JURNAL
SYARIFUDIN BAHRI
NIM. 115060400111060 - 64
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
STUDI PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH
DENGAN STONE COLUMN PADA STOCK PILE BATU BARA RENCANA PLTU
SORONG (4X7 MW)
(Study On Soil Improvement Plan With Stone Column On Coal Stock Pile Area On The
Plan Of Steam Power Plant Sorong (4 X 7 MW) )
ABSTRAK
Untuk menjamin kebutuhan listrik di Sorong, direncanakanlah sebuah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
Sorong (4 x 7 MW). Namun diketahui bahwa kondisi tanah pada area tersebut adalah tanah lunak dan berrawa,
sehingga proses konsolidasi harus diatasi dengan seksama. Penggunaan metode prapembebanan dan stone column
adalah salah satu alternatif perbaikan tanah untuk solusi permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendesain pola stone column yang sesuai sehingga besar penurunan dan waktu konsolidasi berkurang. Selain itu,
di studi ini, hasil dari proses konsolidasi akan dihitung dengan analitis dan Plaxis 8.2 2D. Menurut hasil
perhitungan, didapatkan bahwa besarnya penurunan dan waktu penurunan dengan perhitungan analitis dan Plaxis
8.2 2D adalah mendekati sama. Perbedaan perhitungan antara analitis dan Plaxis 8.2 2D sebesar 6,96 % untuk
penurunan konsolidasi, dan 10,77 % untuk waktu konsolidasi. Hasil perhitungan dengan adanya stone column
menunjukkan penurunan dan waktu konsolidasi berkurang, selisih penurunan dan waktu konsolidasi sebelum dan
sesudah adanya stone column dipilih rencana yang terbaik dengan pola bujur sangkar dengan diameter 2 m adalah
31,5% untuk besar penurunannya, 99,84% untuk waktu konsolidasinya. Total harga biaya bahannya sebesar Rp.
2.920.953.600,00.
Kata kunci : Penurunan konsolidasi, metode prapembebanan, stone column, Plaxis 8.2 2D
ABSTRACT
To ensure the availability of electricity demand in Sorong, this plan design to built a power plant with steam
energy (PLTU) Sorong (4 x 7 MW). It has been found, however, that the soil condition at the area was very soft, so
the consolidation process must e solved accurately. The use of preloading method and stone column is one of the
selected alternative soil improvement to solve these problems. The aim of this study is to design the pattern of stone
column which correlated with settlement and time of consolidation being decreased. In addition, in this study, the
result of consolidation process will be calculated by using analytical and Plaxis 8.2 2D. From the results, it can be
obtained that the magnitude of consolidation and time of consolidation which calculated from analytical and
Plaxis 8.2 2D were almost similar. Calculation difference between analytical and plaxis 8.2 2D 6,96 % for
consolidated settlement, and 10,77% for time of consolidation. The result with adding stone column showing that
settlement and time of colnsolidation being decreased, the result difference between before and after adding stone
column by choosing the best planning with square pattren which 2 m of diameter showing 31,5% for settlement,
99,84% for time of consolidation. The total cost of the material cost is Rp. 2.920.953.600,00.
Key word : consolidation settlement, preloading method, stone column, Plaxis 8.2 2D
PENDAHULUAN
Dalam rangka mendukung peranan
pembangunan nasional dan daerah,
khususnya dalam sektor industri, maka
permintaan energi listrik terus meningkat.
Untuk memenuhi kebutuhan di atas,
direncanakanlah Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Sorong sebesar (4 x 7
MW). Pembangunan dilakukan di atas
tanah yang strukturnya terbentuk oleh
pasang surut air laut dengan kondisi tanah
lunak, sehingga berpotensi mengalami
penurunan akibat konsolidasi. Untuk
penanganan permasalahan diatas,
diperlukan pengetahuan tentang perbaikan
tanah. Salah satu metode yang sering Gambar. 1. Hubungan waktu pemampatan
digunakan sekarang ini adalah perbaikan selama konsolidasi untuk suatu
tanah dengan beban awal (preloading) penambahan beban yang diberikan
yang dikombinasikan dengan stone column. Sumber : Das, B.M, 1994 : 184
Maksud dari penelitian ini adalah
memberikan alternatif perencanaan Tahap I : Pemampatan awal (initial
perbaikan tanah dengan cara pembebanan compression), yang pada umumnya terjadi
awal (preloading) dan dengan pemakaian disebabkan oleh pembebanan awal
stone column serta memberikan gambaran (preloading).
mengenai software Plaxis 8.2 2D. Tahap II : Konsolidasi primer (primary
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk consolidation), yaitu periode selama
mengetahui besar penurunan serta lama tegangan air pori secara lambat laun
penurunan akibat adanya metode perbaikan dipindahkan ke dalam tegangan efektif,
tanah lunak dengan stone column, serta sebagai akibat dari keluarnya air dari pori-
dapat membandingkan hasil perhitungan pori tanah.
secara analitis dengan software dan Tahap III : Konsolidasi sekunder
mengetahui besarnya biaya bahan (secondary consolidation), yaitu terjadi
pekerjaan. setelah tegangan air pori hilang seluruhnya.
Pemampatan yang terjadi adalah
TINJAUAN PUSTAKA disebabkan oleh penyesuaian yang bersifat
Konsolidasi Tanah plastis dari butir-butir tanah setelah
Konsolidasi tanah adalah suatu proses konsolidasi primer.
pengecilan volume secara perlahan-lahan Penurunan Tanah (Settlement)
pada tanah jenuh sempurna dengan Penambahan beban vertikal di atas
permeabilitas rendah akibat pengaliran permukaan tanah akan menyebabkan
sebagian air pori. Proses tersebut penurunan (settlement). Besarnya
berlangsung terus sampai kelebihan penurunan yang terjadi pada lapisan tanah
tegangan air pori yang disebabkan oleh yang diakibatkan adanya beban, adalah
kenaikan tegangan total telah benar-benar merupakan penjumlahan dari tiga
hilang. (Craig, 1994:213). komponen penurunan yaitu :
Pada umumnya, tahapan konsolidasi St = pi + Sc + Ss (1)
dapat ditunjukkan oleh grafik hubungan dengan :
antara pemampatan dan waktu. Dari grafik St = penurunan total (m)
tersebut dapat dilihat bahwa ada tiga pi = penurunan segera (m)
tahapan yang berbeda yang dapat Sc = penurunan akibat konsolidasi primer
dijalankan : (m)
Ss = penurunan akibat konsolidasi dengan :
sekunder (m) Tv = faktor waktu
Namun, dalam penelitian ini untuk Cv = koefisien konsolidasi
nilai Ss tidak dihitung karena dianggap t = waktu
nilainya relatif kecil. Sehingga dapat h = tebal lapisan tanah (m)
diabaikan. Perbaikan Tanah Lunak
Penurunan Segera (Si) Lapisan tanah lunak pada umumnya
Untuk menghitung penurunan segera, adalah lempung (clay) atau lanau (silt),
persamaannya diturunkan dengan kendala yang dihadapi ketika
menggunakan prinsip dasar teori elastis merencanakan suatu bangunan pada
atau formula dari BIAREZ : kondisi tanah tersebut adalah daya dukung
pi = q . ∑ (2) (bearing capacity) dan penurunan
(settlement).
dengan :
Perbaikan Tanah dengan Pembebanan
pi = penurunan segera (m) Awal (Preloading)
hi = kedalaman tanah lapisan i (m) Metode pembebanan awal
E’ = modulus elastis Oedometrik di (preloading) adalah metode penimbunan
lapisan i (t/m2) beban yang besarnya sama dengan besar
Penurunan Akibat Konsolidasi beban konstruksi yang akan dilaksanakan.
Primer (Sc) Ada pula yang menentukan tinggi
Untuk tanah yang terkonsolidasi timbunan sesuai dengan nilai penurunan,
normal (normally consolidated), besarnya agar tanah timbunan tidak dibuang sia-sia
penurunan dihitung dengan persamaan : dan dapat dijadikan suatu pondasi dari
Sc = log( ) (3) suatu konstruksi.
Sedangkan tanah yang terkonsolidasi Pemasangan Stone Column
berlebih (over consolidated), besarnya Pemasangan stone column adalah
penurunan dihitung dengan persamaan : salah satu metode perbaikan tanah. Fungsi
Bila σ’o + Δσ ≤ σ’c, maka : utama pemasangan stone column adalah
untuk meningkatkan daya dukung tanah
Sc = log( ) (4) yang lembek sehingga tanah lembek
Bila σ’o + Δσ > σ’c, maka : tersebut dapat menerima beban yang lebih
Sc = log( )+ log( ) (5) besar dan settlement yang terjadi akan
berkurang. Selain untuk meningkatkan
dengan : daya dukungtanah, menurut Barksdale dan
h = tebal lapisan lempung (m) Banchus, 1982, ada beberapa keuntungan
eo = angka pori awal (Initial Void Ratio) lain, seperti :
Cc = Compression Index 1.Mengurangi total settlement tanah.
Cs = Swelling Index 2.Memperpendek waktu konsolidasi.
Δp = besarnya tegangan dimuka tanah 3.Mengurangi bahaya liquefaction.
(Surcharge) (t/m2) Stone column merupakan kolom-
po = tegangan overburden efektif (t/m2) kolom vertikal dari kerikil, semacam tiang-
pc = tegangan prakonsolidasi efektif tiang pancang tetapi dari bahan-bahan lepas
(t/m2) yang dipadatkan. Kerikil tersebut
Kecepatan Waktu Penurunan merupakan kerikil lepas yang tidak diikat
Untuk mengetahui kecepatan oleh bahan pengikat semen atau yang
penurunan konsolidasi didapat dari lainnya.
penurunan matematis yang diperkenalkan Perencanaan Stone Column
oleh Terzaghi (1925) dengan asumsi- perencanaan diameter, jarak, dan
asumsi tetap berpegang kepada teori panjang stone column. Perencanaan
konsolidasi satu dimensi. tersebut dikontrol terhadap kapasitas daya
Tv (time factor) = (6) dukung batas stone column sebagai stone
column tunggal dan kelompok, overall Pola pemasangan segitiga akan
stability terhadap sliding, serta settlement memberikan bentuk segienam pada
yang terjadi setelah dipasang stone column. penampang unit cell, dan pola bujur
Di dalam perencanaan stone column
sangkar akan memberikan bentuk
banyak hal-hal yang harus dipertimbangkan,
antara lain : bujur sangkar. Kedua bentuk
1. Diameter stone column dan konsep penampang tersebut bisa didekati
unit cell: dengan bentuk lingkaran yang
Stone column diidealisasikan mempunyai diameter Dw (diameter
sebagai suatu silinder dengan equivalen). Untuk pola segitiga,
penampang berbentuk lingkaran Dw = 1.05s dan untuk pola bujur
berdiameter D. Diameter stone sangkar Dw = 1.13s, dimana s
column menentukan besarnya area adalah jarak antar stone column.
replacement ratio dan besarnya 2. Panjang dan jarak stone column
distribusi tegangan pada tanah dan Panjang stone column yang
stone column. Perencanaan direncanakan diukur dari muka
diameter stone column tergantung tanah asli sampai dengan batas
dari tipe tanah yang diperbaiki, bawah perencanaan. Jarak stone
beban yang harus didukung tanah, column adalah jarak antara pusat
dan pola pemasangannya. Untuk penampang stone column dengan
mempermudah perhitungan, suatu pusat penampang stone column di
stone column dan tanah lunak sebelahnya. Dengan demikian suatu
disekelilingnya akan diisolasikan kelompok stone column
dari stone column kelompok (stone mempunyai dua arah spacing, yaitu
column group). Stone column dan arah x dan arah y yang besarnya
tanah lunak disekelilingnya tersebut sama. Selain itu spacing juga akan
disebut sebagai unit cell (Gambar mempengaruhi besarnya
2). Pola pemasangan stone column pengurangan settlement stone
akan mempengaruhi bentuk unit column dan tanah disekelilingnya.
cell. Pola pemasangan stone 3. Area replacement ratio
column dibedakan menjadi dua Area replacement ratio adalah
pola, yaitu pola segitiga perbandingan antara luas
(equilateral triangular pattern) dan penampang stone column dengan
pola bujur sangkar (square pattern). luas tanah lunak di sekelilingnya.
as = atau as =C1 ( ) (7)
ac = = 1 – as (8)
dimana :
as = Area replacement ratio
stone column
ac = Area replacement ratio
tanah lunak
Gambar. 2. Idealisasi unit cell As = Luas penampang stone
Sumber: Anonim column
Ac = Luas penampang tanah
lunak dalam 1 unit cell
A = Luas penampang total 1
unit cell
D = Diameter stone column
S = spacing antar stone column
C1 = konstanta yang tergantung
pada pola penyusunan stone
column Pola segitiga C1 = 0.907,
dan pola bujur sangkar C1 = π/4.
4. Konsentrasi tegangan
Pada saat beban embankment Gambar. 4. Stone Column dengan Pola
bekerja pada tanah yang diperbaiki Pemasangan Bujur Sangkar
dengan stone column, konsentrasi Sumber: Anonim
tegangan yang lebih besar terjadi
pada stone column dan σu = σs as + σc (1 – as) (10)
pengurangan tegangan terjadi pada Dengan menggunakan persamaan-
tanah disekitarnya. Faktor persamaan di atas, tegangan yang bekerja
konsentrasi tegangan (n), adalah pada stone column dan tegangan yang
perbandingan tegangan antara bekerja pada tanah lunak di sekeliling stone
tegangan pada stone column dan column dapat ditentukan, yaitu:
tegangan pada tanah sekitarnya. σc = σu/(1+(n-1) . as) = .σ (11)
n= (9) σs = n/(1+(n-1) . as) = .σ (12)
dimana : = 1/(1+(n-1) . ac) (13)
σs = tegangan pada stone column = n/(1+(n-1) . as) (14)
σc = tegangan tanah disekitar stone dimana :
columm n = faktor konsentrasi tegangan
Berdasarkan keseimbangan gaya-gaya as = area replacement ratio
vertikal yang ada sepanjang unit cell, maka σu = tegangan rata-rata di atas unit
tegangan rata-rata yang bekerja pada unit cell akibat beban luar
cell adalah fungsi dari area replacement σs = tegangan pada stone column
ratio (as). akibat beban luar
σc = tegangan pada tanah lunak
disekeliling stone column akibat
beban luar
μc = rasio tegangan pada tanah lunak
μs = rasio tegangan pada stone
column
5. Daya dukung stone column tunggal
Menurut Moreau (1835), sedikit
sekali beban yang mencapai dasar
Gambar. 3. Stone Column dengan Pola
stone column jika panjang stone
Pemasangan Segitiga
column lebih besar dari dua kali
Sumber: Anonim
lebarnya. Beban yang bekerja akan
ditransfer oleh stone column ke
tanah lunak sekitarnya. Pada saat
stone column mengalami bulging
dan penurunan, material butiran
stone column tertekan ke dalam
tanah lunak dan mentransferkan
tegangan geser ke tanah.
Dengan menggunakan persamaan
(14) dengan asumsi deep bulging
Gambar. 5. Pengaturan global-lembartab
terjadi di atas stone column.
proyek
̃ ult = σs = c ̃c (15) Sumber: Pedoman Plaxis 8.2 Indonesia
dimana :
̃ ult atau σs = tegangan rerata Penggunaan Plaxis 8.2 2D Untuk
pada stone column Analisis Penurunan
akibat beban luar Plaxis 8.2 2D adalah program elemen
hingga untuk aplikasi geoteknik dimana
c = kekuatan geser
digunakan model-model tanah untuk
undrained sekitar melakukan simulasi terhadap perilaku dari
stone column tanah. Tampilan pengaturan awal pada
̃c = faktor daya software Plaxis 8.2 2D disajikan Pada
dukung stone Gambar. 5.
column ( 18 < ̃c Simulasi permasalahan geoteknik
dengan menggunakan metode elemen
< 22 )
hingga sendiri telah secara implisit
6. Daya dukung stone column group melibatkan kesalahan pemodelan dan
Daya dukung ultimat stone column kesalahan numerik yang tidak dapat
group sangat dipengaruhi oleh dihindari. Plaxis 8.2 2D dimaksudkan
tegangan pasif horisontal dari tanah sebagai suatu alat bantu analisis untuk
disekitar kelompok stone column, digunakan oleh ahli geoteknik yang tidak
undrained shear strenght blok harus menguasai metode numerik.
komposit, (Cavg) dan koefisien
METODOLOGI PENELITIAN
tekanan tanah ke samping pasif Langkah-langkah studi disusun secara
untuk blok komposit, (Kpkom). sistematis sehingga mempermudah dalam
Pult = ̃ ult . As (16) penyelesaian analisa ini. Langkah-langkah
dimana : studi yang dilakukan, disajikan dalam
̃ ult atau σs = tegangan rerata bentuk flowchart Pada Gambar. 6. Sebagai
berikut.
pada stone column
Perhitungan Penurunan Akibat
akibat beban luar Pembebanan Awal (Preloading)
As = Luas penampang Perhitungan penurunan akibat
stone column pembebanan awal secara berurutan sebagai
Pult = tegangan pada berikut :
luas penampang - Tinggi timbunan rencana yang
stone column dipertahankan (H) adalah +5,25 dari
permukaan tanah (+0,00), sesuai dengan
akibat beban luar
nilai HWL+tinggi jagaan pada lokasi studi.
- Dalam perhitungan tinggi timbunan
rencana adalah 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 m.
Langkah-langkah perhitungan
penurunan adalah sebagai berikut :
1. Menghitung tegangan efektif Perhitungan Penurunan dengan
overburden (σ’o) dari setiap lapisan Pembebanan Awal (Preloading) dengan
tanah. Program Plaxis 8.2 2D
2. Menetukan nilai pengaruh akibat Dari perhitungan pembebanan awal
pembebanan dari grafik didapatkan nilai tinggi timbunan efektif
OSTERBERG. yaitu besarnya nilai penurunan sama
3. Hitung penambahan tegangan (Δσ) dengan tinggi timbunan rencana dikurangi
sesuai dengan tinggi timbunan tinggi timbunan yang dipertahankan (Hr –
rencana (Hr). H = Sc). Dari nilai penurunan tersebut
4. Menentukan nilai OCR (over didapatkan waktu penurunan. Apabila
consolidated ratio) pada setiap diharapkan penyelesaian waktu penurunan
lapisan tanah. lebih cepat, maka dapat digunakan
5. Menghitung penurunan primer dan kombinasi dari pembebanan awal dan stone
penurunan segera pada setiap column.
lapisan tanah, kemudian Langkah-langkah pengerjaannya
menjumlahkannya guna adalah sebagai berikut :
mendapatkan penurunan totalnya. 1. Gambarlah model lapisan tanahnya.
6. Hitung waktu konsolidasi akibat 2. Masukkan data-data tanahnya.
penurunan primer. 3. Susunlah jaring elemennya.
Mulai 4. Hitung kondisi awal.
Pengumpulan Data
data Topografi
Data
Tanah
Standard Penetration
Tes Laboratorium
Test (SPT)
Menentukan Parameter
Stone Column dan Menghitung Penurunan Menghitung Likuifaksi
Parameter Tanah
Menvariasikan
Diameter, Jarak Antar
Stone Column dan
Menggunakan Fixed
Type Stone Column
Hasil
Pemodelan
Analisa Biaya
Kesimpulan dan
Saran
Selesai `
0,80
0,60
0,40 St - t Analitis
0,20
0,00
0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00
Waktu Penurunan, t (tahun)
1,00
Penurunan (m)
0,80
0,60
0,40 St - t Plaxis
0,20
0,00
0 50 100 150 200
Waktu Penurunan, t (tahun)
1,20
1,00
Penurunan (m)
0,80
0,60
St -t Analitis
0,40
St -t Plaxis
0,20
0,00
0 50 100 150 200 250
Waktu Penurunan, t (tahun)
Gambar. 10. Perbandingan Kurva Korelasi Stot dengan t Antara Perhitungan Analitis dengan
Plaxis 8.2 2D
Sumber:Hasil Perhitungan
0,80
0,70
0,60
Penurunan (m)
0,50
St - t BS D1 S2
0,40
St - t BS D1,5 S3
0,30 St - t BS D2 S4
0,20
0,10
0,00
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
Waktu Penurunan, t (tahun)
Gambar. 11. Kurva Korelasi St dengan t Hasil Keluaran (output) Dengan Adanya Stone
Column Pola Bujur Sangkar
Sumber:Hasil Perhitungan
1,00
0,90
0,80
0,70
Penurunan (m)
0,60 St - t SG D1 S2
0,50 St - t SG D1,5 S3
0,40
0,30 St - t SG D2 S4
0,20
0,10
0,00
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Waktu Penurunan, t (tahun)
Gambar. 12. Kurva Korelasi St dengan t Hasil Keluaran (output) Dengan Adanya Stone
Column Pola Segitiga
Sumber:Hasil Perhitungan
Tabel 7. Perbandingan Penurunan dan Waktu Penurunan Sebelum dan Sesudah Adanya Stone
Column
D S 90% t Selisih S Selisih t
no S (m) Keterangan
(m) (m) (tahun) (%) (tahun)
1 - 1,247 1,122 209,773 - - Analitis
2 - 1,160 1,044 189,370 - - Plaxis
0,90
0,80 St -t BS D1 S2
0,70 St - t BS D1,5 S3
Penurunan (m)
0,60
St - t BS D2 S4
0,50
St - t SG D1 S2
0,40
St - t SG D1,5 S3
0,30
St - t SG D2 S4
0,20
0,10
0,00
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
Waktu Penurunan, t (tahun)
Gambar 13. Perbandingan Kurva Korelasi St dengan t Hasil Keluaran (output) Dengan
Adanya Stone Column
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel diatas untuk penurunannya, menggunakan stone column dipilih hasil
pola bujur sangkar lebih kecil jika terbaik dari segi teknis dan dari segi
dibandingkan dengan pola segitiga, ekonomisnya. Yaitu perencanaan
sedangkan waktu konsolidasi pola bujur pemasangan stone column pola bujur
sangkar lebih besar. Untuk total biaya sangkar dengan diameter sebesar 2 m dan
bahannya, pola segitiga lebih kecil total harga biaya bahannya sebesar Rp.
dibandingkan dengan pola bujur sangkar, 2.920.953.600,00.
maka perencanaan perbaikan tanah dengan
SARAN Geotechnical Journal. 37(1): 132–
Penggunaan metode perbaikan tanah 145.
dengan mengkombinasikan pembebanan Indraratna, B, 2013. Numerical Solution of
(preloading) dan stone column bukanlah Stone Column Improved Soft Soil
satu-satunya metode perbaikan tanah yang Considering Arching, Clogging and
ada. Hal ini tergantung dari beberapa faktor Smear Effects.
seperti geologi tanah, topografi tanah dan Nurtjahjaningtyas, I., 2016. Efektifitas
sebagainya. Penggunaan Stone Column Untuk
Untuk mendapatkan tingkat akurasi Mengurangi Besar Pemampatan
yang tinggi dari hasil perhitungan analitis Pada Tanah Dengan Daya Dukung
maupun program Plaxis 8.2 2D perlu Rendah. Skripsi. Tidak
dilakukan perbandingan dengan hasil yang dipublikasikan. Jember: Universitas
ada di lapangan. Parameter tanah yang Jember.
digunakan sebagai data masukan sangat Pramukti, Daru, N., 2014. Perencanaan
berpengaruh terhadap analisis, oleh karena Drainase Vertikal (Vertical Drain)
itu dalam penentuan harga parameter Untuk Mempercepat Waktu
tersebut harus dilakukan secermat mungkin. Konsolidasi Pada Pembangunan Pltu
Ipp Kaltim 3 ( 2X 100 Mw). Skripsi.
DAFTAR PUSTAKA Tidak dipublikasikan. Malang:
Anhar, R., 2016. Pengaruh Floating Stone Universitas Brawijaya.
Column Dalam Perbaikan Tanah Saito, A., K. Tagawa, T. Tamura, H. Oishi,
Pada Tanah Lempung Lunak H. Nagayama and H. Shimaoka., 1987.
Menggunakan Metode Elemen Hingga. A countermeasure for sand
Skripsi.Tidak dipublikasikan. liquefaction by gravel drains method.
Malang: Institut Teknologi Nasional. Nippon Kokan Technical Report
Das, Braja, M., 1994. Mekanika Tanah II Overseas. No. 51, pp. 46-52.
(Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Seed, H.B. and Idriss, I.M., 1982. Ground
Jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga. Motions and Soil Liquefaction During
FHWA-NHI 132034 Ground Improvement Earthquakes. Earthquake Engineering
Techniques Research Institute Monograph.
FHWA/RD-83/026. 1983. Design and Weber, T.M. & Springman, S.M.
Construction of Stone column Vol. I Numerical modelling of stone columns
FHWA/RD-83/027. 1983. Design and in soft clay under an embankment.
Construction of Stone column Vol. II
Fitriani, F., 2016. Pemodelan Numerik
Pada Perbaikan Tanah Menggunakan
Stone Column Di Tanah Lempung
Lunak Di Bawah Tanah Timbunan.
Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Malang: Institut Teknologi Nasional.
Hepma, I., 2016. Studi Parameter
Perencanaan Stone Column untuk
Perbaikan Bearing Capacity dan
Settlement Pada Tanah Lempung.
Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Indraratna, B. & Redana, I.W., 2000.
Numerical modelling of vertical drains
with smear and well resistance
installed in soft clay. Canadian