Lecture 3 :
“STABILITAS DAN PEMADATAN”
Problem Tanah
1
Pemadatan Lapangan
4
LEARNING OBJECTIVES
• Tanah, selain berfungsi sebagai pendukung pondasi bangunan, juga digunakan sebagai bahan timbunan, seperti tanggul, bendungan, dan jalan
• Pembangunan konstruksi tidak selalu berada diatas tanah yang memiliki stabilitas yang baik, ada kemungkinan berada di atas tanah dengan
stabilitas kurang baik
• Stabilitas tanah khususnya pemadatan merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk memperbaiki tanah dengan kemampuan dukung
rendah
• Seorang engineer (insinyur) geoteknik, yaitu harus mampu menganalisis dan memastikan tanah yang ada dalam perencanaan sesuai spesifikasi
desain yang disyaratkan
01
1 Kemampuan dukung tanah yang rendah
PROBLEM
TEKNIS 3 Tanah sangat mudah mampat (kompresibilitas tinggi)
TANAH
(Soil Technical Problem)
4 Tanah bersifat ekspansif (mudah mengembang) akibat air, akibatnya gampang berubah volume
Tanah ekspansif
1
a. Tanah granuler termasuk kedalam tanah yang mudah penanganannya, karena material ini dasarnya sudah memiliki
Tanah Granuler kuat geser yang baik
b. Sangat sedikit pengaruh terhadap perubahan volume tanah granuler
2 a. Tanah lanau yang dipadatkan umumnya akan stabil dan memberi kuat geser yang cukup
b. Sedikit kecenderungannya mengalami perubahan volume.
Tanah Lanau
c. Lanau sangat sulit dipadatkan pada kondisi jenuh
3
a. Tanah lempung yang dipadatkan dengan benar akan memberi kuat geser yang tinggi
Tanah Lempung b. Umumnya, sangat mudah terjadi kembang-susut
c. Sangat sulit dipadatkan pada kondisi jenuh
DAMPAK TANAH YANG TIDAK STABIL
(Impact of Unstable Soil)
01
02
STABILISASI & PEMADATAN
(Stabilitation & Compaction)
• Stabilisasi adalah upaya-upaya rekayasa tanah untuk meningkatkan sifat fisis dan mekanis tanah
• Salah satu upaya dalam menstabilkan tanah yang paling umum adalah dengan pemadatan.
• Pemadatan tanah dimaksudkan untuk:
Meningkatkan kuat geser tanah
Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas)
Memperkecil permeabilitas tanah (kasus : tanggul)
Mengurangi perubahan volume sebagai akibat dari perubahan kadar air (mengurangi sifat ekspansif)
• Tujuan pemadatan tanah dapat tercapai secara teknis apabila pemilihan tanah timbunan sesuai, cara pemadatan benar dan efisien, pemilihan mesin pemadat
yang sesuai, dan jumlah lintasan yang sesuai
JENIS STABILISASI
(Stabilitation Types)
Menambahkan bahan kimia kedalam Memasukkan material sisipan kedalam lapisan tanah
Menambahkan energi dari beban dinamis atau material tanah
beban statis • Metal Strip Reinforcement
• Semen (Soil Cement) • Geotextile
• Pemadatan (Compaction) • Kapur (Soil Lime) • Geomembrane
• Preloading tanah dengan embankment • Abu (Soil Ash) • Geogrid
(timbunan)
• Vertical Drain
• Pengeringan Tanah (Dewatering)
• Penggantian Tanah (Replacement)
STABILISASI
FISIK
STABILISASI
KIMIA
MEKANIS
Geomembrane Geogrid
KONSOLIDASI VS PEMADATAN
(Consolidation vs Compaction)
Compaction Consolidation
Konsolidasi :
Pengurangan secara perlahan-lahan volume pori γd meningkat yang diakibatkan beban statis selama periode tertentu
Pemadatan :
Proses γd meningkat disebabkan pemadatan partikel diikuti pengurangan volume udara dengan volume air tetap
PRINSIP PEMADATAN
(Principles of Compaction)
Soil Solid
Water
Soil Solid
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 147
01
03
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMADATAN
(Factors Affecting Compaction)
Pemadatan tanah yang baik tidak hanya dilakukan sekali, tetapi biasanya hingga 3 kali. Pada
pemadatan tanah di lapangan spesifikasinya adalah 90-95% dari berat volume maksimum yang telah
ditentukan pada uji proctor (uji pemadatan)
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page
152
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page
152 Pengaruh Energi Pemadatan Terhadap Pemadatan
Tanah Pasir Berlempung
UJI PEMADATAN UJI PEMADATAN
(Compaction Test) (Compaction Test)
Tujuan Pengujian Untuk menentukan kepadatan maksimum (γd-max) dan kadar air optimum (ωoptimum)
ASTM D1557 - Standard Test Methods for Laboratory Compaction Characteristics of Soil Using Modified Effort (56,000 ft-lbf/ft3(2,700 kN-
m/m3))
ASTM D698 - Standard Test Methods for Laboratory Compaction Characteristics of Soil Using Standard Effort (12,400 ft-lbf/ft3 (600 kN-
Standar Pengujian m/m3))
Jenis Pemadatan & Energi Pemadatan a. Standard Proctor Test = 593 kJ/m3
(E) b. Modified Proctor Test = 2695 kJ/m3
Modified Proctor
Standard Proctor
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 148
Spesifikasi Uji Pemadatan
Standard Proctor & Modified Proctor
1 2 3
Pengambilan Sampel Tanah Sampel tanah dikeringkan Tanah diayak harus lolos saringan ¾”
W1 W2 W3
W4 W5
Catatan :
Kondisi zero air void adalah kondisi tidak ada udara didalam void (rongga) tanah kondisi jenuh air (saturated)
OUTPUT UJI PEMADATAN
(Output of Compaction Test)
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 149
01
04
PEMADATAN LAPANGAN
(Field Compaction)
Kebanyakan pemadatan lapangan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat bernama Roller, dengan jenis-jenis sebagai berikut :
• Sangat cocok digunakan untuk pemadatan tanah lempung dan lempung berpasir
• Roller berupa drum dengan adanya sejumlah tonjolan
• Pemadatannya dengan kneading (peremasan)
• Range area yang dapat dicakup sebesar 30 - 80 cm2
• Tekanan kontak berkisar antara 1400 - 7000 kN/m2
Sheepsfoot Rollers (Tamping Rollers) • Kedalaman efektif pemadatan = 15 - 25 cm
• Secara bentuk hampir sama dengan smooth wheel rollers, tapi ada tambahan vibratory dalam front wheel-nya
• Sangat cocok digunakan untuk pemadatan tanah granuler
• Pemadatan dengan kombinasi tekanan dan getaran
• Tekanan kontak berkisar antara 1400 - 7000 kN/m2
• Berat alat dikisaran 8 - 14 ton (dapat ditingkatkan dengan 60% pemberat)
Tandem Vibratory Rollers
ROCK SAND SAND - CLAY CLAY
100% 50% 100%
SHEEPSFOOT
PNEUMATIC
VIBRATORY
SMOOTH WHEEL
VIBROFLOTATION
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 184-185
DYNAMIC COMPACTION
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 189
PEMADATAN LAPANGAN SECARA MANUAL
Pemadat secara manual umumnya digunakan pada areal pemadatan yang lebih kecil dan tidak bisa dijangkau oleh roller pemadat (accessability lebih baik)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMADATAN 01
LAPANGAN
(Factors Affecting Field Compaction)
10 15
Kurva Hubungan γd dan Jumlah Lintasan Roller Untuk Tanah Lempung Berlumpur
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 170
Dr = 75%
Kurva Hubungan γd dan Jumlah Lintasan Vibratory Roller Untuk Tanah Penentuan Tebal Lapisan yang Memenuhi Syarat Tingkat Kepadatan Relatif Tertentu
Lempung Berlumpur (Dr = 75%)
Ketebalan Tanah (Thickness lift) = 2,44 m (D’Appolonia, et. Al., 1969)
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 170
SPESIFIKASI PEMADATAN LAPANGAN
(Specification of Compaction)
• Pada pemadatan tanah granuler, spesifikasi pemadatannya dapat dalam bentuk istilah Kerapatan Relatif (Dr) atau Pemadatan Relatif (R). Cara mendapatkannya
dengan Uji Sand Cone
• Dalam sebagian besar spesifikasi untuk pekerjaan tanah, kontraktor diinstruksikan untuk mencapai struktur yang dipadatkan dengan γd - lapangan = 90 - 95% dari
γd-maks yang ditentukan di laboratorium oratorium baik dengan uji Proctor standar atau yang dimodifikasi.
• Spesifikasi pemadatan lapangan berdasarkan pemadatan relatif (R) atau kepadatan relatif (Dr) adalah spesifikasi produk akhir. Kontraktor diharapkan untuk
mencapai minimum berat unit kering terlepas dari prosedur lapangan yang diadopsi.
• Menentukan pemadatan yang ekonomis
SAND CONE (ASTM D1556)
Sample Can
(Kaleng Besi)
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled
Sobhan, page 172
HASIL EVALUASI MATERIAL KOMPAKSI (SOWERS, 1979)
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 183