Tatang Sumarna
Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak pos 1234 Bdg 40012
E-mail: tatang.sumarna1@yahoo.com
ABSTRAK
Kekuatan dan keawetan kontruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh sifat-sifat daya
dukung tanah dasar. Pengujian dilakukan dengan California Bearing Ratio (CBR) rendaman
untuk bahan tanah timbunan, dan dengan Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk prototipe
subgrade jalan. Nilai CBR akan berbeda-beda sesuai dengan kedalaman lapisan yang diuji.
Pada kedalaman 0-340 mm, 340-590 mm dan kedalaman 590-950 mm berturut-turut
diperoleh nilai CBR rata-rata sebesar 7.62%, 19.67% dan 21.90%, lebih besar dari nilai CBR
rencana yaitu 5.7%. Hal ini berarti subgrade memenuhi syarat kekuatan.
ABSTRACT
The strength and durability of the road pavement construction is largely determined by the
properties of the bearing capacity of the subgrade. Tests were carried out with the immersion
California Bearing Ratio (CBR) for the embankment material, and with the Dynamic Cone
Penetrometer (DCP) for the road subgrade prototype. The CBR value will vary according to
the depth of the layer under test. At a depth of 0-340 mm, 340-590 mm and a depth of 590-950
mm, respectively, the average CBR values were 7.62%, 19.67% and 21.90%, higher than the
design CBR value of 5.7%. This means that the subgrade meets the strength requirements.
2
berat seperti compactor yang Karena volume tanah terdiri dari bagian
dilengkapi dengan alat penggetar untuk padat dan kekosongan diantaranya (voids),
pekerjaan pemadatan. maka tekanan akan menurunkan kekosongan
2. Memperbaiki gradasi yang ada, cara ini (void ratio) tiap satuan tekanan atau beban.
dilakukan dengan menambah fraksi Rasio kekosongan menyatakan perbandingan
yang kurang kemudian dicampur dan volume kekosongan dengan volume padatan
dipadatkan. (Baver 1962).
3. Dengan stabilitas kimia, cara ini Dalam uji tumbukan maupun uji
dilakukan dengan menstabilitaskan remasan, beberapa contoh tanah dicampur
lapisan tanah dasar dengan bahan- dengan jumlah air yang makin bertambah
bahan kimia seperti semen portland, banyak, dipadatkan di dalam cetakan, dan
kapur, dan bahan kimia lainnya. ditimbang. Apabila diketahui berat tanah basah
4. Membongkar dan mengganti, langkah di dalam cetakan yang volumenya diketahui
ini dilaksanakan apabila tanah dasarnya maka berat isi tanah basah (γb) dapat langsung
sangat jelek dan mengganti tanah dihitung berat tanah basah di dalam cetakan per
aslinya dengan material yang lebih volume cetakan. Kemudian berat berat isi
baik, berkualitas tinggi, dan kering (γkering) dalam satuan (g/cm3) dapat
mempunyai daya dukung yang optimal. dihitung sebagai berikut :
3
menentukan tebal perkerasan berdasarkan Overseas Road Note 31 (1993) menggunakan
proyeksi lalu lintas dan umur rencananya. Data hubungan sebagai berikut :
CBR dapat digunakan untuk mengevaluasi Van Vuuren, 1969, (Konus 600): Log CBR
perlunya pemeliharaan dan peningkatan jalan. = 2,632 – 1,28 (Log DCP)……………(2)
Dalam usaha mendapatkan data CBR di Kleyn & Haden, 1983, (Konus 300): Log
lapangan, dapat dilakukan penentuan nilai CBR CBR = 2,555 – 1,145 (Log DCP)……..(3)
di tempat (in situ) secara konvensional (SNI Smith & Pratt, 1983, (Konus 300): Log
03-1738-1989), namun cara ini memerlukan CBR = 2,503 – 1,15 (Log DCP)………(4)
waktu yang relatif lama dan peralatan CBR TRL, Road Note 8, 1990,(Konus 600): Log
laboratorium yang relatif mahal (SNI 03-1744- CBR = 2,48 – 1,057 (Log DCP)………(5)
1089). Cara lain yang relatif baru tetapi sudah
Pada Gambar 1 ditampilkan hasil
diterapkan di lapangan adalah dengan alat
pengujian DCP dan CBR, serta korelasi antara
Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Alat DCP
DCP dengan CBR.
pada Gambar 5 terdiri dari bagian tangkai baja
yang dibagian ujung dipasang konus baja
dengan ukuran dan bentuk tertentu, dan di
bagian atas dilengkapi dengan batang pengarah
jatuh palu penumbuk. Metode DCP ini adalah
cara pengujian perkerasan jalan (tanah dasar
/subgrade, pondasi bahan berbutir) yang relatif
cepat, yaitu dengan masuknya ujung konus ke
Gambar 1 Contoh grafik hasil pengujian DCP
dalam tanah yang ditimbulkan oleh pukulan dan CBR (Dahlan, 2005)
palu dengan beban dan tinggi jatuh tertentu
menerus sampai kedalaman tertentu pula. Metodologi
Untuk memperkirakan nilai CBR tanah atau
Penelitian dilakukan di lahan pertanian
bahan granular dapat menggunakan beberapa
milik Institut Pertanian Bogor di Desa
metode, namun yang cukup akurat dan paling
Cikarawang Bogor, sedangkan pengujian
murah saat ini adalah menggunakan DCP.
karakteristik tanah dilakukan di Laboratorium
Disamping itu DCP adalah salah satu pengujian
Fisika dan Mekanika Tanah, Institut Pertanian
tanpa merusak atau Non Destructive Testing
Bogor.. Peralatan yang digunakan dalam
(NDT), yang digunakan untuk lapis pondasi
penelitian ini adalah: 1). pengambil contoh
batu pecah, pondasi bawah sirtu, stabilitas
tanah. 2). pengukur kadar air. 3). pengukur
tanah dengan semen atau kapur dan tanah
berat jenis. 4). saringan pengukur butir tanah.
dasar.
5). penguji konsistensi tanah. 6). pengujian
Transport Road Research (TRL 1993)
kompaksi/proktor standar . 7). penguji
mengembangkan prosedur pengujian lapis
perkerasan dengan DCP, dan dilaporkan dalam
4
California Bearing Ratio (CBR). 8). Dynamic
Cone Penetrometer (DCP).
Alat pemadatan tanah timbunan yang
digunakan pada proses pembuatan prototipe
jalan usahatani di lapangan adalah Model
Tamping Rammer MT 75 H.
Penelitian ini dibuat prototipe subgrade
jalan dari tanah timbunan yang berasal dari Gambar 2 Pembuatan profil melintang
lokasi yang sama. jalan dengan penimbunan awal
5
pertama, dimana jumlah lapisan yang
dipadatkan adalah 8 lapisan. Lapisan
terakhir hasil pemadatan seperti pada
Gambar 5.
6
menggunakan alat DCP (Dynamic Cone (flexible). Direktorat Jenderal Bina Marga
Penetrometer). Pada Tabel 1 disajikan nilai No.04/PD/BM/1974
rata-rata CBR (California Bearing Ratio) dari
tiap bagian kedalaman. Bina Marga. 2005. Peraturan perentjanaan
geometrik jalan raja (standard specification
Tabel 1 Nilai rata-rata CBR (California
Bearing Ratio) dari tiap bagian for geometric design of rural highways).
kedalaman.
Direktorat Jenderal Bina Marga R.SNI T 02 -
Kedalaman Rata-rata CBR
Lapisan rata-rata tiap kedalaman 2005 .
(mm) (%)
Bagian A 0 - 340 7.62
Bagian B 340 - 590 19.67 Bowles J.E. 1991. Sifat-sifat Fisis dan
Bagian C 590 - 950 21.91
Geoteknik Tanah oleh Hainim J.K Edisi 2.
Dengan mengacu pada Tabel 1 nilai rata- Erlangga. Jakarta
rata CBR yang diperoleh sebesar 7.62%,
19.67% dan 21.91%, yang lebih besar dari CBR Dahlan AT. 2000. Laporan Petunjuk
rencana yaitu 5.7%. Hal ini berarti CBR Pengoperasian Penetrasi Konus Dinamis. Pusat
subgrade memenuhi syarat kekuatan. Litbang Prasarana Transportasi Bandung
Kesimpulan
Dahlan AT. 2005. Jurnal Standarisasi Vol. 7
Kekuatan prototipe subgrade jalan No.3
mempunyai nilai California Bearing Ratio
(CBR) yang merupakan korelasi dari nilai Das BM, Mochtar NE. 1998. Mekanika Tanah
Dynamic Cone Penetrometer (DCP), dimana (prinsif-prinsif rekayasa Geoteknik). Erlangga.
pada kedalaman 0-340 mm, 340-590 mm dan Jakarta.
590-950 mm berturut-turut diperoleh nilai CBR
rata-rata sebesar 7.62%, 19.67%, 21.91%. Nilai [DPU] Departemen Pekerjaan Umum. 2006.
CBR tersebut lebih besar dari nilai CBR Pedoman Konstruksi dan Bangunan. Pekerjaan
rencana yaitu 5.7%. Hal ini berarti subgrade Tanah Dasar. Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
memenuhi syarat kekuatan Jakarta
7
Road Note 31. 1977. A Guide to the structural Wesley LD. 1973. Diterjemahkan oleh A.M.
design of bitumen-surfacedroads in tropical Luthfi. Mekanika Tanah. Badan Penerbit
and sub-tropical countries. Transport and Road Pekerjaan Umum
ResearchLaboratory, Her Majesty’s Stationery
Office, London, UK.