Anda di halaman 1dari 8

STUDI ANALISIS KONSOLIDASI TANAH PADA AREA MODUL 1 DI

AREA PERPANJANGAN RUNWAY BANDARA SUPADIO


PONTIANAK
Yuni Rahmaniar1, Eka Priadi2, Aprianto3
1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak
2,3)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura Pontianak
Email: yunirahmaniar58@gmail.com

ABSTRAK
Proyek perpanjangan runway bandara supadio Pontianak didominasi oleh tanah lunak. Perbaikan tanah yang
digunakan adalah metode Vacuum Consolidation yang digabungkan dengan pembebanan awal (Preloading)
didukung dengan pemasangan material Prefabricated Vertical Drain (PVD), Prefabricated Horizontal Drain
(PHD), Pemasangan Geotextile Non-Woven dan Geomembrane. Pada penelitian ini dilakukan analisis secara
manual teori konsolidasi satu dimensi menggunakan metode Terzaghi pada dua kondisi yaitu dengan metode
Vacuum Consolidation kombinasi PVD dan metode Vacuum Consolidation kombinasi PVD ditambah beban
Preloading untuk mengetahui besar dan waktu penurunan tanah dan analisis secara observasional menggunakan
metode Asaoka untuk memprediksi besar penurunan akhir. Hasil dari perhitungan konsolidasi pada tanah asli
metode preloading saja (tanpa PVD) mengalami penurunan sebesar 0,251 meter dengan lama waktu penurunan
13377 hari, metode Vacuum Consolidation dikombinasikan PVD mengalami penurunan sebesar 1,180 meter,
metode Vacuum Consolidation yang dikombinasikan PVD ditambah dengan beban Preloading mengalami
penurunan sebesar 1,920 meter, sedangkan analisis observasional metode Asaoka di dapatkan prediksi penurunan
akhir sebesar 1,296 meter dengan masing-masing lama waktu penurunan 108 hari. Untuk hasil pengamatan
monitoring settlement plate besar penurunan adalah 0,891 meter. Dari hasil kedua analisis disimpulkan metode
Vacuum Consolidation kombinasi PVD ditambah beban Preloading dapat mempercepat proses konsolidasi dan
menguntungkan dari segi waktu.

Kata kunci: asaoka, prefabricated vertical drain, preloading, tanah lunak, vacuum consolidation.

ABSTRACT
Supadio Pontianak airport's runway extension project is dominated by soft ground. The soil repair use is a vacuum
consolidation method that is combined with initial loading (Preloading) supported by the installation of
Prefabricated Vertical Drain (PVD), Prefabricated Horizontal Drain (PHD) materials, Non-Woven Geotextile
Installation and Geomembrane. In this study, a manual analysis of one-dimensional consolidation theory using
terzaghi method on two conditions, namely with the PVD combination vacuum consolidation method and the PVD
combination vacuum consolidation method plus preloading load to find out the magnitude and time of land
subsidence and analysis observationally using asaoka method to predict the final decline. The results of the
consolidation calculation on the original ground preloading method alone (without PVD) decreased by 0.251
meters with a decrease length of 13377 days, the Vacuum Consolidation method combined with PVD decreased
by 1,180 meters, the Vacuum Consolidation method combined with PVD coupled with preloading load decreased
by 1,920 meters, while the observational analysis of Asaoka method was predicted to decrease by 1,296 meters
with each year. The length of the decline time is 108 days. For observations monitoring settlement plate large
decrease is 0.891 meters. From the results of both analyses concluded the vacuum consolidation method
combination pvd plus preloading load can accelerate the consolidation process and profitable in terms of time.

Keywords: asaoka, prefabricated vertical drain, preloading, soft soil, vacuum consolidation.

tegangan yang terjadi diatas konstruksi tersebut.


I. PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnya pembangunan konstruksi di
Dalam suatu kegiatan konstruksi terdapat satu masa sekarang, kebutuhan dari suatu lahan yang akan
aspek yang tidak dapat diabaikan begitu saja yaitu digunakan sebagai lokasi pembangunan semakin
tanah. Suatu konstruksi erat kaitannya dengan lapisan meningkat. Terbatasnya ketersediaan dari lahan
tanah, oleh karena itu tanah harus bisa menahan suatu menyebabkan kegiatan konstruksi terpaksa

1
dilaksanakan di lokasi dengan kondisi tanah yang II. METODOLOGI DAN PUSTAKA
tidak layak seperti tanah lunak. Konsolidasi dan Penurunan Tanah
Provinsi Kalimantan Barat terutama Kota Proses pengaliran air dari pori tanah yang
Pontianak didominasi oleh tanah lunak berupa tanah mengakibatkan tanah jenuh sempurna mengalami
sendimen alluvial dataran rendah yang memiliki daya penyusutan secara perlahan disebut konsolidasi.
dukung dan permeabilitas yang rendah, sifat Proses konsolidasi akan selesai jika kelebihan
kompresibel tinggi sehingga dapat mengakibatkan tekanan air pori sudah hilang. Pemampatan terjadi
penurunan tanah (settlement) yang cukup besar saat saat permukaan tanah diberikan beban di atas nya dan
ada suatu beban diatasnya. Maka dari itu, sebelum menyebabkan lapisan tanah tersebut memampat.
kegiatan konstruksi terjadi, perlu dilakukan (Hardiyatmo, 1995).
perbaikan tanah agar mencegah terjadinya settlement Terdapat 3 tahapan penurunan tanah yaitu,
yang dapat mengganggu suatu struktur konstruksi di penurunan seketika, penurunan konsolidasi primer,
di masa depan. dan penurunan konsolidasi sekunder.
Pada proyek Perpanjangan Runway Bandara Besar penurunan konsolidasi yang terjadi pada
Supadio Pontianak teknik perbaikan tanah tanah lunak tergantung dari riwayat kondisi geologis
dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan tanah tersebut. Ada dua jenis kondisi tanah
metode konsolidasi tanah. Suatu proses saat tanah berdasarkan riwayat tegangan, sebagai berikut:
mengalami kompresi yang diakibatkan oleh beban 1. Terkonsolidasi secara normal (Normally
dalam waktu tertentu, dan terjadinya kompresi consolidated), yaitu tegangan overburden efektif
diakibatkan oleh air yang keluar dari dalam pori pada saat ini adalah tegangan maksimal yang
tanah. Metode konsolidasi prapembebanan dengan pernah dialami tanah selama dia ada.
tanah menyebabkan proses penurunan Konsolidasi 𝐶𝑐 𝑝𝑜′ + ∆𝑝
dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, 𝑆𝑐 = 𝐻 log (1)
1+𝑒𝑜 𝑝𝑜′
konsolidasi dengan metode prapembebanan Dimana :
(Preloading) ini juga membutuhkan waktu Sc = Besar Penurunan (m)
operasional dan memakan biaya operasional yang H = Tebal Lapisan Tanah (m)
cukup besar. Cc = Indeks Pemampatan (compression index)
Untuk menangani permasalahan tersebut, eo = Angka Pori
digunakan Metode perbaikan dengan Vacuum Po = Tegangan Overburden Efektif
Consolidation dikombinasikan dengan Preloading Δp = Penambahan Beban Vertikal
(pembebanan awal) serta pemasangan material PVD 2. Over consolidated, yaitu tegangan overburden
(Prefabricated Vertical Drain), PHD (Prefabricated efektif yang pernah dialami oleh tanah ini lebih
Horizontal Drain), Pengaplikasian Geotextile Non- besar daripada tegangan yang terjadi sekarang.
Woven dan Geomembrane. Perbaikan tanah Tegangan overburden efektif maksimum yang
menggunakan metode ini dapat mempercepat proses pernah terjadi disebut tegangan prakonsolidasi /
konsolidasi dan menyebabkan berkurangnya kadar PC.
air maupun udara dari butiran tanah. Proses tersebut
akan mengakibatkan penyusutan volume dan Parameter Penurunan Konsolidasi Primer
pemadatan tanah. Metode Vacuum Consolidation Untuk menghitung besar penurunan lapisan tanah
yang dikombinasikan dengan Preloading dianggap diperlukan beberapa paramater sebagai berikut:
dapat lebih efisien baik dari segi biaya dan waktu 1. Tebal Lapisan Compressible
operasional. Hasil akhir yang diperoleh dari metode Pada Winner (2017) dikatakan bahwa, tebal
konsolidasi vakum ini adalah penurunan awal yang lapisan compressible yang diperhitungkan adalah
agar tidak tejadi penurunan tanah di masa mendatang. yang memiliki nilai N- SPT < 10.
2. Tegangan Overburden Efektif (Po)
Penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis
Tegangan akibat adanya beban di atas tanah asli
bermaksud untuk melakukan perbandingan dari hasil
yang ditinjau disebut Tegangan overburden efektif
perhitungan penurunan tanah dengan metode teoritis
(Winner, 2017). Tegangan overburden efektif
(Metode Terzaghi 1D) dengan prediksi penurunan dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
tanah metode observasional (Metode Asaoka). Hasil 𝑃𝑜 = 𝛾′. 𝐻 (2)
akhir dari kedua metode diatas akan dibandingkan Dimana :
dengan data aktual penurunan tanah di lapangan. 𝛾’ = Berat Volume Tanah Efektif (𝛾sat - 𝛾w ) (t/m³)
H = Tebal Lapisan Tanah yang Terkonsolidasi (m)
3. Distribusi Tegangan Tanah (Δp)
Dalam Winner (2017), Distribusi tegangan tanah
merupakan tambahan tegangan akibat pengaruh

2
beban tambahan diatas tanah yang ditinjau di tengah- Dimana :
tengah lapisan. Distribusi tegangan tanah dihitung Hn = Tebal Lapisan 1 (m)
menggunakan persamaan sebagai berikut: Cvn = Nilai Cv pada lapisan 1 (m²/detik)
Δp = 2 . qo . I (3)
qo = 𝛾timbunan . H (4)
Teori Konsolidasi dengan Drainase Vertikal
Dimana :
Barron (1948) memperkenalkan teori konsolidasi
Δ𝑝 = Besar Distribusi Tegangan
qo = Beban Timbunan dengan vertikal drain pertama kali nya. Teori ini
𝛾timbunan = Berat Volume Tanah Timbunan (t/m³) merupakan kelanjutan dari teori satu dimensi
H = Tinggi Timbunan Preloading (m) (Terzaghi, 1943). Konsolidasi dengan PVD
I = Faktor Pengaruh, yang dihitung dengan (Prefabricated Vertical Drain) adalah metode yang
persamaan berikut ini : paling sering digunakan di proyek konstruksi untuk
mempercepat waktu konsolidasi karena proses
(𝑎+𝑏) 𝑏 instalasinya yang mudah dan cepat.
𝐼= (𝛼1 + 𝛼2 ) − (𝛼2 ) (5)
𝑎 𝑎 PVD disusun berdasarkan konfigurasi berbentuk
Dimana :
kotak dan segitiga.
a = panjang horizontal kemiringan timbunan (m)
b = lebar setengah timbunan (m)
α1 = [tan-1{(a+b)/z} – tan-1(b/z)] (radian)
α2 = [tan-1(b/z)] (radian)

Gambar 2. Konfigurasi Pemasangan PVD (Sumber:


Yudhanto Astara, 2018)
Parameter Penurunan Konsolidasi dengan PVD
Metode Hansbo (1981) didalam Pasaribu (2012)
dapat digunakan untuk menghitung penurunan tanah
dengan PVD (Prefabricated Vertical Drain).
Berikut adalah parameter yang dibutuhkan:
1. Koefisien konsolidasi horizontal (Ch)
Ch = ( 1 s/d 2 ) . Cv (8)
Dimana :
Ch = Koefisien konsolidasi horizontal (m2/detik)
Cv = Koefisien konsolidasi vertikal (m2/detik)
Gambar 1. Faktor pengaruh akibat beban timbunan
(Sumber: Osterberg,1957) 2. Derajat konsolidasi arah vertikal (Uv)
𝐶𝑣.𝑡
𝑇𝑣 = (9)
4. Waktu Penurunan Konsolidasi (t) 𝐻𝑑𝑟 2
Untuk mengetahui besar kecepatan penurunan
tanah yang terjadi pada saat proses konsolidasi √
4.𝑇𝑣
𝜋
berlangsung dapat dihitung menggunakan persamaan 𝑈𝑣 = 0,179 (10)
sebagai berikut: 𝑇𝑣 2,8
(1+(4. 𝜋 ) )
𝑇𝑣 𝑥 𝐻𝑑𝑟 2
𝑡= (6)
𝐶𝑣 Dimana :
Dimana : Tv = Faktor Waktu Arah Vertikal
t = Waktu Konsolidasi (detik) Cv = Koefisien Konsolidasi Vertikal (m²/detik)
Tv = Faktor Waktu T = Waktu Ke – n (hari)
Hdr = Jarak Air Pori (m) Hdr = Jarak Air Pori (m)
Nilai harga Cv yang digunakan adalah nilai Cv Uv = Derajat Konsolidasi Vertikal (%)
gabungan, karena tanah memiliki ketebalan yang
3. Faktor waktu horizontal (Th)
berbeda-beda pada setiap lapisan. Nilai Cv dapat 𝐶ℎ.𝑡
dihitung dengan persamaan dibawah ini : 𝑇ℎ = (11)
𝐷2
Dimana :
(𝐻1+𝐻2+⋯+𝐻𝑛)2 Th = Faktor Waktu Arah Horizontal
𝐶𝑣 𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐻1 𝐻2 𝐻𝑛 2
(7)
( +
√𝐶𝑣1 √𝐶𝑣2
+⋯+
√𝐶𝑣𝑛
) Ch = Koefisien Konsolidasi Horizontal (m²/detik)

3
t = Waktu ke–n (hari) Metode Asaoka
D = Diameter Jangkauan Kerja PVD (m) Metode Asaoka (1978) adalah metode observasi
untuk memprediksi besarnya final settlement
4. Derajat konsolidasi arah horizontal (Uh)
−8.𝑇ℎ (penurunan akhir) yang terjadi. Metode Asaoka
𝑈ℎ = 1 − 𝑒𝑥𝑝 ( ) (12) adalah metode yang paling popular yang biasa di
𝐹
digunakan untuk konsolidasi satu arah. Data
Dimana, F = Fn + Fs lapangan dan data laboratorium diperlukan untuk
𝑛2 (3𝑛2 −1) menghitungan penurunan akhir. Berikut langkah-
𝐹𝑛 = ((𝑛2 ) . ln(𝑛) − (4𝑛2) (13) langkah perhitungan prediksi penurunan tanah
−1)
𝐷
metode asaoka:
𝑛= (14) 1. Melakukan rekapan data dari hasil monitoring
𝑑𝑤
alat instrument geoteknik yaitu Settlement plate
2.(𝑎+𝑏)
𝑑𝑤 = (15) pada area tanah yang di perbaiki.
𝜋
2. Menentukan interval rekapan data minimal 3
𝑘ℎ 𝑑𝑠 hari.
𝐹𝑠 = ( − 1) . ln ( ) (16)
𝑘𝑠 𝑑𝑤 3. Melakukan seleksi data untuk diplot data, dimulai
dengan data penurunan tanah yang stabil sampai
Dimana : penurunan tanah di akhir.
Uh = Derajat Konsolidasi Arah Horizontal 4. Plot grafik sn vs sn+1 dari data yang sudah
(%) diseleksi.
5. Buat garis 45o pada grafik ini.
Th = Faktor Waktu Horizontal
6. Temukan titik perpotongan antara pertemuan
F = Faktor Hambatan
antara plot data dengan garis 45o. Titik
Fn = Faktor Hambatan Disebabkan Karena
perpotongan tersebut juga dapat dicari
Jarak Antar PVD menggunakan persamaan garis linier sebagai
Fs = Faktor Hambatan Tanah Yang berikut:
Terganggu 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 (19)
D = Diameter Jangkauan Kerja PVD (m)
𝑐2 −𝑐1
Untuk pola segiempat 1,13 x S 𝑥= (20)
𝑦2 −𝑦1
Untuk pola segitiga 1,05 x S
kh/ks = Diasumsikan bernilai 2 , menurut
Hansbo (2004) dalam Pasaribu (2012)
7. Didapat nilai prediksi penurunan tanah dari
metode asaoka berdasarkan titik perpotongan
kh = koefisien permeabilitas horizontal
antara plot data dengan garis 45o. Berikut contoh
didalam tanah yang tak terganggu
grafik dari perhitungan metode asaoka.
(mm/detik)
ks = Koefisien Permeabilitas Horizontal
didalam tanah sudah terganggu
(mm/Detik)
ds/dw = Diasumsikan bernilai 4, menurut
Hansbo (2004) dalam Pasaribu (2012)
5. Derajat konsolidasi arah horizontal (Uh)
Derajat konsolidasi total yang dapat dihitung
dengan persamaan di bawah ini:
𝑈 = 1 − [(1 − 𝑈𝑣). (1 − 𝑈ℎ)] (17)
Dimana :
U = Derajat Konsolidasi Total (%)
Uv = Derajat Konsolidasi Vertikal (%)
Uh = Derajat Konsolidasi Horizontal (%)
6. Besar penurunan konsolidasi (Sc) pada waktu
ke-n
𝑆𝑐 = 𝑈. 𝑆𝑢𝑙𝑡 (18)
Dimana : Gambar 3. Grafik Prediksi Penurunan Akhir Tanah
Sc = Besar Penurunan (m) Metode Asaoka (1978) (Sumber:
U = Derajat Konsolidasi Total (%) Pedoman Perencanaan Konstruksi
S𝑢𝑙𝑡 = Besar Penurunan Tanpa PVD (m) Timbunan)

4
Lokasi Penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada proyek Perpanjangan Berikut adalah gambar potongan melintang dari
Runway Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan lapisan tanah yang ditinjau:
Barat, pekerjaan perbaikan tanah pada area modul 1.
Lokasi Perpanjangan Runway Bandara Supadio
Pontianak, Kalimantan Barat.

Gambar 4. Lokasi Penelitian


(Sumber: Nindya Karya)

Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
mengumpulkan data-data sekunder yang diperoleh
dari PT. Nindya Karya (PERSERO).
a. Data Tanah Dasar
Berupa data pengujian lapangan (Deep Boring)
dan data pengujian laboratorium.
b. Data Timbunan
c. Gambar potongan melintang
d. Data Prefabricated Vertical Drain
e. Data Monitoring Alat Instrument Geoteknik Gambar 6. Pemodelan Lapisan Tanah Beserta
Parameternya (Sumber: Hasil
Bagan Alir Penelitian Olahan)

Analisis Perhitungan pada Penurunan


Konsolidasi Primer Tanah Asli
Tabel 1. Hasil dari Perhitungan Besar Penurunan

(Sumber: Hasil Perhitungan)


Pada perhitungan konsolidasi primer pada tanah asli
didapat waktu penurunan selama 13377 hari.
Analisis Perhitungan Penurunan Konsolidasi
dengan PVD Kombinasi Vacuum Consolidation
Perhitungan penurunan konsolidasi dengan
Vacuum Consolidation kombinasi PVD-PHD
menggunakan analisa perhitungan yang sama
dengan perhitungan penurunan pada tanah asli, tetapi
yang membedakan adalah adanya penambahan
Gambar 5. Flowchart Penelitian tekanan hisap pompa sebesar 80 kPa = 800 gr/cm2.
(Sumber: Hasil Olahan) Sehingga perhitungan pada analisa ini, maka
tegangan tambahannya menjadi Δp total = Δp’
pompa + Δp tanah timbunan.

5
Tabel 2. Hasil dari Analisa Perhitungan Besar dan
Waktu Penurunan Konsolidasi dengan PVD
Kombinasi Vacuum Consolidation

Grafik 1. Besar Penurunan vs Waktu Penurunan


Analisa Manual (Sumber: Hasil Olahan)

Prediksi pada Penurunan Akhir Metode


Observasional Asaoka (1978)
Metode Asaoka (1978) merupakan metode
(Sumber: Hasil Perhitungan)
observasional yang digunakan untuk memprediksi
seberapa besar final settlement (penurunan akhir).
Analisis Perhitungan pada Penurunan Data hasil monitoring alat instrument geoteknik
Konsolidasi dengan Preloading dan Vacuum yaitu settlement plate digunakan pada metode ini.
Consolidation Kombinasi PVD Terdapat 4 alat settlement plate pada area module-01
Pada perhitungan penurunan konsolidasi dengan yaitu SP-08, SP-09, SP-10, SP-11.
metode preloading dan vacuum kombinasi PVD Berikut Langkah-langkah perhitungan prediksi
analisa perhitungan yang digunakan sama dengan penurunan tanah metode asaoka:
perhitungan penurunan pada tanah asli, akan tetapi 1. Melakukan rekapan data dari hasil monitoring
terdapat perbedaan yaitu adanya penambahan beban alat instrument geoteknik yaitu Settlement plate
preloading setinggi 5 m dan penambahan tekanan sesuai interval hari yang ditentukan, pada
hisap pompa senilai 80 kPa = 800 gr/cm2. perhitungan ini digunakan interval 6 hari.
Rekapan data yang digunakan untuk metode
Tabel 3. Hasil Analisa Perhitungan Besar dan Waktu asaoka sebagai berikut:
Penurunan Konsolidasi dengan PVD dan
Vacuum Consolidation Kombinasi Tabel 4. Rekapitulasi Data Asaoka SP-08
Preloading
n ke- Hari ke- Interval Sn (mm) Sn-1 (mm)

1 24 6 388
2 30 6 439 388
3 36 6 487 439
4 42 6 525 487
5 48 6 558 525
6 54 6 586 558
7 60 6 620 586
8 66 6 630 620
9 72 6 655 630
10 78 6 668 655
11 84 6 689 668
12 90 6 698 689
13 96 6 720 698
14 102 6 737 720
(Sumber: Hasil Perhitungan) 15 108 6 756 737
(Sumber: Hasil Perhitungan)
Berikut adalah grafik perbandingan besar
penurunan terhadap waktu penurunan dari hasil 2. Melakukan seleksi data yang akan digunakan
analisa manual dengan metode Vacuum untuk diplot data, dimulai dari data penurunan
Consolidation kombinasi PVD, metode Vacuum tanah yang stabil sampai dengan penurunan tanah
Consolidation ditambah beban Preloading akhir yang tejadi di lapangan. Pada SP-08
kombinasi PVD dan data aktual lapangan hasil penurunan tanah stabil mulai terjadi pada hari ke-
monitoring settlement plate. 24.

6
Lalu plot grafik asaoka berdasarkan data tersebut Β1 = 0,9193
dimulai pada hari ke-24. Berikut grafik Δt = 6 hari = 518400 s
penurunan tanah yang terjadi pada SP-08. de = 113 cm
F(n) = 2,123

− ln 0,9196 8 𝐶ℎ 3,142 × 0,00031


= +
518400 113 × 2,123 4 × 1300

𝐶ℎ = 0,000546
8. Selanjutnya mencari waktu settlement untuk
mencapai EOP (End of Primary) dengan
persamaan sebagai berikut:

75,6 8 8 × 𝐶ℎ
=1− 𝑒𝑥𝑝 [− ( ) 𝑡]
Grafik 2. Penurunan Tanah Pada SP-08 (Sumber: 93,475 3,142 1132 × 2,123
Hasil Olahan) 𝑡 = 4,288 ≈ 5 𝐻𝑎𝑟𝑖
Berikut hasil rekapitulasi perhitungan koreksi Ch
3. Plot grafik hubungan sn vs sn-1 dari data yang
dan waktu untuk mencapai EOP:
sudah diseleksi. Dengan Sn sebagai penurunan
tanah yang terjadi pada hari ke-n, dan Sn-1 adalah Tabel 5. Rekapitulasi Data Asaoka SP-08
Sct Sct
penurunan tanah yang terjadi pada hari n-1. No Titik Aktual Metode Asaoka
Koreksi Ch T sampai EOP

4. Buat garis 45o pada grafik ini. Berikut hasil plot (mm) (mm) (cm2/s) (Hari)
1 SP-08 756 934,75 0,000546 5
grafik sn vs sn-1. 2 SP-09 993 1577,17 0,000330 4
3 SP-10 972 1540,90 0,000328 4
4 SP-11 843 1130,25 0,000450 4

(Sumber: Hasil Perhitungan)

Rekapitulasi Hasil Perhitungan


Hasil perhitungan dari analisa secara manual dan
analisa observasional sebagai berikut:
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Sct
Metode Terzaghi 1D
Waktu Sct Aktual Sct Metode Asaoka
Vacuum +
Vacuum
Preloading
(Hari) (mm) (m) (mm) (m) (mm) (m) (mm) (m)

108 891 0,891 1180 1,180 1920 1,920 1296 1,296


Grafik 3. Perhitungan Asaoka SP-08 (Sumber:
Hasil Olahan) (Sumber: Hasil Perhitungan)
5. Mencari titik perpotongan antara pertemuan plot
IV. KESIMPULAN
pada data dengan garis 45o. Titik perpotongan
1. Besar penurunan konsolidasi primer dengan
dapat dicari dengan menggunakan persamaan
dibawah ini: analisa perhitungan manual menggunakan teori
konsolidasi satu dimensi Terzaghi (1943) metode
Diketahui persamaan garis dari data
y = 0,9196 + 75,154 preloading (tanpa prefabricated vertical
drain+vacuum consolidation) saja adalah sebesar
Persamaan garis 45o , y = x
Maka, x = 75,154 / (1-0,9196) 0,251 meter dengan lama waktu penurunan
13377 hari.
= 934,75 mm
6. Didapat nilai prediksi penurunan tanah dari 2. Besar penurunan konsolidasi primer dengan
analisa perhitungan manual menggunakan teori
metode asaoka berdasarkan titik perpotongan
antara plot data dengan garis 45o sebesar = 934,75 konsolidasi satu dimensi Terzaghi (1943) metode
Vacuum Consolidation kombinasi PVD adalah
mm.
7. Selanjutnya dicari koreksi nilai Ch (SP-08). sebesar 1,180 meter dengan lama waktu 108 hari.
3. Besar penurunan konsolidasi dengan analisa
Diketahui:
Sc = 756 mm = 75,6 cm perhitungan manual menggunakan teori
S = 934,75 = 93,475 cm konsolidasi satu dimensi Terzaghi (1943) metode
Cv = 0,00031 Vacuum Consolidation ditambah preloading
H = 13 m = 1300 cm

7
kombinasi PVD adalah sebesar 1,920 meter Das, B. M., Noor Endah dan Indrasurya B. Mochtar.
dengan lama waktu 108 hari. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip
4. Besar penurunan akhir dengan analisa Rekayasa Geoteknis). Jilid 1. Jakarta:
observasioanal metode Asaoka yang di lakukan Erlangga.
pada 4 settlement plate adalah sebesar 1,296 Efendi, Aflah B. 2019. Evaluasi Penurunan Akhir
meter. Tanah di Lapangan Menggunakan Metode
5. Besar penurunan yang terjadi di lapangan dari Observasional: Asaoka dan Hiperbolik Pada
monitoring alat instrument geoteknik yaitu Proyek. Jember: Fakultas Teknik Universitas
settlement plate pada module-01 adalah sebesar Jember.
0,891 meter dengan lama waktu penurunan 108 Hardiyatmo, H. C. 2010. Mekanika Tanah 1.
hari. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
6. Dari beberapa hasil perhitungan analisa manual Hardiyatmo, H. C. 2010. Mekanika Tanah 2.
maupun observasional dapat disimpulkan bahwa Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
analisa secara manual menggunakan Vacuum Nawir, Hasbullah. 2012. Prediksi Penurunan Tanah
Consolidation dikombinasi dengan PVD Menggunakan Prosedur Observasi Asaoka
mendekati atau lebih besar dari hasil pengamatan (Studi Kasus: Timbunan Di Bontang,
langsung yang ada di lapangan. Kalimantan Timur). Jurnal Teknik Sipil ITB,
7. Metode Vacuum Consolidation ditambah beban Vol. 19, No. 2.
Preloading yang dikombinasi dengan PVD dapat Nindya Karya Persero, PT. (2019). Method of
menguntungkan dari segi waktu karena dinilai Working Plan Perpanjangan Runway
apabila beban yang diberikan semakin besar Bandara Supadio Pontianak. Pontianak :
maka semakin besar pula penurunan yang terjadi tidak diterbitkan.
pada waktu yang lebih singkat. Teknindo Geosistem Unggul, PT. (2019). Pekerjaan
Perbaikan Tanah Lunak Metode Vacuum
UCAPAN TERIMA KASIH Preloading. Surabaya : tidak diterbitkan.
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Ing. Tetrasa Geosinindo, PT. (2019). Product Guide &
Ir. Eka Priadi, M.T. dan Bapak Ir. Aprianto, M.Sc. Application : PT Tetrasa Geosinindo, Jakarta.
selaku dosen pembimbing yang telah banyak Saputro, Siswoko A. 2018. Prediksi Penurunan
memberikan bimbingan, masukan, arahan dan Tanah pada Perbaikan Tanah Lunak dengan
Prefabricated vertical Drain pada Proyek
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Pembangunan Landas Pacu Bandara Ahmad
penelitian ini. Serta kepada Bapak Dr.rer.nat. Ir. R.
Yani Semarang. Yogyakarta: Fakultas Teknik
M. Rustamaji, M.T., IPU dan Bapak Ir. Ahmad
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Faisal, DEA selaku dosen penguji yang telah banyak
Tang, M. and Shang, J.Q. (2000). Vacuum
memberikan saran dan masukan bagi penulis demi Preloading consolidation of Yaogiang
kesempurnaan penulisan penelitian ini. Airport Runway. Geotechique.
Terima kasih disampaikan kepada PT. Nindya Terzaghi, Karl dan Peck Ralph B. 1987. Mekanika
Karya dan PT. Tata Guna Patria yang telah Tanah dalam Praktek Rekayasa, Edisi Kedua.
mendukung penelitian ini dengan memberikan Jakarta: Erlangga.
informasi serta data-data pendukung. Utomo, Jimi. 2018. Analisis Vertical Drain dengan
Vacuum Preloading Menggunakan Program
DAFTAR PUSTAKA Plaxis 2D Studi Kasus Banten Tanggerang.
Andria, Tya. 2019. Kajian Pemampatan Tanah Bandung: Fakultas Teknik Unpar.
Lunak Menggunakan Metode PVD-PHD di Verhoef, P.N.W., 1992. Geologi Untuk Teknik Sipil,
Pelabuhan Kijing Kabupaten Mempawah. Cetakan Kedua : Erlangga, Jakarta.
Pontianak: Fakultas Teknik Universitas Winner, D. (2017). Perbaikan Tanah Dasar
Tanjung Pura. Menggunakan Prefabricated Vertical Drain
Asaoka, A. (1978). Observational Procedure of Dengan Variasi Kedalaman Dan Perkuatan
Settlement Prediction. SOIL AND Lereng Dengan Turap. Surabaya: Fakultas
FONDATION Japanese society of Soil Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Mechanic and Foundation Engineering. Teknologi Sepuluh Nopember.
Astara, Yudhanto. 2018. Evaluasi Perbaikan Tanah
Menggunakan Metode Vacuum Pada Proyek
di Gede Bage Bandung. Bandung: Fakultas
Teknik Unpar.
Bowles J. E., 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis
Tanah (Mekanika Tanah), Edisi Kedua :
Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai