Anda di halaman 1dari 13

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

STUDI PENGARUH KADAR AIR DI ATAS OMC PADA TANAH


EKSPANSIF

Fadel Muhammad Haykal, Zana Hary Barus, Sutikno, S.T., M.T.


Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy, Kelurahan Kukusan,
Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424
e-mail : sipil@pnj.ac.id

ABSTRACT

Many regions in Indonesia have diverse types of soil, one of that is expansive soil. Expansive soil has a
high shrinkage to be used as one of the road construction materials. The problem that is often faced in
road construction with subsoil from expansive soil is high swelling potential. For this reason, efforts can
be made to improve the physical and mechanical properties of the soil. This study aims to determine the
carrying capacity of expansive soils as subgrade soils when given water content variations above the
OMC value with 2 conditions, soaked and unsoaked. This research is supported by several testing
methods such as moisture content, density, atterberg limits, standard compaction test, CBR test, and
direct shear test. This study is very useful for understanding the characteristics of expansive soils above
optimum moisture content.

Key words: Expansive Soil, Compaction, OMC, CBR, Shear Strength

ABSTRAK
Banyak daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah yang beragam salah satunya adalah Tanah
Ekspansif (Expansive Soil). Tanah ekspansif memiliki kembang susut yang tinggi untuk digunakan
sebagai salah satu material konstruksi jalan raya. Permasalahan yang sering dihadapi pada konstruksi
jalan dengan lapisan tanah dasar dari tanah ekspansif adalah potensi pengembangan (Swelling) yang
tinggi. Untuk itu dapat dilakukan berbagai upaya perbaikan sifat fisik dan mekanis tanah. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah ekspansif sebagai tanah subgrade apabila diberi
variasi kadar air diatas nilai OMC dengan 2 kondisi, yaitu direndam (Soaked) dan tidak direndam
(Unsoaked). Penelitian ini didukung dengan beberapa metode pengujian seperti uji kadar air, berat
jenis, atterberg limits, uji pemadatan standard, uji CBR, dan uji geser langsung. Penelitian ini
bermanfaat untuk memahami karakteristik dari tanah ekspansif diatas kadar air optimum.

Katakunci: Tanah ekspansif, Pemadatan, OMC, CBR, Kekuatan geser

PENDAHULUAN yang memiliki jenis tanah yang dominan


meiliki kembang susut yang tinggi untuk
Beberapa dekadi ini, perkembangan digunakan sebagai salah satu material
ekonomi di Indonesia berkembang pesat konstruksi jalan raya. Salah satu sebaran
terutama di daerah Cikarang sebagai tanah yang memiliki kembang susut
salah satu daerah perindustrian terbesar yang tinggi (Tanah Ekspansif) ada di
di Indonesia. Karena hal tersebut maka Cikarang dan sekitarnya.
dibuatlah jaringan penghubung antara Permasalahan yang sering dihadapi pada
Ibukota dengan kota-kota sekitarnya konstruksi jalan diatas tanah ekspansif
terutama Cikarang yaitu peningkatan adalah daya dukung yang rendah dan
jalan raya. Banyak daerah di Indonesia potensi pengembangan yang tinggi.
1
Fadel Muhammad Haykal; Zana Hary Barus, Studi Daya Dukung Tanah Ekspansif

Tanah ekspansif adalah tanah yang dukung, kekuatan geser, serta potensi
memiliki sifat mengembang dan pengembangannya (Swelling).
menyusut yang tinggi karena pengaruh
kadar air didalamnya. Tanah ini Melalui penelitian ini diharapkan dapat
memiliki kandungan air yang tinggi, memberikan manfaat bagi
kemampatan yang besar dan kuat geser perkembangan keilmuan di bidang
kecil yang menyebabkan tanah akan teknik sipil, khususnya dalam ilmu
cepat mengalami keruntuhan pada saat terapan di lapangan terutama dalam hal
beban mulai bekerja diatasnya. Selain tanah dasar konstruksi perkerasan jalan
itu, intensitas penurunan tanah akan raya di atas tanah ekspansif.
terus meningkat seiring waktu sampai
terjadi penurunan maksimum.
Penurunan yang terjadi tidak akan sama
besarnya karena tanah yang tidak METODE PENELITIAN
homogen di semua tempat, sehingga
1. Uji dasar
mengakibatkan turunnya tanah akan
Sebelum melakukan penelitian,
berbeda besarnya (Differential
dilakukan uji dasar telebih dahulu
Settlement). Sebagai contoh retakan dan
terhadap tanah yang digunakan.
gelombang pada jalan, retaknya dinding
Berikut metode pengujian sifat fisik
dan lantai rumah, miringnya abutment
dan mekanis tanah :
jembatan dan kejadian yang merusak
a. Pemeriksaan berat jenis tanah
struktur lainnya. Secara visual tanah
b. Pemeriksaan batas konsistensi
ekspansif cenderung keras, memiliki
(Atterberg Limits)
retak yang lebar dan dalam saat kondisi
c. Kadar air tanah asli
kering dan terlihat seperti bubur dan
d. Pemeriksaan analisis distribusi
lengket di tangan setelah digenggam saat
ukuran butir dan hydrometer
kondisi basah. Ada banyak cara untuk
e. Kepadatan standard
mengatasi hal tersebut, seperti dengan
f. Uji CBR
metode dragging, perbaikan sifat fisik
g. Uji direct shear strength
dan mekanis tanah, dan sebagainya.
h. Uji pengembangan tanah
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin
(Swelling)
mengetahui bagaimana karakteristik
2. Uji perilaku
tanah ekspansif (expansive soil) jika
a. Variasi kadar air
diberi kadar air diatas nilai Kadar Air
b. Variasi kondisi tanah (direndam
Optimum/Optimum Moisture Content
dan tidak direndam)
(OMC). Lalu apakah tanah ekspansif
dengan kadar air di atas OMC tersebut Variabel penelitian
masih dapat memenuhi nilai California Variabel dalam penelitian berikut adalah
Bearing Ratio (CBR) yang disyaratkan sebagai berikut :
untuk dijadikan sebagai lapisan tanah
a) Variabel bebas dalam penelitian ini
dasar (subgrade). Dan apakah kondisi
antara lain :
tanah yang direndam (soaked) dan tidak
1) Penambahan air yang digunakan
direndam (unsoaked) berpengaruh
2) Kondisi tanah (tidak direndam dan
terhadap daya dukung tanah tersebut.
direndam)
Dilakukannya penelitian ini adalah
3) Lama perendaman
untuk mengetahui klasifikasi tanah di
4) Jumlah pukulan
daerah Cibatu, Cikarang. Selain itu juga b) Variabel terikat dalam penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh antara lain :
penambahan kadar air terhadap daya 1) Daya dukung tanah
2) Kekuatan geser tanah
2
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

3) Pengembangan (Swelling) yang PI = LL – PL


terjadi pada tanah = 78,47% - 24,03%
Analisa data = 54,44%
Dari hasil penelitian yang dilakukan di 3. Klasifikasi Tanah
laboratorium tanah Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Jakarta, dengan a. Berdasarkan USCS
menggunakan tanah lempung ekspansif Tanah yang lolos saringan
yang diambil di Cibatu, Cikarang No.200 (0,075 mm) didapat
diperoleh hasil yang meliputi sifat fisik sebesar 70,20%, tanah yang
dan mekanis tanah. Hasil dari pengujian diuji termasuk tanah butiran
ditampilkan dalam bentuk tabel dan halus dengan plastisitas tinggi
grafik. (H). Dari bagan plastisitas, nilai
HASIL dan PEMBAHASAN indeks plastisitas (PI) dan batas
plastis (LL) digunakan untuk
A. Sifat Fisik Tanah mengklasifikasikan tanah yang
1. Berat Jenis (Specific Gravity) diuji. Diperoleh klasifikasi
tanah uji tergolong CH (Clay
Dari hasil percobaan di High Plasticity) yaitu lempung
laboratorium, didapat nilai berat tak organik dengan plastisitas
jenis rata-rata asli sebesar 2,58. tinggi atau lempung “gemuk”
Menurut SNI 1964 : 2008 berat (fat clays).
jenis untuk tanah lempung berkisar
antara 2,58 - 2,75. Jadi, tanah yang b. Berdasarkan AASHTO
diuji tergolong tanah lempung. Besar nilai LL & PI
2. Batas Konsistensi (Atterbrg LL = 78,47%
Limits)
PI = 54,44%
a. Batas Cair
*PI > LL-30
Pada ketukan ke-25 diketahui
kadar airnya adalah sebesar 54,44 > 78,47-30
78,47%, sehingga nilai batas 54,44 > 48,47
cairnya (Liquid Limit) sebesar
Tanah tersebut termasuk
78,47%.
kedalam kelompok A-7-6 yaitu
b. Batas Plastis tanah berlempung dimana tanah
Nilai batas plastis didapat dari jenis ini kurang baik digunakan
kadar air rata-rata pada tanah uji sebagai lapisan tanah dasar
yang dibentuk batang dengan (subgrade) konstruksi jalan.
diameter sebesar 3 mm. Didapat Berdasarkan nilai indeks grup
nilai kadar air rata-rata dari 3 (GI)
sampel uji sebesar 24,03%.
GI = (F-35){0,2 + 0,005 (LL-
c. Indeks Plastis 40)} + 0,001 (F-15) (PI-10)
Nilai indeks plastisitas (PI) GI = 3,645 ≈ 4
didapat dari selisih antara nilai
Tanah yang diuji
batas cair (LL) dengan nilai
diklasifikasikan sebagai A-7-
batas plastis (PL).
3
Fadel Muhammad Haykal; Zana Hary Barus, Studi Daya Dukung Tanah Ekspansif

6(4), menurut AASHTO tanah sebesar 44,29%, sehingga untuk


yang diuji termasuk kedalam mencari nilai aktivitas tanah
kelompok tanah yang buruk lempung dapat digunakan rumus
sehingga kurang baik Skempton
digunakan sebagai lapisan Aktivitas = PI/(C - 10)
tanah dasar (subgrade)
konstruksi jalan dan harus = 54,44/(44,29 - 10)
dilakukan perbaikan sifat fisik = 1,583
dan mekanisnya agar layak
digunakan sebagai lapisan Dengan nilai aktivitas sebesar
tanah dasar (subgrade). 1,583, jenis mineral yang paling
dominan terkandung dalam tanah
4. Ukuran Butir uji adalah Montmorillonite.
a. Analisa Saringan 2. Pemadatan Standar
Berdasarkan hasil analisa Nilai kadar air optimum (ω opt)
saringan yang telah dilakukan didapat dengan menghubungkan
tanah tersebut terdiri atas nilai berat isi kering maksimum
beberapa macam ukuran. Dapat (γd max) dengan nilai kadar air (ω)
dikelompok berdasarkan pada grafik hubungan seperti
ukuran butirannya, sebagai gambar 2
berikut:
Dari kurva tersebut dapat
Kerikil : 0% diketahui nilai kadar air optimum
Pasir : 29,80% (ω opt) yang didapat yaitu sebesar
18,05% dengan berat isi kering
Lanau : 25,91% maksimum (γd max) 1,579 gr/cm3
Lempung : 44,29% dan berat Isi Kering zavc (γd zavc)
sebesar 1,758 gr/cm3.
b. Analisa Hydrometer
3. CBR Laboratorium
Dari hasil analisa, presentase
tanah berbutir halus lebih Pada pengujian ini benda uji yang
banyak, yaitu sebesar 44,29%. dibuat sebanyak 6 (enam) buah,
Sehingga tanah yang diuji yaitu tanah uji dengan
termasuk tanah berbutir halus. penambahan air 21% (soaked dan
Syarat tanah dikatakan unsoaked), tanah uji dengan
memiliki keseragaman yang penambahan air 23% (soaked dan
baik bila nilai Cu > 15, berarti unsoaked), dan tanah uji dengan
tanah yang diuji tergolong penambahan air 25% (soaked dan
memiliki keseragaman yang unsoaked). Dari enam kondisi
baik karena diperoleh nilai Cu = tersebut dibuatlah resume nilai
47,37. (Cu = D60/D10) CBR dan korelasi antara nilai CBR
dengan kadar airnya berdasarkan
B. Sifat Mekanis Tanah
kondisinya (Soaked dan
1. Aktivitas Tanah Unsoaked) yang digambarkan
Tanah dengan nilai PI > 35 dan LL pada tabel 7, gambar 3 dan gambar
> 63 merupakan tanah lempung 4. Tanah pada kondisi kering
yang memiliki potensi (Unsoaked) memiliki nilai CBR
pengembangan (swelling) yang yang lebih tinggi dibandingkan
tinggi. Dari pengujian analisa tanah pada kondisi basah (Soaked).
butiran diperoleh kadar lempung Hal tersebut disebabkan tanah

4
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

sampai pada titik jenuhnya Dan berdasarkan metode AAHSTO


sehingga mengalami penurunan tanah tersebut termasuk kedalam
kekuatan. Pada kondisi kering kelompok A-7-6 yaitu tanah
(Unsoaked) kurva berbentuk berlempung dengan nilai GI = 4 yaitu
cekung dengan nilai CBR tertinggi tanah yang kurang baik jika
pada kadar air 27,624% dengan digunakan sebagai lapisan subgrade.
nilai 7,12%. Sedangkan pada 2. Penambahan kadar air dan kondisi
kondisi basah (Soaked) perlakuan pada tanah berpengaruh
berkebalikan dengan kondisi terhadap daya dukung tanah, dimana
kering, dimana kurva berbentuk pada kondisi tidak direndam
cembung dengan nilai CBR (unsoaked), semakin bertambahnya
tertinggi pada kadar air 34,836% kadar air semakin besar daya
dengan nilai 5,13%. dukungnya. Pada kondisi direndam
(soaked), semakin bertambahnya
4. Geser Langsung
kadar air semakin kecil daya
Berdasarkan tabel 8, gambar 5, dukungnya.
gambar 6, tanah dalam kondisi 3. Penambahan kadar air dapat
kering (Unsoaked) nilai kohesi (c) menurunkan nilai sudut geser dalam
dan sudut geser dalam (Ø) (Ø). Untuk kohesi (c), penambahan
mengalami penurunan dibanding kadar air pada tanah yang tidak
tanah dengan kadar air yang paling direndam (unsoaked) dapat
sedikit diantara ketiga benda uji menurunkan kohesi tanahnya
(32,063%). Dan pada tabel 9, sedangkan pada tanah yang direndam
gambar 7, gambar 8 tanah kondisi (soaked) dapat meningkatkan kohesi
basah (Soaked), nilai kohesi (c) tanahnya.
mengalami penurunan dibanding 4. Besar kadar air berpengaruh terhadap
tanah dengan kadar air terkecil. nilai pengembangan (Swelling),
Adapun besar sudut geser dalam dimana semakin besar kadar air maka
(Ø) semakin besar dibanding tanah semakin kecil nilai pengembangan
dengan kadar air terkecil diantara (Swelling) tanah uji.
ketiga benda uji (32,063%).
5. Pengembangan Tanah (Swelling) UCAPAN TERIMAKASIH
Pada hari keenam mengalami
1. Orang Tua dari kedua penulis yang
penurunan dibanding tanah dengan
selalu memberi dukungan serta doa
kadar air terkecil (32,063%). Hal
sehingga penulis bisa menyelesaikan
tersebut berarti semakin besar
Proyek Akhir ini tepat pada waktunya.
kadar air yang diberikan, semakin
kecil pengembangan (Swelling) 2. Bapak Sutikno, S.T., M.T. Selaku
yang terjadi. Dosen Pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, serta
pikiran untuk membimbing penulis
KESIMPULAN
dalam penyusunan Proyek Akhir ini
1. Berdasarkan metode USCS maka hingga selesai.
diperoleh tanah ekspansif di daerah
Cibatu, Cikarang termasuk kelompok 3. Ibu Amalia, S.T., M.T. Selaku Ketua
CH yaitu Lempung Anorganik Prodi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik
dengan plastisitas tinggi (LL > 50). Sipil Politeknik Negeri Jakarta.

5
Fadel Muhammad Haykal; Zana Hary Barus, Studi Daya Dukung Tanah Ekspansif

4. Bapak Wakidi Selaku Teknisi Lembar Kerja Praktikum Tanah.


Laboratorium Tanah Teknik Sipil Modul Tidak Diterbitkan. Depok :
Politeknik Negeri Jakarta yang telah Pusat Pengembangan Bahan Ajar
membantu penulis selama melakukan [6] Nursandi, Daden, 2011, Studi
pengujian-pengujian di laboratorium. Eksperimental Perilaku
5. Ibu Anni Susilowati, S.T., M.T. Kompresibilitas Tanah Ekspansif
Selaku Ketua Laboratorium Teknik yang Distabilisasi Dengan Pasir
Sipil Politeknik Negeri Jakarta yang dan Kapur. Depok : Universitas
sudah memberikan izin kepada Indonesia.
penulis untuk penggunaan [7] Bowles, Joseph E., 1984, Physical
laboratorium tanah. And Geotechnical Propertises Of
6. Sahabat Sipil 1 2016 yang telah Soils, Mc Graw – Hill, Inc.
menemani keseharian penulis [8] Christady Hardiyatmo, Hary. 1992,
sehingga Proyek Akhir ini dapat Mekanikia Tanah 1. Jakarta :
terselesaikan. Gramedia,
[9] Bowles, J.E., 1989, Sifat-sifat fisik
dan Geoteksnis Tanah (Mekanika
DAFTAR PUSTAKA Tanah), Jakarta : Erlangga.
[10] Seed, M. B., Woodward, R.J. and
[1] M.Das,Braja,1995 Mekanika Tanah
Lundgren, R., 1962. Prediction of
(Prinsip-prinsip Rekayasa
Swelling Potensial of compacted
Geoteknis) Jilid 1. Jakarta :
soils. ASCE Journal of Soil
Erlangga.
Mechanics and Foundation
[2] Chen, Fu Hua, 1988, Foundations
Engineering.
on Expansive Soils. Michigan :
[11] Skempton, 1953, The Colloidal
Elsevier,.
Activity of Clays Procceding 3 th
[3] Fredlund, D. G., Rahardjo, H., and
International Conference of Soil
Frelund, M. D. 2012, Unsaturated
Mechanic and Fondation
Soil Mechanics in Engineering
Engineering, London.
Practice. Hoboken, New Jersey :
[12] Waskito Aji, Wahyudi, 2012, Uji
John Wiley and Sons.
Tekanan Pengembangan Tanah
[4] Mitchell, J.K. 1976 Fundamental of
Ekspansif Ditinjau Dari Besarnya
Soil Behavior. New York : John
Kadar Air. Surakarta : Universitas
Wiley and Sons.
Sebelas Maret.
[5] Respati N., Ir. Sri., dan Sudardja,
S.T., M.Eng., Handi, Modul dan

6
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

Tabel – Tabel dan Gambar


--------------------------------------------------------------------------------
Tabel 1. Hasil Pengujian Berat Jenis
Nomer Pengujian
No Uraian
34 10 16
1 Berat Piknometer Kosong + Tutup (m1) 21,2 35,7 26,4
2 Berat Piknometer + Tutup + Contoh Tanah (m2) 29,8 43,9 33,4
3 Berat Piknometer + Tutup + Contoh Tanah + Air (m3) 76 89,5 80,5
4 Temperatur Contoh Tanah + Air (Ti) 31 31 31
5 Faktor Koreksi 0,9976 0,9976 0,9976
6 Berat Piknometer + Tutup + Air 70,7 84,5 76,2
7 Temperatur Air 32 32 32
8 Faktor Koreksi 0,9976 0,9976 0,9976
9 Gs 2,600 2,556 2,586
Gs Rata - Rata 2,58

Tabel 2. Hasil Pengujian Batas Cair


Jumlah Ketukan (N) 18 22 25 28
No. Cawan 110 78 64 28 84 11 122 66
Berat Cawan (gr) 48,3 49,1 49,6 53 47,4 49,4 47,3 46
Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 58,1 63,1 57,1 60,3 55,6 59,8 63,4 57,9
Berat Cawan + Tanah Kering (gr) 53,8 56,9 53,8 57,1 52 55,2 56,3 52,7
Berat Air (gr) 4,3 6,2 3,3 3,2 3,6 4,6 7,1 5,2
Berat Tanah Kering (gr) 5,5 7,8 4,2 4,1 4,6 5,8 9 6,7
Kadar Air (%) 78,18 79,49 78,57 78,05 78,26 79,31 78,89 77,61
Kadar Air Rata Rata (%) 78,83 78,31 78,79 78,25

Tabel 3. Hasil Pengujian Batas Plastis


Nomor Cawan
No Uraian
1 2 3
1 No. Cawan 95 123 121
2 Berat Cawan (gr) 49,4 49,5 49,1
3 Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 51,9 53,6 53,4
4 Berat Cawan + Tanah Kering (gr) 51,4 52,8 52,6
5 Berat Air (gr) 0,5 0,8 0,8
6 Berat Tanah Kering (gr) 2 3,3 3,5
7 Kadar Air (%) 25,00 24,24 22,86
8 Kadar Air Rata - Rata (%) 24,03

7
Fadel Muhammad Haykal; Zana Hary Barus, Studi Daya Dukung Tanah Ekspansif

Tabel 4. Hasil Pengujian Analisa Saringan


No. Diameter Berat Berat Ayakan + Berat Tertahan % %
% Lolos
Saringan (mm) Ayakan Tanah (gr) (gr) Tertahan Tertahan
4 4.75 436 436 0 0.00 0.00 100.00
10 2.00 403 414 11 2.20 2.20 97.80
20 0.840 348 361 13 2.60 4.80 95.20
40 0.425 317 342 25 5.00 9.80 90.20
60 0.250 297 329 32 6.40 16.20 83.80
100 0.150 371 426 55 11.00 27.20 72.80
200 0.075 267 280 13 2.60 29.80 70.20
pan --- 442 442 0 0.00 29.80 70.20
JUMLAH 2881 3030 149 29.80

Tabel 5. Hasil Pengujian Analisa Hydrometer


Waktu Temperatur R Koreksi %Lolos yang
Ct Ra Rc % Lolos L L/t K D (mm)
(menit) °C Menicus diperhitungkan
1 30 3.8 48 48.8 99.16 49 8.4 8.4 0.0125 0.036 69.61
2 30 3.8 46 46.8 95.10 47 8.6 4.3 0.0125 0.026 66.76
3 30 3.8 45.5 46.3 94.08 46.5 8.7 2.9 0.0125 0.021 66.05
4 30 3.8 45 45.8 93.07 46 8.8 2.2 0.0125 0.019 65.33
8 30 3.8 44 44.8 91.03 45 8.9 1.11 0.0125 0.013 63.91
15 30 3.8 42 42.8 86.97 43 9.2 0.61 0.0125 0.010 61.05
30 29 3.05 40 40.05 81.38 41 9.6 0.32 0.0126 0.007 57.13
60 29 3.05 38 38.05 77.32 39 9.9 0.17 0.0126 0.005 54.28
120 29 3.05 35 35.05 71.22 36 10.4 0.09 0.0126 0.004 50.00
240 29 3.05 32 32.05 65.13 33 10.9 0.05 0.0126 0.003 45.72
480 29 3.05 31 31.05 63.09 32 11.1 0.02 0.0126 0.002 44.29
960 28 2.5 30 29.5 59.94 31 11.2 0.01 0.0127 0.001 42.08

100,00
90,00
Lolos Saringan (%)

80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
0,0001 0,001 0,01 0,1 1 10
Diameter Saringan (mm)
Gambar 1. Distribusi Ukuran Butir

Tabel 6. Hasil Analisa Berat Volume Uji Pemadatan Standar


Asumsi Penambahan Air % 4% 6% 8% 10% 12%

Kadar Air (ω) % 15,50 16,09 16,23 18,39 19,92

8
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

Berat Cetakan (W1) gr 4358 4358 4358 4358 4358

Berat Cetakan + Tanah (W2) gr 6122 6141 6145 6241 6212

Berat Tanah (W2-W1) gr 1764 1783 1787 1883 1854

Berat Isi Basah, ɣm gr/cm³ 1,78 1,79 1,80 1,90 1,87

Berat Isi Kering, ɣd gr/cm³ 1,54 1,55 1,55 1,60 1,56

Berat Isi zavc gr/cm³ 1,838 1,818 1,813 1,745 1,700

1,90

1,85
y = -0,0312x + 2,3208
1,80
Berat Isi Kering, γd (gr/cm3)

1,75
Kadar Air (%)
1,70

1,65 Berat Isi zavc


1,60
Poly. (Kadar Air (%))
1,55

1,50 Linear (Berat Isi zavc)


y = -0,0097x2 + 0,3498x - 1,5742
1,45

1,40
15,00 16,00 17,00 18,00 19,00 20,00 21,00

Kadar Air, ω (%)

Gambar 2. Grafik Hubungan Kadar Air dengan Berat Isi Kering

21
20
Kadar Air (%)

19
18
17
16
y = 0,558x + 12,762
15
14
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Penambahan Air (%)
Gambar 3. Grafik perbandingan kadar air dengan penambahan air

Tabel 7. Perhitungan penambahan air terhadap kadar air

9
Fadel Muhammad Haykal; Zana Hary Barus, Studi Daya Dukung Tanah Ekspansif

Penambahan Air (%) 21 23 25


Kadar Air (%) 24,48 25,596 26,712

Tabel 8. Resume Nilai CBR tanah uji terhadap kadar air


Kadar Air (%) CBR
Unsoaked Soaked Unsoaked Soaked
24,299 32,063 6,83 4,15
25,431 34,836 4,38 5,13
27,624 35,913 7,12 2,22

CBR Kering (Unsoaked)


8,00 6,83 7,12
7,00
6,00
CBR (%)

4,38
5,00
4,00
y = 2,5978x2 - 10,244x + 14,476
3,00
2,00
1,00
0,00
24,299 25,431 27,624
Kadar Air (%)

Gambar 4. Perbandingan Variasi Kadar Air CBRUnsoaked Terhadap Kadar Air

CBR Rendam (Soaked)


6,00 5,13
5,00 4,15
CBR (%)

4,00
3,00 y = -1,9443x2 + 6,8132x - 0,7189 2,22
2,00
1,00
0,00
32,063 34,836 35,913
Kadar Air (%)

Gambar 5. Perbandingan Variasi Kadar Air CBRSoaked Terhadap Kadar Air

Tabel 9. Nilai c dan Ø Pada Kondisi Unsoaked

Unsoaked

10
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

Kadar Air c Ø
(%) (gr/cm2) (°)
24,299 0,1401 25
25,431 0,0728 24
27,624 0,0897 21

Tabel 10. Nilai c dan Ø Pada Kondisi Soaked

Soaked
Kadar Air
c Ø
(%)
(gr/cm2) (°)
32,063 0.0548 26
34.836 0.1718 16
35,913 0.0613 24

0,15
0,14
0,13
0,12
Kohesi (c)

0,11
0,1
0,09
0,08
0,07
0,06
24 24,5 25 25,5 26 26,5 27 27,5 28

Kadar Air (%)


Gambar 6. Grafik Hubungan Kadar Air dengan kohesi tanah Kondisi Unsoaked

25,5
25
Sudut Geser dalam, Ø (°)

24,5
24
23,5
23
22,5
22
21,5
21
20,5
24 24,5 25 25,5 26 26,5 27 27,5 28
Kadar Air (%)

11
Fadel Muhammad Haykal; Zana Hary Barus, Studi Daya Dukung Tanah Ekspansif

Gambar 7. Hubungan Kadar Air dengan Ø Kondisi Unsoaked

0,18

0,16

0,14
Kohesi (c)

0,12

0,1

0,08

0,06

0,04
31,5 32 32,5 33 33,5 34 34,5 35 35,5 36 36,5
Kadar Air (%)
Gambar 8. Grafik Hubungan Kadar Air dengan kohesi tanah Kondisi Soaked

27
Sudut Geser dalam, Ø (°)

25

23

21

19

17

15
31,5 32 32,5 33 33,5 34 34,5 35 35,5 36 36,5
Kadar Air (%)

Gambar 9. Hubungan Kadar Air dengan Ø Kondisi Soaked

12
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

13

Anda mungkin juga menyukai