Anda di halaman 1dari 5

Geotube Sebagai Struktur Pelindung Pantai

Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai kurang lebih 80.000
km.Dengan garis pantai yang besar itu,maka Indonesia memiliki potensi ekonomi yang
besar.Akan tetapi,beberapa pantai di Indonesia memiliki potensi kerusakan salah satunya
adalah abrasi pantai.Untuk mengatasi permasalahan tersebut,perlu dibangun struktur
pelindung pantai.Struktur pelindung pantai biasanya terbuat dari berbagai macam material
salah satunya material alam.Karena material berbasis alam ini banyak mengalami
kelangkaan,maka dibutuhkan inovasi material yang lebih ekonomis,praktis dan mudah
ditemukan serta diproduksi dalam jumlah banyak.Material yang saat ini sering digunakan
adalah geosintetik.Material ini terbuat dari plastik yang memiliki kuat tarik yang cukup
besar.Geosintetik yang lazim dipakai adalah geotube. Geotube merupakan salah satu bentuk
aplikasi dari material geotekstil yang berbentuk seperti sebuah silinder panjang dengan
berbagai ukuran panjang, lebar dan tinggi sesuai kebutuhan dan kondisi di lapangan. Geotube
dapat diisi dengan material pengisi seperti pasir, kerikil dan mortar serta dapat diaplikasikan
sebagai groin, pemecah gelombang lepas pantai, dan perkuatan tebing pantai.

Material Geotube
Properti yang diperlukan dari polypropilene geotekstil yang digunakan untuk membuat tabung
diberikan dalam Tabel seperti yang disarankan oleh Korps Insinyur Angkatan Darat AS
Tabung geotekstil dipasang di lokasi lapangan dapat dirancang dengan tabung dalam dan luar,
jika dibutuhkan. Tabung dalam bisa dibuat dari anyaman atau kain polypropylene non woven,
yang berfungsi sebagai filter penahan material berbutir halus. Biasanya dibutuhkan ketika
tabung geotekstil diisi dengan bahan kerukan partikel yang sangat halus. Lapisan luar dengan
kekuatan tinggi/woven poliester dirancang untuk menahan kekuatan dan tekanan tinggi dari
material pada saat terjadi pemompaan/pengisian material.

Stabilitas Eksternal Geotube


Masalah utama dalam teknologi Geotube adalah kurangnya kriteria desain yang tepat untuk
faktor-faktor seperti stabilitas hidrolik,fungsionalitas struktural dan kurangnya pengetahuan
tentang perilaku Geotube selama dan setelah konstruksi.Dulu,sistem ini dirancang berdasarkan
pengalaman kerja sebelumnya dimana Geotube pernah dipasang.Banyak penelitian terutama
mengenai tes dengan skala besar dan evaluasi kinerja proyek terealisasi yang masih dibutuhkan
dalam melakukan design rencana pemasangan geotube. Baru-baru ini,kriteria desain awal yang
didukung oleh model dan tes prototipe, dan beberapa perhitungan analisis stabilitas telah
dipelajari Secara umum.Desain hidrolik kriteria telah diperoleh terutama dari hidrolik analisis
stabilitas dan temuan tentang perilaku struktural sebelum / sesudah pembangunan tabung
geotekstil. Struktur tabung geotekstil bisa gagal karena berbagai alasan,termasuk sliding,
overturning, kegagalan daya dukung, dan migrasi pasir di dalam tabung, kekuatan yang terkait
dengan gelombang (termasuk gelombang pecah), tidak pecah gelombang, dan gelombang yang
merambat di atas tabung. Untuk menilai stabilitas struktur tabung geotekstil yang diisi,gaya
gelombang saat ini harus diperkirakan. Dalam tulisan ini, analisis stabilitas teoritis yang
digunakan adalah analisis stabilitas hidrolik 2 dimensi,berdasarkan teori gelombang linier dan
metode analisis stabilitas geoteknik.Beban denyut hidrodinamik ke Geotube dievaluasi
menggunakan persamaan Hiroi :

dimana, Pw = beban pulsasi hidrodinamik (kN / m2), ρ0 = satuan berat air laut (10.0kN / m3),
dan H(1 / 3) =ketinggian gelombang yang signifikan . Pembahasan akan difokuskan pada faktor
keamanan sebuah geotekstil tabung terhadap pembebanan eksternal.Diagram skema dari
analisis stabilitas 2-D ditunjukkan pada Gambar 1. Untuk menyederhanakan analisis 2 dimensi,
gravitasi berat tabung geotekstil dihitung dengan menggunakan tabung berbentuk persegi
panjang yang setara dengan tinggi efektif.Faktor keamanan terhadap longsor dapat ditunjukkan
persamaan berikut ini :
Dimana Ph = gaya horizontal, F = gaya vertikal, Pv = tekanan overburden dan berat gravitasi dari
tabung geotekstil, Pw = beban pulsasi hidrodinamik, hGT = ketinggian efektif,dan Φ´ = sudut
gesekan antarmuka antara geotekstil dan pasir dasar .

Figure 1- Skema Diagram 2 Dimensi Stabilitas Hidrolik

Faktor keamanan terhadap guling di sekitar ujung persegi panjang yang setara dengan bentuk
tabung dapat ditunjukkan pada persamaan berikut:

Dimana B 'adalah lebar persegi panjang ekuivalen berbentuk tabung. Tekanan overburden dan
berat gravitasi yang ditransmisikan ke tanah dasar harus diperiksa terhadap daya dukung tanah
Faktor keamanan terhadap kegagalan daya dukung tanah ditunjukkan pada persamaan berikut :

Dimana c adalah kohesi tanah dasar ,Nc,Nr = faktor daya dukung oleh sudut gesek dalam dari
tanah dasar yang jenuh air , γs = Berat jenis tanah dasar, dan e´ = eksentrisitas beban pulsa
hidrodinamik
Mekanisme kerja dan Aplikasi Geotube
Beberapa penelitian menyampaikan bahwa salah satu pertimbangan desain dari geotube
adalah stabilitasi dari geotube.Stabilitas Geotube tergantung pada kondisi dari hidrodinamika
dan dimensi struktur. Jika dimensi struktur yang tersedia mampu untuk mengimbangi gaya
pengganggu dari gelombang dan arus, maka geotube akan stabil, dan sebaliknya.Struktur
Geotube berbentuk kain yang berpori pori.Geotube diisi dengan pasir atau tanah yang dikeruk
dari laut.Panjang dan diameternya harus dirancang menurut kondisi lokal
pembangunannya.Geotube dikirim ke lokasi pembangunan dalam bentuk bundar dan diisi
bahan yang dikeruk dengan memompakan campuran air dan tanah.Material dengan
Permeabilitas yang tinggi tidak dapat mengisi hingga ketinggian yang diinginkan karena tidak
ada tekanan didalam geotube.Namun,material ini masih lebih baik dalam menyesuaikan
bentuk.daripada mengisi geotube dengan material yang memiliki permeabilitas rendah.Oleh
karena itu,material dengan permeabilitas tinggi memiliki stabilitas internal dan eksternal yang
lebih baik daripada meterial yang memiliki permeabilitas rendah.Sebelum memasang
geotube,Scour apron dan polyester material yang bergun sebagai bantalan geotube harus
dihamparkan di site yang telah disiapkan menggunakan alat berat termasuk backhoe.Kantung
pasir yang diletakkan di atas mat digunakan untuk memaku apron dan mat agar tidak terbawa
arus laut.Tiang pipa berdiameter 12 cm dipasang di seabed melewati bantalan/alas yang
berguna untuk mengikat geotube selama pengisian.Penghamparan apron dan pemasangan
geotube dilakukan pada saat laut sedang .Setelah geotube terpasang pasir dipompa ke geotube
dalam kondisi air laut pasang di bawah air.Pekerjaan injeksi itu dilakukan di bawah kondisi
bawah air atau sebagian kondisi terendam.Geotekstile yang digunakan panjangnya 50 m dan
diameter tabung sekitar 5 m pada lapisan pertama dalam kondisi terendam.Jarak antara inlet
dan outlet adalah 15 m pada bagian ini,inlet dan outlet digunakan untuk mengisi dan juga
melepaskan kelebihan air .80% bahan pengisi adalah air dan sisanya pasir.Tekanan Injeksi
dikontrol hingga kurang dari 30 Kpa untuk mencegah pecahnya tabung. Untuk meningkatkan
gesekan antar geotube, tikar pasir prefabrikasi digunakan sebagai lapisan interface antara
tabung atas dan bawah pada lapisan kedua.
Figure 2- Pemasangan Geotube dan Pengisian Material

Figure 3- Geotube yang Sudah Terpasang

Anda mungkin juga menyukai