Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN XIII

PEMERIKSAAN CBR LABORATORIUM

PB-0113-76
AASHTO T-193-74
ASTM D-1663-73

13.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio)
tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu.
CBR ialah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar dengan
kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

13.2 Dasar Teori


CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standard
dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum. Perkerasan jalan harus
memenuhi 2 syarat, yaitu :
a. Secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat untuk memikul berat
kendaraan-kendaraan yang akan memakainya.
b. Permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan keausan dari roda-roda
kendaraan, juga terhadap pengaruh air dan hujan.
Bila perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara keseluruhan , maka
jalan tersebut akan mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan jalan maupun
pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut akan bergelombang besar dan berlobang-lobang,
sampai pada akhirnya rusak sama sekali. Sedangkan kalau perkerasan jalan tidak mempunyai
lapisan yang kuat, maka permukaan jalan mengalami kerusakan yaitu berupa lobang-lobang
kecil dan pada akhirnya akan bertambah banyak dan bertambah besar sampai perkerasan
jalan menjadi rusak secara keseluruhan.
Jadi, untuk menilai kekuatan dasar atau bahan lain yang hendak dipakai untuk
menentukan tebal lapisan perkerasan dipergunakan  percobaan CBR. Nilai CBR ini
digunakan untuk menilai kekuatan yang juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan tebal
lapisan dari suatu perkerasan.
Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar
airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak
berarti bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan kadar air rendah untuk mendapatkan
nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu. Setelah
pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR
turun sampai kadar air mencapai nilai yang constant. Kadar air yang constant inilah yang
disebut kadar air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan
dari hasil percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR. Percobaan CBR ini
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

a. Percobaan CBR terendam (Soaked)


b. Percobaan CBR tak terendam (Unsoaked)

Tabel Nilai CBR terhadap Kekuatan Subgrade Jalan

13.3 Peralatan
a. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton (10.000
lb) dengan kecepatan penetrsi sebesar 1,27 mm (0,05) per menit.
b. Cetakan logam yang berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4  0,6609 mm (6
 0,0026) dengan tinggi 117,8  0,130 mm. Cetakan harus dilengkapi dengan leher
sambung dengan tinggi 50, 8 mm (2”) dan keping atas logam yang berlubang-lubang
dengan tebal 9, 53 mm (3/8”) dan diameter lubang tidak lebih dari 1, 59 mm (1/16”).
c. Piring pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150, 8 mm (5 15/16”) dan
tebal 61, 4 mm.
d. Alat penumbuk sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan PB-0111-76 atau PB-
0112-76.
e. v yang terdiri dari keping pengembangan yang berlubang-lubang dengan batang
pengatur, tripot logam dan arloji penunjuk.
f. Keping beban dengan berat 2,27 kg (5 pound), diameter 194,2 mm (5 7/8) dengan
lubang tengah diameter 54 mm (2 1/8).
g. Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm (1,95") luas 1935 mm 2 (3 sqinchi)
dan panjang tidak kurang dari 101,6 mm.
h. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi peralatan lain seperti
talam, alat perata, alat untuk merendam.
i. Alat timbang sesuai dengan PB - 0111 - 76 atau PB - 0112 - 76.

13.4 Benda Uji


Benda uji disiapkan sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan PB-0111-76 dan PB-
0112-76.

a. Mengambil contoh kira-kira sebesar 5 kg atau lebih untuk tanah dan 5,5 kg untuk
campuran tanah agregat.
b. Kemudian mencampur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum atau kadar
air lain yang dikehendaki.
c. Memasang cetakan pada keping alas dan timbang. Memasukkan piring pemisah, di atas
keping alas dan pasang kertas saring diatasnya.
d. Memadatkan bahan tersebut didalam cetakan sesuai dengan cara B dan cara D dari
pemeriksaan pemadatan PB-0111-76 atau PB-0112-76. Bila benda uji akan direndam
periksa kadar air sebelum dipadatkan. Bila benda uji tersebut tidak direndam
pemeriksaan kadar air dilakukan setelah benda uji dikeluarkan dari cetakan.
e. Membuka leher sambungan dan ratakan dengan alat perata, tambal lubang-lubang yang
mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir kasar dengan bahan yang lebih
halus. Menngeluarkan keping atau piringan pemisah, membalikkan dan memasang
kembali cetakan berisi benda uji pada keping alas dan timbang.
f. Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siap untuk diperiksa. Bila
dikehendaki CBR yang direndam (Soaked CBR) harus dilakukan langkah sebagai
berikut :
- Memasang mesin pengembangan diatas benda uji dan kemudian memasang keping
pemberat yang dikehendaki sebesar 4,5 Kg (10 lb) atau sesuai dengan keadaan
beban perkerasan. Merendam cetakan beserta beban didalam air sehingga air dapat
meresap dari atas maupun dari bawah .
- Memasang tripot beserta arloji pengukur pengembangan, mencatat pembacaan
pertama dan biarkan benda uji selama 96 jam. Permukaan air selama perendaman
harus tetap (kira-kira 2,5 cm di atas permukaan benda uji). Tanah berbutir halus atau
berbutir kasar, perendaman dapat dilakukan lebih singkat sampai pada pembacaan
arloji tetap. Pada akhir perendaman mencatat pembacaan arloji pengembangan.
- Mengeluarkan cetakan dari bak air dan dimiringkan selama 15 menit sehingga air
bebas mengalir habis, jaga agar selama pengeluaran air permukaan benda uji tidak
terganggu.
- Mengambil beban dari keping alas, kemudian cetakan beserta isinya di timbang.
Benda uji CBR yang direndam telah siap untuk diperiksa.

13.5 Prosedur Pengujian


a. Meletakkan keping pemberat di atas permukaan benda uji seberat minimal 4, 5 kg (10
pound) atau sesuai dengan beban perkerasan.
b. Untuk benda uji yang direndam beban harus sama dengan beban yang dipergunakan
waktu perendaman. Meletakkan pertama-tama keping pemberat 2, 27 kg (5 pound)
untuk mencegah pengembangan permukaan benda uji pada bagian lubang keping
pemberat. Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan
benda uji.
c. Kemudian mengatur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban
menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg (10 pound). Beban permulaan ini
diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan
permukaan benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi di
nolkan.
d. Memberikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1, 27 mm/menit (0, 05” per menit). Mencatat pembacaan pembebanan pada
penetrasi 0, 312 mm (0, 0125”) ; 0, 62 mm (0, 025”) ; 1,25 mm (0,05") ; 1,87 mm
(0,075") ; 2,5 mm (0,10") ; 3,75 mm (0,15") ; 5 mm ( 0,20") ; 7,5 mm (0,30") ; 10 mm
(0,40") ; dan 12,5 mm (0,50").
e. Mencatat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 12, 50 mm (0, 05”).
f. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan menentukan kadar air dari lapisan atas benda
uji setebal 25, 4 mm.
g. Pengambilan benda uji untuk kadar air, diambil dari seluruh kedalaman bila diperlukan
kadar air rata-rata. Benda uji untuk pemeriksaan kadar air sekurang-kurangnya 100
gram untuk tanah berbutir halus atau sekurang-kurangnya 500 gram untuk tanah
berbutir kasar

13.6 Gambar Benda Uji


13.7 Analisa Data
Pengembangan Standart
Tanggal 13/06/2022 14/06/2022 15/06/2022 16/06/2022

Jam 14.13  14.13   14.13   14.13  

Pembebanan 0  27,5  47,5  56,2 

Perubahan 27,5       

No Analisa Sebelum Sesudah

1 Berat tanah + mould ( gram ) 7050 7400

2 Berat mould ( gram ) 3650 3650

3 Berat tanah basah ( gram ) 3400 3750

4 Isi mould ( cm3 ) 2147.76 2147.76

5 Berat isi basah ( gr/cm3 ) 1.58 1.75

6 Berat isi kering ( gr/cm3 ) 1.54 1.26

Analisa Perhitungan :
 Berat Tanah Basah = (1) – (2)
= 7050 – 3650 = 3400 gram
1
π
 Isi Cetakan = 4 .d2.t
1
= 4 π .15,22.11,78
= 2147,76 cm3

W 3400
 Berat Isi Basah () = = = 1,58 gram
V 2147,76

❑ 1,58
 Berat Isi Kering (d lap) = 100+W x100 = x100
100+3400

= 1,54 gram/cm3
Waktu Penurunan Pembacaan Arloji Beban ( gram )
( menit ) ( inchi ) Atas bawah atas bawah
0 0 - - 0 -
¼ 0,0125 30 - 80 -
½ 0,025 75 - 120 -
1 0,05 125 - 235 -
1.5 0,075 199 - 300 -
2 0,1 222 - 440 -
3 0,15 293 - 513 -
4 0,2 365 - 600 -
6 0,3 483 - 815 -
8 0,4 535 - 1068 -

10 0,5 610 - 1168 -

Harga CBR :
Cbr 0.1 0.2

Atas 222 440


x100 x100
3 x 1000 3 x 1000

= 7,4 % = 14,6 %

Kadar Air
No Analisa Sebelum Sesudah

1 Berat tanah basah + cawan ( gram ) 65,8 66,6

2 Berat tanah kering + cawan ( gram ) 45,7 46,5

3 Berat cawan 3,9 3,9

4 Berat air ( gram ) 20,1 20,1

5 Berat tanah kering (gram ) 41,8 42,8

6 Kadar air (%) 48,08 47,18

Analisa Perhitungan :
 Berat Tanah Kering = (2) - (3)
= 45,7 – 3,9
= 41,8 gram

 Berat Air = (1) – (2)


= 65,8 – 45,7
= 20,1 gram

BeratAir
x100 %
 Kadar Air (%) = BeratTanahKering
20,1
= x 100 %
41,8

= 48,08 %
Grafik CBR

GRAFIK CBR
1400

1200

1000

800
Beban (Gram)

600
600

400

222
200

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Penurunan (Inchi)
13.8 Kesimpulan
Dengan harga CBR 7,4% untuk penetrasi (0.1”) dan harga CBR 14,6% untuk penetrasi
(0.2”) maka dapat disimpulkan nilai CBR paling mendekati bahan standart. Tanah layak
untuk lapisan tanah perencanaan perkerasan jalan.

CBR Penetrasi
0,1” = 7,4%
0,2” = 14,6%
PERCOBAAN XIV

PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR

PB-0101-76

14.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan
hambatan lekat tanah dengan menggunakan alat sondir. Perlawanan penetrasi konus adalah
perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas.
Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya
persatuan panjang.

14.2 Dasar Teori


Merupakan salah satu jenis pengujian langsung dilapangan yang sejak lama telah
dikembangkan, dan sangat luas penggunaannya. Percobaan Penetrasi Konus (Cone
Penetration Test – CPT) yang secara umum dikenal sebagai Pengujian Sondir, adalah uji
statis berkaitan dengan cara memasukkan konus melalui penekanan dengan kecepatan
tertentu.
Alat yang digunakan adalah Sondir mekanis tipe Begemann Friction Sleeve – Cone
(Bikonus), dengan luas proyeksi ujung konus 10cm, dan luas bidang geser 100cm. Pemberian
gaya menggunakan system hidrolis dengan luas Torak (piston) 10cm. Pembacaan gaya
(tegangan)pada setiap interval kedalaman 20cm, menggunakan 2 (dua) buah manometer
masing-masing berskala 0-60kg/cm dan 0-250cm.
Hasil dari percobaan ini dapat digunakan untuk merencanakan daya dukung ujung
(end bearing) dan perlawanan keliling permukaan tiang (friction/adhesion resistance) dari
pondasi tiang, maupun daya dukung pondasi dangkal. Selain itu percobaan ini sangat praktis
untuk mengetahui dengan cepat letak kedalaman lapisan tanah keras, dengan mengevaluasi
nilai rasio gesekan (friction ratio), dapat pula dilakukan deskripsi jenis lapisan tanah.
Percobaan ini dapat dilakukan pada semua jenis tanah berbutir halus maupun kasar (pasir),
namun tidak dapat dilaksanakan jika pada lapisan tanah tersebut terdapat banyak kerikil.

14.3 Peralatan
a. Mesin sondir ringan (kapasitas 2 ton) atau mesin sondir berat (kapasitas 10 ton)
b. Satu set pipa sondir (sesuai kebutuhan dengan panjang masing-masing 1 meter) lengkap
dengan baja kanal.
c. Manometer masing-masing 2 (dua) buah dengan kapasitas :
 Sondir ringan ; sampai 60 kg/cm2
 Sondir berat ; sampai 250 kg/cm2
d. Mata sondir berupa konus biasa dan bikonus (lihat gambar terlampir).
e. Empat (4) buah angker dengan baut (angker daun atau spiral).
f. Stang pemutar angker
g. Penyambung bikonus ± 10 buah/ unit-unit penyambung pipa
h. Minyak hidrolik/ oli
i. Perlengkapan/ alat bantu ; kunci plunyer, kunci-kunci pipa, kunci Inggris, Linggis, rol
meter / kopua, pipa untuk mengisi minyak hidrolik, alat penggeser untuk mengunci
sekrup pada waktu menekan dan menarik.

14.4 Prosedur Pengujian


a. Memasang dan mengatur mesin sondir vertikal dilokasi tanah yang akan diperiksa
dengan menggunakan angker yang dimasukkan secara kuat kedalam tanah.
b. mengisi minyak hidrolik (saat pengisian minyak hidrolik harus bebas dari gelembung
udara) kedalam mesin sondir.
c. Memasang konus dan bikonus sesuai dengan ujung pipa pertama.
d. Memasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut pada mesin sondir.
e. Menekan pipa untuk memasukkan konus atau bikonus sampai kedalaman tertentu,
biasanya setiap 20 cm.
f. Menekan batang
g. Jika digunakan bikonus maka penetrasi ini pertama-tama akan menggerakkan ujung
konus kebawah sedalam 4 cm, dan bacalah manometer sebagai perlawanan penetrasi
konus (PK). Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung
kebawah sedalam 8 cm; bacalah manometer sebagai hasil jumlah perlawanan (JP) yaitu
penetrasi perlawanan konus (PK) dan hambatan lekat (HL).
h. Jika dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada
penekanan pertama (PK).
i. Menekan pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan diukur.
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.

14.5 Gambar Benda Uji


14.6 Analisa Data
hambatan
kedalaman pk jp hambatan (HL) hi jhl setempat(HS)
0 0 0 0 0 0 0
0.2 10 25 15 30 15 1.5
0.4 25 28 3 6 18 0.3
0.6 35 38 3 6 6 0.3
0.8 29 38 9 18 12 0.9
1 18 46 28 56 37 2.8
1.2 37 48 11 22 39 1.1
1.4 50 55 5 10 16 0.5
1.6 65 92 27 54 32 2.7
1.8 77 121 44 88 71 4.4
2 132 170 38 76 82 3.8
2.2 187 223 36 72 74 3.6
2.4 223 345 122 244 158 12.2

Contoh Perhitungan :

Diketahui : Jumlah konus ( PK ) = 10 kg/cm2


Jumlah Perlawanaan (JP) = 25 kg/cm2
 Jadi hambatan lekat ( HL) = JP-PK
= 25 - 10
= 15 kg/cm2
20
 Hambatan Lunak ( HI ) = HL x 10
20
= 15 x 10
= 30 kg/cm2
 Jumlah Hambatan Lekat ( JHL ) = Komulatif dari HL = 0 + 15
= 15 kg/cm2
HL 15 2
10 =1,5 Kg /c m
 Hambatan setempat ( HS ) = = 10
Grafik Uji Penetrasi Konus

PENETRASI KONUS (KG/CM2)

0 50 100 150 200 250 300


0

0.5

1
PK
HL

1.5

2
KEDALAMAN MT (M)

2.5

3
14.7 Kesimpulan
 Nilai perlawanan penetrasi konus (PK) = 10 kg/cm2 .
 Nilai hambatan lekat (HL) = 15 kg/cm2 .
 Jadi, perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah sangat mempengaruhi
dalam hal penyondiran, dimana perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan
terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas (F/A), sedangkan
hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam satuan
Panjang. Nilai konus dan hambatan lekat diukur bersama-sama, nilai hambatan pelekat
didapatkan kemudian dengan mengurangkan besarnya nilai konus dan nilai jumlah
keseluruhan.
 Pada lapisan tanah bagian atas (seperti terlihat pada data) adalah jenis tanah keras
(kadar airnya sedikit) kemudian semakin ke dalam kondisi tanah bertambah lunak dan
semakin dalam lagi bertambah keras sampai pada batas kemampuan pengeboran. Dari
sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanah memiliki lapisan yang berbeda-beda
dengan kadar air yang berbeda pula.

Notasi
HL = hambatan lekat (kg/cm)
JP = jumlah perlawanan konus (kg/cm2)
PK = penetrasi konus (kg/cm2)
A = tahap pembacaan ( = 20 cm)
Luas konus
B = faktor alat, atau Luas torak = 10

Anda mungkin juga menyukai