Anda di halaman 1dari 4

MODUL XII

PEMERIKSAAN CBR LABORATORIUM


(PB. – 0113 – 76)

I. Pendahuluan
California Bearing Ratio (CBR) adalah perbandingan antara beban
penetrasi suatu bahan terhadap bahan standard dengan kedalaman dan
kecepatan penetrasi yang sama. Nilai CBR ini digunakan untuk menilai
kekuatan tanah dasar yang akan digunakan untuk perkerasan jalan raya.
Nilai CBR ini juga digunakan untuk dasar menentukan ketebalan lapisan
perkerasan.

Untuk merencanakan perkerasan jalan, pada umumnya yang dipakai


sekarang tidak berdasarkan kepada perhitungan-perhitungan tegangan
serta penentuan kekuatan bahan secara teliti. Tetapi yang dipakai adalah
metode empiris dari nilai CBR (California bearing ratio).

Pengujian CBR yang dipergunakan untuk menilai kekuatan tanah


dasar atau bahan lain yang hendak dipakai untuk pembuatan jalan yang
diperlukan di atas lapisan yang nilai CBR nya ditentukan. Jadi dianggap
bila di atas suatu bahan dengan nilai CBR tertentu, perkerasan tidak boleh
kurang dari suatu angka tertentu.

Kekuatan tanah dasar tertentu banyak tergantung pada kadar airnya.


Semakin tinggi kadar airnya, semakin kecil kekuatan nilai CBR dari tanah
tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah
Dasar dipadatkan dengan kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR
yang tinggi, oleh karena kadar air tidak tahan konstan pada nilai rendah
itu.

Modul Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Medan, 2020 1


CBR – LABORATORIUM

I. Pendahuluan
Pemeriksaan CBR Laboratorium ini dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Pengujian CBR terendam (soeked)
2. Pengujian CBR tak terendam (un-soeked)
Akan tetapi untuk praktikum kali ini dipakai pengujian CBR tak terendam
(un-soeked) dimana benda uji dibiarkan begitu saja karena pengujian ini
lebih menghemat waktu, sebab jika direndam memerlukan waktu 4 × 24
jam dan hasilnya akan tetap sama.

II. Tujuan Pengujian


Untuk menentukan harga/nilai CBR tanah dan campuran agregat yang
dipadatkan di laboratorium, pada kadar air tertentu. Disamping itu
pemeriksaan ini juga dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara
kadar air dan kepadatan tanah dengan menggunakan alat penumbuk 2,5 kg
(0,55 lbs) dan tinggi jatuh 30,5 cm (12”)

III. Peralatan yang digunakan


1. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas 4,45 ton atau 10000 lbs
dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm/menit atau 0,05 permenit
2. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 mm
(6”) dengan tinggi 177,9 mm. cetakan dilengkapi dengan leher
jarumnya dengan tinggi 50,8 mm dan keping atas logam yang berlobang
lobang dengan tebal 9,53 mm dengan standard diameter lubang tidak
lebih dari 2,59 mm
3. Piring pemisah dari logam yang mempunyai diameter 150,8 mm
dengan tebal 61,4 mm
4. Alat penumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk
rata dengan diameter 50,85 mm, beratnya 2,5 kg yang dilengkapi
dengan selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi
±304,88 mm, selubung harus mempunyai sedikitnya 2×4 buah lubang
udara yang berdiameter ±9,5 mm dengan poros tegak lurus satu sama
lain dengan jarak 19 mm dari kedua ujung
5. Kepala beban dengan berat 2,27 kg, berdiameter 194,2 mm dengan
lubang tengah berdiameter 54,0 mm

Modul Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Medan, 2020 2


6. Satu buah arloji beban dan satu arloji pengukur penetrasi
7. Perataan lain seperti talam, sendok dan kantong plastic
8. Alat perata dan oven dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
suhu 115˚C
9. Alat timbang berkapasitas 25 kg dengan ketelitian sampai 10 gram
10. Alat pengukur pengembang (swelling)
11. Gelas ukur kapasitas 100 ml
12. Saringan no.40
13. Palu karet

IV. Benda Uji


Tanah yang diperoleh dari lapangan (hasil soil sampling) yang telah
dikeringkan di panas matahari, setelah kering tanah dipecahkan dengan
palu karet. Butiran tanah yang lolos dari saringan nomor 4 diambil
sebanyak 3×5 kg selanjutnya tanah dibasahi sampai kadar air optimum
dengan penambahan air yang diperhitungkan dengan kadar air semula.
Contoh tanah yang dibasahi ini dibiarkan selama 24 jam agar air dapat
bercampur secara homogen.

V. Langkah Pengujian
1. Sediakan 3 buah mould sebagai tempat pemadatan benda uji;
2. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk logam seberat 2,5 kg dan
tinggi jatuh 30,5 cm (CBR standard);
3. Setiap pemadatan, kita tumbuk dengan variasi tumbukan sebagai
berikut:
a. Mould A : 56 tumbukan setiap lapis sebanyak 3 lapis
b. Mould B : 25 tumbukan setiap lapis sebanyak 3 lapis
c. Mould C : 10 tumbukan setiap lapis sebanyak 3 lapis;
4. Bahan yang telah dipadatkan air direndam di dalam bak peredam ini
bagian atas dan bawah dari bahan dalam mould diberi alas yang dapat
dirembesi air. Perendaman dilakukan selama 3×24 jam dan diatasnya
diberi beban seberat 0,551 lbs, dan dicatat pengembangannya
(swelling) setiap 24 jam;
5. Kemudian masing-masing sampel dicetak pada alat CBR dengan
pemberian beban pada waktu yang diatur sedemikian rupa sehingga
kecepatan pemampatan ini 0,05 m/dtk;
6. Hasil pengujian pembebanan ini dicatat pada formulir data terlampir;
7. Setelah pembacaan selesai, contoh dikeluarkan untuk diambil kadar
airnya dengan cara tiap lapisan di ambil secukupnya.

Modul Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Medan, 2020 3


VI. Perhitungan
Untuk penambahan air sampai kadar air optimum dapat digunakan rumus:

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑙𝑎


Penambahan Air = × (𝑊𝑜𝑝𝑡 − 𝑊0 ) ml
(100+𝑤0)

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
Kadar Air = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 × 100%

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ


Berat Isi Basah = 𝑣𝑜𝑙.𝑚𝑜𝑢𝑙𝑑

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ


Berat Isi Kering = (100+𝑤)
× 100

Dimana:
Berat air = (berat tanah basah + cawan) – (berat tanah kering + cawan)
Berat tanah basah = (berat tanah kering + mould) – berat mould
Berat tanah kering = (berat tanah kering + mould) – berat mould

VII. Kesimpulan

Modul Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Medan, 2020 4

Anda mungkin juga menyukai