Anda di halaman 1dari 97

PERKUATAN TANAH

DENGAN GEOSINTETIK

Dosen Pengampuh :
Siti Muslikah, M.T
Reinforcement
Reinforcement MSE
MSE

Geo
Geo Drains
Drains Geo
Geo Separations
Separations

Geotextile Applications in Roads


Geosintetik berasal dari kata geo yang berarti
tanah dan sintetik yang berarti tiruan.

Geosintetik berarti bahan tiruan (sintetik) atau


bahan yang bukan merupakan bahan alami yang
penggunaannya berhubungan dengan tanah atau
batuan (Suryolelono, 2000).

Geosintetik adalah bahan sintetis berupa serat-


serat sintetis yang dianyam, tanpa anyam atau
bentuk lainnya yang digunakan dalam pekerjaan
pekerjaan tanah.
Klasifikasi Geosintetik
Berdasarkan sifat permeabilitas, geosintetik terbagi menjadi
kedap air dan lolos air.
Geotekstil adalah jenis geosintetik yang lolos air yang
berasal dari bahan tekstil.
Geomembran merupakan jenis geosintetik kedap air yang
biasa digunakan sebagai penghalang zat cair.

Geotekstil dibagi berdasarkan metode yang digunakan untuk


mengkombinasikan filamen atau pita menjadi struktur
lembaran, ada 2 : tak-teranyam (non-woven) dan teranyam
(woven)
Identifikasi Geosintetik

Geosintetik dapat diidentifikasi berdasarkan:


-Tipe polimer (definisi deskriptif, misalnya
polimer berkepadatan tinggi, polimer
berkepadatan rendah);
-- Tipe elemen (misalnya filamen, tenunan,
untaian, rangka, rangka yang dilapis);
Fungsi dan Aplikasi Geosintetik

 Filtration (Filtrasi)
 Drainage (drainase)
 Separation (separator)
 Reinforcement (perkuatan)
 Containment (penahan cairan)
 Protection (proteksi)
Filtrasi: bahan geosintetik digunakan untuk mengalirkan air ke
dalam sistem drainase dan mencegah terjadinya migrasi partikel
tanah melalui filter. Contoh penggunaan geosintetik sebagai filter
adalah pada sistem drainase porous.

Drainase: bahan geosintetik digunakan untuk mengalirkan air


dari dalam tanah. Bahan ini contohnya digunakan sebagai
drainase di belakang abutmen atau dinding penahan tanah.

Separator: bahan geosintetik digunakan di antara dua material


tanah yang tidak sejenis untuk mencegah terjadi pencampuran
material. Sebagai contoh, bahan ini digunakan untuk mencegah
bercampurnya lapis pondasi jalan dengan tanah dasar yang
lunak sehingga integritas dan tebal rencana struktur jalan dapat
dipertahankan.
Perkuatan: sifat tarik bahan geosintetik dimanfaatkan untuk
menahan tegangan atau deformasi pada struktur tanah.

Penghalang: bahan geosintetik digunakan untuk mencegah


perpindahan zat cair atau gas. Fungsi geosintetik ini contohnya
adalah geomembran untuk menjaga fluktuasi kadar air pada tanah
ekspansif atau digunakan pada penampungan sampah.

Proteksi: bahan geosintetik digunakan sebagai lapisan yang


memperkecil tegangan lokal untuk mencegah atau mengurangi
kerusakan pada permukaan atau lapisan tersebut. Sebagai contoh,
tikar geotekstil (mat) digunakan untuk mencegah erosi tanah akibat
hujan dan aliran air. Contoh lainnya, geotekstil tak-teranyam
digunakan untuk mencegah tertusuknya geomembran oleh tanah
atau batu di sekelilingnya pada saat pemasangan
Fungsi Geosintetik
Separation
Bituminious
Courses
Thickness
Designed

Aggregate
Bases

Geotextile
Layer

Subgrade
Fungsi Geosintetik
Filtration and Drainage
Bituminious Courses

Aggregate Bases

Geotextile Layer

Aggregate Drainage
Layer

Subgrade
Fungsi Geosintetik
Sealing Function
New Overlay
with Paving Fabric
Pavement Crack

Reflective Crack
without Paving Fabric

Old Pavement

Base Course
Fungsi Geosintetik
Separation

Filtration

Natural Soil

Geo-textile
Water Flow Direction

Granular Soil
Fungsi Geosintetik

Reinforcement

Drainage
Fungsi Geosintetik

Barrier
Macam-macam Geosintetik
Geotekstil
Geotekstil adalah bahan geosintetik yang bentuknya
menyerupai bahan tekstil pada umumnya terdiri dari serat-serat
sentetis sehingga selain lentur juga tidak ada masalah
penyusutan seperti yang terjadi pada material alami berupa
wol, katun dan sutera.

geotekstil digolongkan berdasarkan proses pembuatannya, :


jenis geotekstil yang dianyam (woven geotekstil) dan tidak
dianyam (non woven geotekstil).

geotekstil yang dianyam geotekstil tidak dianyam (non


(woven geotekstil) woven geotekstil).
*Geotextile
* A permeable geosynthetic comprised solely of textiles
* Non-woven or woven
* Non-woven can be heat bonded or needle punched
*Non-woven Geotextiles
Separation/Filtration for erosion
protection

3” sand layer under non-woven


geotextile added due to
geotextile plugging by fine
sands
*Non-woven Geotextiles
Typical installation as filter for
riprap
* Sand Layer Used to Eliminate
Clogging Problem with Problem
Soils

Non-woven
Geotextile

Clean, packed
sand under
geotextile
*Woven
Geotextiles
Silt Fence
*Woven Geotextiles
Typical installation of Silt Fence
*Geotextile
Drainage & Filtration
*Geotextile
Soft Foundation Reinforcement
Geomembran
Geomembran adalah bentuk geosintetik yang berbentuk
lapisan tipis yang bersifat kedap air dan berfungsi sebagai
membran.
Pada umumnya terbuat dari lembaran-lembaran plastik
dan karet, tetapi dapat juga terbuat dari bahan geotekstil
yang dibungkus dengan lapisan aspal dengan fungsi utama
sebagai lapis pelindung yang mencegah tembusnya air dan
mencegah penguapan.
*Geomembrane
* An essentially impermeable geosynthetic composed of one
or more synthetic sheets
*Geomembrane
Animal Waste Pond Liners
*Geomembrane
Animal Waste Pond Floating
Covers
*Geomembrane
Animal Waste Pond Submerged Covers
Geogrid
Geogrid. Adalah produk yang dibuat dengan proses memanasi dan
menarik suatu serat polymer pada suatu arah atau lebih.

Bentuknya seperti jaring atau net dengan spasi yang lebar pada daun-
daunnya.

Terdiri dari tiga variasi bentuk tergantung dan penggunaannya :


a. Nondseformed nets, fungsi utamanya berhubungan dengan drainase
b. Deformed grids, digunakan sebagai aplikasi perkuatan dan sparator.
c. Polymeric strips, digunakan sebagai aplikasi perkuatan.
Geolinier
 Geo-linear Element, yaitu bentuknya yang berupa
jalur-jalur tunggal berdiri sendiri, baik berwujud pipih
atau pipa.
 Dibuat dari susunan serat polyester yang dilindungi
oleh bahan heavy dutypolyethylene
Geosynthetic Clay Liner (GCL)

* A manufactured hydraulic barrier consisting of clay


bonded to a layer or layers of geosynthetic materials
*Geosynthetic Clay Liners
Animal Waste Pond Liners
Geokomposit
 Geokomposit. Merupakan bahan gabungan yang berupa
kombinasi dari geotekstil dan geogrid atau geogrid dan
geomembran, atau antara geotekstil, geogrid dan
geomembran.
 Fungsinya tergantung komponen pembentuknya, jadi
dapat berfungsi sebagai lapis pemisah (separation),
perkuatan tanah (reinforcement), penyanng (filtration),
penyaluran air (drainage), dan pelindung (moinsture
barrier).
Hubungan antara bentuk dan fungsi geosintetik
*Sifat-Sifat Geosintetik
Sifat Fisik
 Sifat-sifat fisik geosintetik yang perlu diketahui adalah berat
jenis,
 massa per satuan luas, ketebalan dan kekakuan. Sifat-sifat
tersebut
 disebut sifat indeks geosintetik.
 Beberapa sifat fisik lainnya yang penting hanya untuk
geonet dan geogrid adalah jenis struktur, jenis persilangan,
ukuran bukaan (aperture) dan bentuk, dimensi rib dan sudut
planar yang dibentuk oleh rib-rib yang bersilangan.
 Sifat-sifat fisik tersebut lebih terpengaruh oleh suhu dan
kelembaban dibandingkan dengan tanah dan batuan. Oleh
karena itu untuk mendapatkan hasil yang konsisten dalam
laboratorium, dibutuhkan pengendalian suhu dan
kelembaban selama pengujian.
*Sifat-Sifat Geosintetik
Berat Jenis
Berat jenis serat pembentuk geosintetik merupakan berat jenis dari
bahan baku polimer.
Berat jenis didefinisikan sebagai rasio dari unitvolume bahan (tanpa
rongga) terhadap unit volume berat air yang
didestilasi dan tanpa udara pada suhu 4 oC.

Berat jenis sering digunakan untuk identifikasi geomembran dan


untuk uji kendali mutu.
Untuk polietilena (PE), berat jenis penting untuk
mengetahui apakah PE tersebut tergolong kepadatan rendah (LDPE,
low density polyethylene), sedang atau tinggi (HDPE, high density
polyethylene).
Jika geosintetik menggunakan zat aditif, maka berat jenis polimer
dapat bertambah atau berkurang.
*Sifat-Sifat Geosintetik
Massa per Satuan Lua
Massa per satuan luas ditentukan dengan menimbang beberapa
benda uji berbentuk persegi atau lingkaran dengan luas 100 cm2

Nilai yang diperoleh kemudian dirataratakan untuk memperoleh


massa per satuan luas dari contoh geosintetik.
Massa per satuan luas geosintetik berguna untuk memberikan
indikasi tentang harga dan sifat-sifat lainnya seperti kuat tarik, kuat
robek, kuat tusuk dan sebagainya.

Nilai massa per satuan luas juga dapat digunakan untuk uji kendali
mutu terhadap bahan geosintetik yang dikirimkan ke lapangan jika
dipersyaratkan dalam spesifikasi.

Standar pengujian berat geosintetik adalah:


 ISO 9864: 2005. Geosynthetics - Test method for the
Determination of Mass per Unit Area of Geotextiles and
Geotextile-Related Products.
 ·ASTM D 5261. Standard Test Method for Measuring Mass per
Unit Area of Geotextiles.
*Sifat-Sifat Geosintetik
Ketebalan
Ketebalan geosintetik adalah jarak antara
permukaan atas dan bawah geosintetik
yang diukur tegak lurus terhadap
permukaan dengan tegangan tekan
normal (2 kPa untuk geotekstil dan 20 kPa
untuk geogrid dan geomembran) selama 5
detik.

Ketebalan geosintetik harus diukur dengan


instrumen yang akurat hingga 0.025 mm
Sifat fisik tebal merupakan sifat dasar yang digunakan untuk kendali
mutu geosintetik.
Tebal geosintetik biasanya tidak dicantumkan dalam spesifikasi
geotekstil kecuali untuk geotekstil tak-teranyam yang tebal.
Akan tetapi tebal geosintetik harus dicantumkan untuk spesifikasi
geomembran.
Tebal geosintetik juga diperlukan untuk menghitung parameter
lainnya seperti permeabilitas sejajar bidang geotekstil dan
permeabilitas tegak lurus bidang geotekstil (daya tembus air).

Standar pengujian ketebalan geosintetik adalah:


 SNI 08-4420-1997. Cara Uji Ketebalan Geotekstil.
 ISO 9863-2:1996. Geotextiles And Geotextile-Related Products
-- Determination Of Thickness At Specified Pressures -- Part 2:
Procedure For Determination Of Thickness Of Single Layers Of
Multilayer Products
 ASTM D 5199. Standard Test Method For Measuring Nominal
Thickness Of Geosynthetics.
*Sifat-Sifat Geosintetik
Kompresibilitas
Kompresibilitas geosintetik diukur dari penurunan ketebalan akibat
peningkatan tegangan normal yang diberikan.
Sifat mekanik ini sangat penting untuk geotekstil tak teranyam yang
berfungsi untuk mengalirkan zat cair sejajar bidang geotekstil misalnya
geotekstil takteranyam yang dipasang di belakang dinding penahan
tanah.
Jika geotekstil semakin tertekan akibat beban, maka kemampuan
untuk mengalirkan airnya semakin berkurang.
*Sifat-Sifat Geosintetik
Sifat Mekanik
Sifat-sifat mekanik merupakan sifat penting untuk geosintetik yang
digunakan untuk menahan kerusakan saat instalasi dan menahan
beban.
Sifat mekanik yang penting adalah kompresibilitas, kuat tarik
dan modulus tarik,
*Sifat-Sifat Geosintetik
Kekuatan Tarik
Kuat Tarik dengan Cara Pita Lebar (Wide Width)
Kuat tarik didefinisikan sebagai tegangan tarik maksimum yang
mampu ditahan oleh benda uji pada titik keruntuhan.
Seluruh aplikasi geosintetik bergantung pada sifat mekanik ini baik
sebagai fungsi primer maupun fungsi sekunder.
Uji kuat tarik dengan cara pita lebar adalah menempatkan benda
uji geosintetik pada suatu klem atau grip, kemudian menariknya
dengan sampai terjadi keruntuhan atau putus
Standar pengujian kuat tarik dengan metoda pita lebar adalah:
· SNI 08-4416-1997. Cara Uji Kekuatan Tarik dan Mulur
Geotekstil Cara Pita Lebar.
ISO 10319 : 2008. Geosynthetics – Wide-width Tensile Test.
· ASTM D4595–09. Standard Test Method for Tensile Properties
of Geotextiles by the Wide-Width Strip Method.
*Sifat-Sifat Geosintetik
Kuat Grab
Salah satu cara uji kuat tarik selain uji cara pita lebar adalah uji
grab. Uji ini pada dasarnya merupakan uji kuat tarik uniaksial seperti
uji kuat tarik cara pita lebar, tetapi benda uji geosintetik selebar
101.6 mm dijepit dan ditarik sampai terjadi keruntuhan oleh jaw
penjepit selebar 25.4 mm.
Uji ini merupakan simulasi terhadap kondisi lapangan
Sangat sulit untuk menghubungkan kuat grab dengan kuat
tarik pita lebar tanpa uji korelasi secara langsung.
Oleh karena itu, kuat tarik grab hanya berguna sebagai uji
kendali mutu atau uji penerimaan untuk geotekstil.
*Sifat-Sifat Geosintetik
Kuat Sambungan
Kuat sambungan adalah tahanan tarik maksimal (kN/m) dari sambungan
dua lembar geosintetik.
Pengujian dilakukan dengan menarik contoh uji sepanjang 200mm yang
disambung di bagian tengah hingga terjadi keruntuhan.
Dari pengujian, didapat efisiensi sambungan (E) dalam persen
Standar pengujian kuat sambungan adalah:
 ·SNI 08-4330-1996. Cara Uji Kekuatan Jahitan Geotekstil.
 ASTM D 4884 – 96. Standard Test Method for Strength of Sewn or
Thermally Bonded Seams of Geotextiles.
 SO 13021. Geosynthetics – Tensile Test for Joints/Seams By Wide-Width
Strip Method. Selain geosintetik, tata cara ISO ini mecakup pengujian
sambungan geogrid.
*Sifat-Sifat Geosintetik
Gaya Bertahan (Survivability)
Sifat daya bertahan berhubungan dengan ketahanan geosintetik pada
saat instalasi di lapangan. Sifat-sifat tersebut adalah:
 - Kuat robek: kemampuan geosintetik menahan tegangan yang
menyebabkan terjadinya penambahan panjang robekan darirobekan
yang sudah ada. Biasanya hal ini terjadi saat instalasi. Uji kuat sobek
sama seperti kuat tarik tapi dengan sampel yang diberi sobekan awal
sepanjang 15 mm
 Kuat tusuk: kemampuan geosintetik menahan tegangan lokal yang
diakibatkan oleh tusukan benda seperti batu, akar tanaman. Uji kuat
tusuk disebut juga uji CBR (California Bearing Ratio) karena
menggunakan metoda yang hampir sama dengan CBR.
 Kuat tusuk dinamis: kemampuan geosintetik menahan tegangan
akibat benturan benda dan penetrasi dari benda jatuh seperti batu,
alat bantu konstruksi, selama proses pemasangan geosintetik.
 Kuat jebol: kemampuan geosintetik menahan tekanan normal ketika
terkekang di segala arah. Kuat jebol mensimulasikan kondisi di
lapangan
 Kuat fatig: kemampuan geosintetik menahan beban berulang sebelum
terjadinya keruntuhan.
*Sifat-Sifat Geosintetik
Interaksi Tanah dengan Geosintetik
Jika geosintetik digunakan sebagai perkuatan tanah, harus terjadi ikatan
antara tanah dengan geosintetik untuk mencegah tanah tergelincir di
atas geosintetik atau geosintetik tercabut dari tanah ketika kuat tarik
termobilisasi pada geosintetik.
Ikatan antara tanah dan geosintetik tergantung dari interaksi pada
bidang kontaknya. Interaksi tanah geosintetik (karakteristik gesek
dan/atau kuncian/interlocking) merupakan elemen kunci dari kinerja
dinding penahan tanah, lereng dan timbunan yang diperkuat geosintetik.
*Sifat-Sifat Geosintetik
Interaksi Tanah dengan Geosintetik
Jika geosintetik digunakan sebagai perkuatan tanah, harus terjadi ikatan
antara tanah dengan geosintetik untuk mencegah tanah tergelincir di
atas geosintetik atau geosintetik tercabut dari tanah ketika kuat tarik
termobilisasi pada geosintetik.
Ikatan antara tanah dan geosintetik tergantung dari interaksi pada
bidang kontaknya. Interaksi tanah geosintetik (karakteristik gesek
dan/atau kuncian/interlocking) merupakan elemen kunci dari kinerja
dinding penahan tanah, lereng dan timbunan yang diperkuat geosintetik.
*Sifat Hidrolik Geosintetik
Ukuran Pori-pori Geotekstil
ASTM D 4751-99a, Standard Test Method for Determining Apparent
Opening Size of a Geotextile, mendefinisikan ukuran pori-pori geotekstil
(Apparent Opening Size, AOS) sebagai suatu sifat yang engindikasikan
perkiraan partikel terbesar yang akan secara efektif melewati geoteksil
dengan simbol O95.

ISO 12956, Geotextiles And Geotextile-Related Products — Determination of


the Characteristic Opening Size memberikan tata cara pengujian ukuran pori-
pori geotekstil dengan cara basah.
Ukuran poripori geotekstil menurut ISO 12956 adalah ukuran bukaan
(opening) yang sama dengan ukuran partikel d90 dari bahan berbutir yang lolos
geotekstil. d90 adalah ukuran partikel dimana 90% berat fraksi lebih kecil
daripada total berat partikel yang diukur.
*Sifat Hidrolik Geosintetik
Permeabilitas Geosintetik
Permeabilitas adalah kemampuan geosintetik untuk mengalirkan air.
Permeabilitas geosintetik dapat dibagi menjadi dua:
1. Permeabilitas tegak lurus bidang atau disebut sifat daya tembus air
dalam SNI SNI 08-6511-2001. Menurut ASTM D 4491 daya tembus air
disebut water permeability of geotextiles by permittivity, sedangkan
ISO 11058 menyebutnya sebagai water permeability characteristics
normal to the plane.
2. Kapasitas pengaliran air sejajar bidang geosintetik, atau transmissivity
menurut istilah ASTM D 67-6-00 atau water flow capacity in their plane
menurut istilah ISO 12958. permeabilitas tegak lurus bidang perlu
diketahui jika kita menggunakan geosintetik untuk filter. Permeabilitas
sejajar bidang diperlukan saat kita akan menggunakan geosintetik
untuk drainase, misalnya drainase di balik dinding penahan tanah.
Daya tembus air (permittivity) adalah kecepatan aliran volumetrik per
luas geosintetik per unit tinggi tekan, pada kondisi aliran laminer
dalam arah tegak lurus bidang geosintetik
Hukum Darcy untuk permeabilitas daya tembus air dapat ditulis:
Kapasitas pengaliran air sejajar bidang geosintetik atau transmissivity
merupakan koefisien produk dari koefisien permeabilitas untuk aliran air
sejajar bidang geosintetik dan tebal geosintetik
Sifat transmissivity didefinisikan sebagai:
*Daya Tahan Degradasi
Daya tahan (endurance) dan degradasi merupakan sifat geosintetik
dalam jangka panjang. Daya tahan terdiri dari perilaku rangkak, daya
tahan abrasi, kemampuan pengaliran jangka panjang, durabilitas dan
sebagainya.

Rangkak (Creep)
Rangkak (creep) adalah elongasi geosintetik akibat beban konstan.
Perilaku rangkak dari geosintetik perlu dievaluasi mengingat sifat
polimer merupakan bahan yang sensitif terhadap rangkak.
Rangkak adalah faktor yang penting untuk struktur dengan geosintetik
seperti dinding penahan tanah, perkuatan lereng, perkuatan dan
timbunan di atas tanah lunak. Dalam aplikasi tersebut, diperlukan
geosintetik yang tahan terhadap tegangan tarik dalam jangka waktu
yang lama (biasanya lebih dari 75 tahun).
Biasanya durabilitas diukur hasil pengujian terhadap sifat mekanis
dan tidak berdasarkan perubahan mikrostruktur yang
mengakibatkan perubahan sifat mekanis.
Durabilitas dinilai sebagai persentase kuat tarik sisa dan/atau
persentase regangan sisa sebagai berikut:
*Daya Tahan Degradasi
Durabilitas
Durabilitas adalah kemampuan geosintetik untuk mempertahankan
sifat awalnya terhadap pengaruh lingkungan atau pengaruh lainnya
selama umur rencananya.
Sifat ini berhubungan dengan perubahan mikrostruktur polimer dan
makrostruktur geosintetik.
Durabilitas geosintetik sangat tergantung pada komposisi polimer
pembentuknya.
Durabilitas geosintetik dapat diidentifikasi dengan pengamatan visual
atau pengamatan mikroskopis untuk memberikan prediksi perubahan
sifat secara kuantitatif antara geosintetik yang terpapar dan tidak
terpapar oleh faktor lingkungan atau faktor-faktor lainnya, misalnya
perubahan warna, kerusakan pada serat individual (akibat serangan
mikrobiologi, degradasi permukaan, atau retak tegangan), dan
sebagainya.
*Daya Tahan Degradasi
Durabilitas
Durabilitas adalah kemampuan geosintetik untuk mempertahankan
sifat awalnya terhadap pengaruh lingkungan atau pengaruh lainnya
selama umur rencananya.
Sifat ini berhubungan dengan perubahan mikrostruktur polimer dan
makrostruktur geosintetik.
Durabilitas geosintetik sangat tergantung pada komposisi polimer
pembentuknya.
Durabilitas geosintetik dapat diidentifikasi dengan pengamatan visual
atau pengamatan mikroskopis untuk memberikan prediksi perubahan
sifat secara kuantitatif antara geosintetik yang terpapar dan tidak
terpapar oleh faktor lingkungan atau faktor-faktor lainnya, misalnya
perubahan warna, kerusakan pada serat individual (akibat serangan
mikrobiologi, degradasi permukaan, atau retak tegangan), dan
sebagainya.
*Sifat–sifat ijin Geosintetik
Untuk menentukan sifat-sifat geosintetik pada akhir umur rencananya,
gunakan persamaan sebagai berikut:
Langkah-langkah penentuan geosintetik untuk
pengujian
Evaluasi Sifat-Sifat Geosintetik untuk
Perkuatan Tanah
Sambungan dan Tumpang Tindih (Overlap)
Lebar tumpang tindih minimal 0.3 m disarankan untuk seluruh aplikasi geosintetik,
akan tetapi lebar tersebut dapat ditambah untuk kebutuhan konstruksi dan kondisi
lapangan yang khusus.
Kekuatan sambungan yang disyaratkan harus sama dengan kebutuhan kekuatan
geosintetik pada arah tegak lurus sambungan dengan prosedur pengujian yang sama.
Untuk perencanaan yang mensyaratkan pengujian arah lebar (contohnya perkuatan
timbunan di atas tanah lunak), maka kekuatan sambungan yang dibutuhkan merupakan
nilai rencana dari hasil perhitungan. Oleh karena itu, kekuatan sambungan tidak boleh
disyaratkan sebagai suatu persentase dari kekuatan geosintetik. Geogrid dapat
disambung dengan sambungan mekanis baik berupa sambungan struktural ataupun suatu
alat bantu konstruksi. Pada geotekstil keliman dan geogrid yang disambung secara
struktural, bahan penyambung harus terdiri dari bahan polimer dengan ketahanan
(durabilitas) yang sama atau lebih besar dari geosintetik.
*Woven geotextile
Separator, protection, reinforcement
Pavement
• Stabilization
Paved & Unpaved
Road Construction
• Retaining Wall &
Embankment Mechanically
• Runway Stabilized
• Slope Reinforcement Earth Wall
• Silt Fence
• Reclamation
• Marine Engineering
Mechanic
ally
Stabilized
Earth Wall
5/4/2016
151
*Non Woven Geotextile
Separation, Drainage, Filtration, Protection

 Separation
between soil layers
 Separation separator between rock and soil
between soft foundation
ground and road
base
 Prevent mixing soil
and rock
 Vertical and separator in
Horizontal road
Drainage construction
 Filtration over extremely
soft soil
5/4/2016 152
*Geogride
Slope to Soft Soil Foundation
Reinforcement

 Uni-Axial
 Slope Reinforcement
 Walls/Abutments Reinforcement Sub Base
Stabilization
 Embankment
 Landfill

 Bi-Axial
 Stabilization
 Soft Soil Foundation Reinforcement
 Road, Railways, Port, Airport
Runways
 Temporary Road, Unpaved Area
Sub Base
 Mat Reinforcement
5/4/2016 Reinforcement 153
*Geomembran
Impermeable - Impervious
layer

 Landfill Foundation and


Landfill Caps
 Hazardous Waste Geomembrane
Containment Installation for Mud Pit
 Liquid Waste Containment
 Aquaculture Ponds
 Canals
 Portable Water Containment
 Water Reservoirs
 Mining
 Tunnel Lining
 Storage Tanks
Impermeable Layer in
5/4/2016 Landfill Area 154
* Soil Erosion Control
Slope Erosion Protection

 Riverbank and Landscape dry


Waterways Protection application for
slope protection
 Earth Stabilization on in roadway
Geomembrane and Slippery
Substrate

 Rain and Potable Water wet


Reservoir Lined with application in
Geomembrane river bank
protection
 Establishment of Vegetation
on Eroded Slope
155
*Enviromesh
Slope Erosion Protection

 Embankment
 Stabilizing Highways Enviromesh JM
 Landscape of Golf
Courses
 Houses Development
 Beaches & Banks
 Sand Dunes
 Wall of Dams
 Restoration of mining Enviromesh FM
and agricultural land
 Nature reserves and
c o n s ervation land Enviromesh CM
5/ 4/2 01 6 156
*I – Consol
Very Soft
Soil
Improvement
 The improvement works
for the reclaimed land
 The works for the
residence and industrial
area
 The road, railroad, airport
construction site VERTICAL
 Harbor construction site
DRAIN
 Gas and crude petroleum
storage building site
 Dike construction site
5/4/2016 157
Band Drains / Prefabricated Vertical Drains (PVD)

These are geocomposites formed of a hollow cored,


geotextile wrapped drainage element (geonet) inserted
vertically into soft ground to speed up the
consolidation process.

Prefabricated Vertical Drain Installation of PVD


Band Drains / Prefabricated Vertical Drains (PVD)

Kandla Port – Ground improvement

Band drains has been adopted to increase the bearing


capacity of the site. The following parameters have
been adopted:

Scheme SBC Spacing of Preload Duration SBC after


before Band Drain Height (Days) treatment
treatment with Triangular (m) (T/m2)
(T/m2) Grid
(m)

Scheme-1 2.00 1.25 4.00 80 10.21

Scheme-2 2.00 1.50 4.00 120 10.11


Band Drains / Prefabricated Vertical Drains (PVD)
at Kolkata

Anda mungkin juga menyukai