Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENURUNAN DAN WAKTU KONSOLIDASI TANAH LUNAK MENGGUNAKAN

METODE PRELOADING DAN


PRE-FABRICATED VERTICAL DRAIN
(STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN MEDAN-
KUALANAMU STA 35+950)

Fanny Rumintha Br. Barimbing1 dan Rudi Iskandar2


1
Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email: fanny.rumintha@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus
USU Medan
Email: sipil_s2_usu@yahoo.com

ABSTRAK
Proyek pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan-Kualanamu STA 35+950 dibangun di atas
lapisan tanah lunak. Tanah lunak merupakan tanah yang berkarakteristik buruk. Tanah ini umumnya
mempunyai daya dukung yang rendah, memiliki sifat kompresibilitas tinggi dan memiliki permeabilitas
yang sangat rendah. Karena itulah tanah lunak memiliki penurunan konsolidasi yang besar dan dalam
waktu yang cukup lama, sehingga sangat merugikan pada pelaksanaan konstruksi. Untuk mengatasi hal
itu, dilakukan perbaikan tanah yaitu menggunakan preloading dan Pre-Fabricated Vertical Drain,
(PVD). Preloading merupakan proses kompresi tanah dengan memberikan tekanan vertikal sebelum
dilakukan pembebanan konstruksi sebenarnya. Sedangkan pemasangan PVD dapat mereduksi waktu
konsolidasi tanah sehingga menjadi lebih singkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan dan waktu konsolidasi tanah
lunak akibat preloading dan penggunaan PVD. Perhitungan dilakukan menggunakan metode analitis dan
metode elemen hingga. Data-data yang diperlukan diperoleh dari investigasi lapangan dan uji
laboratorium.
Dari hasil perhitungan tanpa menggunakan PVD diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai derajat konsolidasi 95% adalah 202 hari dengan besar penurunan 0,53 meter. Sedangkan
dengan menggunakan PVD yang dipasang dengan pola segitiga dan jarak antar PVD 1,60 meter, waktu
yang dibutuhkan adalah 25 hari dengan besar penurunan 0,53 meter. Dari analisa yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa penggunaan PVD dapat mempercepat waktu konsolidasi.
Kata Kunci: Tanah Lunak, Penurunan, Derajat Konsolidasi, Pre-fabricated Vertical Drain (PVD)

ABSTRACT
Toll Road Development of Medan-Kualanamu Project STA 35+950 was built on soft soil layers.
Soft soil is a soil that has bad characteristic. This soil generally has a low bearing capacity, high
compressibility, and very low permeability. Because of that, soft soil has a great consolidation settlement
and needs a lot of time, which is very detrimental to the construction. To overcome this, it is necessary to
do soil improvements by using preloading and Pre-fabricated Vertical Drain, (PVD). Preloading is a
process of compression of the soil by providing vertical pressure before the actual loading of the
construction. Installation of PVD can reduce soil settlement time so that it becomes shorter.
The purpose of this research is to determine the settlement and consolidation time of soft soil due
to preloading and PVD usage. The calculation are performed using analytical methods and finite element
methods. The required data were obtained from field investigations and laboratory tests.
From the calculation without using PVD, 202 days is the time required to achieve 95%
consolidation degree with a settlement value of 0.53 meters. While using PVD that installed with triangle
pattern and spacing between PVD 1.60 meters, the time required is 25 days with a settlement value of
0.53 meters. The analysis concludes that the use of PVD can accelerate the time of consolidation.
Keywords: soft soil, settlement, the degree of consolidation, Pre-fabricated Vertical Drain (PVD)

I. PENDAHULUAN

Lokasi yang ditinjau pada tugas akhir ini adalah proyek pembangunan jalan bebas hambatan
Medan-Kualanamu STA 35+950. Pada daerah tersebut terdapat tanah lunak sampai kedalaman 8,50 meter
sehingga penurunan yang akan terjadi cukup besar dan waktu yang diperlukan untuk mendisipasi air pori
juga sangat lama. Untuk itu perlu diadakan perbaikan tanah pada lokasi tersebut. Metode yang digunakan
adalah preloading yang dikombinasikan dengan Pre-fabricated vertical drain (PVD). Maksud dari
penelitian ini adalah mengetahui besar penurunan dan waktu yang diperlukan tanah untuk mendisipasi air
pori. Perhitungan besar penurunan tanah dan waktu yang diperlukan untuk mendisipasi air pori pada
tanah lunak tersebut dilakukan secara analitik dan Metode Elemen Hingga.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah Lunak

Umumnya lapisan tanah yang disebut lapisan yang lunak adalah lempung (clay) atau lanau (silt)
yang mempunyai harga pengujian penetrasi standar (standard penetration test) N yang lebih kecil dari 4
atau tanah organis seperti gambut yang mempunyai kadar air alamiah yang sangat tinggi. Demikan pula
lapisan tanah berpasir yang dalam keadaan lepas mempunyai harga N kurang dari 10, diklasifikasi sebagai
lapisan yang lunak (Suyono,1986).
Dalam perencanaan konstruksi bangunan sipil sering dijumpai permasalahan pada jenis tanah
lunak, antara lain daya dukung tanah yang rendah dan penurunan (settlement) yang besar jika diberi
beban. Hal ini disebabkan karena tanah lunak umumnya memiliki kuat geser dan permeabilitas yang
rendah serta kompresibilitas yang besar.

Preloading (Pembebanan Awal)

Secara umum preloading atau pembebanan awal merupakan proses kompresi tanah dengan
memberikan tekanan vertikal sebelum dilakukan pembebanan kostruksi sebenarnya. Beban preloading
adalah beban yang setara dengan beban konstruksi sebenarnya dimana beban tersebut dilakukan dengan
melakukan timbunan sebanding dengan berat konstruksi yang akan dilaksanakan. Ada pula yang
menentukan tinggi timbunan sesuai dengan nilai penurunan, agar tanah timbunan tidak dibuang sia-sia
dan dapat dijadikan suatu pondasi dari suatu konstruksi.
Tinggi timbunan kritis beban preloading ini dihitung berdasarkan daya dukung tanah lempung
mula-mula. Kekuatan geser tanah lempung, dalam hal ini kohesi tanah akan mempengaruhi tinggi
timbunan yang akan dipergunakan. Daya dukung tanah lempung dalam perencanaan beban preloading
dihitung sebagai berikut:
=2
=
maka, =
dimana:
= kohesi tanah dasar (t/m2)
= berat volume tanah timbunan (t/m3)
= tinggi timbunan kritis (m)
Apabila ternyata tinggi timbunan sebagai beban preloading yang akan diberikan lebih besar dari pada Hcr,
maka timbunan tersebut harus diletakkan secara bertahap.

Pre-fabricated Vertical Drain (PVD)

Tujuan dari penginstalasian drainase vertikal yaitu untuk mempercepat konsolidasi pada lapisan
lempung dan memperbaiki stabilitas pada lempung lunak. Penggunaan drainase vertikal dapat
mempercepat konsolidasi dengan cara memberi fasilitas kepada air pori untuk mengalir melalui lintasan-
lintasan yang berarah radial pada drainase vertikal tersebut.

Penurunan (Settlement)

Secara umum, penurunan (settlement) pada tanah yang disebabkan oleh pembebanan dapat
dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Penurunan konsolidasi (consolidation settlement), yang merupakan hasil dari perubahan volume
tanah jenuh air sebagai akibat dari keluarnya air yang menempati pori-pori tanah. Penurunan
konsolidasi dibagi menjadi dua, yaitu penurunan konsolidasi primer dan penurunan konsolidasi
sekunder.
2. Penurunan segera (immediate settlement), yang merupakan akibat dari deformasi elastis tanah
kering, basah, dan jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air. Perhitungan penurunan segera
umumnya didasarkan pada penurunan yang diturunkan dari teori elastisitas.
Besarnya penurunan konsolidasi primer untuk lempung yang terkonsolidasi secara normal
(normally consolidated) dapat dihitung dengan persamaan:

= log
Sedangkan untuk lempung yang terlalu terkonsolidasi (overconsolidated), besarnya penurunan dihitung
dengan persamaan:
 Bila (po + Δp) ≤ pc, maka:
. ∆
= log
 Bila (po + Δp) > pc, maka:
. ∆ . ∆
= log + log
dimana:
H = tebal lapisan tanah lunak yang memampat (m)
eo = angka pori awal (Initial Void Ratio)
Cc = indeks pemampatan (Compression Index)
Cs = indeks pemuaian (Swelling Index)
Δp = besarnya tegangan di muka tanah (surcharge) (t/m2)
po = tegangan overburden efektif awal (t/m2)
pc = tegangan prakonsolidasi efektif (t/m2)

Konsolidasi

Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan-lahan pada tanah jenuh
sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air pori. Proses tersebut berlangsung
terus sampai kelebihan tegangan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar-benar
hilang (Craig,1994).

Teori Konsolidasi Satu-Dimensi

Persamaan matematis untuk konsolidasi 1-D dari Terzaghi dalam menentukan nilai derajat
konsolidasi arah vertikal (Uv) dapat dinyatakan dengan formula berikut:
 Jika Uv ≤ 60%, maka:

=
( ( ) . ) .
 Jika Uv > 60%, maka:
=1− ∑ ∞ ( ) /
( )
dimana:
m = bilangan bulat
= faktor waktu =
Cv = koefisien konsolidasi arah vertikal (cm2/detik)
t = waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi (detik)
H = panjang maksimum lintasan drainase (cm)
Koefisien konsolidasi vertikal (Cv) menentukan kecepatan pengaliran air pada arah vertikal
dalam tanah. Karena pada umumnya konsolidasi berlangsung satu arah saja, yaitu arah vertikal, maka
koefisien konsolidasi sangat berpengaruh terhadap kecepatan konsolidasi yang akan terjadi. Harga Cv
dapat dicari mempergunakan persamaan berikut ini:
=
dimana:
Cv = koefisien konsolidasi vertikal (cm2/detik)
Tv = faktor waktu tergantung dari derajat konsolidasi
t = waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi (detik)
H = panjang aliran yang harus ditempuh air pori selama proses konsolidasi (cm)
Teori Konsolidasi dengan Drainase Vertikal

Teori untuk konsolidasi vertikal drain pertama kali diperkenalkan oleh Barron (1948). Pada
dasarnya teori ini adalah lanjutan dari teori konsolidasi satu dimensi (Terzaghi,1943). Dalam kondisi
equal strain, persamaan diferensial dari teori konsolidasi oleh Barron adalah sebagai berikut:
= +
dimana:
u = tekanan air pori ekses rata-rata pada titik dan waktu tertentu
r = jari-jari drainase vertikal
t = waktu setelah terjadi peningkatan tegangan vertikal total secara tiba-tiba
Ch = koefisien konsolidasi horizontal (cm2/detik)

Menurut Muller dan Larsson pada jurnal Aspects on the modelling of smearzones around vertical
drain untuk material tanah jenis lempung homogen maka nilai konsolidasi horizontal (Ch) ;
= (1 − 2) ∗

Dengan menggunakan metode Barron (1948), maka untuk menentukan derajat konsolidasi arah
radial, Uh digunakan persamaan sebagai berikut :
=1− /

dimana:
.
Th = faktor waktu radial =

= ln − + + ln
=
=
De = diameter ekuivalen (setelah penampang diubah menjadi bentuk lingkaran)
dw = diameter drainase vertikal yang dipasang
rs = jari-jari smear zone
rw = jari-jari drainase vertikal
ks = koefisien permeabilitas arah radial pada smear zone = (1 – 15)kr
kr = koefisien permeabilitas arah radial = (1 – 15)kv

Derajat konsolidasi tanah (U) adalah perbandingan penurunan tanah pada waktu tertentu dengan
penurunan total. Persamaan derajat konsolidasi pada tanah yang distabilisasi dengan menggunakan sistem
PVD menurut Carillo (1942) adalah sebagai berikut:
U = 1 – (1 – Uv) (1 – Uh)
dimana:
U = derajat konsolidasi rata-rata
Uv = derajat konsolidasi vertikal
Uh = derajat konsolidasi horizontal

III. METODE PENELITIAN

Metode dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus, dimana data-data yang akan dianalisa
diperoleh dari proyek jalan bebas hambatan Medan-Kualanamu STA 35+950.

Tahap Pengumpulan Data


Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini diperoleh dari proyek pembangunan jalan bebas
hambatan Medan-Kualanamu. Data-data tersebut adalah sebagai berikut: data Standard Penetration Test
(SPT) dan data penyelidikan sifat fisis tanah di laboratorium, data PVD, data geotextile dan gambar
perencanaan geometrik penampang melintang jalan yang diperoleh dari konsultan perencana.

Tahap Pengolahan Data


Data yang diperoleh dari proyek pembangunan jalan bebas hambatan Medan-Kualanamu diolah
dengan cara analitis dan program Metode Elemen Hingga.
Tahap Analisa Data
Kemudian dilakukan analisa terhadap data yang telah diolah, yaitu menganalisa perbandingan
penurunan dan waktu konsolidasi tanah lunak dengan dan tanpa menggunakan preloading dan pre-
fabricated vertical drain

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keseluruhan parameter tanah yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter Tanah

Kedalaman
Parameter
0,00-4,80 4,80-8,50 8,50-12,00 12,00-16,50 16,50-25,50 25,50-27,00 27,00-34,50
Medium Medium
Coarse
Sandy Sand Coarse Sand Silty Sand Silty Fine
Jenis Tanah Sand
Clay Some Sand Mixed Tuff Mixed Tuff Sand
Mixed Tuff
Clay Some Silt
Tipe Undrained Undrained Drained Drained Drained Drained Drained
N-SPT 5 6 13 45 36 46 51
γsat(KN/m3) 15,48 16,16 18,37 21,16 18,88 21,41 22,67
γdry(KN/m3) 10,41 6,35 8,56 11,35 9,07 11,60 12,86
Kohesi (KN/m2) 20,50 1 1 1 1 1 1
Sudut Geser (φ) 7,23 30,60 34,20 39,40 38,60 40 45
E (KN/m2) 1000 5000 7000 20000 19000 30000 40000
Kx (m/hari) 1,73 x10-3 1,73 1,73 1,73 1,73 0,17 0,17
Ky (m/hari) 8,64 x10-4 0,87 0,87 0,87 0,87 0,09 0,09
Poisson Ratio (μ) 0,30 0,25 0,30 0,35 0,30 0,35 0,35

Kedalaman
Parameter PVD Smear Zone Smear Zone
Timbunan Sand Blanket
0,00-8,00 0,00-4,80 4,80-8,00
Tipe Drained Undrained Undrained Drained Drained
γsat(KN/m3) 18,40 15,48 16,16 21,5 17
γdry(KN/m3) 15,20 10,41 6,35 16 14
Kohesi (KN/m2) 1 20,50 1 25 5
Sudut Geser (φ) 25 7,23 30,60 25 25
E (KN/m2) 5000 1000 5000 10000 24000
Kx (m/hari) 8,64 8,64 x 10-4 0,87 0,09 8,64
Ky (m/hari) 8,64 8,64 x 10-4 0,87 0,09 8,64
Poisson Ratio (μ) 0,30 0,30 0,25 0,35 0,31

Metode Analitis

Pada analisa ini diasumsikan hanya lapisan tanah asli yang akan mengalami penurunan.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan prinsip penurunan dari persamaan normally consolidated 1-
D Terzaghi. Hasil perhitungan penurunan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisa penurunan dengan metode analitis

Elevasi
Tanah
Ketebalan Kedalaman γ Po ΔP Sp
Lapisan Lunak Cc eo
(H) Efektif (Z) (KN/m3) (KN/m2) (KN/m2) (m)
Setiap
Lapisan
1 0,00-2,50 2,50 1,25 15,48 19,35 90,80 0,36 1,54 0,27
2 2,50-4,80 2,30 1,15 10,41 50,67 90,80 0,36 1,54 0,15
3 4,80-8,50 3,70 1,85 6,35 74,39 90,80 0,28 1,54 0,14
Total penurunan konsolidasi primer setelah diberikan beban timbunan ΔSp = 0,56
Hasil perhitungan waktu konsolidasi tanah lunak tanpa menggunakan PVD dapat dilihat pada
Tabel 3, sedangkan hasil perhitungan waktu konsolidasi tanah lunak dengan menggunakan PVD dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3. Analisa derajat konsolidasi tanpa menggunakan PVD

Koefisien
Waktu (t) Konsolidasi Arah Faktor Waktu Derajat Penurunan (Sp)
Hdr/2 (m)
(hari) Vertikal (Cv) (Tv) Konsolidasi (Uv) (m)
(m2/hari)
0 1,01 x 10-1 4,25 0,00 0,00 0,00
1 1,01 x 10-1 4,25 0,06 x 10-1 0,08 0,05
4 1,01 x 10-1
4,25 0,02 0,17 0,09
5 1,01 x 10-1
4,25 0,03 0,19 0,11
10 1,01 x 10-1
4,25 0,06 0,27 0,15
20 1,01 x 10-1
4,25 0,11 0,38 0,21
30 1,01 x 10-1
4,25 0,17 0,46 0,26
40 1,01 x 10-1 4,25 0,22 0,53 0,30
42 1,01 x 10-1
4,25 0,24 0,54 0,30
50 1,01 x 10-1
4,25 0,28 0,59 0,33
70 1,01 x 10-1
4,25 0,39 0,69 0,38
90 1,01 x 10-1 4,25 0,50 0,77 0,43
120 1,01 x 10-1 4,25 0,67 0,85 0,47
150 1,01 x 10-1
4,25 0,84 0,89 0,50
152 1,01 x 10-1
4,25 0,85 0,90 0,50
180 1,01 x 10-1
4,25 1,01 0,93 0,52
200 1,01 x 10-1
4,25 1,11 0,94 0,53
202 1,01 x 10-1 4,25 1,13 0,95 0,53
250 1,01 x 10-1
4,25 1,40 0,97 0,54
300 1,01 x 10-1
4,25 1,68 0,99 0,55
316 1,01 x 10-1
4,25 1,77 0,99 0,55
Tabel 4. Analisa derajat konsolidasi menggunakan PVD dengan pola segitiga dan jarak 1,60 meter

t Cv Ch=1,2*C Sp
Tv Uv (1-Uv) Th Uh (1-Uh) U
(hari) (m2/hari) (m)
0 0,00 1,01 x 10-1 0,00 1,00 0,00 0,12 0,00 1,00 0,00 0,00
1 0,01 1,01 x 10-1
0,08 0,92 0,04 0,12 0,09 0,90 0,17 0,10
4 0,02 1,01 x 10-1 0,17 0,83 0,17 0,12 0,33 0,67 0,45 0,25
5 0,03 1,01 x 10-1
0,19 0,81 0,22 0,12 0,40 0,60 0,51 0,29
10 0,06 1,01 x 10-1
0,27 0,73 0,43 0,12 0,64 0,36 0,73 0,41
19 0,11 1,01 x 10-1
0,37 0,63 0,82 0,12 0,85 0,15 0,91 0,50
20 0,11 1,01 x 10-1
0,38 0,62 0,86 0,12 0,87 0,13 0,92 0,51
25 0,14 1,01 x 10-1
0,42 0,58 1,07 0,12 0,92 0,08 0,95 0,53
30 0,17 1,01 x 10-1 0,46 0,54 1,29 0,12 0,95 0,05 0,97 0,54
40 0,22 1,01 x 10-1
0,53 0,47 1,72 0,12 0,98 0,02 0,99 0,55
42 0,24 1,01 x 10-1
0,54 0,46 1,81 0,12 0,99 0,01 0,99 0,55
50 0,28 1,01 x 10-1
0,59 0,41 2,15 0,12 0,99 0,01 0,99 0,55
70 0,40 1,01 x 10-1
0,69 0,31 3,01 0,12 0,99 0,00 1,00 0,56
90 0,50 1,01 x 10-1 0,77 0,23 3,87 0,12 1,00 0,00 1,00 0,56
120 0,67 1,01 x 10-1
0,85 0,15 5,16 0,12 1,00 0,00 1,00 0,56
150 0,84 1,01 x 10-1
0,90 0,10 6,45 0,12 1,00 0,00 1,00 0,56
180 1,01 1,01 x 10-1
0,93 0,07 7,74 0,12 1,00 0,00 1,00 0,56
200 1,12 1,01 x 10-1
0,95 0,05 8,60 0,12 1,00 0,00 1,00 0,56
250 1,40 1,01 x 10-1
0,97 0,03 10,76 0,12 1,00 0,00 1,00 0,56
300 1,68 1,01 x 10-1 0,99 0,01 12,89 0,12 1,00 0,00 1,00 0,56
316 1,77 1,01 x 10-1
0,99 0,01 13,58 0,12 1,00 0,00 1,00 0,56

Grafik perbandingan lamanya hari untuk mencapai derajat konsolidasi 95% antara menggunakan PVD
dan tanpa menggunakan PVD dapat dilihat pada Gambar 1.

20
Derajat Konsolidasi (%)

40 dengan PVD
Tanpa PVD
60

80

100
0 100 200 300 400
Waktu (Hari)

Gambar 1. Grafik perbandingan lamanya hari untuk mencapai derajat konsolidasi 95% antara
menggunakan PVD dan tanpa menggunakan PVD
Metode Elemen Hingga

Hasil output dari hubungan penurunan terhadap waktu yang diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan metode elemen hingga dapat dilihat pada Gambar 2. Perbandingan Grafik Penurunan di
titik nodal A dan titik nodal B terdapat selisih 0,04 meter.

0.000
-0.050 0 50 100 150 200 250 300
-0.100
-0.150
-0.200 PENURUNAN DI
Penurunan (m)

-0.250 TITIK NODAL A


-0.300
-0.350 PENURUNAN DI
-0.400 TITIK NODAL B
-0.450
-0.500
-0.550
Waktu (hari)

Gambar 2. Grafik Penurunan di titik nodal A dan titik nodal B terdapat selisih 0,04 m

Perbandingan Besar Penurunan yang Dihitung secara Analitis, Metode Elemen Hingga dan
Pembacaan Settlement Plate di Lapangan

Hasil besar penurunan dari setiap metode dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 3.

Tabel 5. Hasil penurunan berdasarkan tahap penimbunan

Penurunan di titik Penurunan di


Tahap Tinggi Lama nodal (m) lapangan (m) Metode
penimbunan timbunan konsolidasi analitis (m)
A B SP-28
1 1,18 50 -0,14 -0,14 -0,01 -0,55
2 2,15 30 -0,23 -0,23 -0,02 -0,56
3 3,50 10 -0,34 -0,34 -0,02 -0,56
4 3,99 4 -0,37 -0,38 -0,02 -0,56
5 4,61 42 -0,44 -0,46 -0,03 -0,56
6 5,15 180 -0,47 -0,51 -0,16 -0,56

-1E-15
0 50 100 150 200 250 300 350
-0.1

-0.2 Metode Analitis


Penurunan (m)

-0.3 MEH di titik nodal A


MEH di titik nodal B
-0.4
Data SP-28
-0.5

-0.6
Waktu (hari)

Gambar 3. Perbandingan grafik penurunan antara metode analitis, MEH dan pembacaan settlement plate
di lapangan
V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang berkaitan dengan konsolidasi
pada tanah lunak akibat beban timbunan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penurunan yang terjadi akibat pembebanan awal adalah sebagai berikut:
a. Secara analitis dengan menggunakan persamaan konsolidasi 1-D Terzaghi, dimana nilai Cc
yang digunakan adalah Cc empiris didapatkan total penurunan sebesar 0,56 m.
b. Dengan menggunakan program elemen hingga didapatkan total penurunan pada titik nodal A
sebesar 0,47 m, sedangkan pada titik nodal B sebesar 0,51 m. Hal ini disebabkan oleh kontur
melintang tanah lunak tidak sama pada daerah titik nodal A dan titik nodal B.
c. Dari pembacaan settlement plate (SP-28) diperoleh total penurunan sebesar 0,16 m.
2. Secara analitis waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi 95% adalah sebagai
berikut:
a. Tanpa menggunakan PVD memerlukan waktu 202 hari.
b. Menggunakan PVD dengan pola segitiga dan jarak pemasangan 1,60 m memerlukan waktu 25
hari.
c. Menggunakan PVD dengan pola segitiga dan jarak pemasangan 1,40 m memerlukan waktu 19
hari.
d. Menggunakan PVD dengan pola segitiga dan jarak pemasangan 1,80 m memerlukan waktu 31
hari.
e. Menggunakan PVD dengan pola persegi dan jarak pemasangan 1,60 m memerlukan waktu 28
hari.

Saran

Berdasarkan hasil dari Tugas Akhir ini, penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam penggunaan program metode elemen hingga sangat diperlukan data yang valid dan
pemodelan yang tepat, sehingga menghasilkan analisa yang akurat.
2. Perlu dilakukan analisa harga, sehingga penentuan pola pemasangan dan jarak antar PVD yang lebih
ekonomis dapat diterapkan di lapangan.
3. Perlu dilakukan studi perbandingan antara penggunaan kombinasi metode preloading, PVD dan
geotekstil untuk meningkatkan daya dukung tanah yang lebih besar sehingga tidak perlu dilakukan
preloading bertahap. Dengan demikian waktu konsolidasi dapat dipercepat.

DAFTAR PUSTAKA

Barron, R. A. 1948. Consolidation of fine-grained soils by drain wells. Transactions ASCE, Vol. 113,
paper 2346, pp. 718-724.

Bergado, D. T., Asakami, H., Alfaro, M. C. & Balasubramaniam, A. S. (1991).Smear effects of vertical
drains on soft Bangkok clay. J. Geotech. Engng Div. ASCE, 117(10), 1509-30.

Bowles J. E., 1993. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.

Chai J. C., and Miura N., 1999. “Investigation of Factors Affecting Vertical Drain Behavior”. Journal
Geotech.Engrg. ASCE. March 1999. PP 216-226.

Craig R. F., 1991. Mekanika Tanah, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

CUR. Centre For Civil Engineering Research and Codes. 1996. Building on Soft Soils Design and
Construction of Earth Structure Both on & into Highly

Das, Braja M, Mekanika Tanah (Prinsip – Prinsip Rekayasa Geoteknis), Terjemahan oleh Noor Endah &
Indra Surya Mochtar. Jilid I, Jakarta : Erlangga 1995.

Das, Braja M, Advanced Soil Mechanics Third Edition.UK:British Library 2008.


Hansbo, S. 1979. Consolidation of clay by band-shaped prefabricated drains. Ground Engineering, July,
Vol. 12, No.5.

Hansbo, S. 1981. Consolidation of fine-grained soils by prefabricated drains. Proceedings, 10th


International Conference on Soil Mechanics and Foundation Engineering, Vol. 3, Stockholm.

Hansbo, S. 1987. Design aspects of vertical drains and lime column installations.In Proceedings of the 9th
Southeast Asian Geotechnical Conference, Bangkok,Thailand, Vol. 2. Southeast Asian
Geotechnical Society, Bangkok, pp. 8-1-8-2.

Indraratna B., Bamunawita C., Redana I., Mclntosh G. (2003). ”Modelling of Prefabricated Vertical
Dains in Soft Clay and Evaluation of Their Effctiveness in Practice”. Journal of Ground
Improvement. 7(3), 2003, 127-138.”

Indraratna, Buddhima. (2008). ”Recent Advancements in the use of Prefabricated Vertical Drains in Soft
Soils”. Australian Geomechanics Journal, March issue, 2008, 29-46.

Indraratna Buddhima, Aljorany A., Rujikiatkamjorn Cholachat. (2011). ”Consolidation by Vertical Drain
Beneath a Circular Embankment Using Analytical and NumericalModelling”. Journal of
Geomechanics, ASCE, 2011, 1000-1005.

Jamiolkowski, M., Lancellota, R. and Wolski, W. 1983. Precompression and speeding up consolidation.
Proceedings, Eighth European Conference on Soil Mechanics and Foundation Engineering, Vol. 3.
Helsinki.

Juliana, N., 2012. Tesis Magister “Analisis Efek Prefabricated Vertical Drain pada Timbunan Tanah
Lunak di Bandara Udara Kualanamu”. Universitas Sumatera Utara.

Larsson, S., Muller, R. Aspects on the modeling of smearzones around vertical drain

Mendrofa, Junieli.2015“Analisis Perbaikan Lapisan Soft Soil dengan Sistem Prefabricated Vertical Drain
pada Jalan Tol Medan-Kualanamu dengan Metode Elemen Hingga”. Tesis Magister Universitas
Sumatera Utara.

Pasaribu Hotlan Togu. 2010.”Analisa Penurunan Pada Tanah Lunak Akibat Timbunan (Studi Kasus
RUNWAY Bandara Medan Baru)”. Universitas Sumatera Utara.

Rixner, J.J.,Kraemer, S.R. &Smith, A. D.1986.”Prefabricated vertical drains.1(Engng Guidelines).


FHWA (Federal Highway Administration) report no.FHWARD-86/168.Washington DC,USA.

Russel D., Landau R. E., Hird, C. C., Pyrah, I. C., 1999. “Plane Strain Modeling of Smear Effects
Associated with Vertical Drain. Discussion”. Journal Geotech Engrg. ASCE. January 1999. 96-99

Siregar, Juanda Andika.2017 “Analisis Perbaikan Tanah Lunak Akibat Pengaruh Penggunaan PVD dan
Geotekstil dengan Menggunakan Metode Analitik dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Pryek
Jalan Bebas Hambatan Medan-Kualanamu KM 35+622,42)”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Suyono S. dan Kazoto N., 1984. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. Jakarta: Pradya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai