram
- Berat air = ( 73.54 - 58,81 ) gram
= 14.73 gram
- Berat tanah kering = ( 58.81-14.3 ) gram
= 44.51 gram
- Kadar air = 14.73 x 100%
44.51
= 33,09 %

2. Tinggi efektif benda uji sebelum dan sesudah percobaan :


Ht = Bk
A . G
A = Luas benda uji = 2,075cm2
G = Berat jenis tanah lempung = 2,84 gr/cm2

Tinggi effektif sebelum percobaan :


H0 = 33,09 = 5.61 mm
2,075 x 2,84

Tinggi effektif sesudah percobaan :


Ht = 44.51 = 7.55 mm
2,075 x 2,84

H = 6,600 + 6,332 = 6,466 mm


2

3. Angka pori awal (e0) dihitung dengan rumus :


e 0 = H0 - Ht
Ht
e0 = 6,600 – 6,332 = 0,042
6,332
Angka pori akhir (e1) dihitung dengan rumus :
e1 = w. Gs = 0,781 x 2,74 = 1,032
4. Derajat kejenuhan sebelum dan sesudah pembebanan :
Sr = w . G
e
Derajat kejenuhan sebelum pembebanan
Sr = 0,5227 x 2,6 = 32,36 %
0,042
Sr = 0,3781 x 2,6 = 23,41 %
0,042
5. Koefisien konsolidasi :
Cv = 0,848 H2
t90

Cv = 0,848 (6,466)2 = 3,69 mm2 / menit


9,6

Dimana :
H = Jalan air terpanjang
Cv = Koefisien konsolidasi
T 9 0 = Waktu untuk mencapai konsolidasi 90 %

VI. Kesimpulan
Analisa
Dari nilai OCR yang didapatkan < 1, maka dapat dikatakan tanah yang diuji
mengalami Normally Consolidated, artinya tanah yang diuji tersebut belum pernah
mengalami pembebanan yang lebih besar dari tekanan normal tanah. Suatu tanah di
lapangan pada suatu kedalaman tertentu mungkin saja telah mengalami tekanan efektif
maksimum akibat berat benda di atasnya (maximum effective over burden pressure)
dalam sejarah geologinya. Tekanan efektif Over Burden maksimum ini mungkin saja
sama dengan atau lebih kecil dari tekanan Over Burden yang ada pada saat pengambilan
contoh tanah. Berkurangnya tekanan di lapangan mungkin saja disebabkan oleh proses
geologi ilmiah atau proses yang disebabkan oleh makhluk hidup.
Pada saat pengambilan, tanah tersebut lepas dari tekanan Over Burden yang
membebaninya selama ini, sehingga tanah tersebut akan mengembang. Pada saat
dilakukan uji konsolidasi suatu pemampatan yang kecil akan terjadi bila beban total pada
saat percobaan lebih kecil dari tekanan efektif Over Burden maksimum.
Bila beban total yang diberikan pada saat percobaan lebih besar dari tekanan
efektif Over Burden maksimum, maka perubahan angka pori yang terjadi lebih besar dan
hubungannya antara e dan log p pada kurva menjadi linear dan memiliki kemiringan yang
tajam.
Bila suatu lapisan tanah lempung jenuh air yang mampu mampat diberi
penambahan tegangan, maka penurunan akan terjadi dengan segera. Koefisien
rembesan lempung adalah sangat kecil dibandingkan dengan koefisien rembesan
pasir, sehingga penambahan pembebanan tekanan air pori yang disebabkan
pembebanan akan berkurang lambat laun dalam jangka waktu yang sangat lama.
Pada percobaan uji konsolidasi ini dimaksudkan untuk membuat tanah
tersebut padat sehingg rongga air dan udara pada tanah berkurang. Dengan
kondisi seperti ini (rongga air dan udara menjadi berkurang) air pun menjadi sulit
untuk merembes ke dasar tanah / permeabilitas tanah berkurang. Jalan air untuk
sampai kepermukaan tanah pun menjadi berkurang (Ht = 6,600 dan Ho = 6,332).
Uji konsolidasi ini membenarkan teori tentang suatu tanah yang padat
mempunyai bentuk yang stabil. Dengan berkurangnya rongga air dan udara
tersebut tanah tersebut menjadi lebih stabil, sehingga cocok untuk mendirikan
konstruksi di atas tanah tersebut.
Contoh suatu pembuatan konstruksi yang menggunakan uji konsolidasi ini
adalah pembuatan jalan raya, pondasi, dan sebagainya.

Kesimpulan
Uji konsolidasi merupakan uji yang sangat penting dalam pengujian terhadap
lapisan tanah karena erat hubungannya dengan kestabilan tanah tersebut. Pada percobaan
ini didapatkan hasil sebagai berikut
 Nilai indeks kompresi berkisar (Cc) =  – (-0,016)
 Nilai koefisien konsolidasi berkisar (Cv) = 0,001533 cm2/det
 Nilai tekanan pra konsolidasi (Pc) = 0,14 kg/cm3
 Nilai tekanan efektif tanah (Po) = 0,162 kg/cm3
 Nilai OCR = 0,864

Anda mungkin juga menyukai