PB-0113-76
AASHTO T-193-74
ASTM D-1663-73
13.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio)
tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu.
CBR ialah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar dengan
kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.
13.3 Peralatan
a. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton (10.000
lb) dengan kecepatan penetrsi sebesar 1,27 mm (0,05) per menit.
b. Cetakan logam yang berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 0,6609 mm (6
0,0026) dengan tinggi 117,8 0,130 mm. Cetakan harus dilengkapi dengan leher
sambung dengan tinggi 50, 8 mm (2”) dan keping atas logam yang berlubang-lubang
dengan tebal 9, 53 mm (3/8”) dan diameter lubang tidak lebih dari 1, 59 mm (1/16”).
c. Piring pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150, 8 mm (5 15/16”) dan
tebal 61, 4 mm.
d. Alat penumbuk sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan PB-0111-76 atau PB-
0112-76.
e. v yang terdiri dari keping pengembangan yang berlubang-lubang dengan batang
pengatur, tripot logam dan arloji penunjuk.
f. Keping beban dengan berat 2,27 kg (5 pound), diameter 194,2 mm (5 7/8) dengan
lubang tengah diameter 54 mm (2 1/8).
g. Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm (1,95") luas 1935 mm 2 (3 sqinchi)
dan panjang tidak kurang dari 101,6 mm.
h. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi peralatan lain seperti
talam, alat perata, alat untuk merendam.
i. Alat timbang sesuai dengan PB - 0111 - 76 atau PB - 0112 - 76.
a. Mengambil contoh kira-kira sebesar 5 kg atau lebih untuk tanah dan 5,5 kg untuk
campuran tanah agregat.
b. Kemudian mencampur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum atau kadar
air lain yang dikehendaki.
c. Memasang cetakan pada keping alas dan timbang. Memasukkan piring pemisah, di atas
keping alas dan pasang kertas saring diatasnya.
d. Memadatkan bahan tersebut didalam cetakan sesuai dengan cara B dan cara D dari
pemeriksaan pemadatan PB-0111-76 atau PB-0112-76. Bila benda uji akan direndam
periksa kadar air sebelum dipadatkan. Bila benda uji tersebut tidak direndam
pemeriksaan kadar air dilakukan setelah benda uji dikeluarkan dari cetakan.
e. Membuka leher sambungan dan ratakan dengan alat perata, tambal lubang-lubang yang
mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir kasar dengan bahan yang lebih
halus. Menngeluarkan keping atau piringan pemisah, membalikkan dan memasang
kembali cetakan berisi benda uji pada keping alas dan timbang.
f. Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siap untuk diperiksa. Bila
dikehendaki CBR yang direndam (Soaked CBR) harus dilakukan langkah sebagai
berikut :
- Memasang mesin pengembangan diatas benda uji dan kemudian memasang keping
pemberat yang dikehendaki sebesar 4,5 Kg (10 lb) atau sesuai dengan keadaan
beban perkerasan. Merendam cetakan beserta beban didalam air sehingga air dapat
meresap dari atas maupun dari bawah .
- Memasang tripot beserta arloji pengukur pengembangan, mencatat pembacaan
pertama dan biarkan benda uji selama 96 jam. Permukaan air selama perendaman
harus tetap (kira-kira 2,5 cm di atas permukaan benda uji). Tanah berbutir halus atau
berbutir kasar, perendaman dapat dilakukan lebih singkat sampai pada pembacaan
arloji tetap. Pada akhir perendaman mencatat pembacaan arloji pengembangan.
- Mengeluarkan cetakan dari bak air dan dimiringkan selama 15 menit sehingga air
bebas mengalir habis, jaga agar selama pengeluaran air permukaan benda uji tidak
terganggu.
- Mengambil beban dari keping alas, kemudian cetakan beserta isinya di timbang.
Benda uji CBR yang direndam telah siap untuk diperiksa.
Perubahan 27,5
Analisa Perhitungan :
Berat Tanah Basah = (1) – (2)
= 7050 – 3650 = 3400 gram
1
π
Isi Cetakan = 4 .d2.t
1
= 4 π .15,22.11,78
= 2147,76 cm3
W 3400
Berat Isi Basah () = = = 1,58 gram
V 2147,76
❑ 1,58
Berat Isi Kering (d lap) = 100+W x100 = x100
100+3400
= 1,54 gram/cm3
Waktu Penurunan Pembacaan Arloji Beban ( gram )
( menit ) ( inchi ) Atas bawah atas bawah
0 0 - - 0 -
¼ 0,0125 30 - 80 -
½ 0,025 75 - 120 -
1 0,05 125 - 235 -
1.5 0,075 199 - 300 -
2 0,1 222 - 440 -
3 0,15 293 - 513 -
4 0,2 365 - 600 -
6 0,3 483 - 815 -
8 0,4 535 - 1068 -
Harga CBR :
Cbr 0.1 0.2
= 7,4 % = 14,6 %
Kadar Air
No Analisa Sebelum Sesudah
Analisa Perhitungan :
Berat Tanah Kering = (2) - (3)
= 45,7 – 3,9
= 41,8 gram
BeratAir
x100 %
Kadar Air (%) = BeratTanahKering
20,1
= x 100 %
41,8
= 48,08 %
Grafik CBR
GRAFIK CBR
1400
1200
1000
800
Beban (Gram)
600
600
400
222
200
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penurunan (Inchi)
13.8 Kesimpulan
Dengan harga CBR 7,4% untuk penetrasi (0.1”) dan harga CBR 14,6% untuk penetrasi
(0.2”) maka dapat disimpulkan nilai CBR paling mendekati bahan standart. Tanah layak
untuk lapisan tanah perencanaan perkerasan jalan.
CBR Penetrasi
0,1” = 7,4%
0,2” = 14,6%
PERCOBAAN XIV
PB-0101-76
14.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan
hambatan lekat tanah dengan menggunakan alat sondir. Perlawanan penetrasi konus adalah
perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas.
Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya
persatuan panjang.
14.3 Peralatan
a. Mesin sondir ringan (kapasitas 2 ton) atau mesin sondir berat (kapasitas 10 ton)
b. Satu set pipa sondir (sesuai kebutuhan dengan panjang masing-masing 1 meter) lengkap
dengan baja kanal.
c. Manometer masing-masing 2 (dua) buah dengan kapasitas :
Sondir ringan ; sampai 60 kg/cm2
Sondir berat ; sampai 250 kg/cm2
d. Mata sondir berupa konus biasa dan bikonus (lihat gambar terlampir).
e. Empat (4) buah angker dengan baut (angker daun atau spiral).
f. Stang pemutar angker
g. Penyambung bikonus ± 10 buah/ unit-unit penyambung pipa
h. Minyak hidrolik/ oli
i. Perlengkapan/ alat bantu ; kunci plunyer, kunci-kunci pipa, kunci Inggris, Linggis, rol
meter / kopua, pipa untuk mengisi minyak hidrolik, alat penggeser untuk mengunci
sekrup pada waktu menekan dan menarik.
Contoh Perhitungan :
0.5
1
PK
HL
1.5
2
KEDALAMAN MT (M)
2.5
3
14.7 Kesimpulan
Nilai perlawanan penetrasi konus (PK) = 10 kg/cm2 .
Nilai hambatan lekat (HL) = 15 kg/cm2 .
Jadi, perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah sangat mempengaruhi
dalam hal penyondiran, dimana perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan
terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas (F/A), sedangkan
hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam satuan
Panjang. Nilai konus dan hambatan lekat diukur bersama-sama, nilai hambatan pelekat
didapatkan kemudian dengan mengurangkan besarnya nilai konus dan nilai jumlah
keseluruhan.
Pada lapisan tanah bagian atas (seperti terlihat pada data) adalah jenis tanah keras
(kadar airnya sedikit) kemudian semakin ke dalam kondisi tanah bertambah lunak dan
semakin dalam lagi bertambah keras sampai pada batas kemampuan pengeboran. Dari
sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanah memiliki lapisan yang berbeda-beda
dengan kadar air yang berbeda pula.
Notasi
HL = hambatan lekat (kg/cm)
JP = jumlah perlawanan konus (kg/cm2)
PK = penetrasi konus (kg/cm2)
A = tahap pembacaan ( = 20 cm)
Luas konus
B = faktor alat, atau Luas torak = 10