Oleh:
PENDAHULUAN
bermakna bagi Negara dan bangsanya. Untuk itu deperlukan bekal ilmu
agama, moral dan budaya bangsa. Fungsinya adalah sebagai panduan dan
merupakan pijakan utama bagi generasi penerus bangsa. Karena tujuan dari
kesadaran bernegara yang cinta tanah air dan bersendikan budaya bangsa.
Mahasiswa adalah subjek pelajar yang telah memasuki periode dimana
pada usianya dia dapat memilh tindakan yang bertanggung jawab, karena itulah
masyarakat masa datang, dan perangkat Negara diperlukan ilmu yang cukup untuk
saat ini diperlukan mata kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraa di awal masa
gerakan reformasi, dan asset paling berpotensi bagi proses transformasi atau
mahasiswa?
2. Bagaimana penerapan Pendidikan kewarganegaraan di dalam kehidupan
mahasiswa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan Pendidikan Kewarganegaran yang bermartabat
bagi mahasiswa
2. Untuk mengetahui penerapan Pendidikan Kewarganegaraan di dalam
kehidupan mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap kali mendengarkan kata kewarganegaraan, secara tidak langsung
tersimpat kuat karena setiap tahun dari sekolah dasar hingga sekolah menengah
dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan
Negara, serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bekal agar menjadi
warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara (SK Dirjen DIKTI
kepada siswa.
Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education ini bagi
pemerintahan yang demokratis manakala ada jaminan secara tegas terhadap hak-
menjadi warga Negara yang cerdas dan baik yang mengetahui dan menyadari
sepenuhnya akan hak-haknya sebagai warga Negara, sekaligus tahu dan penuh
melahirkan warga Negara yang memiliki jiwa dan semangat patriotism dan
kegiatan perkuliahan. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang bermartabat
bagi mahasiswa. Mata kuliah ini disebut juga mata kuliah pengembangan pribadi,
yang artinya mata kuliah ini ditujukan untuk membentuk pribadi peserta didik
matakuliah yang wajib diberikan dalam pendidikan tinggi, sesuai dengan UU No.
28 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan juga Surat Keputusan
kewarganegaraan merupakan hal yang wajib diajarkan mulai dari pendidika dasar,
untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta
tanah air yang dibangun dari kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta
ketahanan nasional dalam diri mahasiswa sebagai calon pengelola Negara. Para
mahsiswa diharapkan dapat menguasai berbagai bidang ilmu sesuai minat dan
kemampuannya masing-masing yang kelak dapat digunakan sebagai sarana
para mahasiswa, agar meskipun mereka telah memiliki keilmuan yang tinggi,
mereka tetap terjaga sebagai warga Negara Indonesia yang baik. Jangan sampai
seorang yang emmiliki keilmuan yang tinggi tersesat dan salah jalan, sebaga
orang yang berilmu tinggi namun salah jalan akan menjadi sangat berbahaya bagi
seitarnya. Namun apabila seorang berilmu tinggi memiliki kepribadian yang baik
dan memiliki rangsa kebangsaan maka orang itu akan menjadi sangat berguna
bagi bangsa dan Negara. Dengan hadirnya generasi penerus yang berkeilmuan
tinggi dan berwawasan kebangsaan yang tinggi tentunya bangsa Indonesia akan
menjadi maju. Oleh karena itu selain mendalami ilmu yang sedang ditekuni, perlu
para mahasiswa agar meskipun mereka telah memiliki keilmuan yang tinggi,
mereka tetap terjaga sebagai warga Negara Indonesia yang baik. Jangan sampai
seseorang yang memiliki keilmuan yang tinggi tersesat dan dalah jalan sebab
orang yang berilmu tinggi namun salah jalan akan menjadi sangat berbahaya bagi
sekitarnya. Namun apabila seorang berilmu tinggi memiliki kepribadian yang baik
dan rasa kebangsaan yang tinggi maka orang itu akan menjadi sangat berguna
berwawasan kebangsaan yang tingi akan menjadikan bangsa Indonesia yang maju.
Generai semacam inilah yang diharapkan muncul dari para mahsiswa yang sedang
menimba ilmu. Oleh karena itu selain mendalami ilmu yang sedang ditekuni,
Proyek Kewarganegaraan.
http://www.google.com
http://ppkn.upi.edu/
Zubaidi, H. Achmad, dkk. 2002. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.
Yogyakarta : Paradigma.