Anda di halaman 1dari 32

Mekanika Tanah 2

Dosen Pengampu: Roza Mildawati, ST., MT

Penulis: Muhammad Farhan (223110746)


Analogi
Konsolidasi Satu
Dimensi
Tanah merupakan suatu material yang berpori besar sehingga mempunyai kesempatan
yang besar untuk terjadi pemampatan dan deformasi elastis maupun plastis.
Konsolidasi merupakan fenomena dalam mekanika tanah yang sering menimbulkan
permasalahan geoteknik.
Konsolidasi tanah adalah peristiwa penurunan tanah akibat terdisipasinya ekses air
pori yang berlangsung pada waktu yang lama.
Teori konsolidasi satu dimensi Terzaghi (1943) telah lama dipergunakan untuk
memprediksi penurunan serta waktu konsolidasi. Teori ini sudah sangat lazim
dipergunakan dan dianggap dapat menjelaskan penurunan akibat kompresi dan
drainase satu dimensi pada tanah secara baik. Akan tetapi dalam banyak kasus,
estimasi penurunan konsolidasi dengan teori Terzaghi memberikan hasil yang jauh
lebih besar daripada penurunan aktual di lapangan.
Teori konsolidasi satu dimensi yang dipaparkan oleh Terzaghi (1943), mengasumsikan
umumnya beban yang bekerja atau deformasi tanah terjadi pada arah vertikal saja, hal
ini tentu saja berpengaruh dengan hasil perhitungan penurunan.
Penurunan pada tanah yang disebabkan oleh pembebanan dibagi menjadi 3,
diantaranya :
• Penurunan Seketika (immediate settlement / Si),
• Penurunan Konsolidasi/Primer (Consolidation Settlement / Sc),
• Penurunan Rangkak/Sekunder (Secondary Settlement)
Dengan demikian, penurunan total (ST) dari suatu tanah yang dibebani dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
Sr= Si + Sc + Ss
Sehingga didapat grafik hubungan antara penurunan dan waktu penurunan.
Analogi konsolidasi satu dimensi menurut teori Terzaghi dapat disimpulkan ketika
suatu lapisan tanah menerima beban, air pori akan mengalir keluar dari lapisan
tersebut dan volume tanah akan menjadi lebih kecil, yaitu terjadi konsolidasi.
Konsolidasi ini umumnya terjadi dalam satu arah saja, yaitu arah vertikal, karena
lapisan yang menerima beban tidak dapat bergerak dalam arah horizontal karena
ditahan oleh tanah di sekelilingnya. Teori konsolidasi Terzaghi sangat penting dalam
perencanaan konstruksi yang memperhitungkan efek dari proses konsolidasi tanah.

·Δe adalah penurunan volume tanah.


·ΔH adalah penurunan tinggi tanah.
·H adalah ketebalan tanah.
· adalah koefisien konsolidasi vertical
·adalah waktu konsolidsi.
Terzaghi dan Flohlich (1936) menjelaskan model mekanikal proses konsolidasi

Pegas = Tanah yang mudah mampat


Air = Air pori
Lubang = Permeabilitas
Contoh Soal
Konsolidasi Satu
Dimensi
Sebuah timbunan tanah memiliki ketebalan 10 meter dan memiliki
koefisien konsolidasi vertikal sebesar 0,5 m²/tahun. Jika beban
diberikan pada timbunan tersebut selama 1 tahun, berapa besar
penurunan yang terjadi pada timbunan tersebut?
Jawaban:
Diketahui:
·Ketebalan timbunan (H) = 10 meter
·Koefisien konsolidasi vertikal (Cv) = 0,5 m²/tahun
·Waktu beban diberikan (t) = 1 tahun
Ditanya: Besar penurunan yang terjadi pada timbunan tersebut
Langkah-langkah penyelesaian:
v Hitung nilai konsolidasi (C) menggunakan rumus: C = Cv x t
C = 0,5 m²/tahun x 1 tahun = 0,5 m²
v Hitung nilai penurunan (s) menggunakan rumus: s = (C x H) / (1 + e0)
e0 adalah deformasi awal, dianggap sama dengan 0 karena timbunan belum
pernah diberi beban sebelumnya.
s = (0,5 m² x 10 m) / (1 + 0) = 5 meter
Lempung
NormallyConsolidated
dan Overconsolidated
Lempung adalah jenis tanah yang penting dalam rekayasa sipil karena sifatnya yang
dapat berubah-ubah dan kompleks. Dalam konteks rekayasa geoteknik, lempung sering
dibagi menjadi dua kategori utama berdasarkan kondisi konsolidasinya: lempung
normally consolidated dan lempung overconsolidated. Perbedaan antara kedua jenis
lempung ini memiliki implikasi signifikan dalam perencanaan dan desain struktur
bangunan dan infrastruktur.
Lempung normally consolidated adalah lempung yang telah mengalami konsolidasi
sebanyak yang dialaminya saat ini. Ini berarti keadaan tegangan efektif tanah saat ini
sama dengan atau kurang dari keadaan tegangan maksimum yang pernah dialaminya di
masa lalu. Lempung normally consolidated ditandai dengan kekuatan dan kekakuan
yang relatif rendah, sehingga mudah terdeformasi saat diberi beban.
Sifat Lempung Normally Consolidated adalah jenis lempung yang mengalami
konsolidasi alami secara bertahap seiring waktu.
Karakteristik lempung normally consolidated meliputi:
1. Kepadatan yang relatif konstan: Lempung normally consolidated cenderung
memiliki kepadatan yang stabil karena telah mengalami proses konsolidasi yang cukup.
2. Kekuatan yang konsisten: Kekuatan lempung normally consolidated biasanya relatif
konsisten dalam berbagai kondisi beban dan lingkungan.
Lempung overconsolidated adalah lempung yang telah mengalami keadaan tegangan
efektif yang lebih tinggi di masa lalu daripada yang dialaminya saat ini. Hal ini bisa
disebabkan oleh erosi lapisan tanah di atasnya, pelapukan alami, atau penghapusan
struktur yang sebelumnya ada. Lempung overconsolidated ditandai dengan kekuatan
dan kekakuan yang lebih tinggi daripada lempung normally consolidated, sehingga
lebih tahan terhadap deformas.
Karakteristik lempung overconsolidated meliputi:
1. Kepadatan yang tinggi: Lempung overconsolidated cenderung memiliki kepadatan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan lempung normally consolidated pada kedalaman
yang sama.
2. Kekuatan yang tinggi: Kekuatan lempung overconsolidated juga cenderung lebih
tinggi dibandingkan dengan lempung normally consolidated pada kedalaman yang
sama.
Rasio Over-Consolidation (OCR) adalah ukuran tingkat overconsolidation tanah,
didefinisikan sebagai rasio tegangan efektif maksimum yang pernah dialami tanah di
masa lalu terhadap keadaan tegangan efektif saat ini

Jadi tanah normally consolidated nilai OCR = 1 dan Over Consolidated nilai OCR > 1,
sedangkan tanah yang sedang mengalami konsolidasi nilai OCR < 1
Contoh Soal Lempung
Normally
Consolidated dan
Overconsolidated
Sebuah sampel tanah lempung memiliki nilai koefisien konsolidasi
vertikal sebesar 0,5 cm2/menit dan nilai indeks konsolidasi sebesar
0,3. Hitunglah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 90%
penurunan jika sampel tersebut merupakan lempung normally
consolidated.
Diketahui:
Cv = 0,5 cm2/menit
Cc = 0,3
N = 0,9
Maka, dapat dihitung sebagai berikut:
·e0 = log(1 + Cc) = log(1 + 0,3) = 0,262
·eN = log(1 + CcN) = log(1 + 0,30,9) = 0,408
·t90 = (0,9^2)(eN^2 - e0^2)/(4Cv) = (0,81)(0,408^2 - 0,262^2)/(40,5)
= 0,038 menit atau sekitar 2,3 detik.
Uji Konsolidasi
Konsolidasi adalah proses dimana tanah yang jenuh air mengalami kompresi akibat
beban dalam suatu periode waktu tertentu, dimana kompresi berlangsung akibat
pengaliran air keluar dari pori-pori tanah.
Derajat konsolidasi rata-rata (U) adalah rata-rata derajat konsolidasi sepanjang
ketinggian contoh tanah
Kompresi awal adalah pemampatan yang terjadi seketika setelah beban diberikan
kepada contoh tanah, sebelum proses disipasi berlangsung. Konsolidasi primer adalah
bagian dari kompresi tanah akibat pengaliran air pori dari pori tanah hingga seluruh
proses disipasi selesai.
Koefisien kemampatan, av adalah perubahan angka pori per satuan perubahan
tegangan akibat konsolidasi pada perubahan tegangan tersebut.
Koefisien pemampatan volume (coefficient of volume compressibility), my adalah
perubahan volume per satuan volume untuk setiap satuan perubahan tegangan.

Koefisien konsolidasi, (cv) adalah parameter yang menghubungkan perubahan tekanan


air pori ekses terhadap waktu. Faktor waktu (Time Factor), Tv adalah parameter tak
berdimensi yang menghubungkan waktu, koefisien
konsolidasi, dan jarak pengaliran (drainage path); digunakan untuk menentukan
kecepatan pengaliran air secara teoritis pada kurva konsolidasi.
Contoh Soal Uji
Konsolidasi
Sebuah sampel tanah dengan dimensi 10 cm x 10 cm x 2 cm
ditempatkan di dalam alat uji konsolidasi. Berat sampel tanah kering
adalah 500 gram. Setelah diberikan beban 100 kPa, terjadi
penurunan sampel tanah sebesar 0,2 mm dalam waktu 24 jam.
Hitunglah nilai koefisien konsolidasi (Cv) dari sampel tanah
tersebut.
Jawaban:

 Luas penampang sampel tanah = 10 cm x 10 cm = 100 cm²


 Volume sampel tanah = 10 cm x 10 cm x 2 cm = 200 cm³
 Berat volume kering sampel tanah = 500 gram / 200 cm³ = 2,5 g/cm³
 Penurunan sampel tanah = 0,2 mm = 0,02 cm
 Beban yang diberikan = 100 kPa
 Waktu = 24 jam = 86400 detik

Dari data di atas, dapat dihitung nilai koefisien konsolidasi (Cv) dengan rumus:

Cv = (0,02 cm)² / (4,88 x 10⁻⁶ cm²/detik) x (86400 detik) x (2,5 g/cm³) / (100
kPa)
Cv = 0,0008 cm²/detik
Interpretasi Hasil Uji
Konsolidasi
Berikut adalah beberapa hal yang dapat diinterpretasikan dari hasil uji konsolidasi:
1. Kurva konsolidasi: Kurva konsolidasi menunjukkan hubungan antara penurunan tanah dan waktu. Kurva ini
dapat digunakan untuk memprediksi penurunan tanah pada waktu yang akan datang.
2. Nilai koefisien konsolidasi (Cv): Nilai Cv dapat digunakan untuk memprediksi kecepatan penurunan tanah
dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai penurunan tertentu. Semakin tinggi nilai Cv, semakin cepat
penurunan tanah terjadi.
3. Nilai indeks konsolidasi (Cc): Nilai Cc menunjukkan seberapa mudah tanah terkonsolidasi. Semakin tinggi
nilai Cc, semakin mudah tanah terkonsolidasi.
4. Nilai indeks pemampatan (Cs): Nilai Cs menunjukkan seberapa besar tanah dapat terkompresi. Semakin
tinggi nilai Cs, semakin besar kemampuan tanah untuk terkompresi.
5. Nilai tegangan efektif: Nilai tegangan efektif dapat digunakan untuk memprediksi kekuatan tanah. Semakin
tinggi nilai tegangan efektif, semakin kuat tanah tersebut.
Uji konsolidasi satu dimensi, perubahan tinggi (∆H) per tinggi awal (H) adalah sama dengan
perubahan volume (∆V) per satuan volume awal (V).

Jika Vs = 1 dan angka pori awal = eo, maka kedudukan akhir proses konsolidasi adalah.
Contoh Soal Interpretasi
Hasil Uji Konsolidasi
Sebuah sampel tanah lempung dengan dimensi 10 cm x 10 cm x 2 cm ditempatkan
di dalam alat uji konsolidasi. Setelah diberikan beban 100 kPa, terjadi penurunan
sampel tanah sebesar 0,2 mm dalam waktu 24 jam. Hitunglah nilai koefisien
konsolidasi (Cv) dari sampel tanah tersebut dan interpretasikan hasil uji konsolidasi
tersebut.
Jawaban:

 Luas penampang sampel tanah = 10 cm x 10 cm = 100 cm²


 Volume sampel tanah = 10 cm x 10 cm x 2 cm = 200 cm³
 Berat volume kering sampel tanah = 500 gram / 200 cm³ = 2,5 g/cm³
 Penurunan sampel tanah = 0,2 mm = 0,02 cm
 Beban yang diberikan = 100 kPa
 Waktu = 24 jam = 86400 detik

Dari data di atas, dapat dihitung nilai koefisien konsolidasi (Cv) dengan rumus:

Cv = (0,02 cm)² / (4,88 x 10⁻⁶ cm²/detik) x (86400 detik) x (2,5 g/cm³) / (100 kPa)

Cv = 0,0008 cm²/detik
Interpretasi hasil uji konsolidasi tersebut adalah sebagai berikut:

 Nilai koefisien konsolidasi (Cv) dari sampel tanah tersebut adalah 0,0008 cm²/detik.
 Nilai Cv yang rendah menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kemampuan
konsolidasi yang lambat.
 Penurunan sampel tanah sebesar 0,2 mm dalam waktu 24 jam menunjukkan bahwa
tanah tersebut memiliki sifat konsolidasi yang cukup lambat.
 Beban yang diberikan sebesar 100 kPa dapat digunakan sebagai beban awal dalam
perhitungan konsolidasi tanah pada proyek yang menggunakan tanah dengan
karakteristik serupa.
Terima kasih
Gracias
Arigato

Anda mungkin juga menyukai