TINJAUN PUSTAKA
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Ageregat yang digunakan antara
lain adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan
baja. Sedangkan bahan ikat yang digunakan antara lain adalah aspal, semen,
menjadi :
dasar.
beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan
atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul
perkerasan lentur.
b. Sebagai lapisan tidak tembus air untuk melindungi badan jalan dari
dipikul oleh lapisan lain yang memiliki daya dukung yang lebih
jelek.
aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, di samping itu
lapis pondasi bawah atau jika tidak menggunakan lapis pondasi bawah,
.
Fungsi lapis pondasi atas adalah :
terletak antara tanah dasar dan lapis pondasi. Biasanya terdiri atas
9
pondasi.
layanan.
tanah berbutir yang tidak dipadatkan secara baik pada saat pelaksanaan
konstruksi.
B. Tanah
1. Pengertian Tanah
Tanah menurut teknik sipil dapat didefinisikan sebagai sisa atau produk
yang dibawa dari pelapukan batuan dalam proses geologi yang dapat
tertakrifkan (Schroeder;1984:10).
Tanah adalah suatu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi yang
lain, yaitu air alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan
organik) yang terletak di permukaan bumi, yang telah dan dan sedang
(Dokuchaev;1870:11).
Bahan tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral,
bahan padat organik, air, dan udara. Bahan padat mineral terdiri atas bibir
batuan dan mineral primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral
sekunder. Bahan padat organik terdiri atas sisa dan rombakan jasad,
terutama tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk
2. Klasifikasi Tanah
pemakaiannya.
dikelompokkan menjadi :
pasir dimana kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos
ayakan no. 200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf
dari 50% berat total contoh tanah lolos ayakan no. 200. Simbol
dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal M untuk lanau (silt)
yang tinggi.
3. Tanah organik yang dapat dikenal dari warna, bau, dan sisa
Klasifikasi berdasarkan prosentase butiran halus ; Kurang dari 5% lolos saringan no.200: GM,
D10
campuran kerikil-pasir, sedikit
GP, SW, SP. Lebih dari 12% lolos saringan no.200 : GM, GC, SM, SC. 5% - 12% lolos
(hanya kerikil)
Kerikil bersih
GW
atau sama sekali tidak
Cc = (D30)2 Antara 1 dan 3
mengandung butiran halus
Kerikil 50%≥ fraksi kasar
tertahan saringan No. 4 D10 x D60
Kerikil bergradasi-buruk dan
GM
Butiran halus
Atterberg berada
Tanah berbutir kasar≥ 50% butiran
dari diagram
Batas-batas
plastisitas, maka
Kerikil berlempung, campuran Atterberg di
GC dipakai dobel
kerikil-pasir-lempung bawah garis A
simbol
atau PI > 7
Cu = D60 > 6
Pasir bergradasi-baik , pasir
D10
berkerikil, sedikit atau sama
(hanya pasir)
SW
Pasir bersih
SM Atterberg berada
lanau bawah garis A
didaerah arsir
halus
Pasir
atau PI < 4
dari diagram
Batas-batas
plastisitas, maka
Pasir berlempung, campuran Atterberg di
SC dipakai dobel
pasir-lempung bawah garis A
simbol
atau PI > 7
Diagram Plastisitas:
Lanau dan lempung batas cair ≥ 50% Lanau dan lempung batas cair ≤ 50%
40 CL
Lanau-organik dan lempung
OL berlanau organik dengan
30 Garis A
plastisitas rendah CL-ML
20
Lanau anorganik atau pasir halus
MH diatomae, atau lanau diatomae,
4 ML ML atau OH
lanau yang elastis
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Lempung anorganik dengan
CH plastisitas tinggi, lempung
“gemuk” (fat clays) Batas Cair LL (%)
yaitu A-1 sampai dengan A-7. Tanah yang termasuk dalam golongan
A-1, A-2, dan A-3 masuk dalam tanah berbutir dimana 35% atau
kurang dari jumlah tanah yang lolos ayakan No. 200. Sedangkan tanah
yang masuk dalam golongan A-4, A-5, A-6, dan A-7 adalah tanah
lempung atau lanau. A-8 adalah kelompok tanah organik yang bersifat
tidak stabil sebagai lapisan struktur jalan raya, maka revisi terakhir oleh
Tanah berbutir
Klasifikasi umum
(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200)
A-1 A-2
Klasifikasi kelompok A-3
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisis ayakan (%
lolos)
No.10 Maks 50
No.40 Maks 30 Maks 50 Min 51
No.200 Maks 15 Maks 25 Maks 10 Maks 35 Maks 35 Maks 35 Maks 35
Sifat fraksi yang lolos
ayakan No.40
Batas Cair (LL) Maks 40 Min 41 Maks 40 Min 41
Indeks Plastisitas (PI) Maks 6 NP Maks 10 Maks 10 Min 11 Min 41
Tipe material yang Batu pecah, kerikil Pasir Kerikil dan pasir yang berlanau atau
paling dominan dan pasir halus berlempung
Tanah berbutir
Klasifikasi umum
(Lebih dari 35% dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200
Klasifikasi kelompok A-4 A-5 A-6 A-7
NNNNNN Analisis ayakan (%
lolos)
No.10
No.40
No.200 Min 36 Min 36 Min 36 Min 36
Sifat fraksi yang lolos
ayakan No.40
Batas Cair (LL) Maks 40 Maks 41 Maks 40 Min 41
Indeks Plastisitas (PI) Maks 10 Maks 10 Maks 11 Min 11
Tipe material yang
Tanah berlanau Tanah Berlempung
paling dominan
Penilaian sebagai bahan
Biasa sampai jelek
tanah dasar
Sumber : Das (1995).
a. Ukuran butiran
dan tertahan pada ayakan No. 200. Pasir adalah tanah yang lolos
ayakan No.10 (2 mm) dan tertahan ayakan No. 200 (0,075 mm).
b. Plastisitas
tetap dicatat.
kualitasnya.
ukuran tanah saja. Pada klasifikasi ini tanah dibagi menjadi kerikil
tiap-tiap butir yang ada dalam tanah. Pada umumnya tanah asli
pada sistem distribusi ukuran butiran tanah yang membagi tanah dalam
3. Tanah Lempung
terdiri dari tiga fase yaitu padat, cair, dan udara. Bagian yang padat
elektron.
lempung adalah partikel tanah yang berukuran lebih kecil dari 0,002 mm,
batuan (1976:16).
terjadi akibat proses pelapukan kimia pada batuan yang salah satu
karbondioksida (1976:17).
Warna tanah pada tanah lempung tidak dipengaruhi oleh unsur kimia
dihasilkan pada masing-masing unsur kimia belum tentu sama. Hal ini
a. Kaolinite
menjadi rendah.
b. Montmorilonite
20
Al2Mg(Si4O10)(OH)2 xH2O.
c. Illite
Illite adalah mineral bermika yang sering dikenal sebagai mika tanha
mika hidrus.
yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air
Tanah lempung lunak merupakan tanah kohesif yang yang terdiri dari
tanah yang sebagian besar terdiri dari butir-butir yang sangat kecil seperti
lempung atau lanau. Sifat lapisan tanah lempung lunak adalah gaya
lempung lainnya.
lebih besar untuk meresap air sebagai hasilnya adalah sifat mudah
mengembang (Hardiyatmo;1999:19).
yang terdiri dari satu atau dua unit dasar, yaitu silica tetrahedral dan
4. Semen
Semen adalah suatu campuran senyawa kimia yang bersifat hidrolisis, artinya
jika dicampur dengan air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan-bahan
lain menjadii satu kesatuan massa yang dapat memadat dan mengeras. Secara
dan keras.
1. Jenis-jenis semen
a) Semen non-hidrolik
b) Semen hidrolik
22
sifat semen.
suatu campuran seragam serta kuat dari terak tanur kapur tinggi
pengerasan.
Jenis Penggunaan
Semen portland terutama terdiri dari oksida kapur (CaO), oksida silikat
(SiO2), oksida alumnia (Al2O3), dan oksida besi (Fe2O3). Kandungan dari
keempat oksida kurang lebih 95% dari berat semen dan biasanya disebut
24
dipergunakan.
gabah. Secara global sekitar 600 juta ton beras dari padi diproduksi tiap
tahunnya. Sekitar 20 % dari berat padi adalah sekam padi, dan bervariasi dari
Menurut Thomas dan Jones dalam Lembang (1995), bahwa pada lapisan
terluar dari sekam padi terkonsentrasi silika yang tinggi dengan tingkat
porositas yang tinggi, ringan dan permukaan eksternal yang luas sehingga
Nilai paling umum kandungan silika (SiO2) dalam abu sekam padi adalah 94
disebabkan oleh sampel sekam yang telah terkontaminasi oleh zat lain yang
Secara paraktis, variasi kandungan silika dari abu sekam padi bergantung
pada teknik pembakaran (waktu dan suhu). Pembakaran pada suhu 550°C -
800°C menghasilkan silika amorf dan pembakaran pada suhu yang lebih
tinggi akan menghasilkan Kristal silika fase kristobalit dan tridimat (hara,
1986). Hal ini sesuai dengan sifat silikat bahwa perubahan suhu dapat
6. Paving Block
atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa
kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi empat atau segi banyak
Kumara;1992;Akmaluddin dkk;1998:24).
tangan.
lebih 3 mm.
27
berikut :
e. Paving Block untuk lantai apabila diuji dengan natrium sulfat tidak
mm.
b. Ketebalan paving block yang baik yaitu 60 mm, 65 mm, 80 mm, dan
100 mm.
Panjang ± 2 mm
28
Lebar ± 2 mm
Tebal ± 3 mm
80 1.12 1.18
terbang, terminal bis, parkir mobil, pejalan kaki, taman kota, dan tempat
keahlian khusus.
29
Perdhani;2002:28).
pemasangannya.
i. Paving block memiliki nilai estetika yang unik terutama jika didesain
Bentuk paving block secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu :
7. Jalan Lingkungan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah
didisain saat membuat tata ruang, sehingga status tanahnya milik Negara
dan / atau oleh siapa saja. Jalan lingkungan termasuk dalam klasifikasi jalan
kelas III C, yaitu jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8
ton.
a. Jalan Tanah
Asal mula jalan tanah berasal dari jalan setapak yang terjadi akibat
dipermukaan tanah akibat diinjak kaki, maka menjadi mati, dan terjadi
b. Jalan Kerikil
disiram dengan air, agar terjadi sifat basah yang membuat licin kerikil,
gilas selama 3 - 5 kali, dan selama pemadatan selalu disiram dengan air.
permukaan jalan kerikil rata dan padat, serta dalam keadaan kering
dengan aspal dan tidak terlalu tebal, batu kemudian ditaburkan pasir
secara merata dan cukup tipis. Setelah itu permuakaan boleh dipadatkan
mesin gilas selalu diberi air agar aspal didak melekat. Pemadatan
selanjutnya bisa dilakukan dengan roda kendaraan yang lewat, dan jalan
d. Jalan Telford
Jalan tanah dapat ditingkatkan menjadi jalan telford, namun juga suatu
jalan tanah.
e. Jalan Makadam
campuran semen dan pasir yang dicetak dengan tekanan dan dibuat