GEOTEXTILE
GIRI DANUARTO
03 111 745 000 008
Geotextile ( Geotekstil / Filter Fabrics ) adalah salah satu bahan Geosynthetics ( Geosintetik ) yang
tembus air, yang dapat digunakan / berfungsi sebagai separator, filter, proteksi, dan perkuatan.
Bahan dasar pembuatannya adalah Polyesther atau Polyprophilene. Secara umum terbagi menjadi
dua jenis : Non-Woven dan Woven.
Geotextile meliputi woven ( tenun ) dan non-woven ( tanpa tenun ). Tenun dihasilkan dari “
interlaying “ antara benang - benang melalui proses tenun, sedangkan non-woven dihasilkan dari
beberapa proses seperti,
a. Heat Bonded ( dengan panas )
b. Needle Punched ( dengan jarum )
c. Chemical Bonded ( denggunakan bahan kimia )
Baik woven maupun non woven dihasilkan dari benang dan serat polimer terutama,
a. Polypropelene
b. Polyester
c. Polyethylene
d. Polyamide
Sebenarnya geotekstil pada awalnya dibuat dari berbagai bahan seperti serat-asli ( kertas, filter,
papan kayu, bamboo ). Misalnya penggunaan jute untuk percepatan konsolidasi sebagi pengganti
pasir sebagai bahan drainase ( vertical drain ) yang banyak dilakukan di India atau dilakukan di
Belanda dengan menggunakan serat filter.
Perkuatan tanah lunak juga menggunakan papan-papan kayu atau anyaman bambu yang
ditempatkan di atas di atas tanah lunak ( zaman Romawi kuno dan juga di Kalimantan Indonesia
). Hanya bahan organik tersebut mudah lapuk sehingga umur konstruksi tidak dapat lama kecuali
bahan dari bambu atau kayu yang apabila berada dalam air secara terus menerus akan bersifat
permanen.
a. Konstruksi Jalan
Sebagai separator, menahan beban antara lapisan perkerasan dan lapisan tanah yang
lunak, dengan cara menerima dan menyebarkan tegangan lebih luas.
b. Rel Kereta Api
Woven Geotextile menjadi lapisan pemisah antara tanah dasar dengan lapisan batu
pecah (balast) sehingga jalur rel kereta dapat lebih stabil.
c. Dinding Penahan Tanah
Dengan desain perhitungan yang tepat kita dapat menggunakan Woven Geotextile
sebagai dinding penahan tanah (DPT) yang ekonomis, stabil dan kuat.
d. Penahan Erosi Pantai
Woven Geotextile yang dikombinasikan dengan batu / tetrapod dapat digunakan sebagai
penahan erosi, sehingga pasir tidak terbawa arus / ombak. Dan dapat juga dipasang dibawah
tetrapod pada pemecah gelombang.
a. Separator
Sebagai separator geotextile mencegah hilangnya agregat sekaligus mengurangi jumlah
material pengisi (urugan) yang pada akhirnya akan menghemat biaya pelaksanaan danjuga
pemeliharaan.
b. Erosion Kontrol
Penggunaan material ini sebagai erosion control dibawah struktur revetment, riprap pantai,
coastal breakwater, jetty, konstruksi dibelakang bronjong. Merupakan alternatif yang terbaik
guna mencegah tergerusnya tanah melalui celah-celah granular matrial akibat hempasan air
atau ombak.
c. Filter dan Drainase
Material ini memiliki permeabilitas yang cukup bagus sehingga sangat efektif untuk filtrasi.
dimana memungkinkan air bisa melewati atau melalui pori-pori material ini, dan tetap bisa
mencegah berpindahnya partikel-partikel tanah.
d. Protection
Dibeberapa konstruksi, penggunaan material geomembrane untuk impermeable liner, non
woven geotextile ini disarankan dipakai sebagai pelindung untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada material yang dilindungi yaitu geomembrane.
Salah satu aplikasi geotekstil adalah untuk penanganan longsoran, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa penanggulangan longsoran dengan bahan geosintetik atau geotekstil pada
ruas jalan sebagai perkuatan timbunan jalan mempunyai fungsi sebagai berikut,
Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan untuk
stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil
merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.
Pada hakekatnya, timbunan diatas tanah lunak merupakan masalah daya dukung. Pertimbangan
lain adalah bahwa stabilitas timbunan kritis pada akhir konstruksi. Hal ini dikarenakan
permeabilitas tanah lempung lunak yang tidak memungkinkan pengaliran dan konsolidasi pada
masa konstruksi. Pada akhir konstruksi, beban telah diterapkan, tetapi tidak ada peningkatan kuat
geser tanah akibat konsolidasi.
Sesudah konsolidasi terjadi, peningkatan kuat geser umumnya menghilangkan perlunya perkuatan
geotextile untuk menambah stabilitas. Untuk memperoleh peningkatan kuat geser, tinggi timbunan
harus sedemikian sehingga pada awal kosntruksi mengakibatkan tegangan vertikal yang melewati
tegangan pra-konsolidasinya.
Jadi peranan geotextile adalah mempertahankan stabilitas sampai tanah lunak terkonsolidasi ( kuat
geser meningkat berarti ) sampai saat dapat memikul beban timbunan itu sendiri.
Keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan geotekstil perkuatan tanah lunak adalah
Konstruksi sederhana sehingga mudah untuk dilaksanakan, menghemat waktu pelaksanaan,
menghemat biaya konstruksi. Sedangkan kerugian dari penggunaan geotekstil adalah bahwa
geotekstil tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan penutupan
berupa pasangan batu kali ataupun dengan bahan lainya.
GEOGRID
Geogrid adalah perkuatan sistem anyaman. Geogrid berupa lembaran berongga dari bahan
polymer. Pada umumnya sistem serat tikar banyak digunakan untuk memperkuat badan timbunan
pada jalan, lereng atau tanggul dan dinding tegak. Mekanisme kekuatan perkuatan dapat
meningkatkan kuat geser.
VERTIKAL DRAIN
Umumnya jenis tanah yang mengalami konsolidasi berlebihan adalah lempung lunak jenuh.
Terdapat beberapa metode yang bisa dilakukan guna perbaikan tanah lunak terhadap penurunan
yang berlebihan (settlemen) dan secara garis besar dapat dikelompokan dalam tiga kategori :
pertama dapat dilakukan dengan memasang vertical drain, kedua dengan menggunakan cerucuk
atau corduroy serta yang ketiga dengan menggunakan pondasi tiang.
Pertama memasang vertical drain, tanah lempung lunak jenuh adalah tanah dengan rongga
kapiler yang sangat kecil sehingga proses konsolidasi saat tanah dibebani memerlukan waktu
cukup lama, sehingga untuk mengeluarkan air dari tanah secara cepat adalah dengan mebuat
vertical drain pada radius tertentu sehingga air yang terkandung dalam tanah akan termobilisasi
keluar melalui vertical drain yang telah terpasang. Vertical drain ini dapat berupa stone column
atau menggunakan material fabricated yang diproduk oleh geosinindo atau pabrik yang lainnya.
Pekerjaan vertical drain ini biasanya dikombinasikan dengan pekerjaan pre-load berupa timbunan
tanah, dengan maksud memberikan beban pada tanah sehingga air yang terkandung dalam tanah
bisa termobilisasi dengan lebih cepat.
Kedua dengan menggunakan cerucuk bamboo atau corduroy, prinsip kerjanya sebelum
dilakukan penimbunan terlebih dahulu memasang bantalan baik yang terbuat dari bamboo
(cerucuk) atau dari kayu gelondongan (corduroy) sehingga saat tanah dihampar tidak bercampur
dengan tanah asli dibawahnya dan tanah timbunan tersebut membentuk satu kesatuan yang
mengapung diatas tanah aslinya semacam pontoon yang mengapung diatas air. Terdapat pondasi
cerucuk bamboo yang telah dimodifikasi dan dipatentkan oleh Pak Mansyur Irsyam (dosen ITB)
yang telah diaplikasikan pada bebepara daerah di indonesia serta telah terbukti manfaatnya.
Ketiga dengan menggunakan taing pancang, bisa berupa bore pile atau PC spun pile, sehingga
struktur yang akan kita bangun diatas tanah tersebut tidak lagi menumpuh pada tanah lunak
tersebut akan tetap menumpu pada lapisan tanah keras dibawahnya. Satu hal yang perlu
diperhatikan saat merencanakan pondasi tiang pancang pada tanah lunak adalah negative skin
friction. Dua metode perbaikan tanah lunak yang saya sebutkan pertama cocok diaplikasikan pada
pekerjaan jalan, yard penumpukan barang pada dermaga dll. Sementara untuk untuk pondasi dari
struktur atau proses equipment yang tepat diguanakan adalah menggunakan pondasi tiang
pancang.
Teknik penjahitan menjadi alternatif yang lebih praktis dan ekonomis apabila lebar tumpang tindih
geotekstil yang dibutuhkan sangat besar (1,0 m atau lebih). Penjahitan dapat dilakukan di pabrik
maupun di lapangan. Variabel-variabel berikut perlu diperhatikan jika ingin memperoleh kualitas
jahitan yang baik dan efektif,
a. Jenis benang
Bahan dasar benang berdasarkan urutan kekuatan dan harga tertinggi adalah polietilena,
poliester, atau polipropilena. Durabilitas benang harus sesuai dengan persyaratan proyek.
b. Tegangan benang;
Pada aplikasi di lapangan, benang sebaiknya ditegangkan dengan cukup kencang tetapi tidak
sampai merobek geotekstil.
c. Kerapatan jahitan;
Biasanya digunakan 200 jahitan sampai dengan 400 jahitan per meter untuk jenisngeotekstil
ringan, dan hanya 150 jahitan sampai dengan 200 jahitan yang diperbolehkan untuk geotekstil
yang lebih berat.
d. Jenis jahitan:
1) Tipe 101, dengan rantai jahitan tali tunggal
2) Tipe 401, dengan rantai jahitan tali rangkap atau terkunci, untuk menghindari lepasnya
jahitan
Rantai jahitan dengan benang tunggal Rantai jahitan dengan benang rangkap atau
jahitan terkunci
Gambar jenis jahitan
e. Jumlah baris;
Dua baris atau lebih dan sejajar untuk meningkatkan keamanan.
f. Jenis penyambungan.