Anda di halaman 1dari 39

Soil Mechanics

Lecture 3 :
“STABILITAS DAN PEMADATAN”

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Zulfadli Ibrahim, ST.,TANAH


MT.
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TIM DOSEN MATA KULIAH MEKANIKA
OUTLINES

Problem Tanah
1

Stabilisasi & Pemadatan : Defenisi, Tujuan, Jenis, dan Faktor-Faktor Pengaruh


2

Uji Pemadatan Laboratorium


3

Pemadatan Lapangan
4
LEARNING OBJECTIVES

1. Mampu memahami dan menjelaskan permasalahan tanah


2. Mampu memahami dan menjelaskan defenisi, tujuan, jenis, dan faktor-faktor pengaruh stabilisasi dan pemadatan
3. Mampu memahami dan menjelaskan uji pemadatan laboratorium
4. Mampu memahami dan menjelaskan uji pemadatan lapangan
UMUM

• Tanah, selain berfungsi sebagai pendukung pondasi bangunan, juga digunakan sebagai bahan timbunan, seperti tanggul, bendungan, dan jalan
• Pembangunan konstruksi tidak selalu berada diatas tanah yang memiliki stabilitas yang baik, ada kemungkinan berada di atas tanah dengan
stabilitas kurang baik
• Stabilitas tanah khususnya pemadatan merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk memperbaiki tanah dengan kemampuan dukung
rendah
• Seorang engineer (insinyur) geoteknik, yaitu harus mampu menganalisis dan memastikan tanah yang ada dalam perencanaan sesuai spesifikasi
desain yang disyaratkan
01
1 Kemampuan dukung tanah yang rendah

2 Kuat geser tanah yang rendah

PROBLEM
TEKNIS 3 Tanah sangat mudah mampat (kompresibilitas tinggi)

TANAH
(Soil Technical Problem)
4 Tanah bersifat ekspansif (mudah mengembang) akibat air, akibatnya gampang berubah volume

5 Tanah organik, seperti lahan gambut


PROBLEM UMUM TANAH
(Soil General Problem)

Problem Teknis Problem Utama Sumber

Kemampuan dukung tanah tidak baik

Kuat geser tanah rendah

Tanah sangat mudah mampat Longsor

Mudah mampat Penurunan Ekstrim


Sifat Fisis dan Mekanis
Permeabilitas rendah Tanah Butir Halus

Tanah ekspansif
1
a. Tanah granuler termasuk kedalam tanah yang mudah penanganannya, karena material ini dasarnya sudah memiliki
Tanah Granuler kuat geser yang baik
b. Sangat sedikit pengaruh terhadap perubahan volume tanah granuler

2 a. Tanah lanau yang dipadatkan umumnya akan stabil dan memberi kuat geser yang cukup
b. Sedikit kecenderungannya mengalami perubahan volume.
Tanah Lanau
c. Lanau sangat sulit dipadatkan pada kondisi jenuh

3
a. Tanah lempung yang dipadatkan dengan benar akan memberi kuat geser yang tinggi
Tanah Lempung b. Umumnya, sangat mudah terjadi kembang-susut
c. Sangat sulit dipadatkan pada kondisi jenuh
DAMPAK TANAH YANG TIDAK STABIL
(Impact of Unstable Soil)
01
02
STABILISASI & PEMADATAN
(Stabilitation & Compaction)

• Stabilisasi adalah upaya-upaya rekayasa tanah untuk meningkatkan sifat fisis dan mekanis tanah
• Salah satu upaya dalam menstabilkan tanah yang paling umum adalah dengan pemadatan.
• Pemadatan tanah dimaksudkan untuk:
 Meningkatkan kuat geser tanah
 Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas)
 Memperkecil permeabilitas tanah (kasus : tanggul)
 Mengurangi perubahan volume sebagai akibat dari perubahan kadar air (mengurangi sifat ekspansif)
• Tujuan pemadatan tanah dapat tercapai secara teknis apabila pemilihan tanah timbunan sesuai, cara pemadatan benar dan efisien, pemilihan mesin pemadat
yang sesuai, dan jumlah lintasan yang sesuai
JENIS STABILISASI
(Stabilitation Types)

Perbaikan Tanah Perkuatan Tanah


(Soil Improvement) (Soil Reinforcement)

Stabilisasi Fisik Stabilisasi Kimia Stabilisasi Mekanis

Menambahkan bahan kimia kedalam Memasukkan material sisipan kedalam lapisan tanah
Menambahkan energi dari beban dinamis atau material tanah
beban statis • Metal Strip Reinforcement
• Semen (Soil Cement) • Geotextile
• Pemadatan (Compaction) • Kapur (Soil Lime) • Geomembrane
• Preloading tanah dengan embankment • Abu (Soil Ash) • Geogrid
(timbunan)
• Vertical Drain
• Pengeringan Tanah (Dewatering)
• Penggantian Tanah (Replacement)

Sumber : Buku Dasar-Dasar Teknik Perbaikan Tanah, Darwis (2017)


Preloading Tanah Pemadatan dengan Roller

STABILISASI
FISIK

Dewatering Soil Replacement


Soil Cement (Semen) Soil Lime (Kapur)

STABILISASI
KIMIA

Soil Ash (Abu)


STABILISASI Geotextile Metal Strip Reinforcement

MEKANIS

Geomembrane Geogrid
KONSOLIDASI VS PEMADATAN
(Consolidation vs Compaction)

Reduction in the volume of


Reduction in the volume of the
the air
Air water
Air Water
Water
Water Water

Solid Solid Solid Solid

Compaction Consolidation

Konsolidasi :
Pengurangan secara perlahan-lahan volume pori  γd meningkat yang diakibatkan beban statis selama periode tertentu

Pemadatan :
Proses γd meningkat disebabkan pemadatan partikel diikuti pengurangan volume udara dengan volume air tetap
PRINSIP PEMADATAN
(Principles of Compaction)

Berat isi (γ) = f {Kadar Air (ω)}

Soil Solid

Water

Soil Solid

Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 147
01
03
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMADATAN
(Factors Affecting Compaction)

• Kadar air (moisture content)


• Tipe tanah (soil type)
- Distribusi ukuran butir
- Bentuk butiran tanah
- Berat spesifik bagian padat tanah
- Jumlah dan jenis mineral lempung yang terkandung
• Energi pemadatan (compaction frequency)

Pemadatan tanah yang baik tidak hanya dilakukan sekali, tetapi biasanya hingga 3 kali. Pada
pemadatan tanah di lapangan spesifikasinya adalah 90-95% dari berat volume maksimum yang telah
ditentukan pada uji proctor (uji pemadatan)

Bentuk Umum Kurva untuk 4 Jenis Tanah


(ASTM D-698)
FAKTOR : TIPE TANAH
(Soil Types)

Berbentuk Lonceng Satu dan Setengah Puncah


Lee dan Suedkamp (1972) melakukan percobaan kompaksi sebanyak 700x
pada 35 sampel tanah, hasilnya menunjukkan hanya 4 macam kurva yang
berbeda, yaitu:

Berpuncak Ganda Berbentuk Ganjil (Aneh)

Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page
152

Berbagai Jenis Variasi Kurva Pemadatan Pada Setiap Tanah


FAKTOR : USAHA
PEMADATAN
(Compaction Effort)

a. Saat upaya pemadatan meningkat, berat unit kering maksimum pemadatan


juga meningkat.
b. Dengan meningkatnya upaya pemadatan, kadar air optimum menurun
menjadi sampai batas tertentu

Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page
152 Pengaruh Energi Pemadatan Terhadap Pemadatan
Tanah Pasir Berlempung
UJI PEMADATAN UJI PEMADATAN
(Compaction Test) (Compaction Test)

Uji Laboratorium Uji Lapangan


(Laboratory Tests) (Field Test/ In-Situ Test)

1. Standard Proctor Test 1. Sand Cone Test


(Uji Kepadatan Ringan)
2. Rubber Ballon Densometer
2. Modified Proctor Test
(Uji Kepadatan Berat) 3. Nuclear Gauge
01
03
UJI PEMADATAN LABORATORIUM
(Laboratory Compaction Test)

Tujuan Pengujian Untuk menentukan kepadatan maksimum (γd-max) dan kadar air optimum (ωoptimum)

ASTM D1557 - Standard Test Methods for Laboratory Compaction Characteristics of Soil Using Modified Effort (56,000 ft-lbf/ft3(2,700 kN-
m/m3))

ASTM D698 - Standard Test Methods for Laboratory Compaction Characteristics of Soil Using Standard Effort (12,400 ft-lbf/ft3 (600 kN-
Standar Pengujian m/m3))

SNI 1742 - Cara Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah

SNI 1743 - Cara Uji Kepadatan Berat untuk Tanah

Jenis Pemadatan & Energi Pemadatan a. Standard Proctor Test = 593 kJ/m3
(E) b. Modified Proctor Test = 2695 kJ/m3

Sumber : ASTM D698 dan ASTM D1557


ALAT PEMADAT PROCTOR

Modified Proctor

Standard Proctor

Hammer + Mould Cylindrical Mould Hammer

Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 148
Spesifikasi Uji Pemadatan
Standard Proctor & Modified Proctor

Standard Proctor Modified Proctor


No Uraian Satuan
(ASTM D698) (ASTM D1557)
1 Mould :

- Volume 943,9 943,9 cm3

- Tinggi 4,58 4,58 inch


116,33 116,33 mm
- Diameter 4 4 inch
101,6 101,6 mm
2 Berat Hammer 2,5 4,54 kg

3 Tinggi Jatuh Hammer 304,8 457,2 mm

4 Jumlah Lapisan Tanah 3 5 lapisan

5 Jumlah Pukulan Tiap Lapisan 25 25 pukulan

6 Tanah yang Diuji, Lolos Ayakan No. 4 No. 4

7 Energi Pemadatan 595 2698 kJ/m3

Sumber : ASTM D698 dan ASTM D1557


UJI KOMPAKSI - PENENTUAN KADAR AIR OPTIMUM ꭣ(%)
(Compaction Test - Determine Optimum Moisture Content)

1 2 3

Pengambilan Sampel Tanah Sampel tanah dikeringkan Tanah diayak harus lolos saringan ¾”

4 Jumlah pemadatan disesuaikan dengan SNI 1742 5 6

W1 W2 W3

W4 W5

Sampel tanah dimasukkan dengan 5 variasi kadar air (interval 5%)


Penentuan Kadar Air Optimum
Pemadatan dengan Hammer Logam berat 10 lbs (4,5 kg)
Hubungan antar Dry Density vs Water Content
OUTPUT UJI PEMADATAN
(Output of Compaction Test)

• Data yang didapatkan dari uji pemadatan :


- Kadar air (ω)
- Berat volume (γd)
• Menghitung kepadatan (γd) untuk masing-masing sampel dengan kadar air (ω) yang berbeda
• Gambar kurva hubungan antara γd dan ꭣ(Standard/ Modified Proctor Test)
• Menentukan kepadatan tanah maksimum (γd-maks) dan kadar air optimum (ωoptimum)
• Menggambar kurva zero air void

Catatan :
Kondisi zero air void adalah kondisi tidak ada udara didalam void (rongga) tanah  kondisi jenuh air (saturated)
OUTPUT UJI PEMADATAN
(Output of Compaction Test)

Kurva Hubungan γd dan ω


Standard Proctor & Modified Proctor
Kurva Hubungan γd-maks dan ω-optimum

Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 149
01
04
PEMADATAN LAPANGAN
(Field Compaction)

Kebanyakan pemadatan lapangan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat bernama Roller, dengan jenis-jenis sebagai berikut :

(1) (2) (3) (4)


Smooth-Wheel Rollers Pneumatic Rubber-Tired Rollers Sheepsfoot Rollers Tandem Vibratory Rollers
(Tamping Rollers)
• Umumnya cocok digunakan untuk semua jenis tanah
• Cocok digunakan untuk proses proof rolling test
• Berat alat antara 6 - 12 ton (dapat ditingkatkan 15 - 35% pemberat)
• Roller ini memberikan tekanan kontak sebesar 310 - 380 kN/m2
• Kedalaman efektif pemadatan = 10 - 20 cm
Smooth-Wheel Rollers • Tidak cocok untuk menghasilkan bobot unit pemadatan yang tinggi pada lapisan yang lebih tebal.

• Biasa disebut sebagai penggilas roda karet


• Cocok digunakan untuk pemadatan tanah dasar, tanah berpasir dan lempung
• Dalam prakteknya, banyak digunakan sebagai pemadat perkerasan aspal (+ air)
• Pemadatan dengan kombinasi tekanan dan pengadukan
• Terdiri dari beberapa ban, biasanya 4 - 6 ban berjejeran berdekatan
Pneumatic Rubber-Tired Rollers • Roller ini memberikan tekanan kontak sebesar 600 - 700 kN/m2

• Sangat cocok digunakan untuk pemadatan tanah lempung dan lempung berpasir
• Roller berupa drum dengan adanya sejumlah tonjolan
• Pemadatannya dengan kneading (peremasan)
• Range area yang dapat dicakup sebesar 30 - 80 cm2
• Tekanan kontak berkisar antara 1400 - 7000 kN/m2
Sheepsfoot Rollers (Tamping Rollers) • Kedalaman efektif pemadatan = 15 - 25 cm

• Secara bentuk hampir sama dengan smooth wheel rollers, tapi ada tambahan vibratory dalam front wheel-nya
• Sangat cocok digunakan untuk pemadatan tanah granuler
• Pemadatan dengan kombinasi tekanan dan getaran
• Tekanan kontak berkisar antara 1400 - 7000 kN/m2
• Berat alat dikisaran 8 - 14 ton (dapat ditingkatkan dengan 60% pemberat)
Tandem Vibratory Rollers
ROCK SAND SAND - CLAY CLAY
100% 50% 100%

SHEEPSFOOT

PNEUMATIC

VIBRATORY

SMOOTH WHEEL

Kategorisasi Penggunaan Roller Terhadap Jenis Tanah


PEMADATAN DALAM
(Deep Compaction)

VIBROFLOTATION

Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 184-185
DYNAMIC COMPACTION

Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 189
PEMADATAN LAPANGAN SECARA MANUAL

Tamping Rammer Vibratory Plate Compactor

Pemadat secara manual umumnya digunakan pada areal pemadatan yang lebih kecil dan tidak bisa dijangkau oleh roller pemadat (accessability lebih baik)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMADATAN 01
LAPANGAN
(Factors Affecting Field Compaction)

Dalam proses pemadatan, yang perlu diperhatikan adalah :


• Kadar air (moisture content)
• Tipe tanah (soil type)
• Intensitas tekanan (jumlah lintasan roller)
• Ketebalan layer tanah (lift thickness)
• Daerah tekanan diterapkan
Paling Ekonomis

10 15

Kurva Hubungan γd dan Jumlah Lintasan Roller Untuk Tanah Lempung Berlumpur
Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 170
Dr = 75%

Tebal lapisan yang


memenuhi syarat pada
kondisi Dr minimum 75%

Kurva Hubungan γd dan Jumlah Lintasan Vibratory Roller Untuk Tanah Penentuan Tebal Lapisan yang Memenuhi Syarat Tingkat Kepadatan Relatif Tertentu
Lempung Berlumpur (Dr = 75%)
Ketebalan Tanah (Thickness lift) = 2,44 m (D’Appolonia, et. Al., 1969)

Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 170
SPESIFIKASI PEMADATAN LAPANGAN
(Specification of Compaction)

• Pada pemadatan tanah granuler, spesifikasi pemadatannya dapat dalam bentuk istilah Kerapatan Relatif (Dr) atau Pemadatan Relatif (R). Cara mendapatkannya
dengan Uji Sand Cone
• Dalam sebagian besar spesifikasi untuk pekerjaan tanah, kontraktor diinstruksikan untuk mencapai struktur yang dipadatkan dengan γd - lapangan = 90 - 95% dari
γd-maks yang ditentukan di laboratorium oratorium baik dengan uji Proctor standar atau yang dimodifikasi.
• Spesifikasi pemadatan lapangan berdasarkan pemadatan relatif (R) atau kepadatan relatif (Dr) adalah spesifikasi produk akhir. Kontraktor diharapkan untuk
mencapai minimum berat unit kering terlepas dari prosedur lapangan yang diadopsi.
• Menentukan pemadatan yang ekonomis
SAND CONE (ASTM D1556)

Sample Can
(Kaleng Besi)

Palu, Chisel Hardened, Skop, Sendok


Pasir Ottawa/ Pasir Silika
Passing #10 - Retain #60
25 kg

Uji Sand Cone Tools


• Kondisi pemadatan yang paling ekonomis dapat dilihat dari kurva pemadatan A, B, dan C untuk
tanah yang sama dengan usaha pemadatan yang bervariasi.
• Kurva A menunjukkan usaha pemadatan maksimum, dan kadar air optimum = ꭣ4
• Kurva B menunjukkan usaha pemadatan < kurva A dan > kurva C. Ditunjukkan bahwa kadar air
optimum diantara ꭣ4 - ꭣ3
• Kurva C menunjukkan usaha pemadatan paling kecil, dan kadar air optimum = ꭣ3
• Pada kondisi praktis, kontraktor harus mengusahakan dan memastikan bahwa pemadatan harus
mencapai γd-(lapangan) dan Rγd-(maks). Untuk mencapai hal ini, kontraktor harus memastikan bahwa
kadar air turun antara ꭣ1 dan ꭣ2.
• Untuk lebih ideal dan ekonomis, kontraktor harus memastikan bahwa pemadatan harus mencapai
kondisi pada kadar air ꭣ4 - ꭣ3 (Sesuai kurva B)

Kurva Kondisi Pemadatan Paling Ekonomis

Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled
Sobhan, page 172
HASIL EVALUASI MATERIAL KOMPAKSI (SOWERS, 1979)

Sumber: Buku “Principles of Geotechnical Engineering, Eighth Edition”, Braja M. Das & Khaled Sobhan, page 183

Anda mungkin juga menyukai