Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan,
untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau
struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus,
untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk
galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan
dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan
umumnya untuk pembentukan profil dan penampang badan jalan.
Pekerjaan galian dapat berupa :
Galian Biasa
Galian Batu
Galian Struktur
Galian Perkerasan Beraspal
Galian Biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian
batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian
perkerasan beraspal.
Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih
dan seluruh batu atau bahan lainnya tersebut adalah tidak praktis digali tanpa
penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini
tidak termasuk galian yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal
yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto
maksimum sebesar 180 PK.
Galian Struktur meliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui,
pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan drainase,
pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja
atau cofferdam beserta pembongkarannya.
Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan
pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling
Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan).
Prosedur Penggalian
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal
mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau tidak memenuhi
syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dibuang dan diganti dengan
timbunan yang memenuhi syarat.
Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai
pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk
perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi
struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai
permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing
pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan
batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian
yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan
bahan yang memenuhi syarat dan dipadatkan.
Galian Tinggi
Toleransi Dimensi
Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan
beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam
Gambar pada setiap titik, sedangkan untuk galian perkerasan beraspal tidak
boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan.
Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka
terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup
kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu
tanpa terjadi genangan.
Bahan yang dipilih tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH
menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System".
Bahan timbunan bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR
tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 %
kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 031742-1989.
Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 atau
derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai
"very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan
timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
Bahan timbunan pilihan dapat berupa pasir atau kerikil atau bahan berbutir
bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.
Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui akan tergantung pada kecuraman
dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang
akan dipikul.
Pemadatan Timbunan
Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal
20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang
lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada
bagian atas timbunan batu tersebut.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke
arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima
jumlah usaha pemadatan yang sama.
Toleransi Dimensi
Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau
lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan
yang bebas.
Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.
Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari
20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
Pengendalian Mutu:
Ketentuan Kepadatan Timbunan Tanah
Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih
dari 10 % bahan yang tertahan pada ayakan , kepadatan kering
maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran
lebih (oversize) tersebut.
Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum
yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
Pekerjaan Tanah:
PENYIAPAN BADAN JALAN
Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan
motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan
tanpa penambahan bahan baru.
Bahan
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis
Pondasi Agregat, atau tanah asli di daerah galian yang memenuhi syarat.
Toleransi dimensi
Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah
1 cm dari yang disyaratkan atau disetujui.
Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki
kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air
permukaan.
Pekerjaan Tanah:
CARA KHUSUS PELAKSANAAN
TIMBUNAN PADA DAERAH RAWA
Metode pemindahan
Metode underfill
Cocok untuk lumpur yang cukup dalam. Sebuah parit diledakkan dan
material timbunan ditempatkan. Bahan peledak yang dipasang didasar
lumpur memaksa lapisan lumpur tersebut keluar dari bawah timbunan yang
akan turun menggantikan tempatnya.
Metode relatif
Metode bor
Bor menembus tanah lumpur dengan diputar sampai mencapai kedalaman
yang diinginkan.
Pada saat bor dicabut, pasir yang mengisi rongga diberikan melalui bagian
tengah batang bor.
Bulldozer
Bulldozer merupakan alat khusus untuk keperluan pekerjaan mendorong yang
menggunakan traktor sebagai tempat kedudukan dan tenaga geraknya.
Bagian-bagian terpenting bulldozer ini adalah :
Dozer blade (pisau dozer), yang terdiri dari molboard yang berbentuk lengkung dan mata
pisau (cutting edge), cutting edge ini biasanya terdiri dari 3 bagian, sebuah ditengah yang
panjang dan 2 buah tepian masing-masing di-baut (bolted) pada molboard.
Push-arm (batang pendorong), yang terdiri dari push-arm nya sendiri, dan pitch-arm
untuk mengatur tegak dan condongnya kedudukan dozer blade.
Control device (kendali blade), yang terdiri dari satu atau dua buah hydraulic rams pada
hydraulic controlled dozers.
Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi (terutama jalan-jalan raya) bulldozer bersifat
serba-guna, dapat berfungsi antara lain :
Pembersihan lapangan pekerjaan dari pepohonan, kayu-kayu dan bonggol-bonggolnya,
puing-puing bekas bangunan, dsb.
Pemindahan / penggusuran tanah jarak dekat (maximum 100 meter).
Meratakan timbunan tanah pada daerah fill, mengisi kembali galian-galian tanah, dsb.
Pembukaan jalan-jalan kerja / darurat.
Memelihara jalan kerja, jalan angkut, dll.
BULLDOZER
Wheel Loader
Untuk pekerjaan menggali tanah dan sekaligus memuatnya ke dalam truck, dan untuk
membuat timbunan stockpiling. Batu-batuan lepas seperti yang terdapat disungaisungai atau ditempat pengambilan batu dari gunung (stone quarry) bisa juga dimuat
oleh alat ini ke dalam alat-alat angkut atau sekaligus ke dalam alat pemecah batu
(stone crusher) yang dipasang di sekitar tempat pengambilan tersebut.
Wheel Loader ini juga dapat didipakai sebagai alat pemuat agregat ke dalam hoper
cold bin pada Asphalt Mixing Plant (AMP).
Bagian-bagian terpenting wheel loader ini adalah (lihat Gambar 4.4.) :
Bucket.
Dumping angles facilitate load / carry.
Steering control, short turning radius control.
Bucket & boom actions control.
LOADER
Excavator
Excavator adalah alat untuk pengangkat, menggali, mengisi / membuang (dumping).
Bagian-bagian utama excavator ini adalah (lihat Gambar) :
Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit).
Bagian bawah untuk berpindah tempat (travel unit).
Bagian tambahan (attachments).
Dump Truck
Dump truck adalah alat yang khusus dipergunakan alat pengangkutan yang mempunyai
kapasitas yang tinggi dan biaya operasi yang relatif murah.
Bagian-bagian terpenting dari dump truck adalah (lihat Gambar) :
Badan (body) yang terdiri dari bak muatan dengan sistem pengangkatnya (hidrolis).
Chassis, meliputi frame, bumper, pegas serta roda dan ban.
Cabine, untuk tempat sopir.
Power train, terdiri dari mesin, clutch (kopling), transmisi, sumbu gerak.
Daya muat truck, dapat dinyatakan dalam :
Berat muatan (ton)
Isi peres (m3)
Isi munjung (m3)
DUMP TRUCK
Motor grader
Alat yang paling cocok untuk keperluan perataan atau pembentukan kemiringan (grade)
tanah, sirtu, agregat batu pecah lepas didalam rangka membentuk permukaan secara
mekanis.
Bagian-bagian penting motor grader adalah (lihat Gambar) :
Grader blade yang terpasang pada circle.
Scarifier (ripper), yang dipasang di depan blade.
Circle sebagai kedudukan blade digantungkan pada drawbar, yaitu sebuah frame yang
berbentuk segitiga.
Kendali blade (control levers).
Kendaraan sebagai mounting dari blade.
Gerakan-gerakan blade terdiri dari 3 gerakan pokok, yaitu :
Angling adalah gerakan memberikan kedudukan serong kepada blade terhadap arah
gerak motor grader.
Side shift untuk memberikan blade suatu kedudukan disamping poros motor grader,
yaitu untuk mengerjakan permukaan yang oleh sesuatu sebab, tidak boleh diinjak oleh
roda motor grader.
Circle lift adalah gerakan naik turun circle (berikut blade) dalam arah vertikal.
GRADER
Vibratory Roller
Vibratory roller mempergunakan pukulan getar untuk menambah pengaruh tekanan oleh
roda gilasnya. Dengan pukulan-pukulan getar (vibrating) ini dapat dicapai pengaruh
pemadatan yang besarnya 2 sampai 5 kali berat asli (berat statis) roller tersebut.
Vibratory roller baik sekali untuk memadatkan bahan-bahan berbutir kasar. Berat
compaction effect vibratory roller : 10 16 ton.
Pekerjaan Drainase
Sistem drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya
berfungsi sebagai berikut :
Mengalirkan air hujan (air) secepat mungkin keluar dari permukaan jalan
dan selanjutnya dialirkan lewat saluran samping menuju saluran
pembuang akhir
Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan
masuk ke daerah perkerasan jalan
Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.
Sistem (komponen) drainase jalan yang akan didesain terdiri dari :
Saluran samping jalan, dinding tanah tanpa pasangan, penampang
trapesium
Saluran samping jalan, dinding pasangan batu, penampang segi-empat
Gorong-gorong segi-empat (box culvert)
Tali air
Grill
Toleransi Dimensi
a. Permukaan dari setiap batu tidak boleh berbeda dari profil permukaan ratarata pasangan batu di sekitarnya lebih dari 30 mm.
b. Untuk pasangan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata yang
dibentuk dengan pasangan batu tidak boleh berbeda dari profil lantai dasar
saluran yang ditentukan atau disetujui lebih dari 20 mm, juga tidak berbeda
dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui lebih dari 50
mm.
c. Ketebalan minimum dari setiap pasangan batu dengan adukan harus 100
mm.
d. Profil akhir untuk bangunan tidak utama yang tidak menahan beban seperti
kantung lumpur dan lantai olak tidak boleh berbeda dari profil yang
ditentukan atau disetujui lebih dari 20 mm.
Bahan-Bahan
1. Batu
a. Batu harus terdiri dari batu alam atau batu galian yang kasar, kuat / keras,
tahan lama, padat, tahan terhadap pengaruh udara dan air serta cocok dalam
segala hal untuk fungsi yang dituju.
b. Kualitas dan ukuran dari batu harus disetujui oleh Pemimpin Proyek sebelum
digunakan. Batu untuk pasangan selokan dan saluran air harus sedapat
mungkin empat persegi bentuknya.
c. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar atau Spesifikasi, maka setiap batu
harus berbobot lebih dari 6 kg.
2. Adukan
Adukan, haruslah adukan semen sesuai dengan persyaratan Bab 7.3.
spesifikasi ini.
3. Drainase porous
Bahan-bahan untuk pembentukan alas, lubang pembuangan air atau kantong
saringan untuk pekerjaan pasangan batu adukan harus sesuai dengan
persyaratan Bab 2.4. dari Spesifikasi ini.