Geotextile nonwoven
merupakan salah satu jenis geotextile yang berbentuk lembaran dan tak beranyam
(non woven) yang dibuat dari serat-serat polymer yang berbahan
dasar polypropylene /polyester yang dibuat menggunakan mesin bertekhnologi
modern secara mekanis dengan quality qontrol yang tinggi. Non Woven
Geotextile umumnya digunakan pada bidang rekayasa geoteknik.
Geotextile Non Woven memiliki fungsi sebagai pemisah (separator), perkuatan,
drainase, filter, sebagai proteksi (pelindung), pengontrol erosi dan lain sebagainya.
Geotextile Non Woven yang dibuat dalam beberapa tipe, yang pada umumnya dapat
dibedakan dari berat jenis atau kekuatan tariknya. Penentuan/ pemilihan tipe
tergantung dari keadaan tanah dasar, fungsi serta beban yang telah direncanakan.
Aplikasi Geotextile Non Woven
Geotextile nonwoven
Material ini dapat diaplikasikan pada konstruksi jalan, konstruksi jalur kereta api,
reklamasi, coastal breakwater, revetment & riprappantai, area parkir dan lain
sebagainya.
Geotextile Non Woven memiliki daya kuat tarik yang cukup tinggi serta memiliki
ketahanan akan temperature, cuaca, suhu, mikroorganisme & juga bahan-bahan
kimia.
Fungsi Geotextile :
1. Filter / Penyaring
Sebagai filter, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah terbawanya
partikel-partikel tanah pada aliran air. Karena sifat Geotextile Non Woven adalah
permeable (tembus air) maka air dapat melewati Geotextile tetapi partikel tanah
tertahan. Aplikasi sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain
(drainase bawah tanah).
2. Separator / Pemisah
Sebagai separator atau pemisah, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah
tercampurnya lapisan material yang satu dengan material yang lainnya.
Geotextiles di Cina dimulai pada awal 80 dan #39; s, tetapi adalah digunakan
kurang, hanya sebuah aplikasi tes. Hingga 1998 dan #39; s ekstrim banjir
mendapat perhatian dari pemerintah, sektor konstruksi termasuk aplikasi
geotextile pada spesifikasi desain dan standar terkait, geotextile akan benar-
benar mendapatkan perhatian dan pengembangan. Dari geotextiles kami
digunakan lebih dari 300 juta m2, total proporsi non woven geotextile untuk
sekitar 40%. Konstruksi teknik sipil di Cina memiliki pasar potensial yang besar,
potensi yang tidak pernah lebih rendah dari Amerika Serikat jumlah 7 ~ 8 juta
m2. Para ahli memperkirakan bahwa geotextile di Cina selama 15 tahun, tidak
akan tumbuh dalam digit ganda, yang merupakan pertumbuhan lebih cepat di
PET Spunbond filamen geotextiles.
Di andquot; XVandquot; andquot; Sebelas-Fiveandquot; proyek, rencana kami di
conservancy air, listrik, transportasi, perlindungan lingkungan, pemerintahan air,
seperti proyek investasi besar, termasuk air conservancy konstruksi, proyek,
kekuatan, jalan dan kereta api konstruksi dan lingkungan, serta pelabuhan,
Bandara, pengobatan sampah, pengelolaan sungai, penggurunan kontrol proyek
rekayasa, berjumlah ratusan miliar Yuan investasi. Cina dalam 10 tahun atau
lebih, akan ada konstruksi proyek infrastruktur yang lebih, akan juga menjadi
lebih dan lebih banyak permintaan untuk geotextile, Cina akan menjadi duniadan
#39; s terbesar pemasaran bahan sintetis geo.
GEOTEXTILE
October 1, 2014Uncategorized
Geosintetik adalah material yang saat ini populer dalam proyek konstruksi di Indonesia
terutama dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak seperti di pulau Sumatera dan
Kalimantan yang banyak terdapat tanah gambut. Selain itugeosintetik juga diaplikasikan
sebagai filter pada konstruksi penahan gelombang baik di tepian pantai maupun lepas
pantai . Istilah geosintetik mengacu pada material sintetik yang digunakan dalam
permasalahan geoteknik. Material sintetik merupakan hasil polimerisasi dari industri-
industri kimia atau minyak bumi.
Penggunaan bahan sintetik ini berkaitan dengan sifat ketahanan (durabilitity) material
sintetik terhadap senyawa-senyawa kimia, pelapukan, keausan, sinar ultra violet dan
mikroorganisme. Polimer utama yang digunakan untuk pembuatan geosintetik adalah
Polyester (PET), Polyamide (PM), Polypropylene (PP), dan Polyethylene (PE).
Geosintetik yang ada terdiri dari berbagai jenis dan diklasifikasikan dalam beberapa
bentuk sebagai berikut :
1. Geotekstil, bahan lulus air dari anyaman (woven) atau tanpa anyaman (non woven) dari
benang-benang atau serat- serat sintetik yang digunakan dalam pekerjaan tanah.
2. Geogrid, produk geotekstil yang berupa lubang-lubang berbentuk segi empat (geotextile
grid) atau lubang berbentuk jaring (geotextile net) , biasanya terbuat dari bahan
Polyester (PET) atau High Density Polyethylene (HDPE)
3. Geofabric, semua produk geosintetik yang berbentuk lembaran
4. Geocoposite, kombinasi dua atau lebih tipe geosintetik
5. Geomembrane, geosintetik yang bersifat impermeable atau tidak tembus air, biasanya
dibuat dari bahan high density polyethylene (HDPE).
6. Geocell, berbentuk sel-sel sebagai bahan penahan erosi atau perkuatan , terbuat dari
bahan High Density Polyethylene (HDPE)
7. Geotube, berbentuk tabung memanjang yang digunakan di daerah pantai
8. Geobag, berbentuk karung sebagai perkuatan di aliran sungai atau pantai.
9. Geocontainer, sebagai bahan pembuat pulau atau konstruksi ditengah laut dan
diturunkan dari kapal .
10. Vertical drain, sebagai bahan pemercepat aliran disipasi air pori sehingga mempercepat
proses settlement.
11. Concrete matras, berbentuk matras atau kasur yang diisi dengan beton untuk penahan
dinding sungai pencegah erosi
12. Geojute, terbuat dari jaring-jaring atau bahan serat alami seperti dari serat kelapa sawit
untuk penahan erosi .Produk ini mempunyai aplikasi yang sangat luas di bidang
geoteknik & teknik sipil dari mulai konstruksi jalan raya, embankmen, perkuatan tanah
lunak, jalan kereta api, jembatan, perkuatan lereng dan dinding, waduk, reklamasi
pantai dan lainnya.
GEOTEXTILE
Geotextile meliputi woven (tenun) dan non woven (tanpa tenun). Tenun dihasilkan dari
‘interlaying’ antara benang-benang melalui proses tenun, sedangkan non woven
dihasilkan dari beberapa proses seperti : heat bonded (dengan panas), needle punched
(dengan jarum), dan chemical bonded (enggunakan bahan kimia). Baik woven maupun
non woven dihasilkan dari benang dan serat polimer terutama : polypropelene,
poliester, polyethilene dan polyamide.
Sebenarnya geotekstil pada awalnya dibuat dari berbagai bahan seperti serat-asli
(kertas, filter, papan kayu, bambu) , misalnya penggunaan jute untuk percepatan
konsolidasi sebagi pengganti pasir sebagai bahan drainase (vertical drain) yang banyak
dilakukan di India atau dilakukan di Belanda dengan menggunakan serat filter.
Perkuatan tanah lunak juga menggunakan papan-papan kayu atau anyaman bambu
yang ditempatkan di atas di atas tanah lunak (jaman Romawi kuno dan juga di
Kalimantan Indonesia). Hanya bahan organik tersebut mudah lapuk sehingga umur
konstruksi tidak dapat lama kecuali bahan dari bambu atau kayu yang apabila berada
dalam air secara terus menerus akan bersifat permanen.
1. Woven Geotextile
Woven Geotextile adalah lembaran Geotextile terbuat dari bahan serat sintetis tenunan
dengan tambahan pelindung anti ultra violet yang mempunyai kekuatan tarik yang
cukup tinggi, yang dibuat untuk mengatasi masalah untuk perbaikan tanah khususnya
yang terkait di bidang teknik sipil secara efisien dan efektif, antara lain untuk mengatasi
atau menanggulangi masalah pembuatan jalan dan timbunan pada dasar tanah lunak,
tanah rawa.
Bahan baku material ini adalah Polypropylene polymer (PP) dan ada juga dari Polyester
(PET) yang didukung oleh hasil test dan hasil riset di laboratorium, mengikuti standar
ASTM, antara lain : kekuatan tarik, kekuatan terhadap tusukan, sobekan, kemuluran
dan juga ketahanan terhadap mico organisme, bakteri, jamur dan bahan-bahan kimia.
Material ini dibuat dalam berberapa macam tipe. Pemilihan tipe yang tepat tergantung
pada kondisi tanah dasar, fungsi dan beban yang direncanakan.
Geotextile (Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik) adalah jenis
Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan
dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP).Non
Woven Geotextile
FUNGSI
1. Filter / Penyaring
Sebagai filter, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah terbawanya partikel-
partikel tanah pada aliran air. Karena sifat Geotextile Non Woven adalah permeable
(tembus air) maka air dapat melewati Geotextile tetapi partikel tanah tertahan. Aplikasi
sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain (drainase bawah
tanah).
2. Separator / Pemisah
Sebagai separator atau pemisah, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah
tercampurnya lapisan material yang satu dengan material yang lainnya.
3. Stabilization / Stabilisator
Fungsi Geotextile ini sering disebut juga sebagai Reinforcement / Perkuatan. Misalnya
dipakai pada proyek-proyek timbunan tanah, perkuatan lereng dll. Fungsi ini
sebenarnya masih menjadi perdebatan dikalangan ahli geoteknik, sebab Geotextile
bekerja menggunakan metode membrane effect yang hanya mengandalkan tensile
strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan setempat pada
timbunan, masih besar, karena kurangnya kekakuan bahan. Apalagi sifat Geotextile
yang mudah mulur terutama jika terkena air (terjadi reaksi hidrolisis) menjadikannya
rawan sebagai bahan perkuatan lereng.
4. Lain-lain
Fungsi Geotextile yang lain adalah sebagai pengganti karung goni pada
proses curing beton untuk mencegah terjadinya retak-retak pada proses pengeringan
beton baru.
Salah satu aplikasi geotekstil adalah untuk penanganan longsoran, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa penanggulangan longsoran dengan bahan geosintetik atau
geotekstil pada ruas jalan sebagai perkuatan timbunan jalan mempunyai fungsi sebagai
berikut :
Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan
untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil.
Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah
lunak.
Pada hakekatnya, timbunan diatas tanah lunak merupakan masalah daya dukung.
Pertimbangan lain adalah bahwa stabilitas timbunan kritis pada akhir konstruksi. Hal ini
dikarenakan permeabilitas tanah lempung lunak yang tidak memungkinkan pengaliran
dan konsolidasi pada masa konstruksi. Pada akhir konstruksi, beban telah diterapkan,
tetapi tidak ada peningkatan kuat geser tanah akibat konsolidasi.
Keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan geotekstil perkuatan tanah lunak
adalah Konstruksi sederhana sehingga mudah untuk dilaksanakan, menghemat waktu
pelaksanaan, menghemat biaya konstruksi. Sedangkan kerugian dari penggunaan
geotekstil adalah bahwa geotekstil tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Tetapi hal ini
dapat diatasi dengan penutupan berupa pasangan batu kali ataupun dengan bahan
lainya.
GEOGRID
1. Penggunaan cerucuk kayu yang berfungsi sebagai settlement reducer, yang walaupun
memiliki kelemahan keterbatasan umur material namun telah terbukti dan diterima
sebagai suatu sistem.
2. Penggunaan sistem Corduroy/geotextile bagian dari tanah soil reinforcement untuk
menaklukkan kuat geser.
3. Penggunaan sistem Cakar ayam yang dikombinasikan dengan geotextile diatas tanah
lunak.
4. Menggunakan cerucuk matras beton dengan komponen cerucuk dan matras dimana
setiap unit pelat matras masing-masing berada disebuat titik/cerucut.
5. Penggunaan bahan expandsed Polysstyrene yang yang mempunyai berat jenis sangat
rendah untuk konstruksi timbunan jalan raya, maupun sebagai lapisan pendukung
fondasi diatas tanah lunak sehingga memperkecil tegangan yang bekerja.
VERTIKAL DRAIN
Umumnya jenis tanah yang mengalami konsolidasi berlebihan adalah lempung lunak
jenuh. Terdapat beberapa metode yang bisa dilakukan guna perbaikan tanah lunak
terhadap penurunan yang berlebihan (settlemen) dan secara garis besar dapat
dikelompokan dalam tiga kategori : pertama dapat dilakukan dengan memasang vertical
drain, kedua dengan menggunakan cerucuk atau corduroy serta yang ketiga dengan
menggunakan pondasi tiang.
Pertama memasang vertical drain, tanah lempung lunak jenuh adalah tanah dengan
rongga kapiler yang sangat kecil sehingga proses konsolidasi saat tanah dibebani
memerlukan waktu cukup lama, sehingga untuk mengeluarkan air dari tanah secara
cepat adalah dengan mebuat vertical drain pada radius tertentu sehingga air yang
terkandung dalam tanah akan termobilisasi keluar melalui vertical drain yang telah
terpasang. Vertical drain ini dapat berupa stone column atau menggunakan material
fabricated yang diproduk oleh geosinindo atau pabrik yang lainnya. Pekerjaan vertical
drain ini biasanya dikombinasikan dengan pekerjaan pre-load berupa timbunan tanah,
dengan maksud memberikan beban pada tanah sehingga air yang terkandung dalam
tanah bisa termobilisasi dengan lebih cepat.
Ketiga dengan menggunakan taing pancang, bisa berupa bore pile atau PC spun
pile, sehingga struktur yang akan kita bangun diatas tanah tersebut tidak lagi
menumpuh pada tanah lunak tersebut akan tetap menumpu pada lapisan tanah keras
dibawahnya. Satu hal yang perlu diperhatikan saat merencanakan pondasi tiang
pancang pada tanah lunak adalah negative skin friction.
Dua metode perbaikan tanah lunak yang saya sebutkan pertama cocok diaplikasikan
pada pekerjaan jalan, yard penumpukan barang pada dermaga dll. Sementara untuk
untuk pondasi dari struktur atau proses equipment yang tepat diguanakan adalah
menggunakan pondasi tiang pancang.
Mengerti Kelebihan dan Kekurangan Geotextile Geotekstil
adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang
digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan
pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara
moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak. Beberapa
pemanfaatan geotextile adalah untuk perkuatan tanah lunak, untuk
konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama
dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding
penahan tanah, sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan
sebagai lapisan pelindung. Geotextile juga dapat digunakan sebagai
perkuatan timbunan tanah pada kasus timbunan tanah diatas tanah
lunak, timbunan diatas pondasi tiang, dan timbunan diatas tanah
yang rawan subsidence.
Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan
geotextile dapat menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada
tanah lunak karena rendahnya daya dukung tanah. Keuntungan
pemasangan geotextile pada pelaksanaan jalan di atas tanah lunak
adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih
murah di bandingkan dengan metoda penimbunan konvensional.
Penggunan Woven Geotextile akan memberikan hasil yang lebih baik
sebab arah gaya dapat disesuaikan dengan arah serat, sehingga
deformasi dapat dikontrol dengan baik. Pada non-Woven Geotextile
arah serat dalam struktur geotextile tidak terarah, sehingga apabila
dibebani, maka akan terjadi deformasi yang sangat besar, dan sulit
dikontrol.
Dalam penggunaan geotekstil kita harus menetapkan perkuatan
sebesar apa yang dibutuhkan. Keputusan tersebut harus didasari dari
berbagai faktor yang harus diperhatikan. Pertama, jenis geotekstil
yang akan digunakan. Kedua, sifat hubungan dan regangan,hal ini
diperlukan agar deformasi yang terjadi pada konstruksi perkuatan
kecil. Ketiga, sifat pembebanan, perkuatan di atas tanah lunak,beban
timbunan yang lebih besar akan memerlukan perkuatan dengan
tensile strength yang lebih besar pula. Keempat, kondisi lingkungan,
perubahan cuaca, air laut, kondisi asam atau basa serta mikro
organisme seperti bakteri akan mengurangi kekuatan geotextile.
Kelima, bahan timbunan yang akan digunakan.
Geotekstil pada jalan berfungsi sebagai lapis perkuatan sekaligus
sebagai lapis pemisah (separator) antara material timbunan dengan
tanah dasar sehingga konstruksi jalan menjadi stabil, tidak
bergelombang dan rata pada permukaannya.
Beberapa keuntungan menggunakan geotekstil, diantaranya :
Pertama, mencegah kontaminasi agregat subbase dan base oleh tanah
dasar lunak dan mendistribusikan beban lalulintas yang efektif
melalui lapisan-lapisan timbunan. Kedua, meniadakan kehilangan
agregat timbunan ke dalam tanah dasar yang lunak dan memperkecil
biaya dan kebutuhan tambahan ‘lapisan agregat terbuang’. Ketiga,
mengurangi tebal galian stripping dan meminimalkan pekerjaan
persiapan. Keempat, meningkatkan ketahanan agregat timbunan
terhadap keruntuhan setempat pada lokasi beban dengan
memperkuat tanah timbunan. Kelima, mengurangi penurunan dan
deformasi yang tidak merata serta deformasi dari struktur jadi.
Selain itu, geotekstil juga mempunyai kelemahan, yaitu SINAR
ULTRAVIOLET, karena bahan geosintetik akan mengalami degradasi
yang cepat dibawah terik sinar matahari.
GEOTUBE
Salah satu penyebab erosi atau abrasi pantai adalah gelombang atau arus yang besar. Arus ini
dapat mengakibatkan kerusakan pada konstruksi di sisi daratan. Beberapa jenis konstruksi
proteksi erosi antara lain tumpukan batu, tetrapod, bronjong, atau sheet pile. Adapun konstruksi
proteksi erosi tersebut di atas memiliki beberapa kekurangan, mulai dari kesulitan pelaksanaan
konstruksi di lapangan, pengadaan material dan terutama dari segi tingginya biaya, hingga
lamanya waktu konstruksi.
Geotube merupakan salah satu dari berbagai jenis aplikasi geosintetik yang digolongkan ke
dalam produk geotekstil, baik geotekstil woven maupun non woven. Geotekstil woven
tersusun atas filamen polipropelen yang mengandung ultra violet stabilized dan dianyam
sedemikian rupa sehingga kuat serta dengan pori yang lebih besar dan anyaman seratnya lebih
teratur, sedangkan geostekstil non woven tersusun dari poliester dengan kandungan ultra violet
stabilized melalui proses needle punch dengan pori sangat kecil dan seratnya tidak teratur dan
tidak dianyam. Baik geotekstil woven maupun non woven merupakan anyaman/lembaran
yang kokoh tidak terurai dan memiliki kuat tarik yang sama.
Geosintetik sendiri merupakan produk planar yang dibuat dari bahan polimer, yang digunakan
pada tanah, batuan, atau materi geoteknik lainnya, sebagai pelengkap dalam sebuah proyek,
struktur maupun sistem buatan. Atau sederhananya geosintetik adalah produk buatan dari
bahan polimer yang berfungsi untuk memperbaiki perilaku tanah. Geotube memiliki kapasitas
antara 2 sampai 5 m3 per meter dengan berat antara 2-5 ton, berbentuk memanjang seperti pipa
raksasa.
Pada prinsipnya, fungsi geosintetik sebagai pembungkus geotube adalah menahan tanah atau
campuran yang berada di dalam, tapi pada saat yang bersamaan harus dapat mengalirkan air
keluar tanpa membawa butiran tanah dari dalam.
Dalam kegiatan di lapangan geotube biasa juga disebut sebagai geobag. Geobag adalah
geotekstil dalam bentuk kantong (bag) yang diisi dengan tanah atau pasir dan dijahit sehingga
berbentuk bantalan-bantalan yang dimanfaatkan untuk menggantikan batuan atau bangunan
proteksi pantai yang konvensional. Meskipun jenisnya serupa namun bentuk geobag lebih
pendek dibandingkan dengan goetube.
Ada jenis serta bentuk geosintetik lainnya, yaitu geomembran yang berbentuk lembaran dan
dalam kegiatan perikanan kadangkala disebut dengan istilah LDPE (Low Density Poly Ethylene)
yang dipakai untuk konstruksi dasar tambak/kolam ikan atau tambak garam.
Fungsi dari material geosintetik dalam struktur dirancang untuk berfungsi sebagai separasi,
drainase, perkuatan, proteksi, filtrasi, dan penahan cairan. Atau dengan kata lain sebagai
pengganti inti bangunan pantai yang biasanya menggunakan batu, sehingga material ini bisa
dikategorikan sebagai material yang ramah lingkungan dan memudahkan dalam konstruksi
bangunan.
Geotekstil merupakan bagian terbesar dari geosintetik karena fungsinya yang cukup variatif.
Sebagian besar geotekstil terbuat dari polipropilene, walaupun penggunaan poliester dan
polietilene cukup banyak ditemukan. Bahan-bahan polimer di atas dibentuk menjadi serat-serat
atau benang yang kemudian difabrikasikan menjadi geotekstil woven serta geotekstil non-
woven.
Geotube memiliki kelebihan dari konstruksi lain, seperti: (1) biaya konstruksi lebih rendah; (2)
waktu pelaksanaan konstruksi lebih cepat; (3) material pengisi dapat diperoleh dengan mudah
di lokasi setempat (jika pasir tersedia); (4) pelaksanaan konstruksi dan pemasangan dapat
dilakukan di dalam air dengan kedalaman tertentu.