Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGERTIAN

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang
dikehendaki. Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan
atau ikatan antar Negara dan warga Negara. Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha
menyiapkan peserta didik yang diarahkan untuk menjadi patriot pembela bangsa dan negara.
Pendidikan kewarganegaraan sebenaranya dilakukan dan dikembangkan di seluruh dunia,
meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Mata kuliah tersebut sering disebut sebagai
civic education, citizenship education, dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy
mempersiapkan warga negara yang cerdas, bertanggung jawab dan berkeadaban. Berdasarkan
rumusan Civic Internasional disepakati bahwa pendidikan demokrasi penting untuk
pertumbuhan civic culture, untuk keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan
demokrasi (Mansoer, 2005).
Di Indonesia, pengertian Pendidikan Kewarganegaraan tercantum dalam UU No. 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan usaha membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampua dasar berkenaan
dengan hubungan antar warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dari uraian pengertian diatas, disimpulkan jika Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar
kita memiliki kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan
perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila.
B.

TUJUAN

Berdasarkan Keputusan DIRJEN DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan Pendidikan


Kewarganegaraan adalah dirumuskan dalam visi dan misi sebagai berikut.
Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program study, guna mengantarkan
mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada
suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus
memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan
bangsanya.
Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
Pancasila, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral.

Dari penjabaran visi-misi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya tujuan utama
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,
sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, Wawasan
Nusantara, serta Ketahanan Nasional dalam diri mahasiswa calon sarjana/ilmuwan warga negara
NKRI yang sedang mengkaji dan akan menguasai iptek dan seni. Kualitas warga negara akan
ditentukan terutama oleh keyakinan dan sikap hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
disamping derajat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajarinya.
C.

LANDASAN HUKUM DAN LANDASAN ILMIAH

v Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak. Sedangkan kata
hukum adalah sesuatu yang dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Hukum atau
aturan baku diatas tidak selalu dalm bentuk tertulis.
Jadi landasan hukum dapat diartikan sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu
Adapun landasan hukum pelaksanaan mata kuliah ini adalah sebagai berikut:

UUD 1945

1.
1.

Pembukaan UUD 1945 alinea keempat memberikan dasar pemikiran tentang


tujuan negara. Salah satu tujuan negara adalah Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa yang mengandung makna yang dalam. Dalam kehidupan
berkewarganegaraan, pernyataan ini memberikan pesan kepada para
penyelenggara negara dan segenap rakyat agar memiliki kemampuan dalam
berpikir, bersikap, dan berperilaku.

2. Pasal 27 (1) menyatakan bahwa Segala warga Negara bersam kedudukannya di


dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya.
3. Hak dan kewajiban setiap warga Negara untuk ikut serta dalam pembelaan Negara
yang tercantum pada Pasal 30 ayat (1) UUD 1945.
4. Pasal 31 (1) menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan
pengajaran

Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam

Keputusan tersebut menetapkan realisasi pendidikan bela negara melalui jalur pengajaran/
pendidikan khususnya
pendidikan tinggi.

UU No. 20 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan


Negara Republik Indonesia dalam Lembaran Negara1982 No. 51, TLN 3234

1.
1. Hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela negara melalui pendidikan
pendahuluan bela negara sebagai bagian integral pendidikan nasional yang
tercantum pada Pasal 18.
2. Ketentuan bahwa PPBN wajib diikuti oleh setiap warga negara. Pendidikan ini
dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, dan tahap selanjutnya melalui mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan pada jenjang Pendidikan tinggi yang tercantum pada Pasal 19
ayat (2).
Undang-undang tersebut disempurnakan dengan UU No. 3 Tahun 2002 tentang UU Pertahanan
Negara.

Surat Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam

Nomor061U/1985
KEP/002/II/1985
Mata kuliah Kewarganegaraan sebagai salah satu Mata kuliah Dasar Umum (MKDU) pada
semua perguruan tinggi di Inonesia.

UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Penjelasan bahwa Pendidikan Bela Negara dan Pendidikan Kewiraan termasuk dalam
Pendidikan Kewarganegaraan yang tercantum pada Bab IX Pasal 39 ayat (2), disempurnakan
dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang penyusunan kurikulum Pendidikan Tinggi


dan penilaian hasil belajar mahasiswa.

v Landasan Ilmiah
Landasan ilmiah pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang atau
disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan.
Landasan ilmiah dalam pendidikan kewarganegaraan meliputi sebagai berikut:
a.

Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan
bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya. Untuk
itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) yang berlandaskan
nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilainilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup setiap warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahasan Pendidikan Kewarganegaraan
meliputi hubungan antara warga negara dengan negara, serta pendidikan pendahuluan bela
negara yang semua ini berpijak pada nilai-nilai budaya serta dasar filosofi bangsa. Hal itulah
yang menjadi landasan dalam Pendidikan Kewarganegaraan.
b.

Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, system, dan
bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material maupun objek
formalnya. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau
cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk
membahas objek material tersebut. adapun objek material dari Pendidikan Kewarganegaraan
adalah segala hal yang berkaitan dengan warga negara yang meliputi wawasan, sikap dan
perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan negara. Sebagai objek formalnya mencakup 2
segi, segi hubungan antara warga negara dan negara dan segi pembelaan negara. Dalam hal ini
Pendidikan Kewarganegaraan terarah pada warga negara Indonesia dalam hubungannya dengan
negara Indonesia dan pada upaya pembelaan negara Indonesia.
c.

Rumpun Keilmuan

Pendidikan Kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan Civics Education yang dikenal di


berbagai negara. Sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat
antardisipliner bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu
kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu upaya pembahasan dan
pengembangannya memerlukan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu yang meliputi ilmu
politik, ilmu hukum, ilmu filsafat, ilmu sosiologi, ilmu administrasi negara, ilmu ekonomi
pembangunan, sejarah perjuangan bangsa dan ilmu budaya.
d.

Kompetensi Yang di Harapkan

Kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggung jawab yang
harus dimiliki oleh seseorang agar ia mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan
tertentu.
Kompetensi lulusan Pendidikan Kewarganegaraan adalah seperangakat tindakan cerdas, penuh
rasa tanggung jawab dari seorang warga Negara dalam berhubungan dengan Negara, dan
memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangasa, dan bernegara dengan
menerapkan konsepsi falsafah bangsa, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.
Penguasaan kompetensi (kecakapan) yang diharapkan bagi mahasiswa setelah mempelajari mata
kuliah kewarganegaraan ini adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai kemampuan berpikir, bersikap nasional dan dinamis, berpandangan luas


sebagai intelektual.
2. Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela Negara yang
dilandasi oleh rasa cinta tanah air.
Kesadaran bela negara ini berwujud sebagai kerelaan dan kesediaan melakukan upaya untuk
kelangsungan hidup bangsa dan negara melalui bidang profesinya.
3. Mempunyai wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara dan ketahanan nasional
(National Resillience) untuk kelangsungan hidup bangsa dan Negara (Natural Survival).
Merupakan suatu tuntutan pula bahwa bangsa Indonesia, terutama pemimpin termasuk para
mahasiswa sebagai calon pemimpin harus mengenal dan memahami konsepsi pertahanan
nasional.
4. Mempunyai pola pikir, pola sikap yang komprehensif integral dalam memecahkan masalah
dan implementasi pembangunan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional.
Pola pikir secara komprehensif integral adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dalam
kaitannya dengan keseluruhannya. Dalam memandang peristiwa yang terjadi di masyarakat tidak
boleh memandang secara individu/golongan melainkan berdasarkan pandangan kepentingan
bersama, yaitu kepentingan masyarakat/bangsa dari berbagai aspek.

Anda mungkin juga menyukai