PENDAHULUAN
Apabila suatu timbunan tinggi dibangun di atas tanah dasar yang relative lunak seperti
tanah lempung dan memiliki daya dukung yang rendah maka akan mempengaruhi
kestabilan timbunan di atasnya. kelongsoran maupun kerusakan jalan (jalan menjadi
bergelombang) akibat terjadinya differential settlement. Sehingga, perlu dilakukan
perbaikan tanah dasar dan perkuatan stabilitas timbunan. Untuk mengatasi kerusakan
yang disebabkan oleh tanah ekspansif salah satunya dengan dilakukannya stabilisasi
tanah. Stabilitas tanah merupakan usaha perbaikan tanah yang memungkinkan untuk
memperbaiki tanah yang mempunyai daya dukung rendah menjadi lebih baik. Salah satu
metode untuk stabilitas tanah adalah menggunakan geotextile, Kenapa menggunakan
metode Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan PRELOADING, karena metode ini
mempercepat waktu konsolidasi dan memapatkan tanah dasar.
2.1. GEOTEXTILE
2.1.1. PENGERTIAN GEOTEXTILE
Secara umum pengertian geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel,
permeable yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan
pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha
untuk perkuatan tanah lunak. Adapun fungsi dari geotextile yaitu sabagai berikut:
a. untuk perkuatan tanah lunak.
b. untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama dan
mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.
c. sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai lapisan pelindung.
Penggunaan konstruksi perkuatan pada lahan basah pertama kali dilaporkan dengan
menggunakan steel mseh di bawah konstruksi timbunan pada daerah pasang surut di
Perancis. Perbandingan antara timbunan di atas tanah gambut di Afrika dengan dan tanpa
perkuatan dilaporkan. Dinyatakan bahwa selain woven polypropylene fabric, tegangan tarik
semua jenis geotextile yang diambil contohnya dari pemasangan setahun sebelumnya
berkurang antara 25% sampai 36% dari tegangan tarik awalnya, meskipun tidak berpengaruh
banyak pada fungsinya.
Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan geotextile dapat
menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah lunak karena rendahnya daya dukung
tanah. Keuntungan pemasangan geotextile pada pelaksanaan jalan di atas tanah lunak
adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah di bandingkan
dengan metoda penimbunan konvensional, mencegah kontaminasi agregat subbase dan base
oleh tanah dasar lunak dan mendistribusikan beban lalulintas yang efektif melalui lapisan-
lapisan timbunan, meniadakan kehilangan agregat timbunan ke dalam tanah dasar yang
lunak dan memperkecil biaya dan kebutuhan tambahan lapisan agregat terbuang,
Mengurangi tebal galian stripping dan meminimalkan pekerjaan persiapan, Meningkatkan
ketahanan agregat timbunan terhadap keruntuhan setempat pada lokasi beban dengan
memperkuat tanah timbunan, mengurangi penurunan dan deformasi yang tidak merata serta
deformasi dari struktur jadi.
Adapun metode untuk pemasangan geotextile yang benar, sebagai berikut Geotextile
harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau
kerutan.Sambungan geotekstil tiap lembarannya dipasang overlapping terhadap lembaran
berikutnya.Pada daerah pemasangan yang berbentuk kurva (misalnya tikungan jalan),
geotekstil dipasang mengikuti arah kurva.Jangan membuat overlapping atau jahitan pada
daerah yang searah dengan beban roda (beban lalu-lintas).Jika Geotextile dipasang untuk
terkena langsung sinar matahari maka digunakan geotekstil yang berwarna hitam.
2.1.2. JENIS – JENIS GEOTEXTILE
1. Woven Geotextile (Anyaman)
Pengertian geotextile woven adalah salah satu jenis Geotextile teranyam. yang
terbuat dari bahan dasar Polypropilene. agar mempermudah pengaplikasiannya,
Geotextile Woven seperti karung beras tapi bukan yang terbuat dari bahan goni tetapi
berwarna hitam dari bahan sintetik. Geotextile Woven memiliki fungsi sebagai bahan
stabilisasi tanah dasar terutama tanah dasar lunak agar tanah tersebut bisa terlapisi dan
tidak mudah turun permukaannya karena dilapisi geotextile woven, karena Geotextile
jenis ini mempunyai tensile strength (kuat tarik) yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Geotextile Non Woven sekitar 2 kali lipat untuk gramasi atau berat per m2 yang sama.
Aplikasi Stabilisator
Manfaat Geotextile biasa disebut sebagai Reinforcement / Perkuatan. Contohnya dipakai
untuk proyek timbunan tanah, penguatan lereng agar tidak longsor dll. Fungsi tersebut
masih dijadikan perdebatan dikalangan ahli geoteknik, karena Geotextile metode kerjanya
menggunakan membrane effect yang hanya mengandalkan tensile strength (kuat tarik)
sehingga kemungkinan terjadinya penurunan pada timbunan setempat masih besar, dan
geotextile kekuatannya kurang karena bahan geotextile memiliki sifat mudah mulur bila
terkena air (terjadi reaksi hidrolisis) hal tersebut rawan untuk bahan penguatan lereng.
Adapun jenis Geotextile Encased Stone Column, Dalam tanah yang sangat lembek dengan
kekuatan gaya geser undrained yang rendah, kolom batu konvensional tidak dianjurkan
karena batas tegangan efektif dari tanah tidak akan tercapai. Masalah penggunaan
penggunaan kolom batu di tanah lunak tersebut dapat diselesaikan dengan membungkus
kolom dengan perkuatan geotextile. Sistem ini diperkenalkan dengan nama Geotextile
Encased Stone Columns (GESC) yang telah digunakan dan berhasil dalam praktek rekayasa
dalam beberapa tahun terakhir.Perencanaan geotextile encased stone column sebagai
perkuatan stabilitas timbunan menggunakan perhitungan sama seperti stone column. Jenis
batu yang digunakan adalah batu pecah. Aditya Daniar Wicaksono, DKK(2017) menjelaskan
“Agar stone column tidak merambat ke dalam tanah maka stone column dibungkus dengan
geotextile untuk menjaga kekuatan dari stone column agar tidak merambat ke tanah
dikarenakan stone column tidak bisa dipakai di tanah yang lunak”. Jumlah stone column yang
diperlukan akan dihitung berdasarkan kebutuhan momen penahan tambahan hingga memiliki
nilai SF≥ 1,5 yang merupakan angka keamanan terhadap bearing capacity failure.
Prefabricated Vertical Drain (PVD) adalah material geokomposit yang terdiri dari lapisan inti
yang terbuat dari polypropylene / polyethylene dan lapisan filter yang terbuat dari bahan
geotekstil spunbond. Fungsi utama dari Prefabricated Vertical Drain (PVD) adalah
mempercepat proses pengaliran air pori sehingga proses konsolidasi tanah menjadi lebih
cepat), dapat mempercepat waktu konsolidasi hingga 20 kali lebih cepat dibandingkan
dengan tanpa PVD atau vertical drain. Dengan demikian, settlement tanah eksisting sudah
selesai (90 % – 95 %) selama masa layan bangunan berlangsung.Prefabricated Vertical
Drain (PVD) cocok digunakan untuk mengatasi masalah konsolidasi yang besar dan
memakan waktu lama, terutama pada tanah lempung jenuh kompresibel. Biasanya kondisi
seperti ini banyak dijumpai pada lahan reklamasi, timbunan diatas tanah lunak, pembukaan
lahan baru untuk lapangan penumpukan dan jalan raya.
Apabila suatu timbunan tinggi dibangun di atas tanah dasar yang relative lunak dan
memiliki daya dukung yang rendah maka akan mempengaruhi kestabilan timbunan di
atasnya. Ketidakstabilan timbunan yang dapat terjadi adalah berupa kelongsoran
maupun kerusakan jalan (jalan menjadi bergelombang) akibat terjadinya differential
settlement. Sehingga, perlu dilakukan perbaikan tanah dasar dan perkuatan stabilitas
timbunan
3.2.TINJAUAN PUSTAKA
a. Daya Dukung
Daya dukung adalah kemampuan tanah menahan beban, seperti beban
timbunan, beban perkerasan, beban timbunan, dan beban lalu lintas. Analisis
daya dukung menggunakan analisis stabilitas terhadap puncture yang pada
prinsipnya sama dengan perhitungan daya dukung pondasi dangkal di kondisi
yang paling kritis (short term). Untuk menganalisis daya dukung tanah
menggunakan Persamaan 1 (Wahyudi, 1997).
Cu : kohesi (t/m2)
E’ : modulus oedometrik
E = E 1−2μ2 1−μ
E : modulus elastisitas
μ : koefisien poisson
c. Penurunan Konsolidasi
Penurunan konsolidasi merupakan keadaan apabila lapisan tanah mengalami
penambahan beban, tekanan air pori akan naik secara mendadak Keluarnya
air pori disertai dengan berkurangnya volume tanah yang menyebabkan
penurunan lapisan tanah. Pada tanah lempung yang berpemeabilitas rendah,
tegangan air pori berlebih memerlukan waktu yang lama untuk terdisipasi,
dengan demikian penurunan konsolidasi membutuhkan waktu yang sangat
lama. Untuk menghitung penurunan konsolidasi menggunakan Persamaan
Cc : indeks pemampatan
e : angka pori
t = Tv x Hdr2Cv(4)
t : waktu (tahun)
Tv : faktor waktu
Sc : penurunan (m)
γ′ = γTimbunan − γw (t/m3)
Perhitungan penentuan waktu penurunan tanah dasar dengan PVD menggunakan Persamaan
t = D2 8 x Chx Fn x ln 1 1−Uh(7)
t : waktu (tahun)
Ch = 2,5 x Cv (8)
Fn = ln D dw − 3 4 (9)
dw : diameter ekivalen PVD
dw = 2 .(a+b) π(10)
Derajat konsolidasi digunakan sebagai salah satu kriteria dalam menilai keefektifan
pekerjaan perbaikan tanah dengan menggunakan timbunan. Terdapat dua jenis derajat
konsolidasi, yaitu derajat konsolidasi tanah arah vertikal (Uv) dan derajat konsolidasi tanah
arah horisontal (Uh). Untuk menghitung nilai derajat konsolidasi tanah arah vertikal (Uv)
dengan menggunakan Persamaan :
t : waktu (tahun)
Untuk menghitung nilai derajat konsolidasi tanah arah horisontal (Uh) dapat menggunakan
Persamaan13.
Uh = 1 – 1 exp 8 x Ch x t D2 x Fn(13)
Pemasangan PVD di lapangan tidak sampai sedalam lapisan compressible dengan syarat
kecepatan penurunan (rate of settlement) lapisan tanah di bawah PVD ≤ 1,50 cm/tahun.
Untuk menghitung nilai Rate of Settlement (RoS) menggunakan Persamaan 15 (Mochtar,
2000).
Data tanah menggunakan data sekunder, maksud dari data sekunder disini adalah sumber data
penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa
buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan secara umum. Dari data tanah yang didapat hanya memiliki nilai N-SPT.PVD
menggunakan tipe CT-D812 dan Geotextile menggunakan tipe UW-250. Oleh karena itu
untuk parameter lain dicari menggunakan statistik distribusi. Rekapitulasi data tanah dapat
dilihat pada Tabel 1 Tabel. Besar pemampatan (Sc) dihitung menggunakan rumus Terzaghi
(1942)]. Perhitungan besar pemampatan dilakukan untuk mencari tinggi timbunan awal
(Hinisial) yang dibutuhkan untuk mencapai tinggi rencana (Hfinal). Dalam Studi ini
perencanaan Hinisial memperhitungkan beban timbunan, beban lalu lintas dan beban
perkerasan. Rekapitulasi dari perhitungan Sc, Hinisial, dan Hfinal dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Rekapitulasi perhitungan Hinisial, Hfinal, dan Sc.
1. Geotextile
Dalam tanah yang sangat lembek dengan kekuatan gaya geser undrained yang rendah,
kolom batu konvensional tidak dianjurkan karena batas tegangan efektif dari tanah
tidak akan tercapai. Masalah penggunaan penggunaan kolom batu di tanah lunak
tersebut dapat diselesaikan dengan membungkus kolom dengan perkuatan geotextile.
Sistem ini diperkenalkan dengan nama Geotextile Encased Stone Columns (GESC)
yang telah digunakan dan berhasil dalam praktek rekayasa dalam beberapa tahun
terakhir. Perencanaan geotextile encased stone column sebagai perkuatan stabilitas
timbunan menggunakan perhitungan sama seperti stone column. Jenis batu yang
digunakan adalah batu pecah. Fungsi geotextile yaitu sebagai pembungkus agar
mencegah stone column yang pada dasarnya tidak bisa dipakai untuk perkuatan
stabilitas timbunan di tanah yang lunak supaya tidak merambat ke dalam tanah.
Tegangan yang besar dari beban timbunan yang disalurkan ke stone column akan
ditahan menggunakan geotextile untuk menjaga kekuatan dari stone column agar
tidak merambat ke tanah. Jumlah stone column yang diperlukan akan dihitung
berdasarkan kebutuhan momen penahan tambahan hingga memiliki nilai SF≥ 1,5
yang merupakan angka keamanan terhadap bearing capacity failure.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar. B, Indrasurya, 2000. Teknik Perbaikan Tanah dan Alternatif Perencanaan pada
Tanah Bermasalah (Problematic Soils). Surabaya: Jurusan Teknik Sipil – FTSP, ITS.
Wahyudi, Herman. 1999. Teknik Reklamasi. Surabaya: Jurusan Teknik Sipil – FTSP, ITS
Wicaksono, Aditya Daniar dkk.2017. Perencanaan Perbaikan Tanah Dasar dan Perkuatan
Stabilitas Timbunan Jalan Tol Pasuruan-Grati STA 30+100 s.d STA 31+500. JURNAL
TEKNIK ITS.