Anda di halaman 1dari 40

TUGAS BESAR II

RANGKUMAN MATERI MATA KULIAH

KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh :

Indrawan Soleh Putra – 41118010065

Dosen Mata Kuliah:

Yayah Salamah, S.P, M.Si.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA

2022
KATA PENGHANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas rahmat dan karunia - Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Besar II mata

kuliah kewarganegaraan. Penulisan Tugas Besar II ini disusun untuk syarat lulus bagi

Mahasiswa dengan menggantikan nilai Ujian Tengah Semester

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-

banyaknya kepada semua pihak hingga penulis selesai dalam menyusun proposal tugas akhir

ini, terima kasih ini terutama kepada ibu Yayah Salamah S.P, M.Si. selaku dosen mata kuliah

kewarganegaraan yang telah membimbing kami selama 14 pertemuan ini.

Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan dengan kerendahan hati, penulis

memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Terima kasih atas semua pihak yang

membantu penyusunan dan membaca Tugas Akhir ini.

Jakarta, 25/Juni/2022

Indrawan Soleh Putra,


1. Pendidikan kewarganegaraan yang Baik dan Benar

1.1. Pendahuluan (Dasar-dasar, tujuan penyelenggaraan, capaian dan metode

pembelajaran pendidikan kewarganegaraan)

Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya mempelajari tentang Indonesia

yang mencakup Pancasila, Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia,

dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan menjadikan pembelajaran ini

untuk menciptakan manusia yang memiliki kepribadian, yang termasuk

kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian dengan membangun rasa

kebangsaan dan rasa cinta tanah air Indonesia. Oleh karena itu pendidikan ini

sangat diperlukan di dalam perguruan tinggi yang berfungsi sebagai

meningkatkan orientasi mahasiswa dalam menjadikan mahasiswa yang memiliki

wawasan, semangat, cinta tanah air, demokratis, bertanggung jawab, dan

menghargai atas keragaman yang ada.

Pendidikan kewarganegaraan secara substantif didesain untuk

mengembangkan warga negara yang cerdas dalam segala jalur dan jenjang

pendidikan. Ada pula mata kuliah ini sudah menjadi bagian inheren dari

instrumental pendidikan nasional Indonesia dalam lima status. Di antaranya :

1. Sebagai mata pelajaran di sekolah.

2. Sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.

3. Sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam

kerangka program pendidikan guru.

4. Sebagai program pendidikan politik.

5. Sebagai kerangka konsptual dalam membentuk pemikir individu dan

kelompok pakar terkait, yang dikembangkan sebagai landasan kerangka

berpikir mengenai Pendidikan Kewarganegaraan.


1.2. Kepemimpinan Nasional

Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan,

dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang. Arti pemimpin yaitu seorang

pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan seseorang yang terus menerus

membuktikan bahwa dia mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain, lebih

dari kemampuan orang lain untuk mempengaruhi dirinya. Hal tersebut

menyimpulkan bahwa pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memotivasi

dan mempengaruhi orang lain sehingga mau berbuat melakukan sesuatu atau

bersikap untuk mencapai tujuan bersama melebihi orang-orang tersebut

mempengaruhi dirinya.

Kepemimpinan Nasional diartikan sebagai sistem kepemimpinan yang di

selenggarakan di dalam negara, meliputi unsur dan struktur lembaga yang

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perwujudan cita-cita bangsa. Bagi

bangsa Indonesia sistem kepemimpinan nasional haruslah menjalankan visi

pembangunan nasional yang dilandasi nilai-nilai falsafah Pancasila, dan juga

berfungsi mengawal proses pembangunan dan diharapkan mendapatkan hasil-

hasil yang dapat dirasakan oleh seluruh warga negara Indonesia.

1.3. Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional merupakan upaya untuk meningkatkan seluruh aspek

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sekaligus untuk proses

menyelenggara negara dalam mewujudkan tujuan nasional. Adapun tujuan

pembangunan tersebut ditegaskan di dalam pembukaan Undang – Undang Dasar

1945 alinea ke-4, yaitu dengan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah

darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan


kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Untuk itu Pelaksanaan pembangunan nasional senantiasa dilakukan secara

menyeluruh dan merata serta memperhatikan keselarasan, keserasian, dan

keseimbangan dalam berbagai aspek dialam terlaksananya pembangunan.

Seperti aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara

berencana menyeluruh, terarah, terpadu, bertahap dan berkelanjutan.

1.4. Pertanyaan

1. Seberapakah pentingkah Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan di dalam

perguruan tinggi?

2. Apa yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan nasional?

1.5. Jawaban

1. Pendidikan Kewarganegaraan sangat diperlukan diajarkan di dalam

perguruan tinggi demi meningkatkan orientasi mahasiswa dalam

menjadikan mahasiswa yang memiliki wawasan, semangat, cinta tanah air,

demokratis, bertanggung jawab, dan menghargai atas keragaman yang

ada.

2. Perhatian pelaksanaan pembangunan nasional sangat diperlukan, dengan

memperhatikan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dalam berbagai

aspek dialam terlaksananya pembangunan. Dan harus menjalankan visi

pembangunan nasional yang dilandasi nilai-nilai falsafah Pancasila, dan

juga berfungsi mengawal proses pembangunan dan diharapkan

mendapatkan hasil-hasil yang dapat dirasakan oleh seluruh warga negara

Indonesia.
2. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

2.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

2.1.1. Civic

Civics yang berasal dari kata yunani yaitu civicus yang berarti penduduk sipil

yang melaksanakan demokrasi langsung.

2.1.2. Civic Education

Civic Education pada dasaenya berorientasi untuk membina pembelajaran

anak agar menjadi warga negaa yang baik, bertakwa, dan memiliki rasa

nasionalisme yang kuat, serta mampu membina dan melaksanakan hak dan

kewajiban dirinya sebagai manusia dan warga masyarakat.

2.1.3. Citizenship Education

Citizenship Education merujuk kepada istilah generik yang mencakup

pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah.

2.2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi bila berpedoman

kepada keputusan dirjen dikti No.43/DIKTI/Kep/2006 adalah sumber nilai dan

pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna

mengantarkan kepribadian mahasiswa untuk memiliki kepribadian yang

seutuhnya.

Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi untuk membantu

mahasiswa guna memantapkan kepribadiannya agar konsisten mewujudkan

nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air, menerapkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung

jawab dan bermoral.


Berdasarkan visi dan misi yang sebagaimana dijelaskan di atas, maka seorang

mahasiswa diharapkan tidak hanya memiliki intelektual yang luas, tetapi juga

memiliki kompetensi yang tercipta dari mata kuliah ini yang profesional,

berintegritas, memiliki sikap yang demokratis, mengimplementasikan Pancasila

pada tatanan kehidupan, beradab, memiliki rasa kebangsaan, dan cinta tanah air.

2.3. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

2.3.1. Landasan Ilmiah

1. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan

Sejatinya setiap warga negara memerlukan penguasaan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan,

moral, kemanusiaan, dan nilai-nilai budaya bangsa. Hal itulah yang

menjadi nilai-nilai dasar yang berperan sebagai panduan dan pegangan

hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

2. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam pendidikan kewarganegaraan objek materi berupa segala hal

yang berkaitan dengan warga negara yang baik, yang meliputi wawasan,

sikap, dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara.

3. Rumpun keilmuan

Pendidikan kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan civics

education. Yang dikarenakan mengambil dan mengumpulkan pengetahuan

dari berbagai disiplin ilmu. Di dalam keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi

No. 43/DIKTI/KEP/2006 dijabarkan lebih rinci yang meliputi:

a. Filsafat Pancasila

b. Identitas Nasional
c. Negara dan Konstitusi

d. Demokrasi Indonesia

e. Rule of Law dan Hak Asasi Manusia

f. Hak dan Kewajiban Warga Negara serta Negara

g. Geopolitik Indonesia

h. Geostrategi Indonesia

2.3.2. Landasan Hukum

Landasan hukum yang menjadi acuan dilaksanakannya pembelajaran

pendidikan Kewarganegaraan diatur dalam landasan hukum diantarinya :

1. Undang – Undang Dasar 1945

2. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan

Negara.

3. Undang - Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. 1 Tahun

1988)

4. Undang - Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi

dan Penilaian Hasil belajar Mahasiswa dan Nomor 45/U/2002

2.4. Pertanyaan

1. Sebutkan landasan apa saja yang objek pembahasan Pendidikan

Kewarganegaraan?

2. Apa saja dasar-dasar pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan?

2.5. Jawaban
1. Objek pembahasan yang diajarkan di dalam pendidikan kewarganegaraan

ialah yang berkaitan dengan warga negara yang baik, yang meliputi

wawasan, sikap, dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan

negara.

2. Dasar-dasar Pemikiran Kewarganegaraan yang menjadi landasan ilmiah

nilai-nilai dasar yang berperan sebagai panduan dan pegangan hidup setiap

warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ialah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berlandaskan

nilai-nilai keagamaan, moral, kemanusiaan, dan nilai-nilai budaya bangsa.

3. Negara dan Sistem Pemerintahan

3.1. Latar Belakang Perlunya Negara

Keberadaan negara sangat diperlukan sebagai tempat berlindung bagi

individu, kelompok, masyarakat, dari tindakan yang lemah terhadap penguasa yang

kuat (otoriter). Dalam menjalani kehidupan bernegara tentu dihadapkan dengan

berbagai masalah dalam menjaga eksistensinya. Yaitu masalah globalisasi dan

otonomi daerah, meskipun terdapat keuntungannya bagi kemajuan suatu Negara.

3.2. Pengertian dan Teori Negara

Negara atau State yang dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin yaitu

status atau statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang

memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.

3.3. Unsur – Unsur Negara

Unsur-unsur pembentukan Negara tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili serta menyatakan

kesepakatan diri ingin bersatu. Jadi warga negara adalah orang yang
tinggal di suatu negara dengan keterkaitan hukum dan peraturan yang ada

dalam negara tersebut serta diakui oleh negara, baik warga asli negara

tersebut atau pun warga asing dan negara tersebut memiliki ketentuan

kepada siapa yang akan menjadi warga negaranya.

2. Wilayah

Wilayah merupakan tempat menetapnya rakyat dan pemerintahan

suatu negara dalam menjalankan pemerintahannya. Wilayah Indonesia

terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia, dan dua

samudra yaitu samudra Indian dan Pasifik.

3. Pemerintah

Pemerintahan yang berdaulat diartikan sebagai pemerintahan yang

memiliki kekuasaan dalam menyelenggarakan pemerintahan dan kebijakan

yang berhubungan dengan tugas-tugas kenegaraan.

3.4. Klasifikasi dan Bentuk Negara

Klasifikasi negara dapat dilihat berdasarkan beberapa indikator, seperti jumlah

orang yang berkuasa, bentuk Negara, dan asas pemerintahan.

1. Berdasarkan jumlah orang yang berkuasa dan orientasi kekuasaan terdapat

enam bentuk klasifikasi Negara:

Jumlah Penguasa Bentuk Positif Bentuk Negatif

Satu Orang Monarki Tirani

Sekelompok Orang Aristokrasi Oligarki

Banyak Orang Demokrasi Mobokrasi

2. Bentuk Negara ditinjau dari sisi konsep dan teori modern terbagi menjadi

dua, yaitu:

a. Negara Kesatuan (unitarianisme)


Negara kesatuan adalah Negara yang berdaulat dan merdeka,

dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh

daerah (Ubaedillah dan Abdul Rozak, 2013:126)

b. Negara Serikat (federasi)


Negara serikat merupakan bentuk Negara yang gabungan dari

beberapa Negara bagian dari Negara serikat. Kekuasaan asli dalam

Negara federasi merupakan Negara bagian, karena ia berhubungan

langsung dengan rakyatnya.

3. Asas penyelenggaraan kekuasaan, yaitu berbagai tipe Negara menurut

kondisinya, seperti:

a. Menurut Ekonomi

Negara agraris, industri, berkembang, sedang berkembang, dan

belum berkembang.

b. Menurut Politik

Negara demokratis, otoriter, totaliter, satu partai, multipartai, dan

sebagainya.

c. Menurut Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan presidantil, parlementer, junta militer, dan

sebagainya.

d. Menurut Ideologi Bangsa

Negara sosialis, liberal, komunis, fasis, agama, dan sebagainya.

3.5. Sifat Organisasi Negara

Sifat Organisasi Negara berbeda dengan organisasi lainya, yakni:

1. Sifat Memaksa

Setiap Negara dapat memaksa kehendak dan kekuasaannya, baik

melalui jalur hukum maupun jalur kekuasaan atau kekerasan yaitu dengan
memberlakukan sanksi pada pelanggaran hukum dengan tujuan agar

peraturan perundang-undangan yang telah dibuat dan berlaku dalam

negara tersebut ditaati oleh anggota masyarakat sehingga ketertiban,

keamanan, dan kedamaian dapat tercapai.

2. Sifat Monopoli

Setiap Negara menguasai hal-hal tertentu demi tujuan Negara tanpa


ada saingan.
3. Sifat Totalitas

Semua hal tanpa kecuali mencangkup kewenangan Negara,


misalnya semua orang harus membayar pajak, semua orang wajib
membela Negara, semua orang sama dihadapkan hukum, dan sebagainya.

3.6. Fungsi Negara

Fungsi Negara Secara umum Negara memiliki empat fungsi utama bagi

bangsanya, yaitu:

1. Fungsi pertahanan dan keamanan

Negara melindungi rakyat, wilayah, pemerintahan dari ancaman,


tantangan, hambatan, dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar.
Negara harus diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.
2. Fungsi pengaturan dan ketertiban

Negara menciptakan Undang-undang (UU) dan peraturan


pemerintah (PP), serta menjalankannya demi terwujudnya tatanan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran

Negara melakukan upaya eksplorasi sumber daya alam (SDA)


maupun sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat.
4. Fungsi keadilan menurut Hak dan Kewajiban

Negara harus menciptakan keadilan dalam berbagai bidang,


terutama dalam bidang hukum.
3.7. Elemen Kekuatan Negara

Beberapa elemen kekuatan Negara adalah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

Kekuatan negara tergantung pada jumlah penduduk, semakin


banyak jumlah penduduk, semakin berkualitas SDM, dan semakin tinggi
tingkat kesehatan, maka Negara akan semakin maju dan kuat.
2. Teritorial Negara

Semakin luas dan strategis, maka Negara tersebut akan semakin


kuat.
3. Sumber Daya Alam

Semakin tinggi kekayaan alam, maka Negara tersebut semakin


kuat, Negara yang kaya akan minyak, agroindustri, dan manufaktur akan
menjadi Negara yang tangguh.
4. Kapasitas Pertanian dan Industri

Tingkat budaya, usaha warga Negara dalam bidang pertanian,


Industry, dan perdagangan yang maju, menjamin kecukupan pangan atau
swasembada pangan sehingga Negara menjadi kuat.
5. Kekuatan Militer dan Mobilitasnya

Negara yang memiliki jumlah anggota militer, dan kualitas


personel dan peralatan yang baik akan meningkatkan kemampuan militer
dalam mempertahankan kedaulatan Negara.
6. Elemen Kekuatan yang Tidak Berwujud

Segala faktor yang mendukung kedaulatan Negara, berupa


kepribadian dan kepemimpinan, efisiensi birokrasi, persatuan bangsa,
dukungan internasional, reputasi bangsa (nasionalisme), dan sebagainya.

3.8. Hubungan Negara dengan Warga Negara

Negara sebagai lembaga dan warga Negara sebagai penghuni lembaga harus

mempunyai hubungan yang baik. Negara berkewajiban melindungi kepentingan


keseluruhan rakyat tanpa kecuali. Oleh karena itu warga Negara juga harus

memberikan kontribusi pemikiran dan ide secara nyata bagi kelangsungan kehidupan

Negara dalam segala aspek. Karena secara hakiki, warga Negara itulah yang paling

memahami dan mengetahui apa yang dibutuhkan.

3.9. Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara

1. Sistem Pemerintahan Presidensial

Sistem pemerintahan yang dapat memilih kekuasaan eksekutif lewat

pemilihan umum.

2. Sistem Pemerintah Parlementer

Di dalam sistem ini parlemen memegang peran yang sangat penting, yang

dipilih dan diangkat oleh parlementer.

3. Sistem Pemerintah Semi Presidensial

Sistem ini memungkinkan adanya perdana menteri dan presiden dan

presiden hanya bertindak sebagai kelapa negara.

4. Sistem Pemerintah Komunis

Sistem pemerintahan yang dikendalikan penuh oleh partai komunis, akan

berlangsung secara penuh, dan tidak mengakui kepemilikan akumulasi

modal pada individu.

5. Sistem Pemerintah Demokrasi Liberal

Sistem pemerintahan yang melindungi hak-hak Individu oleh undang-

undang atau konstitusi yang dibuat. Dan jangan sampai adanya keputusan

yang diambil pemerintah yang melanggar kebebasan individu.

6. Sistem Pemerintah Liberal


Sistem yang menganut kebebasan dalam segala hal, persamaan hak-hak

dan berpolitik dan menentang keras adanya pembatasan yang dilakukan

oleh pemerintah dan agama.

3.10. Pertanyaan

1. Sebutkan seperti apa hubungan seorang warga negara dengan Negaranya?

2. Sebutkan unsur-unsur pembentukan negara?

3.11. Jawaban

1. warga Negara juga harus memberikan kontribusi pemikiran dan ide secara

nyata bagi kelangsungan kehidupan Negara dalam segala aspek. Karena

secara hakiki, warga Negara itulah yang paling memahami dan mengetahui

apa yang dibutuhkan.

2. Unsur-unsur pembentuk negara yaitu Penduduk sebagai orang yang tinggal

di suatu negara, Wilayah sebagai tempat menetapnya penduduk dan

pemerintahan suatu negara, dan Pemerintah yang memiliki kekuasaan

dalam menyelenggarakan pemerintahan dan kebijakan yang berhubungan

dengan tugas-tugas kenegaraan.

3.12. Studi Kasus

Kampanye Negatif yang terjadi karena oknum-oknum yang memanfaatkan

berita buruk untuk menjelek-jelekkan pemerintah yang sah hal ini dapat menurunkan

hubungan pemerintah dengan seorang warga negara.

4. Identitas Nasional

4.1. Pengertian Identitas Nasional

Identitas merupakan ciri, sifat khas yang melekat pada suatu hal, sedangkan

Nasional berasal dari kata Nasion yang memiliki arti bangsa yang berarti kesatuan
komunitas sosio kultural tertentu yang memiliki semangat, tujuan, ideologi, dan cita-

cita bersama.

Identitas Nasional Indonesia bersifat beragam baik menyangkut sosiokultural

atau religiositas. Adapun tiga identitas nasional Indonesia yang dapat dikenali yaitu

sebagai berikut :

1. Identitas fundamental yang dimiliki bangsa Indonesia yaitu Pancasila yang

merupakan falsafah bangsa.

2. Identitas Instrumental berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa

Indonesia, dan lagu kebangsaan.

3. Identitas religiositas yang sama dengan beragam dalam agama dan

kepercayaan.

4. Identitas sosial kultural yang beragam dalam suku dan budaya.

4.2. Sejarah Paham Kelahiran Nasionalisme di Indonesia

Berikut di bawah ini merupakan uraian sejarah Paham Kelahiran Nasionalisme

di Indonesia:

5. 1908 Budi Oetomo Berbasis Sub Kultur Jawa

6. 1911 Sarikat Dagang Islam Kaum Entrepeneur Islam Bersifat Ekstrovert

Dan Politis

7. 1912. Muhammadiya Dari Subkultur Islam Modernis Bersifat Introvert

Dan Sosial

8. 1912. Indische Party Dari Sub Kultur Campuran, Yg Memncerminkan

Elemin Politis Nasionalisme Non rasial dengan slogan “TEMPAT YANG

MEMBERI NAFKAH YANG MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI

TANAH AIRNYA”
9. 1913. Indische Social Democratiche Vereniging Mengejawantahkan

Nasionalisme Politik Radikal Dan Berorientasi Marxist.

10. 1915. Trikoro Dharmo Sebagai Emberio Yong Java

11. 1918 Yong Java

12. 1925. Manifisto Politik

13. 1926. Nahdatoel Oelama (Nu)Dari Sub Kultur Santri Dan Ulama Serta

Pergerakan Lain Seperti Sub Ethnis Jong Ambon, Jong Sumatwera, Jong

Selebes Yang Melahiorkan Pergerakan Nasionalisme Yg Berjati Diri

Indonmesianess

14. 1928. Soempah Pemoeda 28 Okt 1928

15. 1931. Indonesia Muda (Malkian Elvani)

4.3. Pertanyaan

1. Identitas Nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia cukup beragam,

sebutkan dan jelaskan Identitas Nasional yang tersebut?

2. Sebutkan pengertian dari kata Nasional?

4.4. Jawaban

1. Identitas nasional dibagi dalam empat jenis yaitu : Identitas fundamental

yaitu Pancasila yang merupakan falsafah bangsa, Identitas Instrumental

berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia, dan lagu

kebangsaan, Identitas religiositas yang sama dengan beragam dalam

agama dan kepercayaan. Dan Identitas sosial kultural yang beragam dalam

suku dan budaya.

2. Nasional yang berasal dari kata berasal dari kata Nasion yang memiliki arti

bangsa yang berarti kesatuan komunitas sosio kultural tertentu yang

memiliki semangat, tujuan, ideologi, dan cita-cita bersama.


4.5. Studi Kasus

Kain Batik perlah di klaim oleh pemerintah Malaysia yang membuat masyarakat

Indonesia resah, dikarenakan klaim tersebut merambah ke banyak Khasanah budaya.

Pemerintah Indonesia dan Malaysia telah melakukan kesepakatan untuk menentukan

batas area kepemilikan dengan kebudayaan ini boleh digunakan oleh Malaysia,

namun tetap dimiliki oleh Indonesia.

5. Demokrasi dan Implementasinya Di Indonesia

5.1. Pengertian demokrasi

Secara bahasa demokrasi berasal dari kata Yunani, yaitu demos dan cratos yang

memiliki arti demos yaitu rakyat dan cratos yang berarti kekuasaan. Secara

keseluruhan demokrasi yaitu pemerintahan yang di pegang oleh rakyat. Konsep

demokrasi mengandung tiga pengertian yaitu :

1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people), yang berhubungan

dengan pemerintah yang sah (dapat pengakuan dan dukungan rakyat).

2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people), di mana kekuasaan

yang dijalankan atas nama dan dalam pengawasan rakyat.

3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people), dimana kekuasaan

yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah dijalankan untuk

kepentingan rakyat.
5.2. Sejarah Pertumbuhan Demokrasi

Demokrasi dilatar belakangi oleh beberapa hal yaitu penindasan, eksploitasi terhadap

rakyat, kondisi kehidupan masyarakat, dan kesejahteraan. Dan kondisi tersebut

menempatkan rakyat sebagai objek penindasan oleh penguasa, dan lama kelamaan

timbul keinginan adanya perubahan dengan menggulingkan penguasa yang kejam.

Dan rakyat menciptakan suatu bentuk pemerintah yang langsung diawasi oleh rakyat.

5.3. Bentuk demokrasi serta kriteria pemerintahan demokrasi

1. Demokrasi Langsung

Demokrasi langsung yang mengikutsertakan warga negaranya dalam

permusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum dan Undang -

Undang.

2. Demokrasi Tidak Langsung

Demokrasi tidak langsung yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan

yang biasanya dilakukan melalui Pemilihan Umum.

Sistem demokrasi melahirkan sistem-sistem demokrasi seperti demokrasi

sistem presidensial yang menyejajarkan antar parlemen dan presiden dengan

memberi dua kedudukan kepada presiden yaitu sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Sistem demokrasi parlemen yang menjadikan pemerintah sebagai

kepala negara yang dipimpin oleh perdana menteri, raja, ratu, kaisar.

5.4. Prinsip demokrasi

1. Prinsip Kedaulatan Rakyat

Rakyat adakah sumber kekuasaan tertinggi yang dilaksanakan oleh

pemerintah. Hak memerintah yang dimiliki pemerintah itu berasal dari

rakyat.

2. Persamaan Politik

Setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk

berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Persamaan

politik berarti persamaan kesempatan berpartisipasi, bukan persamaan

partisipasi nyata warga masyarakat.

3. Konsultasi Kepada Rakyat

Prinsip ini juga merupakan konsekuensi logis dari prinsip kedulatan

rakyat.

4. Majoruity Rule dan Minrity Right

Prinsip Majority Rule, artinya bahwa keputusan pemerintah tidak

boleh bertentangan dengan kehendak mayoritas rakyat. Jika rakyat tidak

sependapat mengenai masalah tertentu maka pemerintah harus bertindak

sesuai dengan kehendak terbesar, bukan yang terkecil dari rakyat.

5.5. Manfaat Demokrasi

Manfaat yang didapatkan di dalam kekuasaan negara yang berada ditangan

rakyat di antarannya :

1. Kesetaraan sebagai warga negara, yang memperlakukan semua orang

dengan sama dan sederajat. Dengan prinsip tidak menuntut


memperlakukan kepentingan setiap orang harus sama dan sederajat dengan

pemerintah, tetapi juga menuntut perlakuan yang sama terhadap

pandangan, pendapat atau pilihan setiap warga negara.

2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa secara umum, yang biasanya

merasakan pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah.

3. Pluralisme dan kompromi yang mengandalkan debat terbuka, persuasi, dan

kompromi. Sehingga mengisyaratkan bahwa demokrasi mengandung

kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara

para warga negara.

4. Menjamin hak-hak, dan kebebasan dasar setiap warga negara.

5. Pembaruan kehidupan sosial, dikarenakan timbulnya penghapusan

kebijakan-kebijakan yang telah usang rutin maupun pergantian para

politisi yang dilakukan secara santun dan damai.

5.6. Nilai-nilai Demokrasi

Nilai-nilai dari demokrasi yang didapatkan di dalam kekuasaan negara yang

berada ditangan rakyat di antarannya :

1. Kesadaran masyarakat yang hidup di dalam demokratis haruslah menjaga

kesadaran akan pluralisme atau keberagaman yang ada di masyarakat.

2. Sikap yang jujur dan berpikiran sehat yang didasarkan prinsip musyawarah

mufakat, dan memerhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya.

3. Demokrasi membutuhkan kerja sama antar anggota masyarakat untuk

mengambil keputusan yang disepakati bersama.

4. Demokrasi membutuhkan sikap yang dewasa, dengan mengharuskan

adanya kesadaran yang tulus menerima kemungkinan kekalahan dalam

pengambilan keputusan.
5. Etika berwarganegara di dalam hal ini demokrasi memerlukan

pertimbangan moral dengan mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara

mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan moral serta tidak

menghalalkan segala cara.

5.7. Demokrasi di Indonesia

Selama setengah abad dalam sejarah ketatanegaraan negara republik Indonesia telah

mengalami fluktuasi. Berikut ini fluktuasi demokrasi di Indonesia yang pada

hakikatnya dibagi ke dalam lima periode diantara-Nya:

1. Periode 1945 sampai 1949 dengan sistem demokrasi pancasila yang

diamatkan oleh UUD 1945 yang belum sepenuhnya dapat dilaksanakan

dikarenakan keadaan darurat dalam rangka mempertahankan

kemerdekaan.

2. Periode 1949-1959 dengan sistem demokrasi parlementer yang

menonjolkan parleme dan partai pilitik dan pada masa itu pula Indonesia

dibagi kedalam beberapa negara bagian.

3. Periode 1959-1965 dengan sistem demokrasi terpimpin yang merupakan

sistem yang menyimpang dari konstitusional dengan pemusatan kekuasaan

berada di tangan Presiden.

4. Periode 1965-1998 dengan sistem demokrasi Pancasila (Orde Baru) yang

merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem

presidential.

5. Periode 1998-saat ini dengan sistem demokrasi langsung atau demokrasi

konstitusi yang mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.

5.8. Pertanyaan

1. Sebutkan dan jelaskan Prinsip keadulatan rakyat?


2. Jelaskan manfaat demokrasi bagi kesejahteraan rakyat?

5.9. Jawaban

1. Prinsip kedaulatan rakyat yaitu sumber kekuasaan tertinggi yang

dilaksanakan oleh pemerintah. Hak memerintah yang dimiliki pemerintah

itu berasal dari rakyat.

2. Manfaat demokrasi yang sangat bisa dirasakan oleh rakyat ialah dapat

diperlakukan semua orang dengan sama dan sederajat.

5.10. Studi Kasus

Politik uang atau politik perut yang selalu menyertai dalam setiap pelaksanaan

pemilu yang memanfaatkan masalah kehidupan ekonomi masyarakat dengan

memberikan suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya

orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan

haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum.

6. Hak dan Kewajiban Warga Negara

6.1. Konsep Warga Negara dan Penduduk

Seseorang yang diakui sebagai warga negara dalam suatu negara harus

ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dari negara yang bersangkutan.

Peraturan perundang-undangan inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk

penentuan status kewarganegaraan seseorang.

6.2. Konsep Hak dan Kewajiban Warga Negara dan Negara

Hak merupakan sesuatu yang harus/mutlak dimiliki atau diperoleh oleh setiap

individu. Sementara kewajiban merupakan sesuatu yang harus/ mutlak dilakukan.

Hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain dan dibatasi pula oleh kewajiban yang

harus dilakukan oleh orang yang bersangkutan.


Jika dikaitkan dengan hak dan kewajiban warga negara, maka konsep hak warga

negara adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh seorang warga negara akibat

hubungannya dengan negara. Yang dapat disimpulkan bahwa :

1. Hak dan kewajiban warga negara memiliki hubungan yang timbal balik

dengan hak dan kewajiban negara.

2. Hak yang dimililki oleh warga negara berakibat pada kewajiban yang

harus dipenuhi oleh negara. Sebaliknya, hak negara berakibat pada

kewajiban yang mutlak dipenuhi oleh warga negara.

6.3. Hak dan Kewajiban Negara dan Negara alam Undang – Undang Dasar

1. Hak Warga Negara Indonesia

 Pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2).

 Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan

tulisan (Pasal 28).

 Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui

perkawinan yang sah (Pasal 28B ayat I).

 Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta

berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminsasi (Pasal

28B ayat 2).

 Mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,

mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari IPTEK, seni

dan budaya (Pasal 28C ayat 1).

 Memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara

kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya

(Pasal 28C ayat 2).


 Pengakuan, jaminan, pelindungan dan kepastian hukum yang adil

serta perlakuan yang sama dihadapan hukum (Pasal 28D ayat 1).

 Bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan

layak dalam hubungan kerja (Pasal 28D ayat 2).

 Memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal

28D ayat 3).

 Status kewarganegaraan (Pasal 28D ayat 3).

 Memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih

pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan

meninggalkannya, serta berhak kembali (Pasal 28E ayat 1).

 Kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap

sesuai dengan hati nuraninya (Pasal 28E ayat 2).

 Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat

(Pasal 28E ayat 3).

 Berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan

pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak mencari

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan

informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia

(Pasal 28F).

 Perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan

harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa

aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat

atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (Pasal 28G

ayat 1).
 Bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat

martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara

lain (Pasal 28G ayat 2).

 Hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28H ayat 1).

 Mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh

kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan

keadilan (Pasal 28H ayat 2).

 Jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara

utuh sebagai manusia yang bermartabat (Pasal 28H ayat 3).

 Mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh

diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal 28H

ayat 4).

 Hidup, tidak disiksa, kemerdekaan pikiran dan hati nurani,

beragama, tidak diperbudak, diakui sebagai pribadi di hadapan

hukum, tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (Pasal

281 ayat 1).

 Bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun

dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang

bersifat diskriminatif itu (Pasal 281 ayat 2).

 Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras

dengan perkembangan zaman dan peradaban (Pasal 281 ayat 3).

 Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30

ayat 1).
 Mendapat pendidikan (Pasal 31 ayat 1).

2. Kewajiban Warga Negara Indonesia

 Menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada

kecualinya (Pasal 27 ayat 1).

 Menghormati Hak Asasi Manusia orang lain dalam tertib

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Pasal

28 ayat 1).

 Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan

undang-undang dengan maksud semata-mata untuk

menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang

adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,

keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat

demokratis (Pasal 28 J ayat 2).

 Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara

(Pasal 30 ayat 1).

 Untuk pertahanan dan keamanan negara melaksanakan

sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Pasal 30,

ayat 2).

 Mengikuti pendidikan dasar (Pasal 31, ayat 2).

3. Hak Negara Indonesia

 Hak untuk dijunjung tinggi atas kedaulatan hukum dan

pemerintahan (Pasal 27 ayat 1).

 Hak untuk dibela oleh setiap warga negara (Pasal 27 ayat 3)


 Hak untuk dipertahankan oleh warga negara (Pasal 30 ayat

1).

 Hak untuk menguasai cabang-abang produksi yang penting

bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak

(Pasal 30 ayat 1).

 Hak untuk menguasai bumi dan air dan kekayaan alam

yang j terkandung di dalamnya (Pasal 33 ayat 3).

4. Kewajiban Negara Indonesia

 Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia (Pembukaan UUD 1945,

alinea IV).

 Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak

asasj manusia adalah tanggung jawab negara, terutama

pemerintah (Pasal 281 ayat 4).

 Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut

agama dan kepercayaannya itu (Pasal 29 ayat 2).

 Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui

sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesra oleh

Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik

Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai

kekuatan pendukung (Pasal 30, ayat 2).

 Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat,

Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara


bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara

keutuhan dan kedaulatan negara (Pasal 30 ayat 3).

 Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara

yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas

melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta

menegakkan hukum (Pasal 30 ayat 4).

 Membiayai pendidikan dasar (Pasal 31 ayat 2).

 Mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa (Pasal 31 ayat 3).

 Memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya

dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja

negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah

untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan

nasional (Pasal 31, ayat 4).

 Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa

untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia

(Pasal 31, ayat 5).

 Memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah

peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat

dalam memelihara dan mengembangkan nilai- nilai budayanya

(Pasal 32, ayat 1).


 Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai

kekayaan budaya nasional (Pasal 32, ayat 2).

 Mempergunakan bumi dan air dan kekayaan alam untuk

sebesar besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 33, ayat 3).

 Memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar (Pasal

34, ayat 1).

 Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh

rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak

mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan (Pasal 34 ayat

2).

 Bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak (Pasal 34

ayat 3).

6.4. Kedudukan dan Peran Warga Negara Dalam Negara

Kedudukan warga negara di dalam suatu negara sangat penting statusnya

terkait. Perbedaan status/kedudukan sebagai warga negara sangat berpengaruh

terhadap hak dan kewajiban yang dimiliki baik yang mencakup bidang politik,

ekonomi, sosial-budaya maupun hankam.

6.5. Kewarganegaraan dan Pewarganegaraan

Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan

atau ikatan antara negara dengan warga negara. Kewarganegaraan diartikan dengan

segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban

negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan.

6.6. Asas Kewarganegaraan


Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran dikenal dua asas yaitu

asas Ius Soli dan asas Ius Sanguinis.

1. Ius Soli

Ius berarti hukum, dalil, pedoman, sedangkan soli/solum artinya negeri.

Jadi ius soli bermakna kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan

tempat kelahiran atau daerah tempat seseorang dilahirkan yang

menentukan kewarganegaraannya.

2. Ius Sanguinis

Ius berarti hukum, dalil, pedoman, sedangkan sanguinis adalah darah,

keturunan. Jadi, ius sanguinis diartikan kewarganegaraan seseorang

ditentukan berdasarkan keturunan atau pertalian darah atau

kewarganegaraan dari orang tua yang menentukan kewarganegaraan

anaknya.

6.7. Masalah Status kewarganegaraan

Akibat adanya asas kewarganegaraan, khususnya asas kewarganegaraan yang dilihat

dari sisi kelahiran berupa asas Ius Soli dan Ius Sanguinis, menyebabkan munculnya

problem status kewarganegaraan yang disebut dengan apatride untuk seseorang yang

tidak mempunyai status kewarganegaraan dan bipatride yang mempunyai status

kewarganegaraan ganda.

6.8. Pertanyaan

1. Jelaskan asas Ius Soli dan Ius Sanguinis?

2. Sebutkan hubungan hak dan kewajiban warga negara dan Negara?

6.9. Jawaban
1. Ius soli memiliki makna bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan

tempat kelahiran. Sedangkan ius sanguinis mengartikan kewarganegaraan

seseirang ditentukan dari pertalian darah atau keturunan.

2. Hak dan kewajiban warga negara dan negara dapat diartikan memiliki

hubungan yang timbal balik dengan hak dan kewajiban negara. Hak yang

dimililki oleh warga negara berakibat menjadi kewajiban yang harus

dipenuhi oleh negara. Sebaliknya, hak negara berakibat pada kewajiban

yang mutlak dipenuhi oleh warga negara.

6.10. Studi Kasus

kemiskinan yang masih menimpa sebagian masyarakat Indonesia. Hal itu

dapat disebabkan program pembangunan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Atau,

bisa juga disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri yang tidak mempunyai

keterampilan maupun tidak mendapatkan hak pekerjaan dan penghidupan yang layak

sehingga mengalami kesulitan dalam finansial.\

7. Konstitusi dan Rule Of Law

7.1. Pengertian Konstitusi

Pengertian konstitusi dibagi menjadi 2 (dua) pengertian, pengertian secara luas

konsititusi adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar.

Sedangkan pengertian secara sempit konstitusi merupakan dokumen lengkap

mengenai peraturan dasar negara seperti piagam dasar atau undang-undang dasar

(Lex constitutionalle)

Menurut Carl Scmitt konstitusi diartikan dalam beberapa arti diantarkannya:

1. Kosntitusi dalam arti absolut, seluruh keadaan atau struktur dalam negara,

konstitusi harus menentukan segara apa dalam negara.

2. Konstitusi dalam arti relatif, maksudnya dapat menjamin kepastian hukum.


3. Konstitusi dalam arti positif, merupakan suatu putusan tertinggi dari pada

rakyat atau orang yang tergabung dalam suatu organisasi yang disebut

negara.

4. Konstitusi dalam arti ideal, segala wadah yang mampu menampung segala

ide yang dicantumkan satu persatu sebagai konstitusi sebagai mana disebut

dalam konstitusi dalam arti relatif;

7.2. Penilaian Konstitusi

Menurut Carl Schmitt:

1. Konstitusi dalam arti absolut, mencakup seluruh keadaan dan struktur

dalam negara. Hal ini didasarkan bahwa negara adalah ikatan dari manusia

yang mengorganisasi dirinya dalam wilayah tertentu. Konstitusi

menentukan segala bentuk kerja sama dalam organisasi Negara sehingga

konstitusi menentukan segala norma.

2. Konstitusi dalam arti relatif, naskah konstitusi merupakan naskah penting

yang sulit untuk diubah dan dengan sendirinya menjamin kepastian

hukum. Konstitusi memuat hal-hal yang fundamental saja sehingga tidak

absolut.

3. Konstitusi dalam arti positif, konstitusi merupakan keputusan tertinggi dari

pada rakyat.

4. Konstitusi dalam arti ideal, konstitusi dapat menampung ide yang

dicantumkan satu persatu sebagai isi konstitusi seperti pada konstitusi

relatif.

7.3. Menilai Konstitusi

1. Konstitusi bernilai normatif, berarti secara hukum diakui dan dilaksanakan

secara murni dan konsekuen.


2. Konstitusi bernilai nominal, secara hukum konstitusi diakui kedudukannya

sebagai konstitusi negara.

3. Konstitusi bernilai simpati, secara yuridis diakui dan tidak operasional.

Konstitusi ini dikesampingkan oleh kebijakan lain.

7.4. Fungsi Konstitusi

1. Menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai suatu fungsi

konstitusionalisme;

2. Memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintah;

3. Sebagai instrumen untuk mengalihkan kewenangan dari pemegang

kekuasaan asal (baik rakyat dalam sistem demokrasi atau raja dalam sistem

monarki) kepada organ-organ kekuasaan negara;

7.5. Sifat Konstitusi

1. Formil dan materiil; Formil berarti tertulis. Materiil dilihat dari segi isinya

berisikan hal-hal bersifat dasar pokok bagi rakyat dan negara. (sama

dengan konstitusi dalam arti relatif).

2. Flexibel dan rigid; rigid berarti kaku, sulit untuk mengadakan perubahan

sebagaimana disebutkan oleh KC Wheare Menurut James Bryce, ciri

flexibel :

a. Elastis.

b. Diumumkan dan diubah sama dengan undang-undang.

3. Tertulis dan tidak tertulis

7.6. Cara perubahan konstitusi

1. Oleh rakyat melalui referendum

2. Oleh sejumlah negara bagian

3. Dengan konvensi ketatanegaraan.


Rule of law sering diterjemahkan sebagai negara hukum yang merupakan

istilah tradisi common law yang memerlukan pemisahan kekuasaan, perlindungan

hak asasi manusia tertentu dan demokrasi. Secara jamak Rule of Law diartikan

sebagai penegak hukum, dimana segala sesuatu hatus dilaksanakan secara hukum.

Secara kontras Rule of Law berarti penegakan hukum disesuaikan dengan aturan atau

kaidah yang berlaku.

7.7. Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan demokrasi menurut Rule of

Law

1. Adanya perlindungan konstitusional.

2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

3. Pemilihan umum yang bebas.

4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.

5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.

6. Pendidikan kewarganegaraan.

7.8. Prinsip-prinsip Rule of Law di Indonesia

Prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal UUD

1945, yaitu :

1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3),

2. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk

menyelenggaraakan peradilan guna menegakan hokum dan keadilan (pasal

24 ayat 1),

3. Segala warga Negara bersamaan kedudukanya didalam hokum dan

pemerintahan, serta menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak

ada kecualinya (pasal 27 ayat 1),


4. Dalam Bab X Tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal, antara lain

bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan

kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama dihadapan hokum

(pasal 28 D ayat 1), dan e. Setiap orang berhak untuk bekerja serta

mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan

kerja (pasal 28 D ayat 2).

7.9. Pertanyaan

1. Sebutkan pengertian Rule of Law?

2. Sebutkan pengertian konstitusi secara absolut menurut Carl Scmitt?

7.10. Jawaban

1. Rule of Law diartikan sebagai penegak hukum, dimana segala sesuatu

hatus dilaksanakan secara hukum.

2. Kosntitusi dalam arti absolut, seluruh keadaan atau struktur dalam negara,

konstitusi harus menentukan segara apa dalam negara.

7.11. Studi Kasus

Pembatasan kebebasan berekspresi atau berpendapat. Hal ini masih sering terjadi di

Indonesia. Kalaupun diatur dalam UUD 1945,  tetap saja  ada hal-hal yang membatasi

kebebasan berekspresi masyarakat. Negara kita adalah  demokrasi dan rakyat adalah raja

yang harus memiliki hak untuk didengar. Namun di negara kita pun, pelanggaran

konstitusi ini masih sering terjadi

8. Hak Asasi Manusia

8.1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang

menyatakan bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia

adalah seorang manusia. Hak asasi manusia berlaku kapan saja, di mana saja, dan
kepada siapa saja, sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat

dicabut. Hak asasi manusia juga tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan, dan

saling bergantung. Hak asasi manusia biasanya dialamatkan kepada negara, atau

dalam kata lain, negaralah yang mengemban kewajiban untuk menghormati,

melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah dan

menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh swasta.

8.2. Hak Asasi Manusia pada tatanan Global dan di Indoneisa

terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM ,yaitu:

1. HAM menurut konsep Negara-negara Barat

 Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.

 ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.

 Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.

 Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.

2. HAM menurut konsep sosialis;

 Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat

 Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.

 Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi

menghendaki.

3. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:

 Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.

 Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama

terhadap kepala keluarga

 Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan

kewajiban sebagai anggota masyarakat.

4. HAM menurut konsep PBB;


 Hak untuk hidup

 Kemerdekaan dan keamanan badan

 Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum

 Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana

 Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara

 Hak untuk mendapat hak milik atas benda

 Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan

 Hak untuk bebas memeluk agama

 Hak untuk mendapat pekerjaan

 Hak untuk berdagang

 Hak untuk mendapatkan pendidikan

 Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat

 Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan

keilmuan.

8.3. Tujuan Hak Asasi manusia

1. Melindungi hak manusia untuk hidup dengan harga diri, yang meliputi hak

untuk hidup, hak atas kebebasan, dan hak keamanan.

2. Melindungi manusia dari kekerasan dan kesewenang-wenangan.

3. Melindungi setiap perbuatan yang dapat menghancurkan seluruh atau

sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama.

8.4. Permasalahan dan Pengakan HAM di Indonesia

HAM itu penting di mana saja dan kapan saja, sejalan dengan amanat Konstitusi,

Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan perlindungan HAM harus didasarkan

pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak
pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik dalam

penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya

8.5. Pertanyaan

1. Sebutkan Tujuan adanya Hak Asasi Manusia?

2. Sebutkan Pengertian Hak Asasi Manusia?

8.6. Jawaban

1. Hak Asasi Manusia bertujuan untuk melindungi hak manusia untuk hidup

dengan harga diri, kekerasan dan kesewenang-wenangan. Dari setiap

perbuatan yang dapat menghancurkan seluruh atau sebagian kelompok

bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama.

2. Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebuah konsep hukum dan normatif

yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya

karena ia adalah seorang manusia

8.7. Studi Kasus

Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih

pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.

9. Negara dan Sistem Pemerintahan

9.1. .

9.2. .

9.3. .

9.4. Pertanyaan

9.5. Jawaban

10. Negara dan Sistem Pemerintahan

10.1. .

10.2. .
10.3. .

10.4. Pertanyaan

10.5. Jawaban

11. Negara dan Sistem Pemerintahan

11.1. .

11.2. .

11.3. .

11.4. Pertanyaan

11.5. Jawaban

12. Negara dan Sistem Pemerintahan

12.1. .

12.2. .

12.3. .

12.4. Pertanyaan

12.5. Jawaban

13. Negara dan Sistem Pemerintahan

13.1. .

13.2. .

13.3. .

13.4. Pertanyaan

13.5. Jawaban

Anda mungkin juga menyukai