BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu
bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban ( hidup dan
mati ) yang berada di atasnya dan gaya gaya dari luar. Apabila bangunan di
dirikan diatas tanah maka tekanannya akan disebarkan kedalam tanah dengan pola
penyebaran tertentu atau kira-kira dua kali lebar bangunan. Tanah yang menerima
pemampatan (pengurangan volume) karena udara dan air yang ada dalam ruang
pori terdesak keluar (consolidation), sehingga bangunan akan mengalami
penurunan (settlement). Penurunan yang dimaksud adalah penurunan dimana
tekanan pondasi belum melampaui daya dukung ultimate. Apabila daya dukung
ultimate dilampaui, berarti perlawanan terhadap geseran tanah tidak mampu
lagi menahan tekanan pondasi,sehingga dapat terjadi penurunan yang mendadak
dengan disertai kerusakan tanah.
1.2
perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para
ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja, biasanya, sepertiga dari kekuatan
desainnya. Oleh karena itu, elemen-elemen dalam membangun sebuah pondasi
harus sangat diperhatikan dan diproporsikan dengan baik terhadap bidang, antara
pondasi dengan tanah pada tingkat ketegangan yang aman maupun batas
penurunan sampai jumlah yang dapat diterima. Akan tetapi, beberapa masalah
adalah hasil langsung dari perancangan yang buruk karena kecerobohan atau
kurangnya kemampuan perekayasaan.
Dalam perencanaan ini gedung yang menjadi tinjauan adalah
Pembangunan Gedung Pusat Studi Sosial dan Politik Universitas Syiah
Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Konstruksi bagian bangunan bawah tanah
(substructure) yang direncanakan adalah pondasi dangkal (pondasi tapak) yang
berbentuk bujur sangkar. Data yang dipergunakan dalam desain pondasi ini adalah
data Bor.
1.3