Disusun Oleh:
Kelompok 9
SEMARANG
2017
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I CBR (California Bearing Ratio) UNSOAKED ............................................... 1
BAB II CBR (California Bearing Ratio) SOAKED.................................................... 9
BAB III PERMEABILITAS ........................................................................................ 17
LAMPIRAN ................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 30
ii
BAB I
CBR (California Bearing Ratio) UNSOAKED
1.1 Tinjauan Pustaka
CBR (California Bearing Ratio) adalah percobaan daya dukung tanah yang
dikembangkan oleh California State Highway Departement. Prinsip pengujian ini adalah
pengujian penetrasi dengan menusukkan benda ke dalam benda uji. Dengan cara ini dapat
dinilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang dipergunakan untuk membuat perkerasan.
Kekuatan tanah diuji dengan uji CBR sesuai dengan SNI-1744-1989. Nilai kekuatan
tanah tersebut digunakan sebagai acuan perlu tidaknya distabilisasi setelah dibandingkan
dengan yang disyaratkan dalam spesifikasinya.
Pengujian CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap
bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Nilai CBR dihitung
pada penetrasi sebesar 0.1 inci dan penetrasi sebesar 0.2 inci dan selanjutnya hasil kedua
perhitungan tersebut dibandingkan sesuai dengan SNI 03-1744-1989 diambil hasil terbesar.
Nilai CBR adalah perbandingan (dalam persen) antara tekanan yang diperlukan untuk
menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3 inch2 dengan kecepatan 0,05
inch/menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus bahan standard tertentu.
Tujuan dilakukan pengujian CBR ini adalah untuk mengetahui nilai CBR pada variasi kadar
air pemadatan. Untuk menentukan kekuatan lapisan tanah dasar dengan cara percobaan CBR
diperoleh nilai yang kemudian dipakai untuk menentukan tebal perkerasan yang diperlukan di
atas lapisan yang nilai CBRnya tertentu (Wesley,1977) Dalam menguji nilai CBR tanah dapat
dilakukan di laboratorium. Tanah dasar (Subgrade) pada kontruksi jalan baru merupakan
tanah asli, tanah timbunan, atau tanah galian yang sudah dipadatkan sampai mencapai
kepadatan 95% dari kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar
tersebut merupakan nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tersebut tanah
dipadatkan. CBR ini disebut CBR rencana titik dan karena disiapkan di laboratorium, disebut
CBR laborataorium. Makin tinggi nilai CBR tanah (subgrade) maka lapisan perkerasan
diatasnya akan semakin tipis dan semakin kecil nilai CBR (daya dukung tanah rendah), maka
akan semakin tebal lapisan perkerasan di atasnya sesuai beban yang akan dipikulnya.
1
Ada dua macam pengukuran CBR yaitu :
1. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada 0.254 cm (0,1”) terhadap penetrasi
2
1.2 Alat dan Bahan
Alat
1. Satu set alat cbr (alat penetrasi) Loading Machine
2. Mold/ cetakan silinder
3. Mesin pemadat (Universal Testing Macine)
4. Timbangan
5. Kompor
6. Saringan No.4
7. Sekop
8. Cawan
9. Ember
10. Penggaris
11. Keping beban/ piringan pemisah
12. Stopwatch
13. Plastik
14. Palu Penumbuk
Bahan
1. Tanah
2. Kerikil
3. Pasir
4. Air
1.3 Prosedur
1. Letakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg (10
pound) atau sesuai dengan beban perkerasan.
2. Untuk benda uji yang direndam beban harus sama dengan beban yang dipergunakan
untuk perendaman.
Letakkan pertama-tama keping pemberat 2,27 kg (5 pound) untuk mencegah
mengembangnya permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat.
Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan benda
uji.
3. Kemudian atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban
menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg (10 pound). Pembebanan permulaan
ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan
3
permukaan benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi
di - nol - kan.
4. Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,27 mm/menit (0,05")/menit. Catat pembacaan beban pada penetrasi
0,312 mm (0,0125"), 0,62 mm (0,025"), 1,25 mm (0,05"), 0,187 mm (0,075"), 2,5
mm (0,10"), 3,75 mm (0,15"), 5 mm (0.20"), 7,5 mm (0,30"), 10 mm (0,40") dan
12,5 mm (0,50").
5. Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 12,50 mm (0,5"). Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan
kadar air lapisan atas benda uji setebal 25,4 mm.
6. Pengambilan benda uji untuk kadar air dapat diambil dari seluruh kedalaman bila
diperlukan kadar air rata-rata. Benda uji untuk pemeriksaan kadar air sekurang-
kurangnya 100 gram untuk tanah berbutir halus atau sekurang-kurangnya 500 gram
untuk tanah berbutir kasar.
Dasar Perhitungan :
b. Hitung pembebanan dalam kg (lb), dan gambarkan grafik beban terhadap penetrasi.
Pada beberapa keadaan permulaan dari kurva beban cekung akibat dari ketidak teraturan
permukaan atau sebab-sebab lain. Dalam keadaan ini titik nol-nya harus dikoreksi seperti
Gambar No. 1.
c. Dengan menggunakan harga-harga beban yang sudah dikoreksi pada penetrasi 2,54
mm (0,1") dan 5,08 mm (0,2") hitung harga CBR dengan cara membagi beban standar
masing-masing 70,31 kg/cm2 (1000 psi) dan 105,47 kg/cm2 (1500 psi) dan kalikan
dengan 100 harga CBR diambil pada penetrasi 0,1". Bila harga yang didapat pada
penetrasi 5,08 mm (0,2") ternyata lebih besar percobaan tersebut diulangi.
Apabila percobaan ulangan ini masih tetap menghasilkan nilai CBR pada penetrasi 5,08
mm lebih besar dari nilai CBR pada penetrasi 2,54 mm (0,1") maka harga CBR diambil
harga pada penetrasi 5,08 mm (0,2").
Bila beban maksimum dicapai pada penetrasi sebelum 5,08 mm (0,2") maka harga CBR
diambil dari beban maksimum dengan standar yang sesuai.
4
1.4 Hasil Pegujian dan Analisis
5
Tabel 1.2 Hasil bacaan setelah melalui test CBR
Standar
Penurunan Bacaan Beban Koreksi Beban
Beban
WAKTU Bacaan Dial
Proving
( inch ) ( lb ) ( lb ) ( lb )
Ring
15 detik 0.0125 4,0 179,236
30 detik 0.0250 7,0 313,662
1 menit 0.0500 10,5 470,493
1,5 menit 0.0750 12,0 537,707
2 menit 0.1000 3000 14,5 649,729
3 menit 0.1500 20,0 896,178
4 menit 0.2000 4500 23,0 1030,605
6 menit 0.3000 29,5 1321,863
8 menit 0.4000 35,0 1568,312
10 menit 0.5000 40.0 1792,356
6
Tabel 1.4 Penetrasi beban pada bahan uji
BEBAN
Penetrasi Beban (lbs)
TERKOREKSI
0.01 179,236
0.03 313,662
0.05 470,493
0.08 537,707
0.10 649,729 590
0.15 896,178
0.20 1030,605 970
0.30 1321,863
0.40 1568,312
0.50 1792,356
7
1.5 Kesimpulan
1. Benda uji yang mengalami perendaman selama 7 hari lebih mudah untuk
mengalami penurunan dari pada benda uji yang tidak jenuh air.
2. Pada uji cbr unsoaked, saat penetrasi 0,1 benda uji mengalami pembebanan
sebesar 590 lbs, sedangkan saat penetrasi 0,2 mengalami pembebanan sebesar
970 lbs.
8
BAB II
CBR (California Bearing Ratio) SOAKED
2.1 Tinjauan Pustaka
CBR (California Bearing Ratio) adalah percobaan daya dukung tanah yang
dikembangkan oleh California State Highway Departement. Prinsip pengujian ini adalah
pengujian penetrasi dengan menusukkan benda ke dalam benda uji. Dengan cara ini dapat
dinilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang dipergunakan untuk membuat perkerasan.
Kekuatan tanah diuji dengan uji CBR sesuai dengan SNI-1744-1989. Nilai kekuatan
tanah tersebut digunakan sebagai acuan perlu tidaknya distabilisasi setelah dibandingkan
dengan yang disyaratkan dalam spesifikasinya.
Pengujian CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap
bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Nilai CBR dihitung
pada penetrasi sebesar 0.1 inci dan penetrasi sebesar 0.2 inci dan selanjutnya hasil kedua
perhitungan tersebut dibandingkan sesuai dengan SNI 03-1744-1989 diambil hasil terbesar.
Nilai CBR adalah perbandingan (dalam persen) antara tekanan yang diperlukan untuk
menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3 inch2 dengan kecepatan 0,05
inch/menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus bahan standard tertentu.
Tujuan dilakukan pengujian CBR ini adalah untuk mengetahui nilai CBR pada variasi kadar
air pemadatan. Untuk menentukan kekuatan lapisan tanah dasar dengan cara percobaan CBR
diperoleh nilai yang kemudian dipakai untuk menentukan tebal perkerasan yang diperlukan di
atas lapisan yang nilai CBRnya tertentu (Wesley,1977) Dalam menguji nilai CBR tanah dapat
dilakukan di laboratorium. Tanah dasar (Subgrade) pada kontruksi jalan baru merupakan
tanah asli, tanah timbunan, atau tanah galian yang sudah dipadatkan sampai mencapai
kepadatan 95% dari kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar
tersebut merupakan nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tersebut tanah
dipadatkan. CBR ini disebut CBR rencana titik dan karena disiapkan di laboratorium, disebut
CBR laborataorium. Makin tinggi nilai CBR tanah (subgrade) maka lapisan perkerasan
diatasnya akan semakin tipis dan semakin kecil nilai CBR (daya dukung tanah rendah), maka
akan semakin tebal lapisan perkerasan di atasnya sesuai beban yang akan dipikulnya.
9
Ada dua macam pengukuran CBR yaitu :
1. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada 0.254 cm (0,1”) terhadap penetrasi
10
2.2 Alat dan Bahan
Alat
1. Satu set alat cbr (alat penetrasi) Loading Machine
2. Mold/ cetakan silinder
3. Mesin pemadat (Universal Testing Macine)
4. Timbangan
5. Kompor
6. Saringan No.4
7. Sekop
8. Cawan
9. Ember
10. Penggaris
11. Keping beban/ piringan pemisah
12. Stopwatch
13. Plastik
14. Palu Penumbuk
Bahan
1. Tanah
2. Kerikil
3. Pasir
4. Air
2.3 Prosedur
1. Letakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg (10
pound) atau sesuai dengan beban perkerasan.
2. Untuk benda uji yang direndam beban harus sama dengan beban yang dipergunakan
untuk perendaman.
11
3. Kemudian atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban
menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg (10 pound). Pembebanan permulaan
ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan
permukaan benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi
di - nol - kan.
4. Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,27 mm/menit (0,05")/menit. Catat pembacaan beban pada penetrasi
0,312 mm (0,0125"), 0,62 mm (0,025"), 1,25 mm (0,05"), 0,187 mm (0,075"), 2,5
mm (0,10"), 3,75 mm (0,15"), 5 mm (0.20"), 7,5 mm (0,30"), 10 mm (0,40") dan
12,5 mm (0,50").
5. Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 12,50 mm (0,5"). Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan
kadar air lapisan atas benda uji setebal 25,4 mm.
6. Pengambilan benda uji untuk kadar air dapat diambil dari seluruh kedalaman bila
diperlukan kadar air rata-rata. Benda uji untuk pemeriksaan kadar air sekurang-
kurangnya 100 gram untuk tanah berbutir halus atau sekurang-kurangnya 500 gram
untuk tanah berbutir kasar.
Dasar Perhitungan :
b. Hitung pembebanan dalam kg (lb), dan gambarkan grafik beban terhadap penetrasi.
Pada beberapa keadaan permulaan dari kurva beban cekung akibat dari ketidak teraturan
permukaan atau sebab-sebab lain. Dalam keadaan ini titik nol-nya harus dikoreksi seperti
Gambar No. 1.
c. Dengan menggunakan harga-harga beban yang sudah dikoreksi pada penetrasi 2,54
mm (0,1") dan 5,08 mm (0,2") hitung harga CBR dengan cara membagi beban standar
masing-masing 70,31 kg/cm2 (1000 psi) dan 105,47 kg/cm2 (1500 psi) dan kalikan
dengan 100 harga CBR diambil pada penetrasi 0,1". Bila harga yang didapat pada
penetrasi 5,08 mm (0,2") ternyata lebih besar percobaan tersebut diulangi.
12
Apabila percobaan ulangan ini masih tetap menghasilkan nilai CBR pada penetrasi 5,08
mm lebih besar dari nilai CBR pada penetrasi 2,54 mm (0,1") maka harga CBR diambil
harga pada penetrasi 5,08 mm (0,2").
Bila beban maksimum dicapai pada penetrasi sebelum 5,08 mm (0,2") maka harga CBR
diambil dari beban maksimum dengan standar yang sesuai.
Soaked
kanan 8,0 cm T
Setelah
tengah 7,9 cm 14,57
perendaman
kiri 7,6 cm
Uji CBR 5X2
SETELAH UJI kanan 5,4 cm T
tengah 4,9 cm 15,4
Kiri 4,8 cm
Kanan 5,4 cm T
delta d tengah 4,9 cm 13,9
Kiri 4,8 cm
K 36,75
13
Tabel 2.2 Hasil bacaan setelah melalui test CBR
Penuruna Standar Koreksi
Bacaan Beban
n Bacaan Beban Beban
WAKTU
Dial Proving
( inch ) ( lb ) ( lb ) ( lb )
Ring
15 detik 0.0125 1.0 44,809
30 detik 0.0250 1,5 67,213
1 menit 0.0500 2.0 89,618
1,5 menit 0.0750 2,5 112,022
2 menit 0.1000 3000 2,5 112,022
3 menit 0.1500 2.5 112,022
4 menit 0.2000 4500 3.0 134,427
6 menit 0.3000 3.0 134,427
8 menit 0.4000 3,5 156,831
10 menit 0.5000 4.0 179,236
14
Tabel 2.4 Penetrasi beban pada bahan uji
BEBAN
Penetrasi Beban (lbs)
TERKOREKSI
0.01 44,809
0.03 67,213
0.05 89,618
0.08 112,022
0.10 112,022 84
0.15 112,022
0.20 134,427 125
0.30 134,427
0.40 156,831
0.50 179,236
15
2.5 Kesimpulan
1. Benda uji yang mengalami perendaman selama 7 hari lebih mudah untuk
mengalami penurunan dari pada benda uji yang tidak jenuh air.
2. Pada uji cbr soaked, saat penetrasi 0,1 benda uji mengalami pembebanan
sebesar 84 lbs, sedangkan saat penetrasi 0,2 mengalami pembebanan sebesar
125 lbs.
16
BAB III
PERMEABILITAS
3.1 Tinjauan Pustaka
Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk meloloskan atau melewatkan air.
Permeabilitas tanah juga merupakan suatu kesatuan yang meliputi infiltrasi tanah dan
bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi
dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian (Rohmat, 2009).
Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk meneruskan air atau udara.
Permeabilitas tanah biasanya diukur dengan istilah kecepatan air yang mengalir dalam waktu
tertentu yang ditetapkan dalam satuan cm/jam (Hakim, dkk, 1986).
a. Tekstur Tanah
Tekstur adalah satu hal yang akan sangat mempengaruhi permeabilitas tanah,
dimana permabilitas akan terjadi dengan cara melewati tekstur tanah. Sebagai
contoh, kita dapat mengamatinya pada tanah yang bertekstur pasir, dimana tanah
tersebut akan mudah melewatkan air yang melaluinya.
b. Struktur Tanah
Struktur tanah juga akan mempengaruhi permeabilitas karena semakin banyak
ruang antar struktur di dalam tanah, maka semakin cepat juga permeabilitas yang
terjadi di dalam tanah, tersebut. Contohnya, tanah yang bersruktur lempeng akan
lebih sulit ditembus oleh air daripada tanah yang berstruktur remah dan tidak
padat.
c. Porositas Tanah
Pororsitas atau yang juga disebut sebagai ruang pori tanah merupakan rongga
antar tanah yang biasanya akan terisi oleh air atau udara. Pori tanah akan sangat
menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, dimana semakin besar pori yang
17
terdapat di dalam tanah tersebut, maka akan semakin cepat pula permeabilitas
tanah tersebut berlangsung dan hal ini juga berlaku sebaliknya.
d. Viskositas yang terkandung di dalam air
Viskositasa merupakan kekentalan air yang akan mengaliri tanah, dimana semakin
kental air yang akan mengalir/ menembus tanah, maka semkain sulit juga air
tersebut untuk menembus tanah tersebut.
e. Gravitasi
Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi di dalam sebuah wilayah juga akan sangat
menentukan permeabilitas tanah, karena permeabilitas merupakan gaya yang
masuk ke dalam tanah mengikuti/ sesuai gaya gravitasi bumi.
f. Kerapatan massa tanah
Kerapatan Massa Tanah (Bulk density) menyatakan berat volume tanah, dimana
seluruh ruang tanah diduduki butir padat dan pori yang masuk dalam perhitungan.
Berat volume dinyatakan dalam massa suatu kesatuan volume tanah kering.
Volume yang dimaksudkan adalah menyangkut benda padat dan pori yang
terkandung di dalam tanah. Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah, pori-pori
tanah, struktur, tekstur, ketersediaan bahan organik, serta pengolahan tanah
sehingga dapat dengan cepat berubah akibat pengolahan tanah dan praktek
budidaya (Hardjowigeno, 2003).
Penentuan besarnya nilai permeabilitas tanah dapat dihitung melalui uji laboratorium dan uji
lapangan seperti pada (Gambar 1) dengan menggunakan permeameter permukaan konstan.
Sumber:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44831/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
18
Dalam menghitung pemindahan air melalui tanah pada kondisi jenuh dikenal hukum
Darcy yang biasa digunakan dalam menghitung permeabilitas. Hukum Darcy merupakan satu
ukuran pengaliran air pada tanah jenuh dan dirumuskan sebagai berikut:
𝑄𝐿
k=
𝐴ℎ𝐿
di mana:
k = koefisien permeabilitas (cm/jam)
Q = debit air (cm3/jam)
A = luas permukaan tanah (cm2)
hL = tinggi muka air dan tebal tanah (cm)
L = tebal/kedalaman tanah (cm)
Dengan permukaan yang dijaga konstan, di mana aliran air yang masuk terus menerus
ataupun penambahan air secara kontinu sehingga aliran air yang stabil melalui tanah
diperoleh. Gambar 1 menggambarkan dua permeameter permukaan konstan yang digunakan
untuk tes di laboratorium (a) dan studi lapangan (b). Dalam studi lapangan di tanah
terganggu, kehilangan permukaan dan panjang aliran kadang – kadang tidak dapat diukur
secara akurat dengan biaya yang wajar. Jika permukaan tanah terdiri dari lapisan tipis rendah
– permeabilitas tanah atas nya lapisan tanah sangat permeabel, maka hilangnya permukaan
hidrolik dapat dianggap sebagai jarak dari permukaan air tanah sangat permeable dan panjang
aliran (Israelsen and Hansen, 1962).
19
Agak cepat 6,25 – 12,50
Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling bersambungan satu
dengan yang lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat dinyatakan sebagai kecepatan
bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh.Permeabilitas ini
merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media porous.Secara kuantitatif
permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas (Hanafiah, 2005).
1. Alat
Ring, sebagai tempat tanah
Pipa paralon, untuk pengamatan tambahan ring
Alat permeabilitas, sebagai pengamatan
Tabung, sebagai tempat air
Penggaris, sebagai alat pengukur
Mold
2. Bahan
Air, sebagai pengukur permeabilitas tanah
Tanah, sebagai pengamatan
3.3 Prosedur
1. Timbang ember kemudian ambil pasir dan kerikil dan tanah di sekitar
laboratorium.
2. Campur pasir dan kerikil kemudian masukkan kedalam mold (ukur diameter dan
tinggi mold terlebih dahulu).
3. Ratakan tinggi campuran pasir dan kerikil kemudian hitung tinggi nya.
4. Siapkan alat uji constant head dan berikan gelas ukur di corong alat uji agar
volume air yang mengalir dapat diukur
5. Tuang air ke bagian atas alat uji constant head sampai penuh, usahakan agar air
tetap penuh pada bagian atas alat uji
20
6. Hitung waktu yang diperlukan untuk mencapai volume 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40,
45, dan 50 cm3.
7. Dengan menggunakan persamaan Darcy metode Constant Head diperoleh
koefisien permeabilitas tanah
21
3.4 Hasil Pegujian dan Analisis
Diameter
Mold harus
diukur
dalam cm
>>>> A 188.
dt = 15.5 = 6 cm2
UKURLAH !!!
Kedalaman COLOKAN
h (cm)
12.4 L 2,4 2,3 2,5
Tinggi sampel hasil
10 rumus
MUKA AIR
UKURLAH !!!
Kedalaman COLOKAN
(cm)
0 0 0
head
=>> 12.4
Q t
tetes I (cc) detik Q= 40
t= 129,6
5 start
10 33,4 k= 0.00132 faktor suhu 0.8893
1.17.E-
15 50,7 03
20 67,2 Klasfikasi
Sand Well 5 x 10-2 >5 x
25 83,3 Graded SW > k 10-4
30 99,8
35 116,6
40 132,5
45 147,9
22
STOPWATCH
jam menit detik
0 5
23
160
140
120
100
Axis Title
80
t detik
Line…
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Axis Title
24
Typical coefficient of
Group Symbol (USCS) permeability = k (cm/s)
Gravel Well Graded GW > 2.5 x 10-2
Gravel Poorly Graded GP 2.5 x 10-2 > k >5 x 10-2
Gravel Silty GM 5 x 10-2 > k >5 x 10-7
Gravel Clayey GC 5 x 10-7 > k >5 x 10-8
Sand Well Graded SW 5 x 10-2 > k >5 x 10-4
Pasir bersih permeabilitas sama
Sand Poorly Graded SP 5 x 10-2 > k >5 x 10-4
Sand Silty SM 5 x 10-4 > k >2.5 x 10-5
Sand Silty Clayey SM-SC 2.5 x 10-5 > k >1 x 10-6
Sand Clayey SC 1 x 10-6 > k >2.5 x 10-7
Silt Low Plasticity ML 2.5 x 10-5 > k >5 x 10-6
Silt Clayey Low Plasticity ML-CL 5 x 10-6 > k >2.5 x 10-7
Clay Low Plasticity CL 2.5 x 10-7 > k >5 x 10-8
Silt High Plasticity MH 5 x 10-6 > k >2.5 x 10-7
Clay High Plasticity CH 2.5 x 10-7 > k >5 x 10-8
3.5 Kesimpulan
a. Pada uji permeabilitas ini, air yang menetes sebanyak 10 cc dan dicapai pada
waktu 18,3 detik
b. Pada uji permeabilitas ini, air yang menetes sebanyak 15 cc dan dicapai pada
waktu 33,4 detik
c. Pada uji permeabilitas ini, air yang menetes sebanyak 20 cc dan dicapai pada
waktu 50,7 detik
d. Pada uji permeabilitas ini, air yang menetes sebanyak 25 cc dan dicapai pada
waktu 1 menit 7,2 detik
e. Pada uji permeabilitas ini, air yang menetes sebanyak 30 cc dan dicapai pada
waktu 1 menit 23,3 detik
f. Pada uji permeabilitas ini, air yang menetes sebanyak 35 cc dan dicapai pada
waktu 1 menit 39,8 detik
g. Pada uji permeabilitas ini, air yang menetes sebanyak 40 cc dan dicapai pada
waktu 1 menit 56,6 detik
h. Pada uji permeabilitas ini, air yang menetes sebanyak 45 cc dan dicapai pada
waktu 2 menit 12,5 detik
i. Pada uji permeabilitas ini, air yang menetes sebanyak 50 cc dan dicapai pada
waktu 2 menit 27,9 detik
25
j. Benda uji ini menggunakan pasir sehingga mengalami rembesan air lebih cepat
dibandingkan pengujian menggunakan tanah.
k. Pasir ini memiliki klasifikasi koefisien permeabilitas sebesar 1,17 x 10-03 atau
disebut dengan SW (Sand Well Graded) karena angka tersebut diantara 5 x 10-2
> k >5 x 10-4. Jadi pasir ini adalah pasir yang tergolong pasir yang baik.
26
LAMPIRAN
2 dengan kompor
Sumber: Dokumentasi pribadi
27
Menempatkan alat uji di alat tes
5 CBR
Sumber: Dokumentasi pribadi
7 CBR Soaked
Sumber: Dokumentasi pribadi
28
Mengeluarkan sampel dari bak
air setelah direndam selama 7
8 hari
Sumber: Dokumentasi pribadi
29
2. Lampiran Praktikum Permeabilitas
30
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/cbr-california-bearing-ratio
digilib.unila.ac.id/8784/18/BAB%20II.%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-permeabilitas/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44831/Chapter%20II.pdf?sequence=
4&isAllowed=y
https://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120220120301.pdf
31