Anda di halaman 1dari 10

COV

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESa atas rahmat- Nya
yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah “Timbunan
Tanah Lunak” yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Geoteknik
Dalam makalah ini saya membahas mengenai macam-macam Penanganan Timbunan
Tanah Lunak beserta jenisnya.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah tempat untuk mendirikan sebuah struktur maupun konstruksi bangunan,
baik konstruksi bangunan gedung maupun konstruksi jalan. Menurut Bowles (1986), tanah
adalah bahan konstruksi yang sudah tersedia di lapangan yang sangat ekonomis dan mudah
didapatkan. Tanah bisa digunakan sebagai timbunan jalan raya, jalan kereta api, sebagai
tanggul maupun bendungan. Meskipun mempunyai sifat ekonomis dan mudah didapatkan
akan tetapi tanah juga harus diuji kualitasnya sebelum digunakan sebagi bahan konstruksi
untuk menghindari kegagalan konstruksi.
Masalah yang sering timbul ketika mendirikan konstruksi di atas tanah adalah sifat-
sifat tanah yang buruk seperti kekuatan geser yang terlalu kuat, plastisitas tanah yang tinggi
dan beberapa sifat-sifat tanah lainnya. Maka dalam perencanaan konstruksi besarnya
pengaruh tanah perlu diperhitungkan secara matang.
Tanah yang mengalami penyusutan pada saat kering dan mengembang pada saat
basah disebut dengan tanah mengembang. Apabila suatu konstruksi dibangun diatas tanah
yang mengembang (expansive soils) maka akan terjadi kerusakan-kerusakan konstruksi
bangunan tersebut seperti retakan pada perkerasan jalan dan jembatan, kerusakan struktur
plat, kerusakan pondasi, penurunan dan lain sebagainya.
Timbunan yang dibangun di atas tanah lunak cenderung untuk menyebar secara
lateral akibat tekanan tanah horizontal yang bekerja di dalam timbunan. Tekanan tanah ini
menimbulkan tegangan geser horizontal pada dasar timbunan yang harus ditahan oleh tanah
pondasi. Apabila tanah pondasi tidak memiliki tahanan geser yang cukup, maka akan terjadi
keruntuhan.
Dari permasalahan di atas diperlukan adanya perbaikan untuk menghasilkan stabilitas
tanah yang dikehendaki. Stabilitas tanah dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara
lain dengan menggunakan metode preloading, grouting, pemadatan, kolom pasir, Geotekstil
dan lain-lain. Makalah ini akan difokuskan pada stabilisasi tanah dengan metode Geotekstil.
Pemasangan geotekstil atau geogrid berkekuatan tinggi yang direncanakan dengan
tepat akan berfungsi sebagai perkuatan untuk meningkatkan stabilitas serta mencegah
keruntuhan. Geotekstil atau geogrid juga akan mengurangi pergeseran horizontal dan vertikal
tanah di bawahnya, sehingga dapat mengurangi penuruan diferensial.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui secara langsung pengaplikasian Geotextile
2. Menambah wawasan konstruksi pada kondisi tanah lunak
3. Memenuhi tugas mata kuliah Geoteknik

1.3 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah
dengan menggunakan metode sumber- sumber yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geotekstil


Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan
untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan
geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak
Geosintetik adalah material yang saat ini populer dalam proyek konstruksi di
Indonesia terutama dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak seperti di pulau Sumatera
dan Kalimantan yang banyak terdapat tanah gambut. Selain itu geosintetik juga diaplikasikan
sebagai filter pada konstruksi penahan gelombang baik di tepian pantai maupun lepas pantai .
Istilah geosintetik mengacu pada material sintetik yang digunakan dalam permasalahan
geoteknik. Material sintetik merupakan hasil polimerisasi dari industri-industri kimia atau
minyak bumi.
Penggunaan bahan sintetik ini berkaitan dengan sifat ketahanan (durabilitity) material
sintetik terhadap senyawa-senyawa kimia, pelapukan, keausan, sinar ultra violet dan
mikroorganisme. Polimer utama yang digunakan untuk pembuatan geosintetik adalah
Polyester (PET), Polyamide (PM), Polypropylene (PP), dan Polyethylene (PE).
Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan
untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan
geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.

Beberapa fungi dari geotekstil yaitu:


1. untuk perkuatan tanah lunak.
2. untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama
dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.
3. sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai lapisan
pelindung.
Geotextile dapat digunakan sebagai perkuatan timbunan tanah pada kasus:
1.Timbunan tanah diatas tanah lunak
2.Timbunan diatas pondasi tiang
3.Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence

2.2 Jenis – jenis Geotextile


Jenis geotextile ada 2 ,yaitu;
a. Woven Geotextile (Anyaman)
Pengertian Geotextile Woven adalah salah satu jenis Geotextile teranyam. yang
terbuat dari bahan dasar Polypropilene. agar mempermudah pengaplikasiannya,
Geotextile Woven seperti karung beras tapi bukan yang terbuat dari bahan goni tetapi
berwarna hitam dari bahan sintetik. Geotextile Woven memiliki fungsi sebagai bahan
stabilisasi tanah dasar terutama tanah dasar lunak agar tanah tersebut bisa terlapisi dan
tidak mudah turun permukaannya karena dilapisi Geotextile Woven, karena
Geotextile jenis ini mempunyai tensile strength (kuat tarik) yang lebih

2
tinggi dibandingkan denganGeotextile Non Woven sekitar 2 kali lipat untuk gramasi
atau berat per m2 yang sama.

b. Non-Woven Geotextile (Nir-Anyam) Geotextile Non Woven, adalah Filter Fabric


yang jenisnya tidak teranyam, berbentuknya seperti karpet kain. Umumnya bahan
dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther atau Polypropylene.

Geotextile Non Woven digunakan sebagai :


a. Penyaring (Filter)
Penyaring Geotextile Non Woven bermanfaat untuk mencegah terbawanya partikel
tanah pada aliran air. Geotextile Non Woven bersifat permeable (tembus air) oleh
karena itu air dapat melewati Geotextile dan partikel tanah dapat tersaring,. Aplikasi
Geotextile Non Woven biasanya digunakan sebagai aplikasi filtrasi pada proyek
drainase bawah tanah.
b. Aplikasi Separator / Pemisah
Bahan Geotextile Non Woven digunakan sebagai aplikasi pemisah agar mencegah
tercampurnya material yang satu dengan material yang lain. Seperti penggunaan
Geotextile pada proyek pembangunan jalan di atas tanah yang dasarnya lunak.
Pada proyek tersebut, Geotextile berguna untuk mencegah naiknya lumpur ke
sistem perkerasan, Supaya tidak terjadi pumping effect yang akan merusak
perkerasan jalan yang sudah terbentuk. Keberadaan Geotextile dapat mempermudah
proses pemadatan
sistem pengerasan.

3
c. Aplikasi Stabilisator
Manfaat Geotextile biasa disebut sebagai Reinforcement / Perkuatan.
Contohnya dipakai untuk proyek timbunan tanah, penguatan lereng agar tidak longsor
dll. Fungsi tersebut masih dijadikan perdebatan dikalangan ahli geoteknik, karena
Geotextile metode kerjanya menggunakan membrane effect yang hanya
mengandalkan tensile strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya
penurunan pada timbunan setempat masih besar, dan geotextile kekuatannya
kurang karena bahan geotextile memiliki sifat mudah mulur bila terkena air (terjadi
reaksi hidrolisis) hal tersebut rawan untuk bahan penguatan lereng.

2.3 Prinsip Dasar Geosintetik

Geosintetik untuk perkuatan timbunan dapat berupa geotekstil anyam dan nir-anyam,
maupun geogrid. Fungsi geotekstil, dalam hal ini sebagai tulangan, pemisah atau drainase.
Bila timbunan terletak pada tanah lunak, deformasi yang berlebihan menyebabkan timbunan
menjadi melengkungke bawah. Melengkungnya tubuh timbunan ini merusakkan bangunan di
atasnya.
Pada prinsipnya, timbunan berperilaku sama seperti balok yang dibebani, yaitu bila
timbunan melengkung terlalu tajam, maka akan timbul retak-retak di bagian bawahnya.
Analisis mekanika tanah dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi tanah dan geometri
timbunannya. Dari analisis ini akan dihasilkan kekuatan tulangan geotekstil yang dibutuhkan
agar timbunan tidak berdeformasi
secara berlebihan.

Geotekstil
(sumber : geotextile.web.id)

Geotekstil, bila diletakkan di bawah timbunan jalan atau tanggul juga dapat
mengurangi tegangan-tegangan pada lapisan tanah di bagian bawah, yaitu ketika lapisan ini
mengalami tarikan akibat beban yang bekerja. Dengan adanya geotekstil, integritas struktur
timbunan lebih terjaga, sehingga beban timbunan disebarkan ke area yang lebih luas dan
dengan demikian geotekstil dapat mengurangi intensitas tekanan ke tanah di bawahnya.
Jika tanah lunak yang berada di bawah timbunan terpenetrasi ke dalam bahan
timbunan di atasnya, maka sifat-sifat mekanis tanah timbunan akan terpengaruh, yaitu
kekuatan tanah di sekitar dasar timbunan akan berkurang. Kadar air dalam tanah lunak secara
berangsur-angsur berkurang oleh adanya geotekstil yang berfungsi sebagai drainase

4
2.4 Pemasangan Geotekstil
Timbunan yang diperkuat dengan tulangan geotekstil dapat memberikan penghematan
yang signifikan dibandingkan dengan metoda konvensional, seperti metoda stabilisasi dengan
pembangunan berm maupun metoda perpindahan. Dalam tanah pondasi di bawah timbunan
yang terlalu lunak, untuk dapat mendukung beban timbunan di atasnya, maka diperlukan
geotekstil untuk perkuatannya. Kecuali dipasang di dasar timbunan geotekstil juga dapat
dipasang untuk perkuatan lereng timbunan. Untuk ini, perancangan biasanya didasarkan pada
analisis stabilitas lereng.

5
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
 Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan geotextile dapat
menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah lunak karena rendahnya daya
dukung tanah. Keuntungan pemasangan geotextile pada pelaksanaan jalan di atas
tanah lunak adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relative lebih murah
di bandingkan dengan metode penimbunan konvensional.
 Geosintetik banyak jenisnya dalam bahan yang digunakannya diantaranya Geogrid
dan Geotekstil
 Geotekstil adalah bahan tekstil yang umumnya lolos air yang dipasang Bersama
pondasi,tanah, batuan,atau material geoteknik lainnya sebagai suatu kesatuan dari
system struktur, atau suatu produk buatan manusia.

3.2 Saran
 Pemasangan geotextile harus sesuai dengan gambar .kerja.serta memperhatikan agar
geotextile yang telah terhampar tidak merosot terlipat atau sobek pada saat ditimbuni
material lain di atasnya,maka dari itu sebelum penghamparan geotextile disusun kayu
terlebih dahulu karena kondisi tanah yang lunak dan basah harus berhati hati dalam
penghamparan geotextile ini

6
DAFTAR PUSTAKA

http://www.galeripustaka.com/2013/04/geosintetik-untuk-perkuatan-timbunan.html
https://tekniksipilumb.wordpress.com/2014/10/01/geotextile/
https://dokumen.tips/documents/makalah-perbaikan-tanah-metode-geotextile-nda.html
http://eprints.ums.ac.id/32174/4/BAB%20I.pdf
https://docplayer.info/72974466-Makalah-metode-perkuatan-dan-perbaikan-tanah-surface-
reinforcement-disusun-oleh-ahmad-aldiansyah-pasaribu-nim.html

Anda mungkin juga menyukai