Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERKUATAN TANAH

DINDING PENAHAN TANAH

DOSEN PENGAMPU :

MISNAWATI, S.T., MT

OLEH :

KELOMPOK 2

THERIQA FARAH DIBA IFTITAH 2105401003

SITI FITRIATI 2105401013

KHAIRATUN NOOR AZIZAH 2105401016

HASANY REYVANZA 2105401024

TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT

PELAIHARI

2022
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

I.I PENGERTIAN GEOTEKSTIL..................................................................3

I.II JENIS-JENIS GEOTEXTILE...................................................................4

BAB II.....................................................................................................................7

METODE PELAKSANAAN................................................................................7

II.I Metode/Cara Pemasangan geotekstil.........................................................7

II.II Teknik Penjahitan untuk Geotekstil........................................................7

BAB IV..................................................................................................................10

PENUTUP.............................................................................................................10

2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Geotekstil Anyaman...............................................................................5

Gambar 2 Geotekstil Non Woven..........................................................................7

Gambar 3 Lapisan Penghamparan Geotekstil......................................................10

Gambar 4 Penyambungan Geotekstil dengan cara penjaitan................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.I PENGERTIAN GEOTEKSTIL

Geotekstile adalah lembaran sintetis yang tipis, fleksibel, permeable yang


digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan
teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha
untuk perkuatan tanah lunak.

Beberapa fungi dari geotekstil yaitu:

1. Untuk perkuatan tanah lunak


2. untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama
dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan
dinding penahan tanah.
3. sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai
lapisan pelindung.
Geotextile dapat digunakan sebagai perkuatan timbunan tanah pada kasus :
1. Timbunan tanah diatas tanah lunak
2. Timbunan diatas pondasi tiang
3. Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence

Penggunaan konstruksi perkuatan pada lahan basah pertama kali dilaporkan


dengan menggunakan steelmseh di bawah konstruksi timbunan pada daerah
pasang surut di Perancis. Perbandingan antara timbunan di atas tanah gambut
di Afrika dengan dan tanpa perkuatan dilaporkan. Dinyatakan bahwa selain
woven polypropylene fabric, tegangan tarik semua jenis geotextile yang
diambil contohnya dari pemasangan setahun sebelumnya berkurang antara 25%
sampai 36% dari tegangan tarik awalnya, meskipun tidak berpengaruh

4
banyak pada fungsinya.
Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan geotextile
dapat menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah lunak karena
rendahnya data dukung tanah. Keuntungan pemasangan geotextile pada
pelaksanaan jalan di atas tanah lunak adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan
biaya yang relatif lebih murah di bandingkan dengan metoda
penimbunan konvensional

I.II JENIS-JENIS GEOTEXTILE

Jenis geotextile ada 2, yaitu :

1. Woven Geotextile ( Anyaman )


Pengertian geotextile woven adalah salah satu jenis Geotekstile teranyam.
Yang terbuat dari bahan dasar Polypropilene, agar mempermudah
pengaplikasiannya, geotekstile Woven seperti karung beras, tapi bukan
yang terbuat dari bahan goni, tetapi berwarna hitam dari bahan sintetik.
Geotekstile woven memiliki fungsi sebagai bahan stabilitas tanah dasar
terutama tanah dasar lunak agar tanah tersebut bisa terlapisi dan tidak
mudah turun permukaannya karena dilapisi oleh geotekstile woven, karena
geotekstile jenis ini mempunyai tekstile strength (kuat tarik) yang lebih
tinggi dibandingkan dengan geotekstile non woven sekitar 2x lipat untuk
gramasi atau berat per m2 yang sama.

Gambar 1 Geotekstil Anyaman

2. Non - Woven Geotekstil ( Nir- Anyam )


Geotekstil non woven adalah filter fabric yang jenisnya tidak teranyam,

5
bentuknya seperti karpet kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari
polyesther atau polypropyle.
Geotekstile non woven digunakan untuk sebagai:
 Praying ( filter )
Praying geotekstil non woven bermanfaat uuntuk mencegah
terbawanya partikel tanah pada aliran air. Geotekstil non woven
bersifat permeable ( tembu air ) oleh karena itu air dapat melewati
geotekstil dan partikel tanah dapat tersaring. Aplikasi geotekstile
non woven biasanya digunakan sebagai aplikasi filtrasi pada
proyek drainase bawah tanah.
 Aplikasi separator / pemisah
Bahan geotekstile non woven digunakan sebagai aplikasi pemisah
agar mecegah tercampurnya material yang satu dengan material
yang lain. Seperti penggunaan geotekstile pada proyek
pembangunan jalan di atas tanah yang dasarnya lunak. Pada proyek
tersebut geotekstile berguna untuk mencegah naiknya lumpur ke
sistem perkerasan, supaya tidak terjadi pumping effect yang akan
merusak perkerasan jalan yang sudah terbentuk. Keberadaan
geotekstile dapat mmerubah proses pemadatan sistem pengerasan.
 Aplikasi Stabilisator
Manfaat geotekstile bisa disebut sebagai reiforment / perkuatan.
Contohnya dipakai untuk proyek timbunan tanah, penguatan lereng
agar tidak longsor dll. Fungsi tersebut masih dijadikan perdebatan
dikalangan ahli geotekstile, karena geotekstile metode karjanya
menggunakan membrane effect yang hanya mengandalkan tekstile
strength ( kuat tarik ) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan
pada timbunan setempat masih besar dan geotekstile kekuatan
kurang karena bahan geotekstile memiliki sifat mudah mulur bila
terkena air ( terjadi reaksi hodrolisis ) hal tersebut rawan untuk
bahan penguatan lereng.
 Fungsi Lainya

6
Fungsi geotekstil lainnya yaitu sebagai pengganti karung goni pada
proses curing beton karena dapat mencegah terjadinya retak saat
proses pengeringan beton baru

Gambar 2 Geotekstil Non Woven

Dalam penggunaan geotekstile kita harus menetapkan perkuatan sebesar apa


yang dibutuhkan, berikut faktor-faktor yang harus diperhatikan:
1. Jenis geotekstile yang akan digunakan
2. Sifat hubungan dan regangan, hal ini diperlakukan agar deformasi yang
terjadi pada konstruksi perkuatan kecil.
3. Sifat pembebanan, perkuatan di atas tanah lunak, beban timbunan yang
lebih besar akan memerlukan perkuatan dengan tensile strength yang
lebih besar pula.
4. Kondisi lingkungan, perubahan cuaca, air, laut, kondisi asam atau basa
serta mikro organisme seperti bakteri akan mengurangi kekuatan
geotekstile.
5. Bahan timbunan yang akan digunakan.

Beberapa keuntungan menggunakan geotekstil diantaranya


1.Mencegah kontaminasi agregat subbase dan base oleh tanah dasar lunak
dan mendistribusikan beban lalulintas yang efektif melalui lapisan-lapisan
timbunan.
2. Meniadakan kehilangan agregat timbunan ke dalam tanah dasar !ang
lunak dan memperkecil biaya dan kebutuhan tambahan lapisan agregat
terbuang.

7
3.Mengurangi tebal galian stripping dan meminimalkan pekerjaan
persiapan.
4.Meningkatkan ketahanan agregat timbunan terhadap keruntuhan setempat
pada lokasi beban dengan memperkuat tanah timbunan
5.Mengurangi penurunan dan deformasi yang tidak merata serta deformasi
dari struktur jadi.

BAB II

METODE PELAKSANAAN

II.I Metode/Cara Pemasangan geotekstil

1. geotekstile harus digelar diatas tanah dalam keadaan terhampar tanpa


gelombang atau kerutan.
2. Sambungan geotektile tiap lembarannya dipasang overlapping terhadap
lembaran berikutnya.
3. Pada daerah pemasangan yang berbentuk kurva ( misalnya tikungan jalan ),
geotekstile dipasang mengikuti arah kurva.
4. Jangan membuat overlapping atau jahitan pada daerah yang searah dengan
beban roda (beban lalu-lintas).
5. Jika geotekstile dipasang untuk terkena langsung sinar matahari maka
digunakan geotekstile yang berwarna hitam.

II.II Teknik Penjahitan untuk Geotekstil

Teknik penjahitan menjadi alternatif yang lebih praktis dan ekonomis apabila
lebar tumpang tindih geotekstil yang dibutuhkan sangat besar (1,0 m atau lebih ).
Penjahitan dapat dilakukan di pabrik maupun di lapangan.Variabel variabel
berikut perlu diperhatikan jika ingin memperoleh kualitas jahitan yang
baik dan efektif.

a. Jenis benang

8
Olahan dasar benang berdasarkan urutan kekuatan dan harga tertinggi adalah
polietilena,poliester,atau polipropilena.Durabilitas benang harus sesuai dengan
persyaratan proyek.

b. Tegangan benang
Pada aplikasi di lapangan,benang sebaiknya ditegangkan dengan cukup kencang
tetapi tidak sampai merobek geotekstil.

c. Kerapatan jahitan
Biasanya digunakan 200 jahitan sampai dengan 900 jahitan per meter untuk jenis
geotekstil ringan,dan hanya 150 jahitan sampai dengan 200 jahitan yang
diperbolehkan untuk geotekstil yang lebih berat.
d.jenis jahitan
1).Tipe 101,dengan rantai jahitan tali tunggal
2).Tipe 401,dengan rantai jahitan tali rangkap atau terkunci,untuk mengindari
lepasnya jahitan

e.Jumlah baris
Dua baris atau lebih dan sejajar untuk meningkatkan keamanan.
f. Jenis penyambungan

9
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai kekuatan jahitan :

a. Akibat kerusakan jarum dan konsentrasi tegangan pada jahitan, lokasi


sambungan terjahit akan lebih lemah daripada geotekstilnya;
b. Kekuatan maksimum penyambungan di lapangan yang pernah dicapai adalah
200 kN/m (berdasarkan pabrik pembuatnya) dengan menggunakan geotekstil
330 kN/m;
c. Kekuatan penyambungan di lapangan akan lebih rendah daripada kekuatan
penyambungan di laboratorium atau pabrik;
d. Semua jahitan berpotensi untuk terlepas, bahkan jahitan yang terkunci
sekalipun;
e. Penjahitan harus diawasi untuk mempermudah pengawasan maka gunakan
benang yang berwarna kontras untuk mempermudah pengawasan.

10
Gambar 3 Lapisan Penghamparan Geotekstil

Gambar 4 Penyambungan Geotekstil dengan cara penjaitan

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan geotekstil

dapat menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah lunak karena


rendahnya daya dukung tanah. Keuntungan pemasangan geotekstil pada
pelaksanaan jalan di atas tanah lunak adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan
biaya yang relatif lebih murah di bandingkan dengan metode penimbunan
konvensional.

2. Pemasangan geotekstil harus sesuai dengan gambar kerja.serta memperhatikan


agar geotekstil yang telah terhampar tidak merosot, terlipat atau sobek pada saat
ditimbuni material lain di atasnya maka dari itu sebelum penghamparan geotekstil
disusun kayu terlebih dahulu karena kondisi tanah yang lunak dan basah harus
berhati hati dalam penghamparan geotextile ini.

11
Daftar Pustaka

Everlyn, V. (2013). Makalah Perbaikan Tanah Geotextile non Woven. Geotextile


non Woven, 1-14.

12

Anda mungkin juga menyukai