Anda di halaman 1dari 10

Geosintetik adalah material yang saat ini populer dalam proyek konstruksi

di Indonesia terutama dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak


seperti di pulau Sumatera dan Kalimantan yang banyak terdapat tanah
gambut. Selain itugeosintetik juga diaplikasikan sebagai filter pada
konstruksi penahan gelombang baik di tepian pantai maupun lepas
pantai . Istilah geosintetik mengacu pada material sintetik yang
digunakan dalam permasalahan geoteknik. Material sintetik merupakan
hasil polimerisasi dari industri-industri kimia atau minyak bumi.
Penggunaan bahan sintetik ini berkaitan dengan sifat ketahanan
(durabilitity) material sintetik terhadap senyawa-senyawa kimia,
pelapukan, keausan, sinar ultra violet dan mikroorganisme. Polimer utama
yang digunakan untuk pembuatan geosintetik adalah Polyester (PET),
Polyamide (PM), Polypropylene (PP), dan Polyethylene (PE).
Geosintetik yang ada terdiri dari berbagai jenis dan diklasifikasikan dalam
beberapa bentuk sebagai berikut :
1.

Geotekstil, bahan lulus air dari anyaman (woven) atau tanpa


anyaman (non woven) dari benang-benang atau serat- serat sintetik yang
digunakan dalam pekerjaan tanah.

2.

Geogrid, produk geotekstil yang berupa lubang-lubang berbentuk


segi empat (geotextile grid) atau lubang berbentuk jaring (geotextile
net) , biasanya terbuat dari bahan Polyester (PET) atau High Density
Polyethylene (HDPE)

3.

Geofabric, semua produk geosintetik yang berbentuk lembaran

4.

Geocoposite, kombinasi dua atau lebih tipe geosintetik

5.

Geomembrane, geosintetik yang bersifat impermeable atau tidak


tembus air, biasanya dibuat dari bahan high density polyethylene (HDPE).

6.

Geocell, berbentuk sel-sel sebagai bahan penahan erosi atau


perkuatan , terbuat dari bahan High Density Polyethylene (HDPE)

7.

Geotube, berbentuk tabung memanjang yang digunakan di daerah


pantai

8.

Geobag, berbentuk karung sebagai perkuatan di aliran sungai atau


pantai.

9.

Geocontainer, sebagai bahan pembuat pulau atau konstruksi


ditengah laut dan diturunkan dari kapal .

10.
Vertical drain, sebagai bahan pemercepat aliran disipasi air pori
sehingga mempercepat proses settlement.
11.
Concrete matras, berbentuk matras atau kasur yang diisi dengan
beton untuk penahan dinding sungai pencegah erosi
12.
Geojute, terbuat dari jaring-jaring atau bahan serat alami seperti
dari serat kelapa sawit untuk penahan erosi .Produk ini mempunyai
aplikasi yang sangat luas di bidang geoteknik & teknik sipil dari mulai
konstruksi jalan raya, embankmen, perkuatan tanah lunak, jalan kereta
api, jembatan, perkuatan lereng dan dinding, waduk, reklamasi pantai dan
lainnya.
GEOTEXTILE
Geotextile meliputi woven (tenun) dan non woven (tanpa tenun). Tenun
dihasilkan dari interlaying antara benang-benang melalui proses tenun,
sedangkan non woven dihasilkan dari beberapa proses seperti : heat
bonded (dengan panas), needle punched (dengan jarum), dan chemical
bonded (enggunakan bahan kimia). Baik woven maupun non woven
dihasilkan dari benang dan serat polimer terutama : polypropelene,
poliester, polyethilene dan polyamide.
Sebenarnya geotekstil pada awalnya dibuat dari berbagai bahan seperti
serat-asli (kertas, filter, papan kayu, bambu) , misalnya penggunaan jute
untuk percepatan konsolidasi sebagi pengganti pasir sebagai bahan
drainase (vertical drain) yang banyak dilakukan di India atau dilakukan di
Belanda dengan menggunakan serat filter.
Perkuatan tanah lunak juga menggunakan papan-papan kayu atau
anyaman bambu yang ditempatkan di atas di atas tanah lunak (jaman
Romawi kuno dan juga di Kalimantan Indonesia). Hanya bahan organik
tersebut mudah lapuk sehingga umur konstruksi tidak dapat lama kecuali

bahan dari bambu atau kayu yang apabila berada dalam air secara terus
menerus akan bersifat permanen.
1. Woven Geotextile
Woven Geotextile adalah lembaran Geotextile terbuat dari bahan serat
sintetis tenunan dengan tambahan pelindung anti ultra violet yang
mempunyai kekuatan tarik yang cukup tinggi, yang dibuat untuk
mengatasi masalah untuk perbaikan tanah khususnya yang terkait di
bidang teknik sipil secara efisien dan efektif, antara lain untuk mengatasi
atau menanggulangi masalah pembuatan jalan dan timbunan pada dasar
tanah lunak, tanah rawa.
Bahan baku material ini adalah Polypropylene polymer (PP) dan ada juga
dari Polyester (PET) yang didukung oleh hasil test dan hasil riset di
laboratorium, mengikuti standar ASTM, antara lain : kekuatan tarik,
kekuatan terhadap tusukan, sobekan, kemuluran dan juga ketahanan
terhadap mico organisme, bakteri, jamur dan bahan-bahan kimia.
Material ini dibuat dalam berberapa macam tipe. Pemilihan tipe yang
tepat tergantung pada kondisi tanah dasar, fungsi dan beban yang
direncanakan.
2. Non Woven Geotextile
Geotextile (Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik)
adalah jenis Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet
kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther
(PET) atau Polypropylene (PP).Non Woven Geotextile
FUNGSI
Geotextile Non Woven berfungsi sebagai :
1.

Filter / Penyaring
Sebagai filter, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah
terbawanya partikel-partikel tanah pada aliran air. Karena sifat Geotextile

Non Woven adalah permeable (tembus air) maka air dapat melewati
Geotextile tetapi partikel tanah tertahan. Aplikasi sebagai filter biasanya
digunakan pada proyek-proyek subdrain (drainase bawah tanah).
2.

Separator / Pemisah
Sebagai separator atau pemisah, Geotextile Non Woven berfungsi untuk
mencegah tercampurnya lapisan material yang satu dengan material
yang lainnya.
Contoh penggunaan Geotextile sebagai separator adalah pada proyek
pembangunan jalan di atas tanah dasar lunak (misalnya berlumpur). Pada
proyek ini, Geotextile mencegah naiknya lumpur ke sistem perkerasan,
sehingga tidak terjadi pumping effect yang akan mudah merusak
perkerasan jalan. Selain itu keberadaan Geotextile juga mempermudah
proses pemadatan sistem perkerasan.

3.

Stabilization / Stabilisator
Fungsi Geotextile ini sering disebut juga sebagai Reinforcement /
Perkuatan. Misalnya dipakai pada proyek-proyek timbunan tanah,
perkuatan lereng dll. Fungsi ini sebenarnya masih menjadi perdebatan
dikalangan ahli geoteknik, sebab Geotextile bekerja menggunakan
metode membrane effect yang hanya mengandalkan tensile
strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan
setempat pada timbunan, masih besar, karena kurangnya kekakuan
bahan. Apalagi sifat Geotextile yang mudah mulur terutama jika terkena
air (terjadi reaksi hidrolisis) menjadikannya rawan sebagai bahan
perkuatan lereng.

4.

Lain-lain
Fungsi Geotextile yang lain adalah sebagai pengganti karung goni pada
proses curingbeton untuk mencegah terjadinya retak-retak pada proses
pengeringan beton baru.

GEOTEXTILE SEBAGAI PENANGANAN LONGSORAN

Salah satu aplikasi geotekstil adalah untuk penanganan longsoran,


beberapa penelitian menunjukkan bahwa penanggulangan longsoran
dengan bahan geosintetik atau geotekstil pada ruas jalan sebagai
perkuatan timbunan jalan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.

Geosintetik atau geotekstil sebagai separator, yaitu mencegah


bercampurnya agregat pilihan dengan lapisan asli tanah lunak

2.

Geosintetik atau geotekstil sebagai perkuatan tanah dasar, yang


mana material geosintetik atau geotekstil memiliki properties kekuatan
tarik yang melawan pergerakan tanah dasar baik mengembang ataupun
menyusut.

3.

Geosintetik atau geotekstil sebagai perkuatan lereng jalan


sementara atau permanen

4.

Geomembrane sebagai perkuatan pada bahu jalan, yang berfungsi


untuk mencegah perubahan kadar air pada tanah dasar karena
geomembran mempunyai sifat kedap air, tahan pelapukan terhadap zat
kimia tanah, dan organisme pembusukan dalam tanah, selain itu
mempunyai tahanan terhadap kekuatan tarik terhadap longsoran , daya
tahan terhadap sobek, dan daya tahan coblos yang tinggi.

5.

Geotekstil non woven atau tanpa tenunan yang terbuat dari serat
polyprophylene melalui proses needle punched adalah cocok untuk
apliaksi pada tanah dasar yang banyak mengandung sisa-sisa tanaman
karena mempunayi daya tahan coblos yang lebih tinggi dibandingkan
dengan bahan lainnya. Disamping itu geotekstil non woven memiliki sifat
hidrolik propertis yang lebih bagus shingga bisa sekaligus berfunsi
sebagai filter yang hanya melarutkan air tanpa membawa agregat tanah .
Langkah-langkah perhitungan adalah :

1.
2.

Penentuan beban yang bekerja di ruas jalan


Analisa stabilitas internal dengan menghitung : tebal lapis
perkuatan tanah, panjang geotekstil di depan dan di belakang bidang
longsor, panjang total geotekstil bidang longsor, panjang overlap bahan
perkuatan, panjang overlap bahan perkuatan, analisis stabilitas lereng,
stabilitas terhadap kuat dukung tanah.

1.2

GEOTEXTILE/GEOGRID PADA TIMBUNAN TANAH

Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang


digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan
pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen
dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.
Beberapa fungsi dari geotekstil yaitu:
1.

untuk perkuatan tanah lunak.

2.

untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup


lama dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding
penahan tanah.

3.

sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai lapisan


pelindung.
Geotextile dapat digunakan sebagai perkuatan timbunan tanah pada
kasus:

1.

Timbunan tanah diatas tanah lunak

2.

Timbunan diatas pondasi tiang

3.

Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence


Timbunan Tanah Diatas Tanah Lunak
Pada hakekatnya, timbunan diatas tanah lunak merupakan masalah daya
dukung. Pertimbangan lain adalah bahwa stabilitas timbunan kritis pada
akhir konstruksi. Hal ini dikarenakan permeabilitas tanah lempung lunak
yang tidak memungkinkan pengaliran dan konsolidasi pada masa
konstruksi. Pada akhir konstruksi, beban telah diterapkan, tetapi tidak ada
peningkatan kuat geser tanah akibat konsolidasi.
Sesudah konsolidasi terjadi, peningkatan kuat geser umumnya
menghilangkan perlunya perkuatan geotextile untuk menambah stabilitas.
Untuk memperoleh peningkatan kuat geser, tinggi timbunan harus

sedemikian sehingga pada awal kosntruksi mengakibatkan tegangan


vertikal yang melewati tegangan pra-konsolidasinya.
Jadi peranan geotextile adalah mempertahankan stabilitas sampai tanah
lunak terkonsolidasi (kuat geser meningkat berarti) sampai saat dapat
memikul beban timbunan itu sendiri.
Keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan geotekstil perkuatan
tanah lunak adalah Konstruksi sederhana sehingga mudah untuk
dilaksanakan, menghemat waktu pelaksanaan, menghemat biaya
konstruksi. Sedangkan kerugian dari penggunaan geotekstil adalah bahwa
geotekstil tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Tetapi hal ini dapat
diatasi dengan penutupan berupa pasangan batu kali ataupun dengan
bahan lainya.
1.3

GEOTEXTILE PADA STRUKTUR DINDING PENAHAN TANAH

Penambahan lapis geotekstil pada lapisan tanah sirtu sering dipergunakan


untuk mengatasi permasalahan pada struktur penahan tanah. Cara ini
mampu
memberikan peningkatan kemampuan rnenerima beban yang cukup
besar.
Suatu model penelitian dibuat di laboratorium untuk mempelajari
seberapa besar peningkatan beban yang dapat dipikul oleh model struktur
penahan
tanah. Model percobaan berupa bak uji berukuran 100 x 50 x 60 cm3.
Pengamatan
dilakukan dengan membandingkan lateral displacement pada model
struktur
penahan tanah tanpa geotekstil maupun dengan penambahan lapis
geotekstil.
Dilakukan tes pembebanan dengan mengamati peningkatan beban yang
dapat
dipikul model struktur penahan tanah.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa peningkatan beban terbesar yang
dapat dipikul oleh model struktur penahan tanah dengan lapisan
geotekstil

dibandingkan dengan tanpa lapisan geotekstil adalah sebesar 824%, yaitu


pada
percobaan dengan menggunakan geotekstil type HATE Reinfox sebanyak
7 lapis
(sejarak 7.5 cm). Peningkatan beban yang terjadi dengan pemakaian 5
lapis HATE
Reinfox (sejarak 10 cm) adalah sebesar 684%, sedangkan pada
pemakaian 3 lapis
HATE Reinfox adalah sebesar 586% bila dibandingkan dengan tanpa
pemakaian
geotekstil.
Sedangkan dan type HDPE G-Line, peningkatan beban terbesar yang
dapat dipikul oleh model struktur penahan tanah dengan lapisan
geotekstil
dibandingkan dengan tanpa lapisan geotekstil adalah sebesar 683%, yaitu
pada
percobaan dengan menggunakan 7 lapis HDPE G-Line (sejarak 7.5 cm).
Peningkatan beban yang terjadi dengan penambahan 5 lapis HDPE G-Line
(sejarak 10 cm) adalah sebesar 519%, sedangkan pada pemakaian 3 lapis
HDPE
G-Line adalah sebesar 142% bila dibandingkan dengan tanpa pemakaian
lapisan
geotekstil.
GEOGRID
Geogrid adalahPerkuatan sistem anyaman.Geogrid berupa lembaran
berongga dari bahan polymer. Pada umumnya sistem serat tikar banyak
digunakan untuk memperkuat badan timbunan pada jalan, lereng atau
tanggul dan dinding tegak. Mekanisme kekuatan perkuatan dapat
meningkatkan kuat geser.
Pembangunan jalan diatas tanah lunak dengan metode:
1.

Penggunaan cerucuk kayu yang berfungsi sebagai settlement


reducer, yang walaupun memiliki kelemahan keterbatasan umur material
namun telah terbukti dan diterima sebagai suatu sistem.

2.

Penggunaan sistem Corduroy/geotextile bagian dari tanah soil


reinforcement untuk menaklukkan kuat geser.

3.

Penggunaan sistem Cakar ayam yang dikombinasikan dengan


geotextile diatas tanah lunak.

4.

Menggunakan cerucuk matras beton dengan komponen cerucuk dan


matras dimana setiap unit pelat matras masing-masing berada disebuat
titik/cerucut.

5.

Penggunaan bahan expandsed Polysstyrene yang yang mempunyai


berat jenis sangat rendah untuk konstruksi timbunan jalan raya, maupun
sebagai lapisan pendukung fondasi diatas tanah lunak sehingga
memperkecil tegangan yang bekerja.
VERTIKAL DRAIN
Umumnya jenis tanah yang mengalami konsolidasi berlebihan adalah
lempung lunak jenuh. Terdapat beberapa metode yang bisa dilakukan
guna perbaikan tanah lunak terhadap penurunan yang berlebihan
(settlemen) dan secara garis besar dapat dikelompokan dalam tiga
kategori : pertama dapat dilakukan dengan memasang vertical drain,
kedua dengan menggunakan cerucuk atau corduroy serta yang ketiga
dengan menggunakan pondasi tiang.
Pertama memasang vertical drain, tanah lempung lunak jenuh adalah
tanah dengan rongga kapiler yang sangat kecil sehingga proses
konsolidasi saat tanah dibebani memerlukan waktu cukup lama, sehingga
untuk mengeluarkan air dari tanah secara cepat adalah dengan mebuat
vertical drain pada radius tertentu sehingga air yang terkandung dalam
tanah akan termobilisasi keluar melalui vertical drain yang telah
terpasang. Vertical drain ini dapat berupa stone column atau
menggunakan material fabricated yang diproduk oleh geosinindo atau
pabrik yang lainnya. Pekerjaan vertical drain ini biasanya dikombinasikan
dengan pekerjaan pre-load berupa timbunan tanah, dengan maksud
memberikan beban pada tanah sehingga air yang terkandung dalam
tanah bisa termobilisasi dengan lebih cepat.

Kedua dengan menggunakan cerucuk bamboo atau corduroy,


prinsip kerjanya sebelum dilakukan penimbunan terlebih dahulu
memasang bantalan baik yang terbuat dari bamboo (cerucuk) atau dari
kayu gelondongan (corduroy) sehingga saat tanah dihampar tidak
bercampur dengan tanah asli dibawahnya dan tanah timbunan tersebut
membentuk satu kesatuan yang mengapung diatas tanah aslinya
semacam pontoon yang mengapung diatas air. Terdapat pondasi cerucuk
bamboo yang telah dimodifikasi dan dipatentkan oleh Pak Mansyur Irsyam
(dosen ITB) yang telah diaplikasikan pada bebepara daerah di indonesia
serta telah terbukti manfaatnya.
Ketiga dengan menggunakan taing pancang, bisa berupa bore pile
atau PC spun pile, sehingga struktur yang akan kita bangun diatas tanah
tersebut tidak lagi menumpuh pada tanah lunak tersebut akan tetap
menumpu pada lapisan tanah keras dibawahnya. Satu hal yang perlu
diperhatikan saat merencanakan pondasi tiang pancang pada tanah lunak
adalah negative skin friction.
Dua metode perbaikan tanah lunak yang saya sebutkan pertama cocok
diaplikasikan pada pekerjaan jalan, yard penumpukan barang pada
dermaga dll. Sementara untuk untuk pondasi dari struktur atau proses
equipment yang tepat diguanakan adalah menggunakan pondasi tiang
pancang.

Anda mungkin juga menyukai