Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MUHAMMAD AKBAR

NIM : 5193111006

KELAS : PTB REG B 2019

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU : Dra. YUSNA MELIANTI, M.H

TUGAS RUTIN 1
Tentang Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

1. Latar belakang dan Tujuan Pembelajaran PKN di Perguruan Tinggi

 Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi yaitu

Pendidikan kewarganegaraan (PKN) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran


di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan
kewarganegaraan yang berstatus wajib dalam kurikulum pendidikan. Keberadaan pendidikan
kewarganegaraan terealisasi nyata disetiap jenjang pendidikan dimulai dari sekolah dasar (SD),
sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi. Muatan
materi Pendidikan Kewarganegaraan hampir sama disetiap jenjang pendidikan, hanya saja setiap
tingkatan ada penambahan muatan materi yang lebih mendalam untuk dipahami oleh siswa.
Sedangkan diperguruan tinggi lebih ke penerapan dari materi-materinya.
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi “mencerdaskan
kehidupan bangsa” yang menjadi cita-cita bangsa indonesia merupakan suatu bukti bahwa
keberadaan pendidikan kewarganegaraan sangat penting dalam pembelajaran. Mencerdaskan
kehidupan bangsa memerlukan adanya suatu ikatan tujuan. Ikatan tujuan ini dapat berwujud
suatu ideologi nasional yaitu Pancasila yang menjadi suatu objek dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.
Sehingga Pendidikan Kewarganegaraan (citizenship education) di perguruan
tinggi termasuk sebagai kelompok MPK (Matakuliah Pengembangan Kepribadian) yang
diharapkan dapat mengemban misi, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional. Melalui pengasuhan
Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi yang substansi kajian dan materi
instruksionalnya menunjang dan relevan dengan pembangunan masyarakat demokratik
berkeadaban, diharapkan mahasiswa akan tumbuh menjadi ilmuwan atau profesional, yang
berdaya saing secara internasional, warganegara Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air.

 Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi yaitu

Searah dengan perubahan Pendidikan menuju masa depan dan dinamika internal bangsa
Indonesia, Program Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi harus
mampu mencapai tujuan, antara lain sebagai berikut :

a) Mahasiswa mampu Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang


mengapresiasi nilai-nilai moral-etika dan religius.
b) Mahasiswa mampu Menjadi warganegara yang cerdas, berkarakter, menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan.
c) Mahasiswa mampu Menumbuh kembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa
cinta pada tanah air.
d) Mahasiswa mampu Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan
bertanggungjawab, serta mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era
globalisasi.
e) Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

2. Nilai-nilai Pancasila sebagai orientasi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan


Tinggi

Pengertian nilai dasar harus dipahami bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijadikan sebagai
pedoman dan sumber orientasi pengembangan disetiap Perguruan Tinggi. Peran nilai-nilai dalam
setiap Sila Pancasila adalah sebagai berikut :

1. Nilai Ketuhanan dalam Sila Ketuhanan YME : melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan
perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan
manusia dalam alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya. paham nilai ketuhanan dalam
Sila Ketuhanan YME, tidak memberikan ruang bagi faham ateisme, fundamentalisme dan
ekstrimisme keagamaan, sekularisme keilmuan, antroposentrisme dan kosmosentrisme.
2. Nilai Kemanusiaan dalam Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab : memberi arah dan
mengendalikan ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu harus didasarkan pada tujuan awal
ditemukan ilmu atau fungsinya semula, yaitu untuk mencerdaskan, mensejahterakan, dan
memartabatkan manusia, ilmu tidak hanya untuk kelompok, lapisan tertentu.
3. Nilai Persatuan dalam Sila Persatuan Indonesia : mengkomplementasikan universalisme
dalam sila-sila yang lain, sehingga supra sistem tidak mengabaikan sistem dan sub sistem.
Solidaritas dalam subsistem sangat penting untuk kelangsungan keseluruhan individualitas,
tetapi tidak mengganggu integrasi. Nilai Persatuan dalam Sila Persatuan Indonesia esensinya
adalah pengakuan kebhinnekaan dalam kesatuan: koeksistensi, kohesivitas, kesetaraan,
kekeluargaan, dan supremasi hukum.
4. Nilai Kerakyatan dalam Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan : mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi
berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu
pengetahuan harus demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari
kebijakan, penelitian sampai penerapan masal. Nilai Kerakyatan dalam Sila 4 ini esensinya
adalah menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang berkeadaban. Tidak memberi ruang bagi
faham egoisme keilmuan (puritanisme, otonomi keilmuan), liberalisme dan individualisme
dalam kontek kehidupan.
5. Nilai Keadilan dalam Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menekankan ketiga
keadilan Aristoteles : keadilan distributif, keadilan kontributif, dan keadilan komutatif.
Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat,
karena kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu. Individualitas
merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi.

Kelima dasar nilai tersebut sebagai pedoman dan sumber orientasi dalam penyusunan dan
pengembangan substansi kajian Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.

3. Pembelajaran PKN di Perguruan Tinggi

Implementasi PKn di perguruan tinggi diwujudkan dalam bentuk pembelajaran, yang


meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahapan tersebut didesain sedemikian
rupa sehingga dapat menumbuh kembangkan kesadaran bela negara mahasiswa. Tahap
perencanaan merupakan tahap awal dalam aktivitas pembelajaran yang sangat penting sebagai
rambu-rambu dalam pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Diperlukan analisis yang mendalam
untuk merancang perencanaan pembelajaran. Sehingga diperoleh perencanaan pembelajaran
yang mengakomodir ketiga kompetensi yang diharapkan yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Kompetensi 
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk menguasai kemampuan berpikir, bersikap
rasional, dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual, serta mengantarkan
mahasiswa selaku warga negara RI memiliki : (1) wawasan kesadaran bernegara untuk bela
negara dengan perilaku cinta tanah air; (2) Wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa demi
ketahanan nasional, dan (3) pola pikir, sikap, yang komhrensif integral pada seluruh aspek
kehidupan nasional.

Pustaka :

Paristiyanti, nurwandani.2016. Pendidikan kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi Cetakan


I. Jakarta: Dirjen Belmawa Kemristekditi.

Santoso, Djoko. 2012. Modul Kuliah Kewarganegaraan. Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran
dan Kemahasiswaan.

https://ppkn.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Purnomo-Aji.-Universitas-Sebelas-Maret

http://eprints.ums.ac.id/28506/2/BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai