Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROGEOLOGI
DESAIN KONTRUKSI SUMUR

Disusun Oleh :
AMAR HIDAYAT
F1D220002

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrogeologi (atau geohidrologi) adalah studi tentang distribusi dan
pergerakan air dalam akuifer dan media berpori dangkal yaitu lapisan berpori
dari batuan, pasir, endapan lumpur, dan kerikil di bawah permukaan Bumi.
Hidrogeologi memeriksa laju difusi air melalui media ini ketika air bergerak
menuruni gradien energinya. Aliran air di bawah permukaan dangkal juga
berkaitan dengan bidang ilmu tanah, pertanian, dan teknik sipil. Aliran air dan
cairan lain (hidrokarbon dan cairan geotermal) dalam formasi yang lebih dalam
relevan dengan bidang geologi, geofisika, dan geologi minyak bumi. Orang yang
ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrologi, bekerja dalam bidang ilmu bumi
dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil.
Dari perencanaan konstruksi sumur yang tepat diharapkan dapat
memanfaatkan airtanah secara optimumdalam waktu yang cukup lama.
Panjang pipa jambang tergantung dari jenis pompa yang dipasang dan
karakteristik akuifernya. Disarankan bahwa panjang pipa jambang 10-20 ft
lebih panjang dibawah muka airtanah maksimum akibat pemompaan sumur.
Disamping itu harus benar- benar lurus teruruttama apabila pompa yang
dipasang adalah jenis pompa turbin atau pompa selam.
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam perencanaan kontruksi
sumur
2. Menentukan jenis-jenis log yang digunakan pada desain kontruksi
sumur beserta kegunaannya dan menentukan akuifer pada analisis
kontruksi sumur
3. Mengetahui tingkat keamanan dari proses pemboran
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
Adapun alat dari praktikum kali ini yaitu :
- Alat tulis lengkap
- Clipboard
- Penggaris
1.3.2 bahan
Adapun bahan dari praktikum kali yaitu
- Modul
- LKS
BAB II
DASAR TEORI
Hidrogeologi adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari
keberadaan dan karakteristik airtanah serta hubungan/interaksinya terhadap
batuan. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi fisik, kimia, atau gabungan
dari keduanya. Karakteristik fisik airtanah dapat tergambar dari pergerakan
dan pola alirannya. Pola aliran airtanah ini dapat dipengaruhi oleh jenis batuan,
kemiringan batuan, dan susunan batuan. Sedangkan karakteristik kimia
airtanah dapat tergambar dari kualitas airnya. Kualitas airtanah dapat
ditentukan berdasarkan kandungan unsur/senyawa kimia yang terkandung di
dalamnya. Terlarutnya atau terkandungnya unsur/senyawa tersebut sangat
dipengaruhi oleh genesa batuan dan interaksi airtanah (Anjar M, 2018).
Perencanaan konstruksi sumur dilakukan setelah diketahui kondisi
geohodrologinya secara teliti berdasarkan hasil penyelidikan baik yang berupa
pemboran eksplorasi beserta pengujiannya maupun dari data log bgeofisika.
Dari perencanaan konstruksi sumur yang tepat diharapkan dapat
memanfaatkan airtanah secara optimumdalam waktu yang cukup lama.
Panjang pipa jambang tergantung dari jenis pompa yang dipasang dan
karakteristik akuifernya. Disarankan bahwa panjang pipa jambang 10-20 ft
lebih panjang dibawah muka airtanah maksimum akibat pemompaan sumur.
Disamping itu harus benar- benar lurus terutama apabila pompa yang dipasang
adalah jenis pompa turbin atau pompa selam. Pemasangan konstruksi sumur
termasuk pipa jambang, lubang bor harus benar – benar bersih dari serbuk.
Utuk batuan yang lepas, pipa jambang harus disemen dengan semen Portland
dicampur dengan pasir sehingga terikat erat dengan tanah atau batuan di
sekitarnya. Panjang penyemenan secukupnya jangan sampai mengenai pipa
saringan, sedangkan untuk batuan kompak pipa jambang dapat disemen
dengan tanah liat. Pipa jambang terletak pada bagian teratas dari konstruksi
sumur. Selain macam bahan seperti tersebut dapat dibedakan berdasarkan
bentuk lubang saringan yaitu jenis continous slot yang dibuat dengan
melilitkan kawat yang berpenampang segitiga sekeliling lajur-jalur kawat
berbentuk silinder. Persinggungannya dilas dengan kuat. Kawat lilitan
berbentuk segita dimaksudkan agar partikel yang masuk (Fadli, 2020).
Studi diharapkan dapat mengetahui kapasitas air tanah yang berada pada
suatu cekungan air tanah, geometri luas dan tebal cekungan dan batas-
batasnya, daerah imbuhan (recharger), potensi kemampuan cekungan air tanah
untuk dieksploitir, prakiraan produktivitas sumur yang akan dibuat serta
prakiraan jumlah sumur dan jarak antar sumur yang akan dibangun. Tahap
studi hidrogeologi membahas dan menghitung debit optimum pada sumur bor.
Disamping studi tentang air tanah tersebut, diperlukan studi tentang kondisi
sosial dan ekonomi masyarakatnya, untuk mengetahui prioritas kebutuhan air
dan kesiapannya dalam memanfaatkan air tanah. Survey geolistrik (electrical
reistivity) yang dianggap paling umum digunakan adalah yang dilakukan
dengan metoda tahanan jenios (resistivity method). Sedangkan untuk daerah
dengan batuan gamping atau batuan yang banyak rekahan selain resitivity
banyak digunakan metoda elektro magnetik. Pelaksanaan studi sebagai
kelanjutan dari survey hidrogeologi dan geofisika , untuk mengetahui kepastian
dan ketepatan dari keterdapatan lapisan pembawa air (akuifer), perlu dilakukan
pemboran sumur eksplorasi. Pemboran eksplorasi dengan diameter kecil sampai
kedalaman yang diinginkan untuk mendapatkan sampel tanah (drilling cutting)
dan data air dengan metode pemompaan uji tipe air lift test. Setelah pemboran
eksplorasi selesai dilaksanakan dan hasilnya menunjukkan adanya potensi air
tanah, maka dilakukan pembuatan/ pemboran sumur uji. Konstruksi sumur uji
biasanya sama dengan pembuatan konstruksi sumur produksi yang akan
dibuat pada tahap pengembangan berikutnya. Pembuatan sumur uji dapat
dengan memanfaatkan sumur eksplorasi yang sudah ada, yang kemudian
ditingkatkan menjadi sumur uji dengan melebarkan diameter sumur (Harto,
1981).
Lapisan Permeabel merupakan lapisan mudah dilalui airtanah, seperti
lapisan yang terdapat pada pasir dan kerikil, sementara itu ada juga lapisan
yang sulit dilalui airtanah disebut lapisan Impemeabel, sebagai contohnya,
lapisan lempung atau geluh. Lapisan impermeabel terbagi atas dua macam
yakni lapisan kedap air dan lapisan kebal air. Aquifuge merupakan lapisan
kebal air atau menahan air seperti lapisan batuan (rock), sedangkan Aquiclude
adalah lapisan kedap air atau bisa juga disebut sebagai lapisan yang sulit
dilalui air tanah, contohnya lapisan lempung yang memiliki porositas baik
(Anonim, 1992).
Dalam usaha mendapatkan susunan mengenai lapisan batuan, kegiatan
penyelidikan melalui permukaan tanah atau bawah tanah harus dilakukan,
agar bisa diketahui terdapatnya lapisan pembawa air (akuifer), ketebalan dan
kedalamannya serta untuk mengambil contoh air untuk dianalisis kualitas
airnya. Meskipun airtanah tidak dapat secara langsung diamati melalui
permukaan bumi, penyelidikan permukaan tanah merupakan awal penyelidikan
yang cukup penting, paling tidak dapat memberikan suatu gambaran mengenai
lokasi keberadaan air tanah tersebut. Beberapa metode penyelidikan
permukaan tanah yang dapat dilakukan, diantaranya: metode geologi, metode
gravitasi, metode magnit, metode seismik, dan metode geolistrik. Dari metode-
metode tersebut, metode geolistrik merupakan metode yang banyak sekali
digunakan dan hasilnya cukup baik (Ismanto, 2008).

3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan membahas mengenai desain kontruksi
sumur, dimana dalam perencanaan pembuatan kontruksi sumur ini memiliki
beberapa tahapan yang harus diperhatikan yakni bagaimana kondisis
hidrogeologi pada suatu daerah yang ingin dibuat kontruksi sumur, lalu
diperhatikan juga interpretasi log geofisika dalam pembuatan desain kontruksi
sumur. Kemudian membahas bagaimana itu hidrogeologi lokasi pemboran
dimana perlu memahami arah aliran tanah serta besarnya pengisian kembali
pada kedalaman akuifer air tanah pada daerah tersebut lalu pada suatu sumur
yang akan diproduksi perlu dibuat data-data potensi air tanah pada lokasi
tersebut, pada suatu daerah yang potensi air tanahnya belum diketahui maka
dapat dilakukan dengan kegiatan eksplorasi berupa sumur uji (tess well).
Pada tahap selanjutnya, perlu dianalisis data-data potensi air tanah
dilokasi sumur bersangkutan. Perlunya dilakukan pengkajian untuk dapat
menganalisa aliran airtanah untuk dapat menentukan lokasi pemboran dengan
baik. Selanjutnya, diperlukan data-data desain konstruksi sumur seperti lokasi,
kedalaman, ketebalan akuifer, jenis litologi formasi, kondisi akuifer, muka air
tanah, dan kualitas airtanah. Aspek berikutnya yang harus dilakukan yaitu
interpretasi log geofisika. Maksud utama diadakannya suatu pengujian geofisika
lubang bor ini adalah untuk menentukan kedalaman serta ketebalan akuifer
dan sususnan lapisan batuan yang ditembus dan didukung oleh data lithologi
hasil pemboran, serta rekaman data lain yang diperoleh selama pemboran.
Jenis log yang digunakan dalam analisis geofisika yaitu log spontaneus
potensial (SP), log gamma ray (GR), dan log resistivity. Log Spontaneous
Potential adalah salah satu log yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
litologi lubang sumur. Adapun fungsi dari log spontaneus potensial yaitu untuk
mengidentifikasi zona permeabel dan tidak permeabel. Gamma Ray Log adalah
metode untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh unsur-
unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor.
Log resistivity adalah metod untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori
disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan kelistrikannya.
Kemudian praktikum kemarin memperhitungkan harga total dari sebuah
perencanaan suatu desain kontruksi sumur yang dimana terdapat beberapa hal
yang perlu diperhitungkan yakni harga dari pipa jambang yang berdiameter 10
inchi kemudian recuder, pipa black steel dengan diameter 8 inchi kemudian
filter black dan juga ada perhitungan harga penyemenan atau groting, pipa
submeriable dan didapatkan total harga dari semua perhitungan tersebut senilai
Rp. 169.825.000.
Perhitungan desain kontruksi sumur yang didapatkan pada praktikum
ini memliki kedalaman sebesar 130 m dan panjang pipa jambang sebesar 110 m
serta akuifernya 10 meter. Pada setiap lapisan memiliki kedalaman yang
berbeda-beda, pada lapisan pertama yaitu memiliki kedalaman sebesar 16 m
didapatkan batu lempung dengan ukuran butir 1/256 mm yang merupakan
akuiklud. Pada lapisan kedua dengan kedalaman 26 m didapatkan batuan pasir
sedang dengan ukuran butir ½ mm yang merupakan akuifer dan termasuk
regresi. Pada lapisan ketiga dengan kedalaman 6 m didapatkan batu pasir kasar
dengan ukuran butir 1 mm yang merupakan akuifer. Pada lapisan keempat
dengan kedalaman 4,5 m didapatkan batu pasir sedang dengan ukuran butir ½
mm yang merupakan akuifer. Pada lapisan kelima dengan kedalaman 26 m
didapatkan batu lempung dengan ukuran butir 1/256 mm yang merupakan
akuiklud hasil proses transgresi. Pada lapisan keenam dengan kedalaman 18m
didapatkan batu pasir sedang dengan ukuran butir ½ mm yang merupakan
akuifer yang termasuk regresi. Pada lapisan ketujuh dengan kedalaman 16 m
didapatkan batu lempung dengan ukuran butir 1/256 mm yang merupakan
akuiklud. Pada lapisan kedelapan dengan kedalaman 4,5 m didapatkan batu
pasir kasar dengan ukuran butir 1mm yang merupakan akuifer. Pada lapisan
kesembilan dengan kedalaman 4,5 m didapatkan batu pasir sedang dengan
ukuran butir ½ mm yang merupakan akuifer. Pada lapisan terakhir dengan
kedalaman 6 m didapatkan batu lempung dengan ukuran butir 1/256 mm yang
merupakan akuiklud. Praktikan juga mempelajari bagaimana cara membuat
rekapitulasi anggaran biaya untuk konstruksi sumur dimana didapatkan pipa
jambang 10” dengan harga per-10m yaitu Rp 7.150.000, pada reducer 10” ke 8”
harga perbuah nya yaitu Rp 900.000, pada casing pipa blok stell 8” harga per-
meter didapatkan Rp 37.125.000, pada screen harga per-4m didapatkan Rp
27.000.000, lalu pada filter pack harga yang didapatkan Rp 1.444.400, pada
grouting didapatkan harga Rp 2.047.500, pada botton cone 8” dengan harga Rp
400.000, pada pipa column Gip 4” dengan harga Rp 6.000.000, serta pompa
submer sible dengan harga Rp 88.000.000 maka total keselurhan harga yaitu Rp
170.066.000. Dari keseluruhan harga yang didapatkan, harga tergolong tidak
ekonomis dan juga memiliki panjang sumur yang juga terlalu panjang dan
mengakibatkan harga yang didapatkan terlalu tinggi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Hal-hal yang dilakukan dalam kontruksi sumur yakni hidrogeologi
lokasi pemboran, desain kontruksi sumur, interpretasi log geofisika
dalam desain kontruksi sumur, penentuan jenis dan diameter
pipa,kriteria pemasangan kerikil dan prosedur kontruksi
2. Jenis-jenis log yang digunakan adalah log spontaneous potensial, log
gamma ray, log resisvity
3. Tingkat keamanan dari proses pemboran harus memperhatikan
beberapa aspek pada saat ingin melakuka pemboran pada suatu
daerah
4.2 Saran
Saran saya untuk praktikum kedepannya agar lebih kondusif untuk
proses percobaan dan lebih giat lagi untuk belajar agar lulus pretes.
DAFTAR PUSTAKA
Anjar M, 2018. “Identifikasi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Resistivitas
Konfigurasi Schlumberger Di Candi Dasa Provinsi Bali”. Jurnal Fisika
Dan Pendidikan Fisika, 59-63.
Anonim, 1992. “Standar Metode Eskplorasi Air Tanah dengan Geolistrik
Susunan Slumberger”, SNI 03 – 2818 – 1992, Departemen Pekerjaan
Umum Jakarta
Fadli, A. I., Yuwanto, S. H., & Bahar, H. 2020. “HIDROGEOLOGI DAN KUALITAS
AIR TANAH DESA SUMBER BANTENG, KECAMATAN KEJAYAN,
KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR”. In Prosiding Seminar
Teknologi Kebumian dan Kelautan (Vol. 2, No. 1, pp. 367-379).
Harto, Sri. 1981. Hidrologi Terapan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ismanto. 2008. Perencanaan Sumur Resapan di Perumahan Sawojajar I Kota
Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai