Anda di halaman 1dari 29

PRINSIP STABILITAS TANAH

KELOMPOK 1

Oleh:
Eduardo Neno (26919701)
Arthika Putri Syahfani (26920006)
SJ-5111 REKAYASA PERKERASAN DAN GEOTEKNIK Muhammad Endy Adiyatma (26920011)
MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK JALAN RAYA Oktaviani Tri Handayani (26920016)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Vita Vidyaning Viarsami (26920021)
2020
OUTLINE

Prinsip Stabilitas Tanah

Tanah Bermasalah, Lunak & Gambut

Filosofi Desain Stabilisasi Tanah

Metode Stabilisasi Tanah

Peralatan Untuk Stabilisasi Material

2
PRINSIP STABILITAS TANAH
PRINSIP STABILITAS TANAH
Prinsip Stabilitas Tanah Sifat – sifat Teknis yang diperbaiki dalam
Stabilisasi Tanah
Prinsip stabilitas tanah adalah usaha untuk • Kapasitas dukung tanah
merubah/memperbaiki sifat-sifat teknis / properti tanah agar • Kompresibilitas
memenuhi syarat teknis tertentu serta menambah kekuatan
• Permeabilitas
lapisan tanah, sehingga bahaya keruntuhan dapat diperkecil
dan tanah menjadi lebih stabil. • Kemudahan dikerjakan
• Potensi pengembangan
• Sensitifikasi thd air

Pencampuran tanah dengan tanah lain Manfaat Stabilisasi Material


untuk memperoleh gradasi yg
diinginkan • Kualitas lapisan bertambah
Proses • Pendistribusian beban ke area yg lebih luas
Stabilisasi bertambah
Tanah • Mereduksi tebal lapisan perkerasan yg
Pencampuran tanah dengan bahan- dibutuhkan
tambah (bahan additif), sehingga sifat-
sifat teknis tanah menjadi lebih baik
4
TANAH BERMASALAH, TANAH LUNAK &
GAMBUT
Tanah Bermasalah
 Tanah bermasalah adalah tanah yang terbentuk dari
proses pelapukan dan erosi batuan dengan kondisi tidak
terkonsolidasi.
 Bila tanah berubah kadar airnya akan mengakibatkan
terjadinya masalah pada bangunan di atasnya.
 Tanah yang dimaksud antara lain tanah ekspansif
(shrinkage-swelling), tanah buyar (dispersif) dan tanah
runtuh (collapsible).

 Tanah Ekspansif pada perubahan kadar airnya


mengakibatkan terjadinya perubahan volume.
 Tanah Dispersif akibat aliran air tanah akan
menghanyutkan partikel tanah.
 Tanah Collapsible pada saat jenuh akan mengalami
penurunan di bawah pembebanan bangunan.

6
Tanah Ekspansif
 Tanah (di bawah badan jalan) yang berpotensi
menyusut (shrinkage) dan mengembang (swelling).
 Umumnya berupa tanah lempung yang mengandung
mineral montmorilonite dan vermiculite.
 Karakteristik tanah pada kondisi kering stiff (CBR>8),
sedangkan pada kondisi jenuh air very soft (CBR~1).
 Pada musim kemarau, tanah mengalami penyusutan
yang besar akibat menurunnya kadar air tanah.
 Pada musim hujan, tanah mengembang besar (>5%
pada CBR soaked) akibat meningkatnya kadar air tanah.
 Pengujian Tanah Ekspansif dengan Unrestrained Swell
Test dan Swelling Pressure Test.

7
Tanah Ekspansif
MEKANISME KERUSAKAN MASALAH YANG TIMBUL
 Munculnya retak memanjang pada perkerasan jalan (musim
Kondisi Awal kemarau).
evaporasi
Awal Musim  Terjadinya penurunan elevasi permukaan tanah akibat
Kemarau penyusutan tanah (musim kemarau).
Puncak Musim  Menurunnya daya dukung dan kuat geser tanah (musim
infiltrasi air
Kemarau hujan).
Awal Musim  Terjadinya deformasi (heaving) pada perkerasan jalan
Hujan
(musim hujan)  jalan bergelombang.
Puncak Musim Hujan
 Selanjutnya dapat berkembang menjadi longsoran badan
Akhir Musim jalan (musim hujan).
Hujan  Timbulnya differential movement.
CARA MENDETEKSI  Terjadinya ekses tegangan lateral pada retaining wall.

 Melakukan karakterisasi tanah ekspansif


 Tanah Plastisitas tinggi
LL > 50
PI > 20
 Klasifikasi tanah CH (USCS)
 Mengandung mineral Montmorillonite atau Vermiculite
 Menganalisa adanya zona aktif
 Kedalaman tanah dimana kadar air tanah tidak berubah
secara signifikan antara musim kemarau dan musim hujan. 8
Tanah Ekspansif
KLASIFIKASI TANAH EKSPANSIF Braja M Das Ed.8th

9
Tanah Lunak & Gambut
TANAH LUNAK
Tanah-tanah yang jika tidak dikenali dan diselidiki secara seksama dapat
menyebabkan masalah ketidakstabilan dan penurunan jangka Panjang yang tidak
dapat ditolerir.
Lunak
Tanah tersebut memiliki kuat geser rendah dan kompresibilitas yang tinggi.
Menurut Terzaghi (1967) tanah lempung kohesif diklasifikasikan sebgai tanah lunak
apabila mempunyai daya dukung lebih kecil dari 0,5 kg/cm2 dan nilai standard
penetration test lebih kecil dari 4 (N-value<4).
Berdasarkan uji lapangan, tanah lunak secara fisik dapat diremas dengan mudah Gambut
oleh jari-jari tangan. Menurut Toha(1989), sifat umum tanah lunak adalah memiliki
kadar air 80-100%, batas cair 80-110%, batas plastis 30-45%, saat dites sieve
analysis, maka butiran yang lolos oleh saringan no 200 akan lebih besar dari 90%
serta memiliki kuat geser 20-40 kN/m2.

TANAH GAMBUT
Gambut adalah jenis tanah yang memiliki
kadar organik >75%
Tanah gambut cenderung memiliki nilai
CBR yang rendah berkisar 2,595% - 5,709
(Siti Hadijah, 2006).

10
Tanah Lunak & Gambut
MODEL
KERUNTUHAN

(a) Keruntuhan Talud Dangkal (b) Keruntuhan Talud (c) Keruntuhan Total

P 1
P 1

B C

(d) Kegagalan geser (e) Kegagalan daya dukung (f) Kegagalan akibat Pemerasan (Squeezing)

11
ALTERNATIF PENANGANAN TANAH BERMASALAH
Tanah Ekspansif Tanah Lunak & Gambut
 Penggantian Material  Perbaikan Tanah
 Stabilisasi Mekanis • Replacement (membuang tanah lunak/gambut)
 Stabilisasi Kimia • Staged construction (penimbunan bertahap)
 Pembebanan Kontra • Preloading / Surcharge (pra pembebanan)
 Sistem Drainase (Manajemen Air) • Prefabricated Vertical Drains (penyalir tegak)
• Cement Stabilization/Jet Grouting (stabilisasi/injeksi semen)
 Pemasangan Moisture Barrier
• Dynamic Compaction (pemadatan dinamis)
 Perkuatan Tanah
• Counterweight Embankment (timbunan kontra)
• Geosynthetic Reinforcement (perkuatan geosintetik)
• Pile Foundations (tiang pondasi)
 Pengurangan Beban
• Reduced High Fill (mengurangi tinggi timbunan)
• Light Weight Fill (timbunan ringan : Foam Mortar, EPS )

16
FILOSOFI DESAIN STABILISASI TANAH
FILOSOFI DESAIN STABILISASI TANAH
Pertimbangan dalam Desain Karakteristik material Mix Desain
3 Aspek utama yang mempengaruhi desain stabilitas Prosedur desain mekanistik untuk stabilisasi
tanah: material di Alaska didasarkan pada karakteristik:
 Mix design untuk material yang akan dilstabilisasi
 desain perkerasan • stiffness/modulus,
 Konstruksi dari stabilisasi tanah • Poisson’s ratio, and
• fatigue performance criteria
Sifat material yang perlu diperhatikan:
 Strength
 Stiffness
 Durabilitas ILUSTRASI SISTEM DESAIN PERKERASAN DI ALASKA
 Batas susut
 Fatigue performance

Desain struktur perkerasan yang nantinya akan


menggunakan stablisasi tanah harus diperhatikan.
Faktor yang harus diperhatikan adalah :
 Daya dukung tanah dasar
 Tebal perkerasan
 Rencana desain lalu lintas
 Kondisi lingkungan

Sumber : Alaska Soil Stabilization Design Guide


14
METODE STABILISASI TANAH
MATERIAL STABILISASI
Faktor Pemilihan Jenis Stabilisasi Klasifikasi Jenis Material Stabilisasi

Stabilisasi tanah bertujuan untuk Jenis stabilisasi diklasifikasikan berdasarkan performa struktural suatu bahan
menambah kekuatan pada suatu tanah Terdapat 3 kategori material utama yang mempengaruhi performa, yaitu:
sehinga tanah menjadi lebih stabil dam
menerima beban. 1. Unbound materials : menahan beban melalui kombinasi kohesi dan
gesekan antarpartikel, seperti kerikil alami dan tanah berbutir halus.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
dalam pemilihan jenis stabilisasi: 2. Modified materials : material unbound dengan sedikit penambahan agen
1. Gradasi stabilisasi yang dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan material,
2. Indeks plastisistas (PI) meningkatkan kekuatan, atau mengurangi kerentanan terhadap
3. Ketersediaan dan biaya stabilizer kelembaban atau embun beku dari tanah berbutir halus.
serta peralatan konstruksi yang sesuai
4. Iklim 3. Bound materials : material yang diberi agen stabilisasi untuk
menghasilkan ikatan material dengan kekuatan tarik yang tinggi.
Dibandingkan 2 material sebelumnya, material ini mampu meningkatkan
daya dukung structural.

16
MATERIAL STABILISASI
Kategori dan Karakteristik Material

Sumber : Alaska Soil Stabilization Design Guide 17


MATERIAL STABILISASI
Jenis Material Stabilisasi Pemilihan Jenis Material Stabilisasi
Stabilisasi dilakukan untuk meningkatkan Beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam pemilihan jenis material stabilisasi ditinjau
dari beberapa hal, yaitu:
properti tanah atau untuk mengatasi
kekurangan bahan yang tersedia. • Jenis tanah
Jenis material stabilisasi terdiri dari beberapa Distribusi ukuran partikel dan nilai batas Atterberg menjadi titik ukur awal dalam
kategori, diantaranya: penentuan jenis stabilisasi yang diperlukan.
1. Aspal • Iklim dan drainase
2. Semen Portland Iklim memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan stabilisasi. Sebagai
3. Kapur contoh, pada daerah yang lebih basah, dimana kadar air suatu material tinggi, maka
penggunaan pengikat semen ataupun aspal dan campuran aspal-semen akan
4. Campuran dari aspal-semen, aspal-kapur, cocok. Sedangkan kapur cocok digunakan pada tanah kohesif terutama jika
kapur-fly ash, ataupun seemn-kapur-fly digunakan sebagai agen awal untuk mengeringkan bahan.
ash
• Pengambilan sampel dan Pengujian
5. Bahan kimia
Bahan yang akan distabilisasi harus diuji di laboratorium untuk dapat menentukan
6. Garam kualitas dan keseragamannya.

• Seleksi Akhir
Setelah menganalisis semua ketersediaan data dan mendapatkan beberapa
alternatif solusi, maka keputusan akhir bergantung pada ketersediaan biaya dan
performa tanah desain yang diharapkan. Dan juga perlu mempertimbangkan
ketersediaan material di lapangan, peralatan dan pengalaman kerja sebelumnya.

18
MATERIAL STABILISASI
Aplikasi dari Material Stabilisasi

Sumber : Alaska Soil Stabilization Design Guide 19


MATERIAL STABILISASI
Aplikasi dari Material Stabilisasi

Sumber : Alaska Soil Stabilization Design Guide 20


PEMILIHAN METODE STABILISASI
Panduan untuk Seleksi Metode Stabilisasi Sumber : Alaska Soil Stabilization Design Guide

Catatan:
Bentuk penggunaan stabilisasi pada tabel
dapat digunakan secara kombinasi,
misalnya menggunakan stabilisasi kapur
untuk mengeringkan bahan dan mengurangi
plastisitasnya, membuatnya sesuai untuk
metode stabilisasi lainnya.

21
METODE STABILISASI TANAH
Stabilisasi Tanah Secara Additive
Mekanikal
Dua jenis stabilisasi aditif adalah kimiawi dan bitumen.
Metode • Stabilisasi kimiawi dicapai oleh penambahan persentase
Stabilisasi
yang tepat dari semen, kapur, fly ash, atau kombinasi
Tanah
bahan-bahan tersebut ke tanah.
Additive
• Stabilisasi bitumen dicapai dengan penambahan
persentase bitumen yang tepat material ke tanah.
Stabilisasi Tanah Secara Mekanik
Stabilisasi mekanis adalah proses stabilisasi
tanah yang dicapai dengan mencampur tanah
dengan 2 atau lebih gradasi untuk mendapatkan
spesifikasi teknis yang memenuhi syarat.
Pencampuran tanah dapat dilakukan di lokasi
konstruksi, di pabrik pusat, atau di Borrow Area
(di tempat quarry). Bahan yang telah dicampur
kemudian dioleskan dan dipadatkan untuk Sumber:
kepadatan yang dibutuhkan dengan cara DEPARTMENT OF THE ARMY CORPS OF ENGINEERS
konvensional. OFFICE OF THE CHIEF OF ENGINEERS, 1984 16
METODE STABILISASI TANAH
Stabilisasi Tanah Secara Mekanik

1 2

Menggali tanah Pemadatan


buruk di lokasi tanah
proyek

Mengganti Jenis Tanah Eksisting


Menggantikannya Stabilisasi mekanis untuk tanah-tanah yang mempunyai sifat kembang
dengan material susut yang besar tidak terlalu efektif sebab diperlukan kuantitas tanah asli
granular yang baik yang cukup besar untuk pencampuran; selain itu pemadatan hanya
dari tempat lain menurunkan sedikit saja sifat kembang susut dari tanah. Tidak banyak
gunanya kalau kembang susut tanah tersebut awalnya sudah besar

23
METODE STABILISASI TANAH
Stabilisasi Tanah Secara Kimiawi (Additive)

Stabilisasi tanah secara kimiawi merupakan penambahan bahan


stabilisasi yang dapat mengubah sifat-sifat kurang
menguntungkan dari tanah. Di dalam usaha stabilisasi tanah ini,
dikenal banyak jenis stabilizing agent’s yaitu air sendiri di dalam
jumlah yang tepat dan tanah liat dalam jumlah proporsional.
Adapun stabilizing agent’s untuk tanah liat antara lain adalah
kapur pasang, bitumen, dan lain-lain. Stabilizing agent’s yang
disebutkan tadi merupakan bahan-bahan yang menghasilkan
produk yang baik sesuai dengan tujuan penstabilan tanah yang Proses di lapangan untuk stabilisasi tanah dengan campuran kapur
bersangkutan, derajat peningkatan mutu dan mudah dikerjakan.
Tujuan dari stabilitas secara kimia antara lain :
• Usaha ini dengan menambah zat aditif (campuran) seperti
kapur, semen, fly ash dan bitumen.
• Hal ini dilakukan untuk memodifikasi perilaku tanah menjadi
lebih baik.

24
Panduan Seleksi
Stabilisasi Tanah dengan
Bahan Aditif
(Menurut Army)

MET
ODE
STA
BILI
SASI
TAN Sumber:
DEPARTMENT OF THE ARMY
AH CORPS OF ENGINEERS
OFFICE OF THE CHIEF OF
ENGINEERS, 1984

25
PERALATAN UNTUK STABILISASI MATERIAL
PERALATAN UNTUK STABILISASI MATERIAL
Metode untuk stabilisasi material dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Dengan cara In situ / campur di tempat
Alat yang digunakan adalah :
 Additive spreader
 Reclaimer

Additive Spreader

Reclaimer

27
PERALATAN UNTUK STABILISASI MATERIAL
2. Metode pencampuran di mixing plant / pugmill

Mixing plant

28
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai