NIM : 5193111006
TUGAS RUTIN 4
Tentang Pentingnya Konstitusi Bagi Negara dan UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Indonesia.
1. Hakikat Konstitusi
Kata ‘konstitusi” yang berarti pembentukan, berasal dari kata “constituer” (Perancis)
yang berarti membentuk. Sedangkan istilah “undang-undang dasar” merupakan terjemahan
dari bahasa Belanda “grondwet”. “Grond” berarti dasar, dan “wet” berarti undang-undang.
Jadi Grondwet sama dengan undang-undang dasar. Namun dalam kepustakaan Belanda
dikenal pula istilah “constitutie” yang artinya juga undangundang dasar. Dalam kepustakaan
hukum di Indonesia juga dijumpai istilah “hukum dasar”. Hukum memiliki pengertian yang
lebih luas dibandingkan dengan undang-undang. Kaidah hukum bisa tertulis dan bisa tidak
tertulis, sedangkan undang-undang menunjuk pada aturan hukum yang tertulis.
Atas dasar pemahaman tersebut, konstitusi disamakan pengertiannya dengan hukum
dasar, yang berarti sifatnya bisa tertulis dan tidak tertulis. Sedangkan undang-undang dasar
adalah hukum dasar yang tertulis atau yang tertuang dalam suatu naskah/dokumen. Dengan
demikian undang-undang dasar merupakan bagian dari konstitusi. Sedangkan di samping
undang-undang masih ada bagian lain dari hukum dasar yakni yang sifatnya tidak tertulis,
dan biasa disebut dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan. Konvensi ini merupakan
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara
walaupun tidak tertulis.
Berikut ini pengertian yang menggambarkan perbedaan antara undang-undang dasar
dan konstitusi. Bahwa undang-undang dasar adalah suatu kitab atau dokumen yang memuat
aturan-aturan hukum dan ketentuan-ketentuan hukum yang pokok-pokok atau dasar-dasar
yang sifatnya tertulis, yang menggambarkan tentang sistem ketatanegaraan suatu negara.
Sedangkan konstitusi adalah dokumen yang memuat aturan-aturan hukum dan ketentuan-
ketentuan hukum yang pokok-pokok atau dasar-dasar, yang sifatnya tertulis maupun tidak
tertulis, yang menggambarkan tentang sistem ketatanegaraan suatu negara. (Soehino,
1985:182).
Menurut James Bryce, konstitusi adalah suatu kerangka masyarakat politik (negara)
yang diorganisir dengan dan melalui hukum. (Stong, 2008:15). Dengan demikian konstitusi
merupakan kerangka kehidupan negara yang diatur dengan ketentuan hukum. Pendapat
lainnya menyatakan bahwa konstitusi memiliki 2 (dua) pengertian, yaitu pengertian yang luas
dan pengertian yang sempit. Namun hampir semua negara di dunia memberi arti konstitusi
dalam pengertian yang sempit, kecuali di Inggris. (Martosoewignjo, 1981:62).
Dalam Pengertian yang sempit konstitusi hanya mengacu pada ketentuan-ketentuan
dasar yang tertuang dalam dokumen tertulis yaitu undang-undang dasar, sehingga muncul
sebutan seperti, Konstitusi Amerika Serikat, Konstitusi Perancis, Konstitusi Swiss, dan
sebagainya. Sedangkan dalam pengertian yang luas, konstitusi juga mencakup kebiasaan
ketatanegaraan sebagai suatu kaidah yang sifatnya tidak tertulis. Jadi ketika istilah
“konstitusi” disamakan pengertiannya dengan “undang-undang dasar”, istilah tersebut
hendaknya dipahami dalam pengertian yang sempit.
Sri Soemantri, dalam Suharizal, Reformasi Konstitusi 1998 - 2002; Pergulatan Konsep dan
Pemikiran Amandemen UUD 1945, 2002, Cetakan ke-1 .Jakarta, Sinar Grafika, him.
28.