Anda di halaman 1dari 11

1

GEOTEXTILE

Geogrid vs Geotextile : Apakah Tensile Strength
Merupakan Hal Utama
Apakah Tensile Strength Merupakah Hal Utama dalam Stabilisasi Tanah Lunak ?
Artikel ini ditulis sebagai jawaban atas pertanyaan, mengapa dalam spesifikasi Tensar
TRIAX Geogrid tidak dicantumkan Tensile Strength ?
Mari perhatikan spesifikasi TRIAX TX-160 berikut :

Dalam spesifikasi tersebut tidak dicantumkan Tensile Strength ? Mengapa ? Jawaban
singkatnya adalah karena seringkali Tensile Strength menjadi satu-satunya referensi
untuk mendesain stabilisasi tanah dasar lunak pada struktur perkerasan. Padahal tidak
demikian.
Uraian mengenai jawaban ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Jika memang benar Tensile Strength menjadi hal yang utama dalam desain stabilisasi
tanah dasar lunak maka penggunaan Geotextile Woven menjadi satu-satunya pilihan
terbaik karena memiliki Tensile Strength yang cukup tinggi dan harganya lebih murah
dibandingkan Geogrid Biaxial maupun TRIAX. Sebagai contoh Geotextile Woven 250
gr/m2 buatan lokal mempunyai Tensile Strength lebih dari 50 kN/m. Sedangkan
Geogrid Biaxial (seperti Tensar SS30, dulu mempunyai spesifikasi yang masih
menyebutkan Tensile Strength) hanya mempunyai Tensile Strength sebesar 30 kN/m2).
Tetapi performa Geotextile Woven 250 gr/m2 dan Tensar SS30 ini sangatlah berbeda,
perhatikan gambar berikut :

Gambar 1 Gambar 2
2
Stabilisasi Menggunakan Geotextile Stabilisasi Menggunakan Tensar Biaxial Geogrid
Gambar 1 dan 2, merupakan proses penggelaran 2 bahan Geosintetik yang berbeda
pada daerah tanah dasar lunak (rawa).
Pada gambar 1 Stabilisasi Menggunaan Geotextile, terlihat bahwa dalam proses
penggelaran saja sudah mengalami kesulitan karena Geotextile tersebut tidak dapat
menopang berat badan orang yang menggelarnya. Sedangkan pada gambar 2,
Stabilisasi menggunakan Tensar Biaxial Geogrid, proses penggelaran menjadi demikian
mudahnya. Mengapa bisa terjadi demikian ? Padahal Tensile Strength Geotexile lebih
besar daripada Tensar Geogrid Biaxial. Sebab faktor kekakuan (Stiffness) bahan lebih
utama dibandingkan Tensile Strength. Cara kerja kedua bahan juga berbeda, Geotextile
menggunakan mekanisme Membrane Effect (yang hanya mengandalkan Tensile
Strength), sedangkan Tensar Geogrid (Biaxial maupun TRIAX) menggunakan
mekanisme Interlocking (Confinement Effect).


Gambar 3 Mekanisme Cara Kerja Geotextile dan Geogrid
















3
Metode Pemasangan Geotextile

Metode (Cara) Pemasangan Geotextile (Geotekstil) pada proyek jalan :
1. Harus digelar di atas tanah dalam keadaan terhampar tanpa gelombang atau
kerutan.
2. Aturan untuk overlapping dan penyambungan Geotextile adalah :


3. Pada daerah pemasangan yang berbentuk kurva (misalnya tikungan jalan),
maka Geotextiledipasang mengikuti / searah kurva
.
4. Jangan membuat overlapping atau jahitan pada daerah yang searah dengan
beban roda (beban lalu lintas).
5. Jika Geotextile dipasang untuk terkena langsung sinar matahari maka gunakanlah
yang berwarna hitam.










4
Geotextile Woven, Definisi dan Fungsi

Definisi
Geotextile (Geotekstil) Woven adalah jenis Geotextile yang teranyam. Bahan dasar
pembuatannya biasanya Polypropilene (PP). Untuk mempermudah visualisasi, Geotextile
Woven ini mirip dengan karung beras (bukan yang dari bahan goni) tetapi berwarna
hitam.


Fungsi
Fungsi Geotextile Woven adalah sebagai bahan stabilisasi tanah dasar (terutama tanah
dasar lunak), karena Geotextile jenis ini mempunyai tensile strength (kuat tarik) yang
lebih tinggi dibandingkan denganGeotextile Non Woven (sekitar 2 kali lipat untuk
gramasi atau berat per m2 yang sama).


Cara kerja Geotextile Woven adalah membrane effect, yang hanya mengandalkan tensil
strength, sehingga tidak mereduksi terjadinya penurunan setempat (differensial
settlement) akibat tanah dasar yang lunak atau jelek.
Beberapa merk Geotextile Woven lokal yang biasa digunakan di proyek infrastruktur
adalah : Multitex (seri M), HaTe Reinfox (seri HRX), G-Tex, GKTex.






5
Geotextile Non Woven, Definisi dan Fungsi

Definisi
Geotextile (Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik) adalah jenis
Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan
dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP).


Fungsi
Geotextile Non Woven berfungsi sebagai :
1. Filter / Penyaring
Sebagai filter, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah terbawanya partikel-
partikel tanah pada aliran air. Karena sifat Geotextile Non Woven adalah permeable
(tembus air) maka air dapat melewati Geotextile tetapi partikel tanah tertahan. Aplikasi
sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain (drainase bawah tanah).



2. Separator / Pemisah
Sebagai separator atau pemisah, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah
tercampurnya lapisan material yang satu dengan material yang lainnya.
Contoh penggunaan Geotextile sebagai separator adalah pada proyek pembangunan
jalan di atas tanah dasar lunak (misalnya berlumpur). Pada proyek ini, Geotextile
mencegah naiknya lumpur ke sistem perkerasan, sehingga tidak terjadi pumping
effect yang akan mudah merusak perkerasan jalan. Selain itu keberadaan Geotextile juga
mempermudah proses pemadatan sistem perkerasan.



6



3. Stabilization / Stabilisator
Fungsi Geotextile ini sering disebut juga sebagai Reinforcement / Perkuatan. Misalnya
dipakai pada proyek-proyek timbunan tanah, perkuatan lereng dll. Fungsi ini
sebenarnya masih menjadi perdebatan dikalangan ahli geoteknik, sebab Geotextile
bekerja menggunakan metode membrane effect yang hanya mengandalkan tensile
strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan setempat pada
timbunan, masih besar, karena kurangnya kekakuan bahan. Apalagi sifat Geotextile yang
mudah mulur terutama jika terkena air (terjadi reaksi hidrolisis) menjadikannya rawan
sebagai bahan perkuatan lereng.


4. Lain-lain
Fungsi Geotextile yang lain adalah sebagai pengganti karung goni pada
proses curing beton untuk mencegah terjadinya retak-retak pada proses pengeringan
beton baru.











7
Metode Pemasangan Geogrid TRIAX dan Biaxial

Metode/prosedur Pemasangan Geogrid TRIAX dan Biaxial
1. Pertama, persiapan tanah dasar berupa pembersihan (site clearing) dan pemadatan


Gambar 1. Site Clearing
2. Kedua, penggelaran atau penghamparan material Geogrid, dengan ketentuan
overlapping sebagai berikut :
Konsistensi Tanah Nilai CBR Panjang Overlap
Kaku / Firm > 2 1 ft = 30.48 cm
Lunak / Soft Ground 1 2 2 ft = 60.96 cm
Sangat Lunak < 1 3 ft = 91.44 cm
Karena beratnya yang ringan dan ukurannya yang tidak terlalu besar, penghamparan
material Geogrid dapat dilaksanakan dengan tenaga manusia.


Gambar 2. Penghamparan Geogrid
8
3. Ketiga, dilakukan penarikan atau penegangan Geogrid, kemudian dilakukan
pemasakan atau penjangkaran menggunakan besi tulangan dan pemasak. ini
dimaksudkan agar Geogrid tidak melengkung saat ditimbun.

Gambar 3. Penjangkaran Geogrid
4. Keempat, penghamparan / penimbunan agregat di atas Geogrid. Penghamparan
agregat dilaksanakan dengan cara dituangkan dan diratakan searah dengan arah
penghamparan geogrid dan arah overlapping nya.
Catatan :
Ketebalan minimum agregat di atas Geogrid TRIAX adalah 15cm setelah dipadatkan.

Gambar 4. Penimbunan Agregat
5. Kelima, setelah agregat dihampar dan diratakan selajutnya dilakukan pemadatan
sampai mencapai nilai kepadatan yang ditetapkan.

Gambar 5. Pemadatan


9
Geogrid, Definisi dan Fungsi

Definisi
Geogrid adalah salah satu jenis material Geosintetik (Geosynthetic) yang mempunyai
bukaan yang cukup besar, dan kekakuan badan yang lebih baik dibanding Geotextile.

Material dasar Geogrid bisa berupa : Polyphropylene, Polyethilene dan Polyesther atau
material polymer yang lain.
Berdasarkan bentuk bukaannya (Aperture), maka Geogrid bisa dibagi menjadi :
1. Geogrid Uniaxial
Adalah Geogrid yang mempunyai bentuk bukaan tunggal dalam satu segmen (ruas)

2. Geogrid Biaxial
Adalah Geogrid yang mempunyai bukaan berbentuk persegi


10
3. Geogrid Triax
Adalah Geogrid yang mempunyai bukaan berbentuk segitiga

Fungsi Geogrid
Secara umum Geogrid adalah bahan Geosintetik yang berfungsi sebagai Perkuatan
(reinforcement) dan Stabilisasi (stabilization), dengan penjelasan detailnya sebagai
berikut :
1. Geogrid Uniaxial
Berfungsi sebagai material perkuatan pada sistem konstruksi dinding penahan tanah
(Retaining Wall) dan perkuatan lereng (Slope reinforcement)

2. Geogrid Biaxial
Berfungsi sebagai stabilisasi tanah dasar. Seperti pada tanah dasar lunak (soft clay
maupun tanah gambut). Metode kerjanya adalah interlocking, artinya mengunci agregat
yang ada di atas Geogrid sehingga lapisan agregat tersebut lebih kaku, dan mudah
dilakukan pemadatan.




11
3. Geogrid Triax
Fungsinya sama dengan Biaxial sebagai material stabilisasi tanah dasar lunak, hanya saja
performance nya lebih baik. Hal ini disebabkan bentuk bukaan segitiga lebih kaku
sehingga penyebaran beban menjadi lebih merata.

Anda mungkin juga menyukai