Anda di halaman 1dari 19

PENGERTIAN GEOTEXTILE

WOVEN DAN NONWOVEN


BESERTA FUNGSINYA
Posted onMarch 3, 2016 by geotextilenusantara
Geotextile (Geotekstil / Filter Fabrics) adalah salah satu bahan Geosynthetics
(Geosintetik) yang tembus air, yang dapat digunakan / berfungsi sebagai separator,
filter, proteksi, dan perkuatan. Bahan dasar pembuatannya adalah Polyesther atau
Polyprophilene. Secara umum terbagi menjadi dua jenis : Non Woven dan Woven.
Geotextile Non Woven berbentuk seperti kain dan tidak teranyam.
Geotextile Woven merupakan salah satu jenis geotextile yang diproduksi dengan
mengadopsi teknik seperti tenun tekstile pakaian biasa. Geotextile woven berbentuk
anyaman, biasanya dua arah atas dan bawah. Geotextile woven terbuat dari silt film
tape polypropylene yang penggunaannya kini tengah beredar luas di Indonesia.
Geotextile Woven memberikan kuat tarik maksimal pada berat tahan minimal. Hal ini
memberikan keuntungan ekonomis yang besar untuk mendapatkan tingkat keamanan
struktur yang diharapkan.
Keunggulan Geotextile Woven:
 Kandungan carbon black sebagai uv stabilizer pada saat pembuatan silt film
sebagai bahan Geotextile Woven memberikan ketahanan yang cukup lama
sampai ditimbun atau tertutup oleh vegetasi. Faktor ini sangat penting karena
tidak jarang pada aplikasi-aplikasi tertentu material ini harus dibiarkan
terekspose sinar matahari dalam waktu cukup lama.

 Bentuk permukaan dari Geotextile Woven yang sangat unik memberikan
koefisien geser (pull out resistance) besar ketika dipasang pada tanah kohesif
sekalipun. Hal ini akan berpengaruh terhadap panjang penjangkaran yang yang
diperlukan untuk aplikasi perkuatan. Semakin kasar permukaan, maka panjang
penjangkaran semakin pendek demikian juga sebaliknya. Alhasil, ini akan
memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan.

 Struktur anyaman yang kekar (double twist)dari Geotextile Woven menjamin
tidak akan mudah koyak atau robek pada saat dipasang di lapangan. Hal ini
sangat penting pada saat geotextile digunakan sebagai separator atau lapisan
pemisah. Karena jika material pemisah ini sudah koyak pada saat pemasangan,
maka fungsi separator akan terganggu.

Geotextile Woven berbentuk seperti terpal / karung beras dan teranyam.

Geotextile Non Woven

Geotextile nonwoven

merupakan salah satu jenis geotextile yang berbentuk lembaran dan tak beranyam
(non woven) yang dibuat dari serat-serat polymer yang berbahan
dasar polypropylene /polyester yang dibuat menggunakan mesin bertekhnologi
modern secara mekanis dengan quality qontrol yang tinggi. Non Woven
Geotextile umumnya digunakan pada bidang rekayasa geoteknik.
Geotextile Non Woven memiliki fungsi sebagai pemisah (separator), perkuatan,
drainase, filter, sebagai proteksi (pelindung), pengontrol erosi dan lain sebagainya.
Geotextile Non Woven yang dibuat dalam beberapa tipe, yang pada umumnya dapat
dibedakan dari berat jenis atau kekuatan tariknya. Penentuan/ pemilihan tipe
tergantung dari keadaan tanah dasar, fungsi serta beban yang telah direncanakan.
Aplikasi Geotextile Non Woven
Geotextile nonwoven

Material ini dapat diaplikasikan pada konstruksi jalan, konstruksi jalur kereta api,
reklamasi, coastal breakwater, revetment & riprappantai, area parkir dan lain
sebagainya.
Geotextile Non Woven memiliki daya kuat tarik yang cukup tinggi serta memiliki
ketahanan akan temperature, cuaca, suhu, mikroorganisme & juga bahan-bahan
kimia.

Fungsi Geotextile :
1. Filter / Penyaring
Sebagai filter, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah terbawanya
partikel-partikel tanah pada aliran air. Karena sifat Geotextile Non Woven adalah
permeable (tembus air) maka air dapat melewati Geotextile tetapi partikel tanah
tertahan. Aplikasi sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain
(drainase bawah tanah).
2. Separator / Pemisah
Sebagai separator atau pemisah, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah
tercampurnya lapisan material yang satu dengan material yang lainnya.

Contoh penggunaan Geotextile sebagai separator adalah pada proyek pembangunan


jalan di atas tanah dasar lunak (misalnya berlumpur). Pada proyek ini, Geotextile
mencegah naiknya lumpur ke sistem perkerasan, sehingga tidak terjadi pumping
effect yang akan mudah merusak perkerasan jalan. Selain itu keberadaan Geotextile
juga mempermudah proses pemadatan sistem perkerasan.
3. Perkuatan / Reinforcement
Misalnya dipakai pada proyek-proyek timbunan tanah, perkuatan lereng dll. Fungsi ini
sebenarnya masih menjadi perdebatan dikalangan ahli geoteknik, sebab Geotextile
bekerja menggunakan metodemembrane effect yang hanya mengandalkan tensile
strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan setempat pada
timbunan, masih besar, karena kurangnya kekakuan bahan. Apalagi sifat Geotextile
yang mudah mulur terutama jika terkena air (terjadi reaksi hidrolisis) menjadikannya
rawan sebagai bahan perkuatan lereng.
4. Lain – lain
Fungsi Geotextile yang lain adalah sebagai pengganti karung goni pada
proses curing beton untuk mencegah terjadinya retak-retak pada proses pengeringan
beton baru.
Sejarah perkembangan geotextile
Dec 12, 2016
Asing penerapan geotextile mulai sedini 60 dan #39; s, Amerika adalah duniadan
#39; s negara-negara terbesar di konsumsi Geotekstil, jumlah itu di 90 awal dan
#39; s bertahun-tahun di lebih dari 300 juta meter persegi, dalam beberapa
tahun terakhir, jumlah yang mencapai 700 juta meter persegi. Eropa dan Jepang
geotextiles telah relatif cepat, geotextile di Eropa dalam beberapa tahun terakhir
adalah sekitar 400 juta meter persegi, Spunbond non-anyaman kain sekitar 60%
non-anyaman geotextiles; Jepang di 90 dan #39; s setelah tengah pertumbuhan
yang signifikan dalam aplikasi geotextile. Jepang Spunbond non woven
geotextile terbesar jumlah, akuntansi untuk 60% dari total non woven geotextile
dan terutama PET kain Spunbond.

Geotextiles di Cina dimulai pada awal 80 dan #39; s, tetapi adalah digunakan
kurang, hanya sebuah aplikasi tes. Hingga 1998 dan #39; s ekstrim banjir
mendapat perhatian dari pemerintah, sektor konstruksi termasuk aplikasi
geotextile pada spesifikasi desain dan standar terkait, geotextile akan benar-
benar mendapatkan perhatian dan pengembangan. Dari geotextiles kami
digunakan lebih dari 300 juta m2, total proporsi non woven geotextile untuk
sekitar 40%. Konstruksi teknik sipil di Cina memiliki pasar potensial yang besar,
potensi yang tidak pernah lebih rendah dari Amerika Serikat jumlah 7 ~ 8 juta
m2. Para ahli memperkirakan bahwa geotextile di Cina selama 15 tahun, tidak
akan tumbuh dalam digit ganda, yang merupakan pertumbuhan lebih cepat di
PET Spunbond filamen geotextiles.
Di andquot; XVandquot; andquot; Sebelas-Fiveandquot; proyek, rencana kami di
conservancy air, listrik, transportasi, perlindungan lingkungan, pemerintahan air,
seperti proyek investasi besar, termasuk air conservancy konstruksi, proyek,
kekuatan, jalan dan kereta api konstruksi dan lingkungan, serta pelabuhan,
Bandara, pengobatan sampah, pengelolaan sungai, penggurunan kontrol proyek
rekayasa, berjumlah ratusan miliar Yuan investasi. Cina dalam 10 tahun atau
lebih, akan ada konstruksi proyek infrastruktur yang lebih, akan juga menjadi
lebih dan lebih banyak permintaan untuk geotextile, Cina akan menjadi duniadan
#39; s terbesar pemasaran bahan sintetis geo.
GEOTEXTILE
October 1, 2014Uncategorized
Geosintetik adalah material yang saat ini populer dalam proyek konstruksi di Indonesia
terutama dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak seperti di pulau Sumatera dan
Kalimantan yang banyak terdapat tanah gambut. Selain itugeosintetik juga diaplikasikan
sebagai filter pada konstruksi penahan gelombang baik di tepian pantai maupun lepas
pantai . Istilah geosintetik mengacu pada material sintetik yang digunakan dalam
permasalahan geoteknik. Material sintetik merupakan hasil polimerisasi dari industri-
industri kimia atau minyak bumi.

Penggunaan bahan sintetik ini berkaitan dengan sifat ketahanan (durabilitity) material
sintetik terhadap senyawa-senyawa kimia, pelapukan, keausan, sinar ultra violet dan
mikroorganisme. Polimer utama yang digunakan untuk pembuatan geosintetik adalah
Polyester (PET), Polyamide (PM), Polypropylene (PP), dan Polyethylene (PE).

Geosintetik yang ada terdiri dari berbagai jenis dan diklasifikasikan dalam beberapa
bentuk sebagai berikut :

1. Geotekstil, bahan lulus air dari anyaman (woven) atau tanpa anyaman (non woven) dari
benang-benang atau serat- serat sintetik yang digunakan dalam pekerjaan tanah.
2. Geogrid, produk geotekstil yang berupa lubang-lubang berbentuk segi empat (geotextile
grid) atau lubang berbentuk jaring (geotextile net) , biasanya terbuat dari bahan
Polyester (PET) atau High Density Polyethylene (HDPE)
3. Geofabric, semua produk geosintetik yang berbentuk lembaran
4. Geocoposite, kombinasi dua atau lebih tipe geosintetik
5. Geomembrane, geosintetik yang bersifat impermeable atau tidak tembus air, biasanya
dibuat dari bahan high density polyethylene (HDPE).
6. Geocell, berbentuk sel-sel sebagai bahan penahan erosi atau perkuatan , terbuat dari
bahan High Density Polyethylene (HDPE)
7. Geotube, berbentuk tabung memanjang yang digunakan di daerah pantai
8. Geobag, berbentuk karung sebagai perkuatan di aliran sungai atau pantai.
9. Geocontainer, sebagai bahan pembuat pulau atau konstruksi ditengah laut dan
diturunkan dari kapal .
10. Vertical drain, sebagai bahan pemercepat aliran disipasi air pori sehingga mempercepat
proses settlement.
11. Concrete matras, berbentuk matras atau kasur yang diisi dengan beton untuk penahan
dinding sungai pencegah erosi
12. Geojute, terbuat dari jaring-jaring atau bahan serat alami seperti dari serat kelapa sawit
untuk penahan erosi .Produk ini mempunyai aplikasi yang sangat luas di bidang
geoteknik & teknik sipil dari mulai konstruksi jalan raya, embankmen, perkuatan tanah
lunak, jalan kereta api, jembatan, perkuatan lereng dan dinding, waduk, reklamasi
pantai dan lainnya.
GEOTEXTILE

Geotextile meliputi woven (tenun) dan non woven (tanpa tenun). Tenun dihasilkan dari
‘interlaying’ antara benang-benang melalui proses tenun, sedangkan non woven
dihasilkan dari beberapa proses seperti : heat bonded (dengan panas), needle punched
(dengan jarum), dan chemical bonded (enggunakan bahan kimia). Baik woven maupun
non woven dihasilkan dari benang dan serat polimer terutama : polypropelene,
poliester, polyethilene dan polyamide.

Sebenarnya geotekstil pada awalnya dibuat dari berbagai bahan seperti serat-asli
(kertas, filter, papan kayu, bambu) , misalnya penggunaan jute untuk percepatan
konsolidasi sebagi pengganti pasir sebagai bahan drainase (vertical drain) yang banyak
dilakukan di India atau dilakukan di Belanda dengan menggunakan serat filter.

Perkuatan tanah lunak juga menggunakan papan-papan kayu atau anyaman bambu
yang ditempatkan di atas di atas tanah lunak (jaman Romawi kuno dan juga di
Kalimantan Indonesia). Hanya bahan organik tersebut mudah lapuk sehingga umur
konstruksi tidak dapat lama kecuali bahan dari bambu atau kayu yang apabila berada
dalam air secara terus menerus akan bersifat permanen.

1. Woven Geotextile

Woven Geotextile adalah lembaran Geotextile terbuat dari bahan serat sintetis tenunan
dengan tambahan pelindung anti ultra violet yang mempunyai kekuatan tarik yang
cukup tinggi, yang dibuat untuk mengatasi masalah untuk perbaikan tanah khususnya
yang terkait di bidang teknik sipil secara efisien dan efektif, antara lain untuk mengatasi
atau menanggulangi masalah pembuatan jalan dan timbunan pada dasar tanah lunak,
tanah rawa.

Bahan baku material ini adalah Polypropylene polymer (PP) dan ada juga dari Polyester
(PET) yang didukung oleh hasil test dan hasil riset di laboratorium, mengikuti standar
ASTM, antara lain : kekuatan tarik, kekuatan terhadap tusukan, sobekan, kemuluran
dan juga ketahanan terhadap mico organisme, bakteri, jamur dan bahan-bahan kimia.

Material ini dibuat dalam berberapa macam tipe. Pemilihan tipe yang tepat tergantung
pada kondisi tanah dasar, fungsi dan beban yang direncanakan.

2. Non Woven Geotextile

Geotextile (Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik) adalah jenis
Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan
dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP).Non
Woven Geotextile
FUNGSI

Geotextile Non Woven berfungsi sebagai :

1. Filter / Penyaring

Sebagai filter, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah terbawanya partikel-
partikel tanah pada aliran air. Karena sifat Geotextile Non Woven adalah permeable
(tembus air) maka air dapat melewati Geotextile tetapi partikel tanah tertahan. Aplikasi
sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain (drainase bawah
tanah).

2. Separator / Pemisah

Sebagai separator atau pemisah, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah
tercampurnya lapisan material yang satu dengan material yang lainnya.

Contoh penggunaan Geotextile sebagai separator adalah pada proyek pembangunan


jalan di atas tanah dasar lunak (misalnya berlumpur). Pada proyek ini, Geotextile
mencegah naiknya lumpur ke sistem perkerasan, sehingga tidak terjadi pumping
effect yang akan mudah merusak perkerasan jalan. Selain itu keberadaan Geotextile
juga mempermudah proses pemadatan sistem perkerasan.

3. Stabilization / Stabilisator

Fungsi Geotextile ini sering disebut juga sebagai Reinforcement / Perkuatan. Misalnya
dipakai pada proyek-proyek timbunan tanah, perkuatan lereng dll. Fungsi ini
sebenarnya masih menjadi perdebatan dikalangan ahli geoteknik, sebab Geotextile
bekerja menggunakan metode membrane effect yang hanya mengandalkan tensile
strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan setempat pada
timbunan, masih besar, karena kurangnya kekakuan bahan. Apalagi sifat Geotextile
yang mudah mulur terutama jika terkena air (terjadi reaksi hidrolisis) menjadikannya
rawan sebagai bahan perkuatan lereng.

4. Lain-lain

Fungsi Geotextile yang lain adalah sebagai pengganti karung goni pada
proses curing beton untuk mencegah terjadinya retak-retak pada proses pengeringan
beton baru.

 GEOTEXTILE SEBAGAI PENANGANAN LONGSORAN

Salah satu aplikasi geotekstil adalah untuk penanganan longsoran, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa penanggulangan longsoran dengan bahan geosintetik atau
geotekstil pada ruas jalan sebagai perkuatan timbunan jalan mempunyai fungsi sebagai
berikut :

1. Geosintetik atau geotekstil sebagai separator, yaitu mencegah bercampurnya agregat


pilihan dengan lapisan asli tanah lunak
2. Geosintetik atau geotekstil sebagai perkuatan tanah dasar, yang mana material
geosintetik atau geotekstil memiliki properties kekuatan tarik yang melawan pergerakan
tanah dasar baik mengembang ataupun menyusut.
3. Geosintetik atau geotekstil sebagai perkuatan lereng jalan sementara atau permanen
4. Geomembrane sebagai perkuatan pada bahu jalan, yang berfungsi untuk mencegah
perubahan kadar air pada tanah dasar karena geomembran mempunyai sifat kedap air,
tahan pelapukan terhadap zat kimia tanah, dan organisme pembusukan dalam tanah,
selain itu mempunyai tahanan terhadap kekuatan tarik terhadap longsoran , daya tahan
terhadap sobek, dan daya tahan coblos yang tinggi.
5. Geotekstil non woven atau tanpa tenunan yang terbuat dari serat polyprophylene
melalui proses needle punched adalah cocok untuk apliaksi pada tanah dasar yang
banyak mengandung sisa-sisa tanaman karena mempunayi daya tahan coblos yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bahan lainnya. Disamping itu geotekstil non woven
memiliki sifat hidrolik propertis yang lebih bagus shingga bisa sekaligus berfunsi
sebagai filter yang hanya melarutkan air tanpa membawa agregat tanah .

Langkah-langkah perhitungan adalah :

1. Penentuan beban yang bekerja di ruas jalan


2. Analisa stabilitas internal dengan menghitung : tebal lapis perkuatan tanah, panjang
geotekstil di depan dan di belakang bidang longsor, panjang total geotekstil bidang
longsor, panjang overlap bahan perkuatan, panjang overlap bahan perkuatan, analisis
stabilitas lereng, stabilitas terhadap kuat dukung tanah.

1.2 GEOTEXTILE/GEOGRID PADA TIMBUNAN TANAH

Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan
untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil.
Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah
lunak.

Beberapa fungsi dari geotekstil yaitu:

1. untuk perkuatan tanah lunak.


2. untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama dan
mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.
3. sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai lapisan pelindung.

Geotextile dapat digunakan sebagai perkuatan timbunan tanah pada kasus:


1. Timbunan tanah diatas tanah lunak
2. Timbunan diatas pondasi tiang
3. Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence

Timbunan Tanah Diatas Tanah Lunak

Pada hakekatnya, timbunan diatas tanah lunak merupakan masalah daya dukung.
Pertimbangan lain adalah bahwa stabilitas timbunan kritis pada akhir konstruksi. Hal ini
dikarenakan permeabilitas tanah lempung lunak yang tidak memungkinkan pengaliran
dan konsolidasi pada masa konstruksi. Pada akhir konstruksi, beban telah diterapkan,
tetapi tidak ada peningkatan kuat geser tanah akibat konsolidasi.

Sesudah konsolidasi terjadi, peningkatan kuat geser umumnya menghilangkan perlunya


perkuatan geotextile untuk menambah stabilitas. Untuk memperoleh peningkatan kuat
geser, tinggi timbunan harus sedemikian sehingga pada awal kosntruksi mengakibatkan
tegangan vertikal yang melewati tegangan pra-konsolidasinya.

Jadi peranan geotextile adalah mempertahankan stabilitas sampai tanah lunak


terkonsolidasi (kuat geser meningkat berarti) sampai saat dapat memikul beban
timbunan itu sendiri.

Keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan geotekstil perkuatan tanah lunak
adalah Konstruksi sederhana sehingga mudah untuk dilaksanakan, menghemat waktu
pelaksanaan, menghemat biaya konstruksi. Sedangkan kerugian dari penggunaan
geotekstil adalah bahwa geotekstil tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Tetapi hal ini
dapat diatasi dengan penutupan berupa pasangan batu kali ataupun dengan bahan
lainya.

1.3 GEOTEXTILE PADA STRUKTUR DINDING PENAHAN TANAH

Penambahan lapis geotekstil pada lapisan tanah sirtu sering dipergunakan


untuk mengatasi permasalahan pada struktur penahan tanah. Cara ini mampu
memberikan peningkatan kemampuan rnenerima beban yang cukup besar.
Suatu model penelitian dibuat di laboratorium untuk mempelajari
seberapa besar peningkatan beban yang dapat dipikul oleh model struktur penahan
tanah. Model percobaan berupa bak uji berukuran 100 x 50 x 60 cm3. Pengamatan
dilakukan dengan membandingkan lateral displacement pada model struktur
penahan tanah tanpa geotekstil maupun dengan penambahan lapis geotekstil.
Dilakukan tes pembebanan dengan mengamati peningkatan beban yang dapat
dipikul model struktur penahan tanah.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa peningkatan beban terbesar yang


dapat dipikul oleh model struktur penahan tanah dengan lapisan geotekstil
dibandingkan dengan tanpa lapisan geotekstil adalah sebesar 824%, yaitu pada
percobaan dengan menggunakan geotekstil type HATE Reinfox sebanyak 7 lapis
(sejarak 7.5 cm). Peningkatan beban yang terjadi dengan pemakaian 5 lapis HATE
Reinfox (sejarak 10 cm) adalah sebesar 684%, sedangkan pada pemakaian 3 lapis
HATE Reinfox adalah sebesar 586% bila dibandingkan dengan tanpa pemakaian
geotekstil.

Sedangkan dan type HDPE G-Line, peningkatan beban terbesar yang


dapat dipikul oleh model struktur penahan tanah dengan lapisan geotekstil
dibandingkan dengan tanpa lapisan geotekstil adalah sebesar 683%, yaitu pada
percobaan dengan menggunakan 7 lapis HDPE G-Line (sejarak 7.5 cm).
Peningkatan beban yang terjadi dengan penambahan 5 lapis HDPE G-Line
(sejarak 10 cm) adalah sebesar 519%, sedangkan pada pemakaian 3 lapis HDPE
G-Line adalah sebesar 142% bila dibandingkan dengan tanpa pemakaian lapisan
geotekstil.

GEOGRID

Geogrid adalahPerkuatan sistem anyaman.Geogrid berupa lembaran berongga dari


bahan polymer. Pada umumnya sistem serat tikar banyak digunakan untuk memperkuat
badan timbunan pada jalan, lereng atau tanggul dan dinding tegak. Mekanisme
kekuatan perkuatan dapat meningkatkan kuat geser.

Pembangunan jalan diatas tanah lunak dengan metode:

1. Penggunaan cerucuk kayu yang berfungsi sebagai settlement reducer, yang walaupun
memiliki kelemahan keterbatasan umur material namun telah terbukti dan diterima
sebagai suatu sistem.
2. Penggunaan sistem Corduroy/geotextile bagian dari tanah soil reinforcement untuk
menaklukkan kuat geser.
3. Penggunaan sistem Cakar ayam yang dikombinasikan dengan geotextile diatas tanah
lunak.
4. Menggunakan cerucuk matras beton dengan komponen cerucuk dan matras dimana
setiap unit pelat matras masing-masing berada disebuat titik/cerucut.
5. Penggunaan bahan expandsed Polysstyrene yang yang mempunyai berat jenis sangat
rendah untuk konstruksi timbunan jalan raya, maupun sebagai lapisan pendukung
fondasi diatas tanah lunak sehingga memperkecil tegangan yang bekerja.

VERTIKAL DRAIN

Umumnya jenis tanah yang mengalami konsolidasi berlebihan adalah lempung lunak
jenuh. Terdapat beberapa metode yang bisa dilakukan guna perbaikan tanah lunak
terhadap penurunan yang berlebihan (settlemen) dan secara garis besar dapat
dikelompokan dalam tiga kategori : pertama dapat dilakukan dengan memasang vertical
drain, kedua dengan menggunakan cerucuk atau corduroy serta yang ketiga dengan
menggunakan pondasi tiang.
Pertama memasang vertical drain, tanah lempung lunak jenuh adalah tanah dengan
rongga kapiler yang sangat kecil sehingga proses konsolidasi saat tanah dibebani
memerlukan waktu cukup lama, sehingga untuk mengeluarkan air dari tanah secara
cepat adalah dengan mebuat vertical drain pada radius tertentu sehingga air yang
terkandung dalam tanah akan termobilisasi keluar melalui vertical drain yang telah
terpasang. Vertical drain ini dapat berupa stone column atau menggunakan material
fabricated yang diproduk oleh geosinindo atau pabrik yang lainnya. Pekerjaan vertical
drain ini biasanya dikombinasikan dengan pekerjaan pre-load berupa timbunan tanah,
dengan maksud memberikan beban pada tanah sehingga air yang terkandung dalam
tanah bisa termobilisasi dengan lebih cepat.

Kedua dengan menggunakan cerucuk bamboo atau corduroy, prinsip kerjanya


sebelum dilakukan penimbunan terlebih dahulu memasang bantalan baik yang terbuat
dari bamboo (cerucuk) atau dari kayu gelondongan (corduroy) sehingga saat tanah
dihampar tidak bercampur dengan tanah asli dibawahnya dan tanah timbunan tersebut
membentuk satu kesatuan yang mengapung diatas tanah aslinya semacam pontoon
yang mengapung diatas air. Terdapat pondasi cerucuk bamboo yang telah dimodifikasi
dan dipatentkan oleh Pak Mansyur Irsyam (dosen ITB) yang telah diaplikasikan pada
bebepara daerah di indonesia serta telah terbukti manfaatnya.

Ketiga dengan menggunakan taing pancang, bisa berupa bore pile atau PC spun
pile, sehingga struktur yang akan kita bangun diatas tanah tersebut tidak lagi
menumpuh pada tanah lunak tersebut akan tetap menumpu pada lapisan tanah keras
dibawahnya. Satu hal yang perlu diperhatikan saat merencanakan pondasi tiang
pancang pada tanah lunak adalah negative skin friction.

Dua metode perbaikan tanah lunak yang saya sebutkan pertama cocok diaplikasikan
pada pekerjaan jalan, yard penumpukan barang pada dermaga dll. Sementara untuk
untuk pondasi dari struktur atau proses equipment yang tepat diguanakan adalah
menggunakan pondasi tiang pancang.
Mengerti Kelebihan dan Kekurangan Geotextile Geotekstil
adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang
digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan
pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara
moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak. Beberapa
pemanfaatan geotextile adalah untuk perkuatan tanah lunak, untuk
konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama
dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding
penahan tanah, sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan
sebagai lapisan pelindung. Geotextile juga dapat digunakan sebagai
perkuatan timbunan tanah pada kasus timbunan tanah diatas tanah
lunak, timbunan diatas pondasi tiang, dan timbunan diatas tanah
yang rawan subsidence.
Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan
geotextile dapat menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada
tanah lunak karena rendahnya daya dukung tanah. Keuntungan
pemasangan geotextile pada pelaksanaan jalan di atas tanah lunak
adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih
murah di bandingkan dengan metoda penimbunan konvensional.
Penggunan Woven Geotextile akan memberikan hasil yang lebih baik
sebab arah gaya dapat disesuaikan dengan arah serat, sehingga
deformasi dapat dikontrol dengan baik. Pada non-Woven Geotextile
arah serat dalam struktur geotextile tidak terarah, sehingga apabila
dibebani, maka akan terjadi deformasi yang sangat besar, dan sulit
dikontrol.
Dalam penggunaan geotekstil kita harus menetapkan perkuatan
sebesar apa yang dibutuhkan. Keputusan tersebut harus didasari dari
berbagai faktor yang harus diperhatikan. Pertama, jenis geotekstil
yang akan digunakan. Kedua, sifat hubungan dan regangan,hal ini
diperlukan agar deformasi yang terjadi pada konstruksi perkuatan
kecil. Ketiga, sifat pembebanan, perkuatan di atas tanah lunak,beban
timbunan yang lebih besar akan memerlukan perkuatan dengan
tensile strength yang lebih besar pula. Keempat, kondisi lingkungan,
perubahan cuaca, air laut, kondisi asam atau basa serta mikro
organisme seperti bakteri akan mengurangi kekuatan geotextile.
Kelima, bahan timbunan yang akan digunakan.
Geotekstil pada jalan berfungsi sebagai lapis perkuatan sekaligus
sebagai lapis pemisah (separator) antara material timbunan dengan
tanah dasar sehingga konstruksi jalan menjadi stabil, tidak
bergelombang dan rata pada permukaannya.
Beberapa keuntungan menggunakan geotekstil, diantaranya :
Pertama, mencegah kontaminasi agregat subbase dan base oleh tanah
dasar lunak dan mendistribusikan beban lalulintas yang efektif
melalui lapisan-lapisan timbunan. Kedua, meniadakan kehilangan
agregat timbunan ke dalam tanah dasar yang lunak dan memperkecil
biaya dan kebutuhan tambahan ‘lapisan agregat terbuang’. Ketiga,
mengurangi tebal galian stripping dan meminimalkan pekerjaan
persiapan. Keempat, meningkatkan ketahanan agregat timbunan
terhadap keruntuhan setempat pada lokasi beban dengan
memperkuat tanah timbunan. Kelima, mengurangi penurunan dan
deformasi yang tidak merata serta deformasi dari struktur jadi.
Selain itu, geotekstil juga mempunyai kelemahan, yaitu SINAR
ULTRAVIOLET, karena bahan geosintetik akan mengalami degradasi
yang cepat dibawah terik sinar matahari.
GEOTUBE
Salah satu penyebab erosi atau abrasi pantai adalah gelombang atau arus yang besar. Arus ini
dapat mengakibatkan kerusakan pada konstruksi di sisi daratan. Beberapa jenis konstruksi
proteksi erosi antara lain tumpukan batu, tetrapod, bronjong, atau sheet pile. Adapun konstruksi
proteksi erosi tersebut di atas memiliki beberapa kekurangan, mulai dari kesulitan pelaksanaan
konstruksi di lapangan, pengadaan material dan terutama dari segi tingginya biaya, hingga
lamanya waktu konstruksi.

Geotube merupakan salah satu dari berbagai jenis aplikasi geosintetik yang digolongkan ke
dalam produk geotekstil, baik geotekstil woven maupun non woven. Geotekstil woven
tersusun atas filamen polipropelen yang mengandung ultra violet stabilized dan dianyam
sedemikian rupa sehingga kuat serta dengan pori yang lebih besar dan anyaman seratnya lebih
teratur, sedangkan geostekstil non woven tersusun dari poliester dengan kandungan ultra violet
stabilized melalui proses needle punch dengan pori sangat kecil dan seratnya tidak teratur dan
tidak dianyam. Baik geotekstil woven maupun non woven merupakan anyaman/lembaran
yang kokoh tidak terurai dan memiliki kuat tarik yang sama.

Geosintetik sendiri merupakan produk planar yang dibuat dari bahan polimer, yang digunakan
pada tanah, batuan, atau materi geoteknik lainnya, sebagai pelengkap dalam sebuah proyek,
struktur maupun sistem buatan. Atau sederhananya geosintetik adalah produk buatan dari
bahan polimer yang berfungsi untuk memperbaiki perilaku tanah. Geotube memiliki kapasitas
antara 2 sampai 5 m3 per meter dengan berat antara 2-5 ton, berbentuk memanjang seperti pipa
raksasa.
Pada prinsipnya, fungsi geosintetik sebagai pembungkus geotube adalah menahan tanah atau
campuran yang berada di dalam, tapi pada saat yang bersamaan harus dapat mengalirkan air
keluar tanpa membawa butiran tanah dari dalam.
Dalam kegiatan di lapangan geotube biasa juga disebut sebagai geobag. Geobag adalah
geotekstil dalam bentuk kantong (bag) yang diisi dengan tanah atau pasir dan dijahit sehingga
berbentuk bantalan-bantalan yang dimanfaatkan untuk menggantikan batuan atau bangunan
proteksi pantai yang konvensional. Meskipun jenisnya serupa namun bentuk geobag lebih
pendek dibandingkan dengan goetube.

Ada jenis serta bentuk geosintetik lainnya, yaitu geomembran yang berbentuk lembaran dan
dalam kegiatan perikanan kadangkala disebut dengan istilah LDPE (Low Density Poly Ethylene)
yang dipakai untuk konstruksi dasar tambak/kolam ikan atau tambak garam.

Fungsi dari material geosintetik dalam struktur dirancang untuk berfungsi sebagai separasi,
drainase, perkuatan, proteksi, filtrasi, dan penahan cairan. Atau dengan kata lain sebagai
pengganti inti bangunan pantai yang biasanya menggunakan batu, sehingga material ini bisa
dikategorikan sebagai material yang ramah lingkungan dan memudahkan dalam konstruksi
bangunan.

Geotekstil merupakan bagian terbesar dari geosintetik karena fungsinya yang cukup variatif.
Sebagian besar geotekstil terbuat dari polipropilene, walaupun penggunaan poliester dan
polietilene cukup banyak ditemukan. Bahan-bahan polimer di atas dibentuk menjadi serat-serat
atau benang yang kemudian difabrikasikan menjadi geotekstil woven serta geotekstil non-
woven.

Kelebihan geotube dibandingkan jenis material lainnya adalah:


• bentuknya yang dapat mengikuti bentuk permukaan tanah,
• kemampuannya menahan partikel tanah namun pada saat yang bersamaan air dapat
terdisipasi,
• berat tube yang cukup besar sehingga geotube stabil dalam konstruksi,
• harga yang relatif ekonomis, tergantung dari lokasi, ketersediaan material, alat dan tenaga
kerja,
• ramah lingkungan,
• dan tentunya kemudahan untuk memperoleh tube.

Beberapa contoh pemanfaatan geotube:


1. Membantu proses reklamasi
2. Penahan abrasi
3. Penahan air rob laut
4. Pemecah gelombang pantai, jetty, breakwater
5. Dewatering
6. Tanggul.

Geotube memiliki kelebihan dari konstruksi lain, seperti: (1) biaya konstruksi lebih rendah; (2)
waktu pelaksanaan konstruksi lebih cepat; (3) material pengisi dapat diperoleh dengan mudah
di lokasi setempat (jika pasir tersedia); (4) pelaksanaan konstruksi dan pemasangan dapat
dilakukan di dalam air dengan kedalaman tertentu.

Anda mungkin juga menyukai