Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Tinjauan kepustakaan bertujuan untuk membuat kerangka teori dan konsepsi


sebagai dasar yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang diteliti. Pada bab
ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur-literatur yang berkaitan
dengan vertikal drain, pendapat para ahli yang mempunyai kaitan dengan
permasalahan yang ditinjau dan untuk mendukung penulisan ini.

2.1. Tanah Lempung

Wesley (2012:32) mengatakan lempung terdiri atas butiran yang sangat kecil
dan memiliki sifat kohesi dan plastisitas. Sifat ini tidak ditemukan pada pasir dan
kerikil. Sifat kohesi berarti butiran-butirannya saling menempel, sedangkan
plastisitas adalah sifat yang memungkinkan tanah dapat berubah bentuk tanpa
mengubah volume dan tidak menyebabkan retak atau pecah.
Bowles (1984) mengatakan lempung (clay) adalah partikel mineral yang
berukuran lebih kecil dari 0,002 mm yang merupakan sumber utama dari kohesi
pada tanah yang kohesif.

2.2. Konsolidasi Tanah Lempung

Hardiyatmo (2007:55) mengatakan bahwa konsolidasi adalah proses


berkurangnya volume tanah atau berkurangnya rongga pori dari tanah jenuh
berpermeabilitas rendah akibat pembebanan, dimana prosesnya dipengaruhi oleh
kecepatan terperasnya air pori keluar dari rongga tanah.
Pada umumnya konsolidasi akan berlangsung satu arah (one dimensional
consolidation) yaitu pada arah vertikal saja, karena lapisan yang mengalami

4
5

tambahan beban itu tidak dapat bergerak dalam jurusan horizontal karena ditahan
oleh tanah disekitarnya (lateral pressure).
Pada umumnya, tahapan konsolidasi dapat ditunjukkan oleh grafik hubungan
antara pemampatan dan waktu. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ada tiga
tahapan yang berbeda yang dapat dijalankan yaitu sebagai berikut:
Tahap I : Pemampatan awal (initial compression), yang pada umumnya terjadi
disebabkan oleh pembebanan awal (preloading).
Tahap II : Konsolidasi primer (primary consolidation), yaitu periode selama
tegangan air pori secara lambat laun dipindahkan ke dalam tegangan efektif, sebagai
akibat dari keluarnya air dari pori-pori tanah.
Tahap III : Konsolidasi sekunder (secondary consolidation), yaitu terjadi setelah
tegangan air pori hilang seluruhnya. Pemampatan yang terjadi adalah disebabkan
oleh penyesuaian yang bersifat plastis dari butir-butir tanah setelah konsolidasi
primer.

Gambar. 2.1 : Hubungan waktu pemampatan selama konsolidasi untuk


suatu penambahan beban yang diberikan
6

Sumber : Das 1994 : 184


2.3. Penurunan Tanah (Settlement)

Secara umum, Das (1985) menjelaskan bahwa penurunan pada tanah yang
disebabkan oleh pembebanan dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Penurunan konsolidasi (consolidation settlement), yang merupakan hasil dari
perubahan volume tanah jenuh air sebagai akibat dari keluarnya air yang
menempati pori-pori tanah.
2. Penurunan segera (immediately settlement), yang merupakan akibat dari
deformasi elastis tanah kering, basah, dan jenuh air tanpa adanya perubahan
kadar air. Perhitungan penurunan segera umumnya didasarkan pada
penurunan yang diturunkan dari teori elastisitas.

Hardiyatmo (2007:175) mengatakan besarnya penurunan yang terjadi pada


lapisan tanah yang diakibatkan adanya beban merupakan penjumlahan dari tiga
komponen penurunan yaitu :

St = Si + Sc + Ss ……….……………………………………… ……… (2.1)

dimana :
St = penurunan total (m);
Si = penurunan segera (m);
Sc = penurunan akibat konsolidasi primer (m);
Ss = penurunan akibat konsolidasi sekunder (m).

Penurunan (settlement) terjadi jika tanah menerima beban diatasnya.


Settlement yang terjadi merupakan perubahan regangan sepanjang kedalaman. Untuk
tanah lunak air pori memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengalir keluar
karena permaebilitasnya yang rendah dibanding dengan pasir.
7

2.3.1. Penurunan Segera (Si)

Hardiyatmo (2007:176) mengatakan jika tanah dianggap elastis dengan tebal


tak terhingga, penurunan akibat beban terbagi rata pada luasan fleksibel yang
berbentuk lingkaran dengan jari-jari R yaitu :

qn R
Si= I ……………………………….……………………………..(2.2)
E r

dimana :
Si = penurunan segera (m)
q n = tambahan tegangan atau tekanan fondasi neto (KN/m2 )
E = modulus elastisitas tanah (KN/m2 )
Ir = faktor pengaruh untuk beban lingkaran pada rasio poisson.

2.3.2. Akibat Konsolidasi Primer (Sc)

Hardiyatmo (2007:82) menjelaskan bahwa untuk tanah yang terkonsolidasi


normal (normally consolidated), besarnya penurunan dihitung dengan persamaan :

'
h pi
Sc =Cc . log ' ………………………….………….……………....
1+e o po
(2.3)

dimana :
h = tebal lapisan lempung (m)
eo = angka pori awal (Initial Void Ratio)
Cc = Compression Index
8

'
po = tegangan overburden efektif (t/m2)
'
pi = tegangan prakonsolidasi efektif (t/m2)

2.4. Kecepatan Waktu Penurunan

Hardiyatmo (2007:96) mengatakan untuk mengetahui kecepatan penurunan


konsolidasi didapat dari penurunan matematis yang diperkenalkan oleh Terzaghi
(1925) dengan asumsi-asumsi tetap berpegang kepada teori konsolidasi satu dimensi.

c v .t
T v (time factor )= 2 ……………………………….……………....... (2.4)
h

dimana :
Tv = faktor waktu
Cv = koefisien konsolidasi
t = waktu
h = tebal lapisan tanah (m).

2.5. Pembebanan Awal (Preloading)

Hardiyatmo (2007:165-166) mengatakan pada tanah lunak, mudah mampat


dan tebal, kadang-kadang dibutuhkan untuk mengadakan pembebanan sebelum
pelaksanaan bangunannya sendiri. Cara ini disebut preloading. Preloading adalah
untuk meniadakan atau mereduksi penurunan konsolidasi primer yaitu dengan
membebani tanah lebih dulu sebelum pelaksanaan bangunan. Setelah total penurunan
konsolidasi primer selesai atau sangat kecil, baru beban tanah dibongkar dan struktur
dibangun diatas tanah tersebut. Keuntungan dari pembebanan, kecuali mengurangi
penurunan, juga menambah kuat geser tanah.
9

2.6. Drainase Vertikal (Vertical Drain)

Hardiyatmo (2007:131) mengatakan kecepatan konsolidasi yang rendah pada


tanah lempung dan tanah yang mudah mampat lainnya, dapat dipercepat dengan
menggunakan drainase vertikal yang berupa kolom-kolom pasir, pita geosintetik atau
bahan lain yang ditanam secara vertikal di dalam tanah. Drainase vertikal ini
memberikan lintasan air pori yang lebih pendek ke arah horizontal.
Vertical drain hanya mempercepat konsolidasi primer, karena pergerakan air
yang cepat hanya terjadi pada masa itu. Konsolidasi sekunder (penurunan sekunder)
hanya menyebabkan sangat sedikit air yang keluar dari tanah. Oleh sebab itu
penurunan konsolidasi sekunder tidak dipercepat oleh vertical drain. Hausmann
(1990). Vertical drain mengurangi penurunan total dan penurunan diferensial dan
memudahkan bidang ekonomi dengan pemilihan jenis pondasi seperti terlihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar. 2.2 : Preloading memungkinkan penggunaan pondasi yang lebih


10

murah
Sumber : Hausmann (1990)
11
12

Gambar. 2.3 : Penurunan yang terjadi dengan dan tanpa drainase vertical
Sumber : Hausmann (1990)

2.7. Egg Tray

Egg Tray adalah sejenis kertas yang bersifat absorbs (dapat menyerap dan
menarik air) dari sekelilingnya. Kebanyakan sifat-sifat kertas adalah bergantung
kepada bahan bakunya yaitu serat selulosa, dimana sifat-sifat serat selulosa ini
diketahui sebagai sifat fungsi (Casey, 1981). Selulosa menyerap air maka kertas
juga menyerap air. Oleh karena itu kertas dijadikan media vertical drain.

2.8. Zona Pengaruh Drainase Vertikal

Bergado (1994) Waktu untuk mencapai persentasi konsolidasi adalah fungsi


kuadrat dari diameter ekuivalen dari lingkaran tanah, De. variabel ini adalah
pengontrol dan sebagai fungsi dari jarak dan bentuk vertical drain. Vertical drain
biasanya dipasang dalam bentuk persegi dan segitiga seperti terlihat pada Gambar
2.4. Spacing (jarak) antar drainase vertikal yang membentuk De sesuai dengan
hubungan:
De = 1.13 S (pola persegi);
De = 1.05 S (pola segitiga).
13

Gambar. 2.4 : Hubungan antara jarak drainase (S) terhadap zona pengaruh
drainase (De)
Sumber : Bergado (1994)

2.9. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis menemukan penelitian
dengan judul yang hampir sama seperti judul penelitian penulis. Namun lokasi
penelitiannya tidak dalam lingkup wilayah Aceh. Beberapa penelitian sebagai
referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis sebagai berikut :

1. Kombinasi Preloading Dan Penggunaan Pre-fabricated Vertical Drains Untuk


Mempercepat Konsolidasi Tanah Lempung Lunak studi kasus tanah lempung
Suwun Kangin.

Hidayati (Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12 No. 2, Juli 2008) Kombinasi
Preloading Dan Penggunaan Pre-fabricated Vertical Drains Untuk Mempercepat
Konsolidasi Tanah Lempung Lunak studi kasus tanah lempung Suwun Kangin. Pada
jurnal ini didapatkan bahwa penggunan pre-fabricated dapat mempercepat waktu
14

konsolidasi sebesar 84,874 cm dari waktu yang dibutuhkan selama 6,78 tahun
(2803,2 hari) menjadi 38 hari atau sebesar 7276,84%.

Hasil penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium memberikan karakteristik


seperti pada Tabel 2.1.

Karakteristik Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3


Kedalaman, H (cm) 300 500 800
Kadar Air, W (%) 39,49 52,88 69,61
Berat Jenis, Gs (gr/cm3) 2,78 2,655 2,71
Berat Volume, ỿ (gr/cm3) 1,825 1,78 1,56
Batas Cair, LL (%) 21,6 29,4 44,1
Batas Plastis, PI (%) 17,05 19,47 24,77
Indeks Plastisitas,PI (%) 4,55 9,91 19,33
Kohesi, c (gr/cm2) 0,0278 0,0273 0,0426
Sudut Geser Dalam ϕ (o) 20 18 10
Koef. Konsolidasi, Cv 130,023.10-4 108,994.10-4 98,4.10-4
Indeks Pemampatan, Cc 0.1295 0,3205 0,6095
Tabel 2.1. Data Tanah Dasar

Over burden pressure adalah tegangan awal yang disebabkan oleh beban lapisan
tanah itu sendiri. Dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :
Po = g ¢. H
Po = (gsat - gw) H

dimana :

H = tebal lapisan tanah yang ditinjau


gsat = berat volume jenuh/saturated
gw = berat volume air = 1 t/m3

Tabel 2.2. Perhitungan Beban Awal


Lapisan γsat (t/m3 ) γ' (t/m3 ) H (m) Po (t/m2 )
1 1,825 0,825 3,0 2,475
2 1,780 0,780 5,0 6,375
3 1,560 0,560 8,0 10,855
15

Pengaruh beban tambahan sampai kedalaman tertentu dihitung dengan


menggunakan grafik Osterbeg. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 2.3. Pengaruh
beban tambahan sampai pada kedalaman tertentu dihitung dengan menggunakan
grafik Osterberg. Untuk beban trapesium adalah sebagai berikut :

DP = 2 . I . qo
dimana : qo = g . H
I = Nilai pengaruh dari fungsi a/z dan b/z grafik Osterberg

Tabel 2.3. Perhitungan Beban Tambahan Akibat Timbunan Setinggi 30 cm

Lapisan I qo (t/m2 ) ΔP (t/m2)


1 0,5 0,534 0,534
2 0,477 0,534 0,509
3 0,373 0,534 0,398

Perhitungan penurunan tanah yang terjadi akibat beban prealoding tahap I, yaitu:
Tabel 2.4. Perhitungan Besar Penurunan Akibat Beban Tahap I
St
No Hi Po ΔP Po+ΔP Pc St
Cc Cs eo (U=9
lapisan (m) (t/m2) (t/m2) (t/m2) (t/m2) (cm)
0%)
(cm)
1 3,0 2,475 0,534 3,009 14,3 0,1295 0,019 1,16 0,41 0,376
8
2 5,0 6,375 0,509 6,884 8,7 0,3205 0,013 1,88 0,07 0,067
5
3 8,0 10,855 0,398 11,253 10,1 0,6905 0,025 2,13 2,54 2,286
∑ 2,729
Dari Tabel 2.4 diperoleh penurunan untuk lapisan 1, lapisan 2, dan lapisan 3 yaitu
masing-masing 0.418 cm, 0.075 cm, dan 2.54 cm. Sedangan penurunan dengan U = 90 %
untuk tiap-tiap lapisan yaitu 0.376 cm, 0.067 cm dan 2.286 cm.
16

Waktu yang diperlukan untuk mencapai penurunan tanah sebesar 90% yaitu
diperlihatkan pada Tabel 2.5 dimana lapisan 1, lapisan 2, dan lapisan 3 masing-masing waktu
diperoleh yaitu, 5869730,74 detik, 19450611,96 detik, dan 55154471,54 detik.

Lapisan Cv(cm2/dtk) Tv H(cm) t(dtk)


-4
1 130,023.10 0,848 300,0 5869730,74
2 108,994.10-4 0,848 500,0 19450611,96
-4
3 198,4.10 0,848 800,0 55154471,54
Tabel 2.5. Perhitungan Waktu Penurunan Tanah

Hasil Konsolidasi yang terjadi akibat pemberian beban preloading yaitu dapat dilihat
pada Tabel 2.6 dimana total waktu konsolidasi yaitu 6,78 tahun .

Beban Hcr Ht H Pemampatan Pemampatan H Waktu


Tahap (m) (m) tambahan (St U=90%) Komulatif akhir (tahun)
(m) (cm) (cm) (m)
1 0,3 0,3 2,73 2,73 0,273 1,75
2 1,770 1,750 1,45 21,190 23,92 1,538 1,74
3 2,540 2,50 0,75 28,248 52,168 1,978 1,68
4 3,332 3,0 0,5 32,706 84,874 2,151 1,61
5
∑ 6,78
Tabel 2.6. Hasil Konsolidasi Pada Tanah Lempung Yang Diberi Beban Preloading

Perhitungan besarnya penurunan akibat beban preloading yang dikombinasikan


dengan PVD adalah sama hasilnya dengan perhitungan penurunan akibat beban
prealoading. Besarnya penurunan konsolidasi akibat beban preloading yang
dikombinasikan dengan PVD, yaitu dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Beban Hcr Ht H Pemampatan Pemampatan H akhir


Tahap (m) (m) tambahan (St U=90%) Komulatif (m)
(m) (cm) (cm)
17

1 0,3 0,3 2,73 2,73 0,273


2 1,770 1,750 1,45 21,190 23,92 1,538
3 2,540 2,50 0,75 28,248 52,168 1,978
4 3,3325 3,0 0,5 32,706 84,874 2,151
Tabel 2.7. Perhitungan Penurunan Akibat Kombinasi Preloading Dengan PVD

Kecepatan konsolidasi tanah yang menggunakan PVD, yaitu :

Lapisan Tv Uv Uh Uc T(hari)
1 0,087 0,333 0,889 0,926 7
2 0,030 0,195 0,877 0,901 9
3 0,0133 0,129 0,906 0,907 10
Tabel 2.8. Perhitungan Waktu Konsolidasi Akibat Kombinasi Beban Preloading
Tahap I dengan PVD (Pre-fabricated vertical drain)

Waktu konsolidasi akibat komninasi beban preloading tahap I dengan PVD (Pre-fabricated
vertical drain) pada lapisan 1 yaitu selama 7 hari. Pada lapisan 2 dan 3 mengalami
peningkatan waktu lebih besar dibandingkan pada lapisan 1 yaitu selama 8 dan 10 hari.
Hasil Konsolidasi yang terjadi akibat kombinasi beban preloading dan pemakaian
PVD pada tanah lempung Suwung kangin disajikan pada Tabel 2.9.

Beban Hcr Ht H Pemampatan Pemampatan H Waktu


Tahap (m) (m) tambahan (St U=90%) Komulatif akhir (tahun)
(m) (cm) (cm) (m)
1 0,3 0,3 2,73 2,73 0,273 10
2 1,770 1,750 1,45 21,190 23,92 1,538 10
3 2,540 2,50 0,75 28,248 52,168 1,978 9
4 3,325 3,0 0,5 32,706 84,874 2,151 9
∑ 38
Tabel 2.9. Hasil Konsolidasi Pada Tanah Lempung Yang Diberi Kombinasi Beban
Preloading Dan Pemakaian PVD.

Dari hasil yang didapatkan pada Tabel 9, dapat diketahui bahwa penurunan yang
terjadi dengan kombinasi sistem pembebanan preloading (tinggi timbunan akhir 3m)
18

dengan PVD (Prefabricated vertical drain) pada tanah lempung rawa Suwung Kangin
menghasilkan proses penurunan konsolidasi pertama dengan total waktu penurunan
selama 38 hari dengan total penurunan 84,874 cm. Hasil perhitungan dan analisis
tanah lempung ini dapat diperbaiki menggunakan metode preloading dengan
kombinasi PVD yang disajikan pada Tabel 10.

No Perhitungan Metode Kombinasi Keterangan


Preloading Preloading
dengan PVD
1 Daya Dukung (t/m2) qu = 0,934 qu = 0,934 Tetap
2 Penurunan/Settlement(cm) 84,874 84,874 Tetap
Dipercepat
3 Waktu Penurunan(hari) 2803,2 38
7276,842
Tabel 2.10. Rekapitulasi Hasil Perhitungan

Dari perbandingan diatas dapat dilihat bahwa hasil penurunan tanah maupun
peningkatan daya dukung tanah baik akibat pembebanan preloading maupun akibat
kombinasi preloading dan PVD tidak terdapat perbedaan, hal ini disebabkan karena
PVD lebih dikhususkan untuk mempercepat proses konsolidasi yang terjadi.
Pemakaian PVD yang dikombinasikan dengan beban preloading mengakibatkan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses konsolidasi menjadi dipercepat
sebesar 7276,842 % (dari 2803,2 hari dipersingkat menjadi 38 hari).

2. Perencanaan Drainase Vertikal (Vertikal Drain) Untuk Mempercepat Waktu


Konsolidasi Pada Pembangunan PLTU IPP KALTIM 3 ( 2 X 100 MW).

Pramukti, dkk (2013) Untuk Mempercepat Waktu Konsolidasi Pada


Pembangunan PLTU IPP KALTIM 3 ( 2 X 100 MW), dengan menggunakan PVD
(Pre-fabricated vertical drain) yang merupakan bahan sistesis cetakan untuk
drainase. Komponen, yaitu geotextile filter fabric atau serat penyaring geotekstil
yang akan mempermudah aliran air masuk ke dalam rongga-rongga tanah dan juga
plastic drain core atau plastik inti drainase yang berlaku sebagai pengumpul dan
19

penyalur air. Prefabricated vertical drain umumnya terbuat dari polypropylene,


polystyrene, dan polyester yang digunakan untuk ketahanan dari bahan-bahan
penyusun tanah agar tetap stabil atau normal. Hasil perencanaan yang diperoleh
besarnya penurunan konsolidasi akibat kombinasi preloading dengan PVD yang
terjadi adalah Bore hole 2 = 2,9 m ; Bore hole 3 = 8,0 m ; Bore hole 4 = 8,0 m ; Bore
hole 5 = 5,5 m, pada masing-masing Bore hole adalah 2, 4, 6, 8, dan 12 bulan.
Hubungan antara waktu penurunan pada masing-masing bore hole disajikan
pada Gambar 2.5. dari hasil perhitungan penurunan akibat pembebanan telah
diketahui bahwa penurunan yang terjadi sebesar 8,7 m untuk bore hole 3 atau 290 %
lebih besar dari bore hole 2, yang mana akan selesai dengan waktu yang cukup lama
pula. Untuk mempercepat waktu penurunan konsolidasi tersebut, salah satu metode
yang dapat digunakan adalah dengan mengkombinasikan pembebanan awal dengan
pemasangan drainase vertikal jenis PVD (Pre-fabricated vertical drain).

Penurunan,Sc(m)

Waktu, t(tahun)

Gambar. 2.5 : Kurva Korelasi Sc dengan t pada masing-masing Bore hole


20

Pada Gambar 2.5 menunjukkan bahwa untuk bore 3 mengalami penurunan yang
besar dengan waktu yang singkat dibandingkan untuk bore hole 2, bore hole 4, dan
bore hole 5 yaitu sebesar 8,7 m dengan waktu penurunan 4,1 tahun. Bore hole 2
merupakan bore hole yang mengalami penurunan terendah yaitu sebesar 3 m selama
7,5 tahun.

Hasil pe rhitungan besar penurunan dan waktu penurunan dengan adanya PVD pada
Plaxis 8.2 2D tunjukkan pada Gambar 2.6

Penurunan,Sc(m)

Gambar. 2.6 : Kurva Waktu, t(tahun)


Hubungan Penurunan dan Waktu dengan
Program Plaxis 8.2 2D

Dari Gambar 2.6 dapat dilihat bahwa untuk bore hole 3 mengalami penurunan
sebesar 7,9 m dengan waktu selama 1,5 tahun. Bore hole 3 merupakan bore hole
yang mengalami penurunan terbesar dengan waktu yang singkat. Bore hole 2
merupakan yang mengalami penurunan yang paling sedikit yaitu 2,4 m selama 3,1
tahun.

Hasil perbandingan analitis dengan program plaxis 8.2 2D dapat dilihat pada
Tabel 2.11.
21

Tabel 2.11. Perbandingan Perhitungan Analitis dengan Plaxis 8.2 2D

No Bore Analitis Plaxis 8.2 Selisih % Analitis Plaxis 8.2 Selisih


hole Scm Scm t t %
tahun Tahun
1 BH-2 2,9 2,840 2,167 7,2 7,907 8,462
2 BH-3 8,0 7,760 3,602 4,3 4,548 5,558
3 BH-4 8,0 8,680 7,792 18,9 19,268 1,753
4 Bh-5 5,5 5,220 4,895 38,8 36,767 5,124

Untuk mendukung analisi diatas, maka diperlukan penggabungan hasil dari semua
perhitungan yang dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar. 2.6 : Kurva Korelasi Sc dengan t Pada Bore hole 2

Dari kurva diatas, dapat dilihat sebuah hubungan penurunan dengan waktu
penurunannya. Pada setiap bore hole memiliki pola masing-masing yang tidak sama,
hal itu dapat dijadikan suatu pembanding antara ke empat alternative dengan
mempertimbangkan besar penurunan dan lama waktu penurunan. Sebagai
pembanding pada bore hole 2, besar penurunan akibat pembebanan adalah 2,96 m
dengan cara analitis. Sedangkan dengan cara plaxis, penurunan akibat pembebanan
sebesar 2,84 m. Dari perbandingan tersebut, nilai penurunan dengan cara analisis
22

cenderung lebih besar jika dibandingkan dengan cara plaxis meskipun perbedaannya
hanya 2,167 %. Sehingga, hal itu dapat dijadikan acuan dalam menentukan
perhitungan penurunan konsolidasi selanjutnya.
Sedangkan untuk lama waktu penurunan akibat pembebanan, kedua metode
ini juga tidak mempunyai perbedaan yang jauh. Untuk bore hole 2 analitis lama
waktu penurunan sebesar 7,2 tahun, sedangkan pada program plaxis sebesar 7,9
tahun terpaut selisih 8,46 %. Program plaxis cenderung mempunyai pola nilai besar
untuk lama waktu penurunan. Kedua cara perhitungan diatas memiliki kesamaan
bahwa tidak cukup berhenti pada pembebanan, namun harus ada alternatif tambahan
untuk mereduksi lamanya waktu penurunan.

Anda mungkin juga menyukai