Anda di halaman 1dari 7

Prapembebanan (preloading) adalah suatu metode konstruksi perbaikan tanah berupa

pemempatan timbunan pada lokasi yang akan distabilisasi dengan berat sekurang-kurangnya
sama dengan berat struktur di masa akan datang (beban permanent) dan akan dibuang pada
saat konsolidasi yang diinginkan telah tercapai.

Penurunan pada gambut selama masa layan dapat dikurangi dengan prapembanan
(preloading). Prinsipnya sederhana yaitu timbunan yang ditempatkan pada lokasi yang
direncanakan harus memiliki berat yang lebih besar dari berat struktur rencana. Sebagian
timbunan dibuang pada saat derajat konsolidasi yang diinginkan telah tercapai.

Laju konsolidasi umumnya diukur dengan pemantauan penurunan dan/atau pengukuran


tekanan air pori lapangan. Berbeda dengan lempung yang proses konsolidasinya
membutuhkan waktu yang lama, terutama jika ketebalan lapisan lempungnya besar.
Penggunaan prapembebanan pada gambut yang permebilitasnya tinggi menguntungkan
karena waktu yang dibutuhkan singkat.

Penambahan kuat geser (gain in strength) akibat konsolidasi umumnya besar karena sudut
geser gambut yang tinggi. Penurunan akibat konsolidasi sekunder selama masa layan yang
dominan pada tanah gambut juga dapat dikurangi dengan beban tambahan (surcharge).
Beban tambahan adalah beban di luar berat struktur di masa akan datang (beban permanan)
yang bersifat sementara dan berfungsi untuk meminimalkan penurunan selama masa layan.

METODE PERBAIKAN TANAH

By DUNIA SIPIL on Monday, October 28, 2013

jenis Metode perbaikan tanah lunak yang paling umum di gunakan

a. Geotextile
Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan untuk
stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan
geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.

Beberapa fungi dari geotekstil yaitu:


• untuk perkuatan tanah lunak.
• untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama dan mendukung
beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.
• sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai lapisan pelindung.
• Geotextile dapat digunakan sebagai perkuatan timbunan tanah pada kasus:
• Timbunan tanah diatas tanah lunak
• Timbunan diatas pondasi tiang
• Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence

Penggunaan konstruksi perkuatan pada lahan basah pertama kali dilaporkan dengan
menggunakan steel mseh di bawah konstruksi timbunan pada daerah pasang surut di
Perancis. Perbandingan antara timbunan di atas tanah gambut di Afrika dengan dan tanpa
perkuatan dilaporkan. Dinyatakan bahwa selain woven polypropylene fabric, tegangan tarik
semua jenis geotextile yang diambil contohnya dari pemasangan setahun sebelumnya
berkurang antara 25% sampai 36% dari tegangan tarik awalnya, meskipun tidak berpengaruh
banyak pada fungsinya.
Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan geotextile dapat
menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah lunak karena rendahnya daya dukung
tanah. Keuntungan pemasangan geotextile pada pelaksanaan jalan di atas tanah lunak adalah
kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah di bandingkan dengan
metoda penimbunan konvensional
Geotekstil pada jalan berfungsi sebagai lapis perkuatan sekaligus sebagai lapis pemisah
(separator) antara material timbunan dengan tanah dasar sehingga konstruksi jalan menjadi
stabil, tidak bergelombang dan rata pada permukaannya.

b. Vertical drain

tanah lempung lunak jenuh adalah tanah dengan rongga kapiler yang sangat kecil sehingga
proses konsolidasi saat tanah dibebani memerlukan waktu cukup lama, sehingga untuk
mengeluarkan air dari tanah secara cepat adalah dengan mebuat vertical drain pada radius
tertentu sehingga air yang terkandung dalam tanah akan termobilisasi keluar melalui vertical
drain yang telah terpasang.
Vertical drain ini dapat berupa stone column atau menggunakan material fabricated yang
diproduk oleh geosinindo atau pabrik yang lainnya. Pekerjaan vertical drain ini biasanya
dikombinasikan dengan pekerjaan pre-load berupa timbunan tanah, dengan maksud
memberikan beban pada tanah sehingga air yang terkandung dalam tanah bisa termobilisasi
dengan lebih cepat.

c. Cerucuk bamboo atau Corduroy

prinsip kerjanya sebelum dilakukan penimbunan terlebih dahulu memasang bantalan baik
yang terbuat dari bamboo (cerucuk) atau dari kayu gelondongan (corduroy) sehingga saat
tanah dihampar tidak bercampur dengan tanah asli dibawahnya dan tanah timbunan tersebut
membentuk satu kesatuan yang mengapung diatas tanah aslinya semacam pontoon yang
mengapung diatas air. Terdapat pondasi cerucuk bamboo yang telah dimodifikasi dan
dipatentkan oleh Pak Mansyur Irsyam (dosen ITB) yang telah diaplikasikan pada bebepara
daerah diindonesia serta telah terbukti mamfaatnya.

d. Tiang pancang
bisa berupa bore pile atau PC spun pile, sehingga struktur yang akan kita bangun diatas tanah
tersebut tidak lagi menumpuh pada tanah lunak tersebut akan tetap menumpu pada lapisan
tanah keras dibawahnya. Satu hal yang perlu diperhatikan saat merencanakan pondasi tiang
pancang pada tanah lunak adalah negative skin friction.

Setiap metode perbaikan tanah pasti ada keuntungan dan kerugian dari masing masing
metode, untuk penerapan metode tersebut tergantung kondisi tanah dari hasil laboratorium.
hasil laboratorium akan menunjukkan jenis tanahnya , sehinnga kita bias memilh metode
yang akan di terapkan dengan mempertimbangkan bebeapa aspek seperti: aspek ekonmi,
lingkungan dan jenis konstruksi yang akan di bangun.

Perbaikan dan Perkuatan Tanah

Perbaikan dan perkuatan tanah merupakan usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas karakteristik tanah, utamanya parameter kuat geser tanah yang akan
mendukung sebuah struktur sehingga mampu menahan beban struktur yang akan dibangun
dengan deformasi yang dizinkan. Secara garis besar perbaikan dan perkuatan tanah
dimaksudkan untuk :

1. Menaikkan daya dukung & kuat geser


2. Menaikkan modulus
3. Mengurangi kompressibilitas
4. Mengontrol stabilitas volume (shringking & swelling)
5. Mengurangi kerentanan terhadap liquifaksi
6. Memperbaiki kualitas material untuk bahan konstruksi
7. Memperkecil pengaruh lingkungan

Pengertian dan Jenis - Jenis Geotekstil

Geosintetik adalah suatu produk buatan pabrik dari bahan polymer yang digunakan dalam
sistem atau struktur yang berhubungan dengan tanah, batuan, atau bahan rekayasa geoteknik
lainnya. Salah satu bahan geosintetik yang banyak digunakan adalah geotekstil.

Geotekstil merupakan material lolos air atau material tekstil bikinan pabrik yang dibuat dari
bahan-bahan sintesis, seperti: polypropilene, polyester, polyethylene, nylon, polyvinyl
chloride dan campuran dari bahan-bahan tersebut. Seluruh material ini adalah thermoplastic.

Geotekstil meliputi :

1. Woven (tenun) : Tenun dihasilkan dari ‘interlaying’ antara benang-benang melalui


proses tenun
Gambar : Geotekstil Woven (Sumber : http://www.geogeninc.ca)

2. Non woven (tanpa tenun) : Non woven dihasilkan dari beberapa proses seperti : heat
bonded (dengan panas), needle punched (dengan jarum), dan chemical bonded
(enggunakan bahan kimia)

Gambar : Geotekstil Non Woven (Sumber : http://www.geomuanyag.hu)

Baik woven maupun non woven dihasilkan dari benang dan serat polimer terutama :
polypropelene, poliester, polyethilene dan polyamide.

3. Geogrid, produk geotekstil yang berupa lubang-lubang berbentuk segi empat


(geotextile grid) atau lubang berbentuk jaring (geotextile net), biasanya terbuat dari
bahan Polyester (PET) atau High Density Polyethylene (HDPE)
Gambar : Geogrid (Sumber : http://www.taltex.ae)

Prinsip Dasar Geosintetik

Fungsi geotekstil disini adalah sebagai tulangan, pemisah atau drainase. Bila timbunan
terletak pada tanah lunak, deformasi yang berlebihan menyebabkan timbunan menjadi
melengkungke bawah. Melengkungnya tubuh timbunan ini merusakkan bangunan di atasnya.

Pada prinsipnya, timbunan berperilaku sama seperti balok yang dibebani, yaitu bila timbunan
melengkung terlalu tajam, maka akan timbul retak-retak di bagian bawahnya. Analisis
mekanika tanah dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi tanah dan geometri
timbunannya. Dari analisis ini akan dihasilkan kekuatan tulangan geotekstil yang dibutuhkan
agar timbunan tidak berdeformasi secara berlebihan.

Geotekstil, bila diletakkan di bawah timbunan jalan atau tanggul juga dapat mengurangi
tegangan-tegangan pada lapisan tanah di bagian bawah, yaitu ketika lapisan ini mengalami
tarikan akibat beban yang bekerja. Dengan adanya geotekstil, integritas struktur timbunan
lebih terjaga, sehingga beban timbunan disebarkan ke area yang lebih luas dan dengan
demikian geotekstil dapat mengurangi intensitas tekanan ke tanah di bawahnya.

Jika tanah lunak yang berada di bawah timbunan terpenetrasi ke dalam bahan timbunan di
atasnya, maka sifat-sifat mekanis tanah timbunan akan terpengaruh, yaitu kekuatan tanah di
sekitar dasar timbunan akan berkurang. Kadar air dalam tanah lunak secara berangsur-angsur
berkurang oleh adanya geotekstil yang berfungsi sebagai drainase.

Pemasangan Geotekstil

Timbunan yang diperkuat dengan tulangan geotekstil dapat memberikan penghematan yang
signifikan dibandingkan dengan metoda konvensional, seperti metoda stabilisasi dengan
pembangunan berm maupun metoda perpindahan. Dalam tanah pondasi di bawah timbunan
yang terlalu lunak, untuk dapat mendukung beban timbunan di atasnya, maka diperlukan
geotekstil untuk perkuatannya. Kecuali dipasang di dasar timbunan geotekstil juga dapat
dipasang untuk perkuatan lereng timbunan. Untuk ini, perancangan biasanya didasarkan pada
analisis stabilitas lereng.
Gambar : Cara pemasangan geotekstil (Sumber : http://www.galeripustaka.com)

Macam-macam peletakan geotekstil pada timbunan di atas tanah lunak (Gourc, 1993)

Dalam aplikasi stabilisasi timbunan, geosintetik dapat diletakkan dalam berbagai cara, seperti
yang ditunjukkan pada gambar di atas (Gourc, 1993), penjelasannya yaitu :

Gambar a :
Geotekstil diletakkan pada pertemuan tanah lunak dan timbunan yang berfungsi sebagai
pemisah / separasi, mencegah kontaminasi tanah timbunan oleh butiran halus tanah lunak di
bawahnya. Selain itu, geotekstil juga berfungsi sebagai tulangan.

Gambar b :
Geotekstil pada bagian ujungnya ditekuk ke belakang untuk mencegah kelongsoran lereng.

Gambar c :
Geotekstil membentuk bantalan berisi tanah untuk mendistribusikan beban dan atau berfungsi
sebagai lapisan drainase.

Gambar d :
Lapisan drainase dihubungkan dengan jaringan drainase vertikal.

Gambar e :
Geotekstil dipasang agar lereng timbunan dapat dibuat lebih tegak.

Gambar f :
Geotekstil digabungkan dengan sistem kolom tiang-tiang yang mendukung sebagian dari
beban timbunan.

Gambar g :
Geotekstil di ujung-ujungnya dikunci agar tidak terjadi penggelinciran (sistem wager).

Gambar h :
Geotekstil diletakkan di bawah berm untuk meyakinkan stabilitas timbunan.

Rakit tulangan geotekstil yang diletakkan pada kolom tiang-tiang (gambar f) bertujuan untuk
meringankan beban tanah pondasi dari beban timbunan. Rakit yang didukung oleh tiang-tiang
berguna dalam meneruskan beban ke tanah yang lebih dalam dan sekaligus mengurangi
tekanan tanah pada kedalaman yang dangkal. Jadi, pengurangan tegangan adalah akibat
beban di permukaan yang ditransfer oleh tiang ke tanah pondasi pada kedalaman yang lebih
dalam melalui rakit geotekstil dan tiang-tiang.

Geotekstil sebagai tulangan hanya dapat mentransfer beban ke tiang bila telah terjadi
penurunan tanah. Karena itu, tegangan tarik yang terjadi pada rakit geotekstil harus lebih
kecil daripada kuat tarik ijinnya. Bila tidak digunakan geotekstil, penutup tiang (pile cap)
yang lebih besar harus digunakan pada kolom-kolom tiangnya, atau kolom-kolom tiang harus
dibuat berjarak dekat.

Anda mungkin juga menyukai