Anda di halaman 1dari 13

1

2
NURDIANSYAH 3
NYSA RINDIASTRI

4
5
6
Pengertian metode-metode studi islam

Menurut bahasa metode berasal dari bahasa


yunani yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi
metode ialah suatu ilmu tentang cara atau
langka-langkah yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Menurut istilah, metode adalah
ajaran yang memberikan uraian, penjelasan dan
penentuan nilai. Metode biasa di gunakan dalam
penyelidikan keilmuan.
Metode ialah ilmu yang memberi pengajaran
tentang sistem dan langkah yang harus
digunakan dalam mencapai suatu penelitian
keilmuan. Metode berperan penting dalam
kemajuan dan kemunduran pertumbuhan ilmu.
Dengan metode yang tepat mempermudah
tujuan pencapaian kelogisan penelitian dan
kebenarannya.
Metode
Diakronis
Metode
Sinkronis-Analisis
Metode
Problem Solving
(Hil Al-Musykilat) Metode
Empiris (Tajribiyyah)
Metode
Deduktif
(Al-Manhaj Al-Istinbathiyyah)
Metode
Induktif (Al-Manhaj Al-Istiqraiyyah)

Metode-metode Studi Islam


Metode Diakronis

Suatu metode yang mempelajari islam


menonjolkan aspek sejarah. Metode ini
memberikan kemungkinan adanya studi
komparasi tentang berbagai penemuan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dalam islam,
sehingga umat islam memiliki pengetahuan yang
relevan, dan kesatuan integral. Lebih lanjut umat
islam mampu menelaah kejadian sejarah dan
mengetahui lahirnya setiap komponen, bagian,
subsistem, dan supra sistem ajaran islam. Wilayah
metode ini terarah pada aspek kognitif.
Metode Sinkronis-Analisis

Metode mempelajari islam yang memberikan


kemampuan analisis teoritis yang sangat berguna
bagi perkembangan keimanan dan mental intelek
umat islam. Metode ini tidak semata-mata
mengutamakan segala jenis aplikasi praktis, tetapi
juga mengutamakan telaah teoritis.
Metode diakronis dan metode singkronisis
analitis mengutamakan asumsi dasar sebagai
berikut ini :
1. Islam adalah wahyu asli ilahi yang berlainan
dengan kebudayaan sebagi hasil daya cipta
dan rasa manusiawi. (QS. Al-Najm:3-4)
2. Islam adalah agama yang sempurna dan
diatas segala-galanya. (QS.al-Madinah:3)
3. Islam merupakan supra sistem yang
mempunyai beberapa sistem dan subsistem
serta komponen dengan bagian-bagiannya
dan secara keseluruhan merupakan suatu
struktur yang unik. (QS.al-Maidah)
4. Wajib bagi umat islam untuk mengajak pada
makruf dan nahi munkar.(QS. al- ALImran:
104)
Metode Problem Solving (Hil Al-Musykilat)

Metode mempelajari islam yang mengajak


pemeluknya untuk berlatih menghadapi berbagai
masalah dari suatu cabang pengetahuan dengan
solusinya. Metode ini merupakan cara penguasa
keterampilan dari pada perkembangan mental
intelektual, sehingga memiliki kelemahan yakni
perkembangan pemikiran umat islam mungkin
hanya sebatas kerangka yang sudah tetap dan
akhirnya bersifat mekanitis.
Metode Sinkronis-Analisis

Suatu metode mempelajari islam yang


memungkinkan umat islam mempelajari
ajarannya melalui proses relitasi, aktualisasi, dan
internalisasi norma-norma dan kaidah islam
dengan suatu proses aplikasi yang menimbulkan
suatu interaksi sosisal, kemudian secara deskriptif
proses interaksi dapat dirumuskan dan suatu
norma baru. Proses ini selanjutnya berjalan dalam
suatu putaran yang radiusnya makin lama makin
berkembang, sehingga keuntungan metode ini
adalah umat islam tidak hanya memiliki
kemampuan secara teoritis normatif, tetapi juga
adanya pengembangan deskriptif inovatif beserta
aplikasinya dalam kehidupan nyata.
Metode problem solving dan metode
empiris menggunakan asumsi dasar sebagai
berikut:
1. Norma (ketentuan) kebijakan dan
kemungkaran selalu ada dan diterangkan
dalam islam. (QS.al-Ali Imran: 1-04)
2. Ajaran islam merupakan risalah atau
pedoman hidup di dunia dan di akhirat.
(QS.al-Fath: 29)
3. Ajaran islam merupakan jalan untuk menuju
ridho allah. (QS.as-Syura:13)
4. Ajaran islam sebagai ilmu pengetahuan.
(QS.al-Baqarah: 120, at-aubah: 122)
Metode Deduktif (Al-Manhaj Al-Istinbathiyyah)

Metode deduktif memahami islam dengan


cara menyusun kaidah-kaidah secara logis dan
filosofis, dan selanjutnya kaidah-kaidah itu di
aplikasikan untuk menentukan masalah-masalah
yang di hadapi. Metode ini dipakai menggunakan
sarana meng-istibath-kan hukum-hukum syara’,
dan kaidah-kaidah itu bersifat penentu dalam
masalah-masalh furu’ tanpa menghiraukan sesuai
tidaknya dengan paham mazhab nya. Dengan
kata lain, furu’ harus tunduk pada kaidah-kaidah,
bukan sebaliknya. Metode ini dikenal dengan
mutakallimin atau metode syafi’ah.
Metode Induktif (Al-Manhaj Al-Istiqraiyyah)

Suatu metode memahami islam dengan


cara menyusun kaidah-kaidah hukum untuk
diterapkan kepada masalah-masalah yang
disesuaikan dengan mazhabnya terlebih dahulu.
Metode pengkajiannya dimulai dari masalah-
masalah khusus, lalu di analisis, Walaupun kaidah-
kaidah itu sudah dirumuskan dan ditetapkan,
namun bukan sarana yang bersifat penentunya
terhadap hukum nya.
Prosedur pelaksanaan metode induktif
dapat dilakukan dengan empat tahap yaitu:
1. Adanya penjelasan dan penguraian serta
menampilkan topik pemikiran yang umum.
2. Menampilkan pokok-pokok pemikiran dengan
cara menghubungkan masalah tertentu,
sehingga dapat mengikat bahasan untuk
menghindari masuknya bahasa yang tidak
relevan.
3. Identifikasi masalah dengan mengestimatisasi
unsur-unsurnya.
4. Implikasi formasi yang baru tersebut.
ADA PERTANYAAN….?

Anda mungkin juga menyukai