Anda di halaman 1dari 58

Pertemuan ke 13

Jalan adalah prasarana transportasi darat


yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api,dan jalan kabel.
• Jalan umum adalah jalan yang
diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
• Jalan khusus adalah jalan yang di
bangun oleh instasi, badan usaha.
Perseorangan, atau kelompok masyarakat
untuk kepentingan sendiri.
• Jalan tol adalah jalan umum yang
merupakan bagian sistem jaringan jalan
dan sebagai jalan nasional yang
penggunanya diwajibkan membayar tol.
Pengelompokan Jalan
Jalan umum dikelompokkan menurut sistem,
fungsi, status, dan kelas.

1. Sistem jaringan jalan.


• Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan
jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam
hubungan hierarki.
• Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada
rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan
keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan
perkotaan, dan kawasan perdesaan.
Sistem jaringan jalan primer:
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan
rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan
jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa
distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai
berikut:

• menghubungkan secara menerus pusat kegiatan


nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal
sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan

• menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.


Sistem Jaringan Jalan sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun
berdasarkan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang
dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan
perkotaan yang menghubungkan secara
menerus kawasan yang mempunyai fungsi
primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder
kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya
sampai ke persil.
2.Jalan umum menurut fungsi
• Jalan arteri
Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak
jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara berdaya guna

• Jalan kolektor
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang,
dan jumlah jalan masuk dibatasi.
• Jalan lokal
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi.
• Jalan Penghubung
Jalan penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas
daerah yang juga dipakai sebagai jalan penghubung
antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau
berlainan.
• Jalan lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan
jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
3.Jalan umum menurut status
• Jalan nasional
Jalan nasional merupakan jalan arteri dan
jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antar
ibukota provinsi, dan jalan strategis
nasional, serta jalan tol.
• Jalan provinsi
Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem
jaringan primer yang menghubungkan ibukota provinsi
dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
• Jalan kabupaten
Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem
jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam jalan
nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan
pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta
jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam
wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
• Jalan kota
Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan
sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan
dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan
persil, menghubungkan antara persil, serta
menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di
dalam kota.
• Jalan desa
Jalan desa merupakan jalan umum yang
menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di
dalam desa, serta jalan lingkungan.
4.Jalan umum menurut kelas
Kelas I
Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan
untuk dapat melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi
lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak
bermotor. Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan-jalan raya
yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang
terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.

Kelas II
Kelas jalan ini mencakup semua jalaln-jalan sekunder. Dalam
komposisi Ialu lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelals jalan ini,
selanjutnya berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi
dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.
Kelas IIA
Adalah jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau lebih dengan
konlstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton (hot mix) atau
yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat
kendaraan lambat tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak
bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus disediakan jalur tcrsendiri.

Kelas IIB
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi
permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf di mana
dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi
tanpa kendaraan yang tak bermotor.
Kelas IIC
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur
dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis
penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu
lintasnya terdapat kendaraan lambat dari
kendaraan tak bermotor.
Kelas III
Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan
penghubung dan merupakan konstruksi jalan
berjalur tunggal atau dua. Konstruksi pcrmukaan
jalan yang paling tinggi adalah pelaburan
dengan aspal.
Jalan raya sudah jadi dengan konstruksi
sebagai berikut:
Lapis perkerasan

Mengapa harus diberi lapis perkerasan?


Mengapa perkerasan dibuat berlapis?

Semakin keatas tegangan yang dipikul semakin


besar maka butuh perkerasan yang semakin
bermutu. Perkerasan bagian bawah dapat
menggunakan bahan yang mutunya lebih rendah
PAVEMENT (harga lebih murah)

(PERKERASAN)
Daya dukung tanah dasar rendah, maka butuh
TANAH DASAR lapis perkerasan
Lapis perkerasan (1)
Gravel road (Jalan kerikil) Sealed granular road
(Jalan kerikil dilapisi aspal tipis)

GRANULAR (KERIKIL) GRANULAR (KERIKIL)


SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)

Asphalt pav’t (Jalan aspal) Concrete pav’t (Jalan beton)

ASPHALT (AGG+ASPAL)
CONCRETE (BETON)
GRANULAR (KERIKIL)
GRANULAR (KERIKIL)
SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)
Lapis perkerasan (2)
Composite pavement Heavy duty concrete
(perkerasan komposit) (Jalan beton utk lalin berat)

ASPHALT (AGG+ASPAL) CONCRETE (BETON)


CONCRETE (BETON) CEMENT TREATED
(STAB SEMEN)
GRANULAR (KERIKIL) GRANULAR (KERIKIL)
SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)

Block pavement (lalin berat) Railway


Rel
ASPHALT or
BALLAST (GRANULAR)
CEMENT TREATED
GRANULAR (KERIKIL) SUB-BALLAST (GRANULAR)

SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)


Cross-Section perkerasan
Basic pavement layers Heavy duty pevement
(Lapis perkerasan standar) (Perkerasan utk kendaraan berat)

Wearing course
Surfacing
(Lapis Permukaan) Binder course

Base course Base course


(Lapis pondasi atas/ LPA)

Sub-base course
Sub-base course
(Lapis pondasi bawah/ LPB)

Capping
Subgrade (Landasan)
(Tanah dasar)
Subgrade
Fungsi lapis perkerasan
Lapis fungsional (air hujan, suhu, kekesatan, suara)

Wearing course
Binder course

Harga bahan semakin mahal,


Lapis struktural (kekuatan)
Base course

Kekuatan struktural naik


Sub-base course

semakin tipis
Capping
(Landasan)

Subgrade
MATERIAL-MATERIAL PADA
PELAKSANAAN JALAN RAYA
1. TANAH DASAR ( SUB GRADE )
Ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak
dibawah pengerasan jalan.

2. AGREGAT (SUB BASE COURSE DAN BASE COURSE)


3. ASPAL ( SURFACE COURSE )
Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam
atau coklat tua,pad temperature ruang berbentuk padat
sampai agak padat.jika dipanaskan sampai suatu
temperature tertentu aspal dapat menjadi lunak atau
cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada
waktu pembuatan aspal beton atau dapat masuk
kedalam pori-pori yang ada pada penyemprotan atau
penyiraman pada kekerasan macadam ataupun
peleburan.Jika temperature mulai turun,aspal akan
mengeras dan mengikat agregat pada rempatnya (sifat
termoplastis).
STRUKTUR DAN JENIS-JENIS PERKERASAN
JALAN
1. STRUKUR PERKERASAN
• Lapisan tanah dasar (sub grade)
• Lapisan pondasi bawah (subbase course)
• Lapisan pondasi atas (base course)
• Lapisan permukaan / penutup (surface course)
JENIS-JENIS PERKERASAN JALAN RAYA
• Flexible pavement (perkerasan lentur)

• Rigid pavement (perkerasan kaku)


PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN
RAYA

Langkah utama untuk memulai pekerjaan ialah :


1. Pekerjaan Tanah ( Earth Work )
2. Sub-Base Course
3. Base Course
4. Prime Coat
5. Asphalt Concrete
6. T.B.S.T (Triple Bitominous Suface Treatment)
TAHAPAN PERENCANAAN JALAN
• Suatu konstruksi jalan yang baik adalah
jalan yang dapat memenuhi kebutuhan
pelayanan lalu lintas untuk suatu masa
tertentu yang dikenal dengan UMUR
RENCANA JALAN.
• Satu diantara beberapa bagian
perencanaan yang penting pada suatu
konstruksi jalan adalah GEOMETRIK.
• Perencanaan Geometrik secara umum
yaitu perencanaan bagian jalan seperti:
• LEBAR
• TIKUNGAN
• LANDAI,serta hubungan satu dengan
lainnya yang berkaitan dengan arus lalu
lintas.
LINGKUP PERENCANAAN

Pekerjaan perencanaan geometrik jalan antar


kota meliputi 5 tahapan yang berurutan sbb:
1. melengkapi data dasar
2. identifikasi lokasi jalur
3. penetapan kriteria perencanaan
4. penetapan alinemen jalan yang optimal
5. penggambaran detail perencanaan
geometrik jalan dan pekerjaan tanah.
Jenis Struktur Perkerasan
Jenis perkerasan
• Jalan raya (Highway)
• Bandar udara
• Rel kereta api (Railway)

Jenis struktur perkerasan


• Fleksibel (Flexible pavement)
• Kaku (Rigid pavement)
• Komposit (Composite pavement)
Lapis perkerasan

Mengapa harus diberi lapis perkerasan?


Mengapa perkerasan dibuat berlapis?

Semakin keatas tegangan yang dipikul semakin


besar maka butuh perkerasan yang semakin
bermutu. Perkerasan bagian bawah dapat
menggunakan bahan yang mutunya lebih rendah
PAVEMENT (harga lebih murah)

(PERKERASAN)
Daya dukung tanah dasar rendah, maka butuh
TANAH DASAR lapis perkerasan
Lapis perkerasan (1)
Gravel road (Jalan kerikil) Sealed granular road
(Jalan kerikil dilapisi aspal tipis)

GRANULAR (KERIKIL) GRANULAR (KERIKIL)


SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)

Asphalt pav’t (Jalan aspal) Concrete pav’t (Jalan beton)

ASPHALT (AGG+ASPAL)
CONCRETE (BETON)
GRANULAR (KERIKIL)
GRANULAR (KERIKIL)
SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)
Lapis perkerasan (2)
Composite pavement Heavy duty concrete
(perkerasan komposit) (Jalan beton utk lalin berat)

ASPHALT (AGG+ASPAL) CONCRETE (BETON)


CONCRETE (BETON) CEMENT TREATED
(STAB SEMEN)
GRANULAR (KERIKIL) GRANULAR (KERIKIL)
SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)

Block pavement (lalin berat) Railway


Rel
ASPHALT or
BALLAST (GRANULAR)
CEMENT TREATED
GRANULAR (KERIKIL) SUB-BALLAST (GRANULAR)

SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)


Cross-Section perkerasan
Basic pavement layers Heavy duty pevement
(Lapis perkerasan standar) (Perkerasan utk kendaraan berat)

Wearing course
Surfacing
(Lapis Permukaan) Binder course

Base course Base course


(Lapis pondasi atas/ LPA)

Sub-base course
Sub-base course
(Lapis pondasi bawah/ LPB)

Capping
Subgrade (Landasan)
(Tanah dasar)
Subgrade
Fungsi lapis perkerasan
Lapis fungsional (air hujan, suhu, kekesatan, suara)

Wearing course
Binder course

Harga bahan semakin mahal,


Lapis struktural (kekuatan)
Base course

Kekuatan struktural naik


Sub-base course

semakin tipis
Capping
(Landasan)

Subgrade
Bahan ikat antara lapis perkerasan
(Bonding)
Wearing course
(Asphalt) Tack coat (Aspal emulsi atau
Aspal+minyak tanah)
Binder course
(Asphalt)
Prime coat (Aspal + minyak
tanah)
Base course
(Unbound material/ granular)
Road pavement

Surfacing
Asphalt mechanics
Binder course

Concrete

Base course

Soil mechanics
Sub-base course

Sub-grade
Failure mechanism

TRAFFIC LOAD

CRACKING

TENSION
COMPRESSION

RUTTING
Asphalt mechanics
Asphalt materials:
STRAIN DEPENDENT
STRESS
Stiffness = ---------------------
STRAIN
Stiffness

Critical

100%
Failure

50%

No. of standard axles


Asphalt mechanics
STRESS
STIFFNESS ? Stiffness = ---------------------
STRAIN
σ = Q/ab
εx = x / L
E = σ/εx = QL / xab

Q y

x
L z
x
cross section area = ab
Upper layer stiffness – bottom layer
stress
POOR STRESS DISTRIBUTION BETTER STRESS DISTRIBUTION

LOW STIFFNESS HIGH STIFFNESS

HIGH STRESS LOW STRESS


THE ‘IDEAL’ PAVEMENT

M oving wheel loads

Skid resistant surface

High stiffness
Main structural element
(Durable) Crack resistant

[Bound Material]
Deformation resistant

Pavement Foundation Adequate platform to place


(Well drained) layer above

[Granular material over soil]


Komponen bahan perkerasan
• Agregat
• Bahan ikat:
aspal (perkerasan fleksibel)
Portland cement (perkerasan kaku)
• Bahan tambah (additives)
Kapur (lime)
PC
Lain-lain
PERKERASAN JALAN
• PERKERASAN LENTUR
• PERKERASAN KAKU
Konstruksi Perkerasan Lentur
Perkerasan Kaku

• Structure
– Surface course
– Base course
– Subbase course
– Subgrade
Tipe Perkerasan Kaku

• Jointed Plain Concrete Pavement


(JPCP)
Tipe Perkerasan Kaku

• Continuously Reinforced Concrete


Pavement (CRCP)

Photo from the Concrete Reinforcing Steel Institute


Konstruksi Perkerasan Kaku

Slipform

Fixed form
Elemen dari perencanaan geometrik

• Alinyemen horizontal/trase jalan, terutama dititik


beratkan kepada perencanaan sumbu jalan, dari gambar
ini dapat dilihat bagian-bagian jalan yang merupakan
jalan lurus, menikung ke kiri atau menikung ke kanan
• Alinyemen vertikal/penampang memanjang jalan. Dari
gambar tersebut dapat dilihat bagian-bagian jalan yang
merupakan jalan datar, mendaki atau menurun
• Penampang melintang jalan. Dari gambar ini dapat
dilihat bagian-bagian jalan seperti lebar dan jumlah lajur,
median, drainase permukaan, kelandaian lereng tebing
galian dan timbunan, serta bangunan pelengkap lainnya
Penampang melintang jalan #1

• Bagian yang berhubungan


dengan lalu lintas:
– Lajur jalan
– Jalur jalan
– bahu jalan
– trotoar
– median
• Bagian drainase
– Saluran samping
– Kemiringan melintang jalur
lalu lintas
– Kemiringan melintang bahu
– Kemiringan lereng
• Bagian pengaman jalan
– Kereb
– Pengaman tepi
Penampang melintang jalan #2

• Bagian konstruksi jalan


– Lapisan perkerasan jalan
– Lapisan pondasi atas
– Lapisan pondasi bawah
– Lapisan tanah dasar
• Daerah manfaat jalan (damaja)
• Daerah milik jalan (damija)
• Daerah pengawasan jalan (dawasja)
Penampang melintang jalan #3
Penampang melintang jalan #3
Penampang melintang jalan #4
Penampang melintang jalan #5

Lebar lajur ideal untuk masing-masing kelas jalan

Lebar Lajur Ideal


Fungsi Kelas
(m)
Arteri I 3,75
II, III A 3,50
Kolektor III A, III B 3,00
Lokal III C 3,00
Penampang melintang jalan #6

• Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur lalu lintas


• Lajur lalu lintas merupakan tempat untuk satu
lintasan kendaraan. Lebar lajur lalu lintas bervariasi
antara 2,75-3,5 m
• lereng melintang jalur lalu lintas bervariasi antara
1,5% – 5% yang berfungsi untuk mengalirkan air
hujan yang jatuh di atas perkerasan jalan
• Bahan bahu jalan dibedakan berdasarkan bahu
diperkeras dan bahu tidak diperkeras, sedangkan
letak bahu terdidi dari bahu kiri/bahu luar dan bahu
kanan/bahu dalam
• Besar lereng melintang bahu sesuai dengan material
pembentuk bahu dan berfungsi sebagai bagian dari
drainase jalan
Penampang melintang jalan #7

• Trotoar dengan lebar 1,5 – 3 m merupakan sarana


untuk pejalan kaki
• Median sebagai pemisah arus lalu lintas berlawanan
arah pada jalan-jalan dengan volume lalu lintas
tinggi
• Saluran samping sebagai bagian dari drinase jalan
dapat dibuat dari pasangan batu kali, pasangan
beton atau tanah asli
• Kereb merupakan bagian peninggi tepi perkerasan
jalan

Anda mungkin juga menyukai