Anda di halaman 1dari 74

PEMADATAN TANAH

TUJUAN PEMADATAN
Pemadatan tanah secara mekanis pada dasarnya adalah
meningkatkan kepadatan tanah dengan energi tertentu secara mekanis.
Pemadatan (compaction) adalah proses pemadatan tanah tak jenuh air
dengan jalan mereduksi volume pori sehingga partikel menjadi lebih
rapat. Tujuan pemadatan adalah :
• Mengurangi kompressibilitas/penurunan
• Meningkatkan kekuatan geser (shear strength )
• Mereduksi daya rembes
• Menaikkan ketahanan terhadap erosi
• Mengontrol kerentanan perubahan volume (kembang susut)
• Mengurangi potensi liquefaksi
PRINSIP PEMADATAN

a) Apabila suatu tanah ditambahkan sedikit air kemudian dipadatkan


dengan energi tertentu, massa tanah akan menjadi padat hingga
mencapai kepadatan kering (gd) tertentu.
b) Bila ditambahkan lebih banyak air dengan energi pemadatan yang
sama, gd meningkat. (air berfungsi sebagai pelumas, dan membuat
partikel tanah menjadi lebih padat )
c) Kenaikan gd seiring dengan kenaikan kadar air (w) akan mencapai
batas maksimum hingga akhirnya menurun bila w terus dinaikkan.
d) Kadar air pada saat tercapai gd maksimum, disebut kadar air
optimum (wopt) atau OMC (optimum moisture content)
Standar Pengujian Laboratorum

• Standard proctor test (ASTM D-698), penumbuk 5.5 lbs, 12 in drop


• Modified proctor test (ASTM D-1557), penumbuk 10 lbs, 18 in drop
• Cetakan 944 cm3 (1/30 ft3), jumlah tumbukan, 25 x per lapis
• Cetakan 2125 cm3 (3/40 ft3), jumlah tumbukan, 56 x per lapis
• Jumlah lapis : 3 untuk standard proctor test, 5 untuk modified test
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPADATAN
• Jenis Tanah : gradasi, bentuk, berat spesifik butiran padat, jumlah &
jenis mineral lempung yang dikandung.

• Energi Pemadatan : Bila energi bertamah, gdmax bertambah, wopt


berkurang.
Gambar 6.1. Pengaruh Energi Pemadatan (Das,B.M., 2010)
Dari gambar hubungan Kadar Air vs Kepadatan
Kering, (Gambar 6.1 dan gAmbAr 6.3) dapat
diamati :
a) Semakin tinggi energi pemadatan, semakin tinggi gdmax
b) Semakin tinggi energi pemadatan, semakin rendah w-optimum
c) Kurva pemadatan selalu terletak di sebelah kiri kurva zero air void. gd-
zav pada kadar air w tertentu adalah nilai maksimum teoritis gd
( semua pori hanya terisi air, atau jenuh air).

Gs. w
 dzav 
1  w.Gs
dimana Gs = berat jenis butir tanah, gw = berat isi air,
w = kadar air.

d) Nilai gd-max dan wopt bervariasi untuk setiap jenis tanah.


UJI PROCTOR DAN CBR

1. Uji Proctor Standard (ASTM D-698, AASHTO T-99, SNI 03-1742-1989)

• Alat proctor standar:


• Cetakan silinder baja diameter 4,5 inci, tinggi
4.584 inci (volume 1/30 ft3)., diklem pada
pelat dasar, dilengkapi leher sambungan.
• Alat penumbuk standar dengan diameter 2
inci, tinggi jatuh 12 inci dan berat 2,5 kg.
Metode Pengujian:
• Contoh dicampur dengan air dengan beberapa variasa kadar
air. ( 5 variasi, diperam 24 jam).
• Tanah kemudian dipadatkan dalam 3 lapis dengan tebal per
lapis +1 inci, jumlah tumbukan 25 x per lapis.
• Tentukan berat volume tanah untuk setiap variasi kadar air
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

W
 
dimana W = berat tanah
V dalam cetakan
V = volume cetakan.
• Timbang sedikit sampel tanah basah yang dibongkar dari cetakan,
dioven 24 jam, timbang kering, kemudian tentukan kadar airnya dengan
rumus.

W  Ws
w .100%
Ws
• Dimana W = berat contoh basah dan Ws = berat contoh kering oven.
Hitung berat volume kering sbb:
dimana w = kadar air


d 
w%
1
100
Gambar 6.2. Alat Proctor Standard dan Modified
Rumus-rumus terkait:

Bila w dinyatakan dalam decimal, d 
1 w
Derajat kejenuhan GS . w
S
G S . w
Angka pori 1
d
w.G S
Berat isi jenuh : e
S
w
 ZAV 
1
w
GS
Contoh hasil pengujian (lihat tabel berikut) :

Data hasil pemeriksaan diperlihatkan dalam tabel


Dari gambar 6.3 didapatkan berat isi kering maksimum
2,07 dan kadar air optimum 8%.

Sering pula digunakan Uji Proctor modified untuk


pekerjaan berat dan dikerjakan dengan alat berat.
Berat penumbuk 5 kg dengan tinggi jatuh 18 inci. Jumlah
lapisan 5 lapis. (ASTM D-1557, AASHTO T-180, SNI 03-
1743-1989). Untuk cetakan dia 4 “, 25 x tumbukan p[er
lapis, dan untuk cetakan besar dia 6 “, 56 x tumbukan per
lapis.
Nomor mold 1 2 3 4 5
Mold + contoh basah 11,550 11,835 11,930 11,757 11,622
Berat mold 6,907 6,907 6,907 6,907 6,907
Berat contoh basah 4,643 4,928 5,023 4,850 4,715
Isi contoh 2,236.4 2,236.4 2,236.4 2,236.4 2,236.4
Kepadatan basah 2.08 2.20 2.25 2.17 2.11
Kadar air 5.21 7.04 9.13 11.57 13.63
Kepadatan kering ( gr/cc ) 1.97 2.06 2.06 1.94 1.86
g d zero air void (gr/cc) 2.35 2.25 2.15 2.05 1.96

PENENTUAN KADAR AIR 2.07 2.07 0.00


Nomor caw an 1 2 3 4 5
Caw an + contoh basah 923.87 1,034.0 898.84 845.70 849.10
Caw an + contoh kering 882.56 969.80 831.26 767.30 758.00
Berat caw an 89.11 58.25 91.06 89.46 89.46
Berat air 41.31 64.15 67.58 78.40 91.10
Berat contoh kering 793.45 911.55 740.20 677.84 668.54

Kadar air 5.21 7.04 9.13 11.57 13.63


Kurva hubungan kadar air dengan kepadatan kering sebagai
berikut:
2.15
Kepadatan kering, gr/cc

2.10

2.05

2.00

1.95

1.90

1.85
5.0 7.0 9.0 11.0 13.0 15.0
Gambar 6.3. Kurva hubungan kepadatan kering vs. kadar
airair w ( % )
Kadar
2. Uji Proctor CBR
• Nilai CBR adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi
kapasitas dukung tanah sehubungan dengan pekerjaan perkerasan
jalan raya.
• Contoh tanah yang telah dipadatkan melalui pengujian proctor
dengan menggunakan cetakan dia 6” khusus untuk CBR, selanjutnya
diuji daya dukungnya dengan uji CBR (California Bearing Ratio).
CBR adalah ratio beban penetrasi suatu bahan terhadap beban penetrasi
bahan standard pada penetrasi yang sama (0,1in atau 0,2in). Beban
penetrasi bahan standard pada penetrasi 0,1” = 3000 lbs dan pada
penetrasi 0,2” = 4500 lbs.
Atau

Dimana P = beban penetrasi bahan yang diuji pada penetrasi


0,1” dan 0,2”

P0,1" P0.2"
CBR0.1"  CBR0.2" 
4500
3000
Contoh hasil pengujian CBR Laboratorium suatu
sampel material tanah.
KALIBRASI PROVING RING : 26.474 Lbs / Div.

T IM E P EN ETR A D IA L B E B A N B E B A N ( Lb s )

( M in ) S I ( in ) A TA S B A WA H A TA S B A WA H

0 0.000 0 0 0 0
0.5 0.025 3 11 79.422 291.21
1 0.050 5.5 22 145.61 582.43
1.5 0.075 12 32 317.69 847.17
2 0.100 21 41 555.95 1085.4
3 0.150 39 55 1032.5 1456.1
4 0.200 53 67 1403.1 1773.8
6 0.300 70 83 1853.2 2197.3
8 0.400 81 2144.4
10 0.500
Gambar 6.5. Alat Uji CBR. a). Skema Alat uji b). Kurva hasil
uji CBR. c). Foto Alat
Dari grafik dilihat :
• Material standar, beban penetrasi = 3000 lbs pada penetrasi 0,1” dan
4500 lbs pada penetrasi 0,2”.

• Untuk material yang diuji :


Data CBR bagian bawah :
beban penetrasi = 1080 lbs pada penetrasi 0,1” dan 1770 lbs pada
penetrasi 0,2”.

Data CBR bagian atas :


Titik nol dikoreksi menjadi 0.05 ”
0.1” 0.2” koreksi
beban penetrasi = 1030 lbs pada penetrasi 0,1” dan 1650 lbs pada
penetrasi 0,2”.
Nilai CBR material yang dites adalah :
Pada bagian bawah :
1080
Pada penetrasi 0,1 inci : CBRbawah   36.2%
3000
Pada penetrasi 0,2 inci :
1770
CBRbawah   39.4%
3000
Pada bagian atas, data dibaca pada bagian kurva
terkoreksi :

Pada penetrasi 0,1 inci :


Pada penetrasi 0,2 inci : 1030
CBRatas   34.3%
3000
1650
CBRatas   36.7%
3000
Berbagai tipe kurva w vs gd

• Menurut hasil penelitian Lee & Suedkamp (1972) , terdapat 4


( empat) macam (typical) bentuk-bentuk kurva dari beberapa jenis
tanah.. Bentuk-bentuk kurva tersebut diperlihatkan pada gambar
sebagai berikut :
PEMADATAN TANAH KOHESIF
Pengaruh Pemadatan pada Struktur Tanah
Kohesif
Struktur lempung yang dipadatkan

Gambar 6.8. Pengaruh pemadatan pada struktur lempung (Das B.M., 2010)
• Titik A. w< wopt , struktur terflokulasi akibat lapisan ganda terdifusi
ion-2 kurang berkembang, gaya tolak-menolak antar partikel
berkurang, arah partikel acak.
• Titik B. w=wopt. Lapisan ganda terdifusi mengembang, gaya tolak
meningkat, orientasi acak, tingkat flokulasi berkurang, gd naik.
• Titik C. w>wopt. Lapisan ganda terdifusi semakin mengembang, gaya
tolak semakin meningkat. Hasilnya tingkat orientasi lebih banyak,
struktur terdispersi lebih banyak, ɤd berkurang. Bila energi lebih
tinggi, lebih banyak partikel sejajar (struktur terdispersi), partikel
lebih rapat. (Titik A ke titik E )
Pengaruh Pemadatan pada Sifat-sifat Tanah Kohesif

Akibat perubahan struktur/orientasi, diikuti


perubahan :
• Permeabilitas
• Kompressibilitas
• Kekuatan
Nilai koefisien rembes mencapai nilai terkecil pada
kadar air  wopt.
Pada sisi kering, koefisien rembes “k” besar oleh
karena orientasi acak menyebabkan pori besar.
Gambar 6.9. Orientasi butiran vs kadar air (Das, B.M., 2010)
Gambar 6.10. Pemadatan vs daya rembes lempung (Das, B.M., 2010)
Gambar 6.10. Pemadatan vs daya rembes lempung (Das, B.M., 2010)
Gambar 6.12. Pengaruh Pemadatan vs kekuatan lempung (Das, B.M., 2010)
• Bila w>wopt (sisi basah) pada tekanan rendah akan lebih mudah
memampat. Kejadian sebaliknya pada tekanan besar.
• Bila w<wopt (sisi kering), orientasi partikel cenderung tegak lurus arah
tekanan, dan jarak partikel berkurang. Bila w>wopt, tek hanya
mereduksi jarak partikel.
• Kekuatan umumnya berkurang dengan bertambahnya kadar air.
PEMADATAN LAPANGAN
Alat pemadat :
• Smooth wheel rollers ( drum rollers )
Untuk finishing (pada tanah berpasir/berlempung).
Tekanan kontak 300-400 kN/m2. Untuk lapisan tebal,
berat isi hasil pemadatan tidak seragam.

• Pneumatic rubber-tired rollers


Umumnya lebih baik dari smooth roller. Berat diatas
2000kN. Jarak roda karet rapat. Tekanan kontak 600-700
kN/m2. Ada aksi tekan dan meremas. Bisa untuk tanah
berpasir dan berlempung.
• Sheepsfoot rollers
Drum dengan banyak kaki. Luas tiap kaki 25-85 cm2. Paling efektif untuk
tanah kohesif. Tekanan kontak 1500-7500 kN/m2. Lintasan awal
memadatkan bagian bawah lapisan. Selanjutnya bagian tengah dan atas.

• Vibratory rollers

Efisien untuk tanah berbutir kasar. Penggetar dapat dipasang pada alat
pemadat lain.
Umumnya kepadatan lapangan yang dicapai tergantung jenis alat
pemadat yang digunakan, jenis tanah, kadar air pada saat pemadatan
“w”, tebal lapisan, kecepatan dan jumlah lintasan.
No. Kurva 1 2 3
Kadar air saat dipadatkan, % 19 20 24
OMC standard Proctor test, % 22.8 22.8 22.8
Berat Roller (kN) 416 416 120
Beban roda (kN) 99,6 49,8 13.3
Tekanan Ban (kN/m2) 966 621 248,4
Ketebalan gembur lapisan 305 305 229
(mm)

Gambar 6.14. Pengaruh jumlah lintasan terhadap kepadatan kering.


(Das, B.M., 1990)
Kebutuhan Air Supaya Mencapai Kadar Optimum

• Untuk mencapai kepadatan maksimal pada saat pemadatan di


lapangan, material yang akan dipadatkan, harus berada pada kondisi
kadar air optimum (OMC). Jika kadar airnya kurang, harus ditambah
sedemikian rupa hingga mencapai kadar optimum.
• Misalkan berat total massa tanah yang akan dipadatkan di lapangan
adalah W, dan kadar airnya w. Kadar air optimum yang didapatkan
melalui pengujian di laboratorium adalah wopt. Kalau berat kering
tanah dimisalkan Ws maka :
Spesifikasi Pemadatan Lapangan

Tingkat pemadatan lapangan (pemadatan relatif R )


yang harus dicapai didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat volume kering yang
dicapai dalam suatu proses pemadatan lapangan
dengan berat volume kering maksimum. Jadi :
PEMADATAN TANAH ORGANIK

Karena alasan ekonomis, kadang-kadang tanah


dengan kadar organik rendah terpaksa digunakan.
Menurut Franklin cs (1073) dalam Das (1998) kadar
organik OC didefinisikan sbb. :
Gambar 6.17. a. Variasi qumaks terhadap OC. b. Variasi
gdmaks vs
OC.(Das, 1998)
Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi ( OC
>10%), tidak baik untuk pekerjaan pemadatan karena
berat volume kering “ɤd“ turun tajam sedangkan kadar
air optimumnya (OMC) naik dan kuat tekan bebas (qu)
turun seiring dengan naiknya OC (Gambar 6.17)

Gambar 6.18a memperlihatkan Variasi berat volume kering


maksimum (ɤdmaks) terhadap kandungan organik tanah.
Gambar 6.18.b memperlihatkan Variasi OMC terhadap OC,
dimana OMC terus meningkat tajam seiring dengan
peningkatan kadar organik.
Gambar 6.18. a. Variasi ɤdmaks terhadap OC. b. Variasi OMC
terhadap OC
(Das, B.M., 1998)
PENENTUAN BERAT ISI LAPANGAN

menguji apakah spesifikasi tercapai, dilakukan pengukuran berat


volume lapangan dengan beberapa cara sbb.:
• Metode kerucut pasir (sand cone method)
• Metode balon karet (rubber ballon method)
• Metode pengukuran kepadatan nuklir
a. Metode kerucut pasir
(Cara kerja, Lihat penuntun praktikum)

b. Metode balon karet


• Gali lubang dan timbang tanah galian seluruhnya
• Pasang balon karet berisi air pada lubang tersebut
• Baca volume air yang masuk lubang pada bejana terkalibrasi
• Kepadatan kering = berat kering/volume
Gambar 6.19. Alat kerucut pasir (Das, B.M., 1998)
c. Metode kepadatan nuklir
Alat ini dapat langsung membaca berat volume tanah basah
dan berat air dalam satu satuan volume tanah yang diuji.

Gambar 6.20. a. Alat balon karet. b. Alat kepadatan nuklir (Das, B.M., 1998)
TEKNIK PEMADATAN KHUSUS

Teknik pemadatan khusus yang berkembang akhir-akhir ini antara lain :


• Pemampatan getar apung (vibroflotation)
• Pemadatan Dinamis
• Pemadatan dengan ledakan
• Hydraulic modification
• Pembebanan awal (preloading) Pemadatan dengan Hydraulic
pemompaan (dewatering) modification
1. Pemampatan getar apung (vibroflotation)
• Untuk tanah berbutir yang lepas dengan lapisan tebal
• Alat penggetar vibroflot mempunyai beban eksentris didalamnya yang
menimbulkan getaran horisontal. Bagian atas dan bawahnya dilengkapi
lubang untuk pancaran air bertekanan tinggi.
Cara kerja :
• Tahap 1. Alat diturunkan dengan pancaran air bertekanan
tinggi pada dasar.
• Tahap 2. Pancaran air menyebabkan kondisi cair sehingga
vibroflot masuk dengan berat sendiri.
• Tahap 3. Material berbutir dituang diatas mulut lubang. Air
dari jet bagian bawah dialirkan ke jet bagian atas sehingga material
turun ke dasar lubang.
• Tahap 4. Vibroflot bertahap diangkat setiap 1 ft sambil
bergetar 30“. Massa yang dipadatkan berbentuk silinder jari-2 2 s/d 3
m, tergantung tenaga getar.
Keberhasilan pemadatan tergantung beberapa faktor
terutama gradasi butiran dan bentuk backfill. Pada Gambar 6.22,
Zone 1 paling cocok. Zone 2 merupakan batas bawah dimana alat ini
masih efektif. Zone 3, terlalu banyak kerikil, sukar ditembus Probe,
tidak ekonomis bila lapisan tebal.
Brown (1977) mengusulkan angka kesesuaian SN (suitability number)
dari gradasi material sebagai berikut :
a

3 1 1
S N  1.7 2
 2  2
D50 D20 D10
b

Gambar 6.21. a. Alat Vibroflotatin. b. Proses pemadatan


(Das, B.M., 1998)
2. Metode Vibro-replacement
Metode Vibro-replacement digunakan untuk memperbaiki tanah kohesif
lebih dari 18 % material lolos saringan no. 200. Peralatan sama dengan
vibroflotation. Vibroflot dimasukkan kedalam tanah dengan beratnya
sendiri dengan bantuan tekanan air atau udara yang membilas medium
sampai kedalaman yang dikehendaki.

Metode ini dapat dikerjakan dengan proses basah atau kering.


Proses basah : Lubang dibuat dengan tekanan air dan menurunkan
vibroflot sampai kedalaman yang dikehendaki. Sambil ditarik ke atas,
lubang melebar dengan pembilasan, dan diisi dengan material
berukuran f 12-75 mm. Pemadatan terjadi dengan getaran vibroflot
didekat dasar. Proses basah dilakukan bila muka air tanah dangkal dan
lubang bor tidak stabil.
Proses kering : Lubang dibuat dan tetap terbuka pada tanah dengan
muka air tanah relatif dalam. Selanjutnya proses pemadatan dilakukan
Pemadatan Dinamis
3. Pemadatan Dinamis

• Prinsipnya menjatuhkan beban berulang-ulang secara periodik.


• Berat palu penumbuk 8 sd. 35 ton, tinggi jatuh 25 sd 100 ft.
• Perkiraan kedalaman yang terpadatkan (Leonard cs, 1980) :

• dimana D dalam m, WH dalam ton, h dalam inci.


4. Pemadatan dengan Ledakan (dinamit)
• Untuk tanah granular jenuh
• Jarak mendatar titik ledakan 3 sampai 10 m, dengan 3 sampai 5
ledakan beruntun.
• Kedalaman yg terpadatkan mencapai 20 m, dgn Dr 80%
• Radius pengaruh berbentuk bola,
• r = (WEX /0.0025)
• WEX = berat dinamit 60% dalam pound
• r dalam ft.
Beberapa contoh :
1. Hasil pengujian pemadatan standar suatu contoh tanah urugan,
diperlihatkan pada tabel di sebelah ini. Volume mold = 944 cm3.. Bila
berat jenis tanah = 2,68 , hitung angka pori dan derajat kejenuhan
pada kadar air optimum. Hitung Berat isi kering pada kadar air dalam
kondisi jenuh (zero air void). Buat grafik hubungan berat isi kering
dan ɤzav. vs kadar air. Tentukan berat isi kering maksimum dan kadar
air optimum dari contoh tanah tersebut.
Berat Tanah Kadar Air
Basah (kg) (%)
1.661 12.0
1.719 14.0
1.746 16.0
1.742 18.0
1.715 20.0
1.697 21.0
Hasilnya diperlihatkan dalam tabel sebagai berikut :

Berat Tanah Kadar Air B. isi basah 3 dzav


3  d (gr/cm ) S (%) e 3
Basah (kg) (%)  (gr/cm ) (gr/cm )
1.6605 12 1.759 1.571 45.525 0.706 2.028
1.719 14 1.821 1.597 55.357 0.678 1.949
1.746 16 1.850 1.594 62.983 0.681 1.876
1.7415 18 1.845 1.563 67.543 0.714 1.808
1.7145 20 1.816 1.514 69.545 0.771 1.745
1.6965 21 1.797 1.485 69.963 0.804 1.715
Dari kurva didapatkan gdmax = 1.60 gr/cm3 dan kadar air
optimum 15%.

2. Diketahui : Kapasitas kerja dump truk 8 ton tanah dengan


volume 5 m3. Kadar air tanah urug yang akan diangkut 9 %.
Tanah tersebut dihampar pada badan jalan dengan lebar 3 m.
Panjang jalan yang perlu ditimbun 500 m dan ketebalan
gembur hamparan 25 cm. Ditanyakan : a). Bila kadar air
optimum 13 %, hitung berapa banyak air yang diperlukan
untuk menyiram tanah tersebut supaya kadar airnya mencapai
optimum. b). Bila debit tanki penyiram 25 liter/detik, tentukan
kecepatan tanki penyiram.
3. Suatu urugan backfill yang dikerjakan dengan alat Vibroflotation,
menggunakan material dengan karakteristik sebagai berikut :
D50 = 1.8 mm
D20 = 0.75 mm
D10 = 0.12 mm

Ditanyakan : Tentukan angka kesesuaian (suitability number )


material tersebut, dan tergolong dalam tingkatan kesesuaian yang
bagaimanakah?
Nilai ini berada dalam rentang 10 – 20, sehingga
tanahnya tergolong “ BAIK “ sebagai urugan
yang dikerjakan menggunakan alat
Vibroflotation.

Rentang gradasi berada pada zone 1 menurut


gambar 6.22.

Anda mungkin juga menyukai