PENDAHULUAN
2.
3.
1.3 Metode
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.
3.
2.
3.
4.
5.
Biasanya digunakan 200 jahitan sampai dengan 400 jahitan per meter
untuk jenisngeotekstil ringan, dan hanya 150 jahitan sampai dengan 200
jahitan yang diperbolehkan untuk geotekstil yang lebih berat.
d. Jenis jahitan:
1) Tipe 101, dengan rantai jahitan tali tunggal
2) Tipe 401, dengan rantai jahitan tali rangkap atau terkunci, untuk
menghindari lepasnya jahitan
Tipe 101:
Tipe 401:
200
kN/m
(berdasarkan
pabrik
pembuatnya)
dengan
benang
pengawasan.
yang
berwarna
kontras
untuk
mempermudah
BAB III
PEMBAHASAN
1. Nama Kegiatan
Peningkatan Pelayanan Jasa Angkutan
2. Nama Pekerjaan
Pembangunan Fasilitas Darat Pelabuhan Roro Air Putih
3. Lokasi Proyek
Pelabuhan Roro Kec. Bengkalis Kab. Bengkalis
4. Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan Proyek berdasarkan ketentuan dalam Dokumen
Pengadaan, dikerjakan selama 120 (Seratus dua puluh) hari kalender
terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan oleh Pemilik
Proyek/Owner.
5. Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
1.
Pekerjaan Persiapan
2.
Pekerjaan Tanah
3.
4.
Pekerjaan Beton
6. Pelaksana :
PT. Tangga Batu Jaya Abadi
7. Konsultan Pengawas :
Cv. Suai Mandiri Konsultan
8. Nilai Kontrak :
Rp. 7.008.483.300,-
Dalam
pembangunan
fasilitas
roro
ini
dikarenakan
meluapnya
penyebrang dari bengkalis menuju sei. Pakning pada hari raya agama dan hari
besar lainnya Dan untuk Meningkatkan ke efisiensi waktu dalam pengantran
penumpang. pembangunan pelabuhan Roro Bengkalis Air Putih ke Pakning akan
mampu meningkatkan sumber pendapatan asli daerah (PAD).
Dengan terbangunnya pelabuhan Roro, maka peluang Pemkab Bengkalis
untuk mencapai target pendapatan asli daerah (PAD) sangat besar. Hingga saat
ini, setiap tahunnya retribusi pelabuhan di daerah tersebut mengalami
peningkatan yang menguntungkan.
Lokasi milik Pemda dengan luas lahan sekitar 6930 M, waktu yang
disediakan 120 hari kalender akan siap 100% proses penimbunan sekaligus
pembangunan turap disisi kanan kiri proyek.
Kebutuhan bahan akan dikendalikan oleh bagian logistik dengan
mengikuti dan menyesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan
spesifikasi teknis yang telah ditentukan dalam kontrak dan atas persetujuan
direksi teknis dan konsultan pengawal. Material utama yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
Batu Kosong
Kanstein
Bahan paku
Bahan Kayu
Semen
Pasir Urug
Langkah kerja :
1. Stecking
Penumbangan kayu-kayu yang terdapat pada lokasi yang akan di bangun.
2. Clearing
Pembersihan area yaitu seperti sampah lautan dan sampah kayu yang
terdapat pada tanah lumpur di lokasi tersebut.
3. Pengukuran survey lebar timbunan yang akan di timbun luas lahan
sekitar 6930 Meter persegi. Menggunakan tanah timbunan tanah balai
tinggi lapisan tergantung pasang-surut air laut 31 cm
4. Penentuan patok timbunan dari koordinat awal +0.00
5. Pembangunan jeti tempat masuk matrial dari Ponton (tongkang-red).
6. Penghamparan geotex non woven
7. Masuk timbunan tanah balai setebal 2m dipadatkan menggunakan alat
berat
8. Lapisan sertu (batu pasir)
perlu diadakan
penyambungan
Geotextile,
maka
sambungan
tersebut harus disambung dengan stitcher sedemikian rupa sehingga tidak ada
kemungkinan lolosnya butiran yang terletak di kedua sisi geotextile.
Apabila
untuk
penyambungan
tersebut
Pemborong
harus
melakukan
3. Tenaga
Pekerja
Mandor/Pelaksana Lapangan
Geotextile
5,
Penyambungan
berlumpur
Gambar
pelaksana
6,Interview
Geotextile
langsung
dengan
FOTO DOKUMENTASI
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan perkuatan
geotextile dapat menghindarkan terjadinya keruntuhan lokal pada tanah
lunak karena rendahnya daya dukung tanah. Keuntungan pemasangan
geotextile pada pelaksanaan jalan di atas tanah lunak adalah kecepatan
dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah di bandingkan
dengan metoda penimbunan konvensional
2. Pemasangan
geotextile
harus
sesuai
dengan
gambar.kerja.serta
DAFTAR PUSTAKA