Anda di halaman 1dari 10

1

`BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Tanah, Teknik Sipil Politeknik
Negeri Sriwijaya. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dan
dimulai dari bulan April sampai dengan Juni 2019.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan yaitu dengan pengambilan tanah lempung untuk
pengujian diambil dari Jl. Bandara Lama, Palembang Sampel tanah diambil pada
kedalaman ±1 m dari permukaan tanah dan bahan aditif Difa SS didapat dari PT.
Difa Mahakarya, sedangkan untuk semen menggunakan semen Portland Baturaja.
Dalam penelitian ini, semua pengujian dilaksanakan di Laboratorium Uji
Tanah, Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya. Adapun peralatan yang
digunakan adalah :,
 Satu set alat Specific Gravity SNI 1964-2008,
 Alat uji batas konsistensi (Atterberg limit), SNI 1967-2008, SNI 1966-2008, SNI
3422-2008,
 Satu set saringan standar SNI 03-1968-1990
 Alat pemadat standar SNI 1742-2008,
 Alat uji tekan bebas SNI 3638-2012,
 Satu set alat uji CBR (California Bearing Ratio) SNI 1744-2012,
 Alat-alat bantu yang terdiri dari oven, timbangan dengan ketelitian 0,01, stop
watch, termometer, gelas ukur 1000 ml, desikator, cawan, piknometer.

3.3 Metode Penelitian


Tahapan penelitian ini terdiri atas 4 tahapan yaitu :

1
2

Tahap 1. Uji Sifat Fisis Tanah


Uji sifat fisis tanah dilakukan terhadap tanah lempung, meliputi : uji kadar
air SNI 1965-2008, specific gravity SNI 1964-2008 dan batas
konsistensi/atterberg limit SNI 3422-2008.

Tahap 2. Uji Pemadatan


Uji pemadatan standard SNI 1742-2008 dilakukan pada tanah asli guna
mendapatkan grafik hubungan berat kering dan kadar air, Uji pemadatan SNI
6427-2012 pada tanah campuran (tanah lempung + Difa SS + semen)

Tahap 3. Pencampuran tanah lempung + Difa SS + semen


Pencampuran tanah lempung dengan Difa SS dan semen dengan persentase
bahan tambah sebesar 0%; 2%; 4%; 6%; dan 8%. Pada tanah yang sudah
dicampur dengan bahan tambah ini dilakukan uji sifat fisis yang meliputi: uji
kadar air, specific gravity (ASTM D8554-58) / SNI -----------, analisis diameter
ukuran butiran ASTM D421-58 dan ASTM D422-63, dan batas konsistensi
ASTM D423-66, ASTM D424-59 dan ASTM D427-61, kemudian dibandingkan
dengan hasil pada tanah asli.

Tahap 4. Uji CBR (California Bearing Ratio)


Selanjutnya dilakukan pengujian CBR SNI 1744-2012 untuk tanah asli dan
tanah dengan bahan tambah. Uji pada tanah asli ini, digunakan sebagai
pembanding pada hasil uji selanjutnya yang menggunakan variasi tambahan Difa
SS + semen. Untuk uji CBR selain dirawat satu hari, dilakukan perendaman tiga
hari. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Excel 2010.

3.4. Prosedur Analisis


1. Pengujian Kadar Air, SNI 1965-2008
Timbang dan catat berat cawan kering yang kosong sebagai tempat benda
uji, Masukan benda uji dalam cawan, tentukan berat cawan yang berisi material
basah menggunakan timbangan kemudian masukan benda uji basah kedalam oven

2
3

pengering dengan suhu 110˚C ± 5̊ C tunggu selama 12-16 jam. Setelah benda uji
dikeringkan hingga beratnya konstan, keluarkan cawan dari dalam oven, timbang
berat benda uji kering oven.

2. Distribusi Ukuran Butiran Tanah, SNI 03-1968-1990


Siapkan benda uji tanah sebanyak 500gr, saring benda uji lewat susunan
saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas. Saringan
diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit. Hitunglah
persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan terhadap
berat total benda uj setelah disaring.

3. Uji Batas Konsistensi (atterberg limit), SNI 3422-2008


Benda uji yang digunakan untuk uji batas konsistensi merupakan sebagian
tanah sisa dari uji triaksial, kemudian dijemur sampai tanah mencapai kering
udara. Tanah tersebut ditumbuk dan disaring dengan saringan No. 40. Selanjutnya
dilakukan uji batas cair (SNI 1967-2008), batas plastis (SNI 1966-2008), batas
susut (SNI 3422-2008).

4. Uji Berat Jenis Tanah, SNI 1964-2008


Keringkan benda uji dalam oven temperatur 110 ̊ C ± 5 ̊ C selama 24 jam,
setelah itu dinginkan dalam desikator. Cuci piknometer atau botol ukur dengan air
suling kemudian keringkan dan timbang beratnya. Masukan benda uji kedalam
piknometer yang digunakan lalu timbang beratnya. Tambahkan air suling ke
dalam piknometer yang berisi benda uji sampai 2/3nya. Diamkan benda uji selama
24 (benda uji mengandung lempung). Panaskan piknometer yang berisi rendaman
selama 10 menit atau lebih sehingga udara dalam benda uji keluar seluruhnya,
pengeluaran udara dapat dilakukan dengan pompa hampa udara, dengan tekanan
13,33 Kpa (100 mm Hg). Rendamlah piknometer atau botol ukur dalam bak
perendam, sampai temperaturnya tetap, tambahkan air suling secukupnya sampai
penuh lalu keringkan bagian luarnya kemudian timbang. Isi piknometer atau botol

3
4

ukur dengan air suling yang temperaturnya sama kemudian keringkan dan
timbang.

5. Pengujian Pemadatan, SNI 1742-2008


Bahan uji yang digunakan harus lolos ayakan no 4,75 mm (no 4). Jumlah
sampel tanah yang lolos saringan no 4 sebanyak 2,5 kg. Penambahan air diatur
sedemikian rupa, perbedaan kadar air masing-masing sekitar 1% sampai dengan
3%. Beda uji dimasukan kedalam kantong plastik yang ditutup rapat dan diamkan
selama 24 jam untuk tanah lempung. Timbang massa cetakan dan keping alas
dengan ketelitian 1 gr (B1) serta ukur diameter dalam dan tingginya dengan
ketelitian 0,1mm. Pasang leher sambung pada cetkan dan keping alas, kemudian
dikunci dan ditempatkan pada landasan dari beton. Ambil benda uji yang akan
dipadatkan, tuangkan kedalam baki dan aduk sampai merata. Padatkan contoh
benda uji dalam cetakan (dengan leher sambung) dalam 3 kali dengan ketebalan
yang sama ketebalan total setelah dipadatkan kira-kira 125 mm.
Untuk lapis 1, isi contoh uji ke dalam cetakan dengan jumlah yang sedikit
melebihi 1/3 dari ketebalan padat total, ratakan dan ditekan sedikit menggunakan
alat penumbuk atau alat lain yang serupa agar rata. Padatkan secara merata pada
seluruh permukaan benda uji dalam cetakan dengan menggunakan alat penumbuk
yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 305 mm di atas permukaan contoh
benda uji tersebut sebanyak 25 kali. Lakukan cara yang sama untuk lapis 2 dan
lapis 3. Lepaskan leher sambung, potong kelebihan contoh benda uji yang telah
dipadatkan dan ratakan permukaannya menggunakan pisau perata, sehingga betul-
betul rata dengan permukaan cetakan. Timbang massa cetakan yang berisi benda
uji dan keping alasnya dengan ketelitian 1 gr.
Buka keping alas dan Keluarkan benda uji dengan menggunakan extruder
dan potong sebagian kecil dari benda uji untuk menentukan kadar airnya (ώ) nya.
Selanjutnya dari uji ini dibuat kurva hubungan antara kadar air dan berat unit
kering, untuk mendapatkan kadar air optimum.

6. Pengujian CBR, SNI 1744-2012

4
5

Pada pengujian CBR penelitian ini menggunakan pengujian CBR Rendaman


dan tanpa rendaman (unsoaked). Siapkan contoh tanah seberat 5 kg dan bahan
campuran yang masing-masing lolos saringan No.4 dengan pe
rsentase campuran 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Gunakan kadar air optimum dari
pengujian pemadatan untuk dicampurkan pada contoh tanah, peram ± 1 malam
agar air benar-benar merata. Pasang cetakan CBR pada keping alas, dikunci dan
ditimbang sampai 5 g terdekat. Masukan keping pemisah kedalam cetakan dan
pasang kertas filter kasar pada permukaan keping pemisah. Pasang leher sambung
pada permukaan cetakan dan dikunci pada batang/tangkai dari keping alas.
Padatkan contoh uji pertama dengan pola pemadatan sesuai SNI 1742-2008.
Pemadatan setiap lapis dengan jumlah tumbukan paling sedikit dimaksudkan
untuk mendapatkan densitas kering ≤ 95% densitas kering maksimum. Buka leher
sambing, potng kelebihan benda uji dengan pisau pemotong dan ratakan
permukaannya sampai rata dengan permukaan cetakan menggunakan alat perata.
Untuk benda uji tanpa perendaman, benda uji tersebut dapat langsung dilakukan
pegujian CBR, agar data-data benda uji tidak tertukar satu dengan yang lain maka
dilakukan penomoran.
Sedangkan langkah kerja pada pengujian CBR perendaman antara lain :
Pasang leher sambung pada permukaan cetakan dan dikunci pada
batang/tangkai keping alas. Pasang keping pengembangan dengan batang atau
tangkai pengatur diatas benda uji dalam cetakan dan pasang keping beban untuk
menghasilkan intensitas pembebanan yang sama dengan massa lapis material
perkerasan diatas material yang diuji. Pasang kaki tiga dengan arloji ukur
pengembangan pada permukaan cetakan atau leher secara bebas dari permukaan
dan dasar benda uji. Selama perendaman, pertahankan permukaan air di dalam
cetakan dan bak perendaman sekitar 25mm diatas permukaan benda uji. Rendam
benda uji sekitar 96 jam (4 hari). Setelah perendaman, tentukaan pembacaan akhir
arloji pengembangan dan hitung pengembangan. Keluarkan benda uji dari bak
perendam, tuangkan air dari permukaan benda uji dan biarkan selama 15 menit.
Uji penetrasi dilakukan sebagai berikut, Pasang keping beban diatas benda
uji dengan massa yang sama dengan keping beban yang digunakan selama

5
6

perendaman. Pemasangan keping beban ini dilakukan perkeping. Untuk mencegah


naiknya material lunak melalui lubang pada keping beban, setelah pemasanagn
satu keping beban, atur piston penetrasi sampai menyentuh permukaan benda uji
dan berikan beban awal sebesar 44 N (4,54 kg) dan tur arloji oengukur
pengembangan dan arloji beban pada posisi nol. Berikan beban pada piston
penetrasi sedemikian sehingga kecepatan penetrasi segaram pada 1,27 mm/menit.
Cata bebaban apabila penetrasi menunjukan 0,32 mm; 0,64 mm; 1,27 mm; 1,91
mm; 2,54 mm; 3,81 mm; 5,08 mm; 7,62 mm. Keluarkan benda uji dari cetakan
dan tentukan kadar air dari lapisan atas benda uji setebal 25,4 mm. Pengambilan
benda uji untuk kadar air dapat diambil dari seluruh kedalaman bila diperlukan
kadar air rata-rata. Benda uji untuk pemeriksaan kadar air sekurang-kurangnya
100 gr untuk tanah berbutir halus atau sekurang-kurangnya 500 gr untuk tanah
berbutir kasar.

7. Kuat Tekan Bebas, SNI 3638-2012


Penyiapan Benda uji. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder. Benda
uji mempunyai diameter 5 cm dan tingginya 10 cm. Untuk benda uji berdiameter
5 cm besar butir maksimum yang terkandung dalam benda uji harus < 0,1
diameter beda uji. Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm besar butir maksimum
yang terkandung dalam benda uji harus < 1/6 diameter beda uji.
Dalam percobaan ini kita menggunakan benda uji buatan : Benda uji buatan
bisa dipersiapkan dari benda uji bekas atau dari contoh lain yang tidak asli. Dalam
hal menggunakan benda uji bekas kita menyiapkan benda uji dari tabung contoh
benda tersebut dimasukkan dalam kantong plastik kemudian diremas dengan jari
sampai merata. Pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati untuk
mencegah udara masuk, memperoleh kepadatan yang merata dan penguapan air.
Apabila menggunakan benda uji contoh tidak asli lain, benda uji dapat disiapkan
dengan kadar air dan kepadatan yang ditentukan lebih dahulu. Jika dikehendaki
benda uji tersebut dapat dijenuhkan lebih dahulu sebelum diperiksa (harus dicatat
dalam laporan).

6
7

Prosedur uji tekan bebas adalah Pemeriksaan kuat tekan bebas dengan cara
mengontrol regangan. Timbang benda uji dengan ketelitian 0,01 gr. Letakkan
benda uji pada mesin tekan bebas secara sentris. Atau mesin diatur sehingga plat
atas menyentuh permukaan benda uji. Atur jarum arloji tegangan pada angka nol.
Atur kedudukan arloji regangan dan atur arloji pada angka nol. Pembacaan beban
dilakukan pada regangan-regangan 0,5 %, 1 %, 2 % dan seterusnya dengan
kecepatan regangan sebesar 0,5 – 2 % per menit. Percobaan ini dilakukan terus
sampai benda uji mengalami keruntuhan, keruntuhan ini dapat dilihat dari makin
kecilnya beban walaupun regangan semakin besar. Jika regangan telah mencapai
15% tetapi benda uji belum runtuh maka pekerjaan dihentikan.

8. Kuat Geser, SNI

7
8

Mulai

Studi Literatur

Penyiapan Material

Pengujian Material
Tidak

Pengujian Tanah Asli : Pengujan Tanah Campuran :


Pengujian indeks propertis tanah Variasi pencampuran tanah + Difa SS +
semen (0%, 2%, 4%, 6% dan 8%)
(kadar air, Pengujian indeks propertis tanah
berat jenis,
analisa saringan, (kadar air, berat jenis, analisa saringan dan
atterberg limit batas-batas konsistensi).

Pengujian sifat mekanik :


Pemadatan, CBR, Kuat tekan bebas, Kuat geser

Memenuhi Hasil

Ya
Analisa data dan pembahasan

Penyusunan laporan

Selesai

8
9

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

3.5 Jadwal Penelitian


Pelaksanaan penelitian akan dilakukan di laboratorium Teknik Sipil
Politeknik Negeri Sriwijaya dengan waktu selama 3 bulan. Adapun jadwal
pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.:

Tabel 3.2. Jadwal Penelitian


Kegiatan Bulan
No Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Alat
dan Bahan
2. Pengambilan
Sampel
3. Uji sifat fisis
tanah (kadar
air, gravitas
khusus,
ukuran butiran
tanah dan
batas
konsistensi)
4. Uji pemadatan
pengujian
5. Pencampuran
dengan tanah
lempung

9
10

6. Pengujian
sifat fisis
tanah
Uji CBR, kuat
tekan bebas,
kuat geser
tanah
7. Analisis
Hasil
8. Pengolahan
Data
9. Pembuatan
Laporan
10. Seminar
Laporan
11. Penggandaa
n Laporan

10

Anda mungkin juga menyukai