Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.

8 Agustus 2016 (517-524) ISSN: 2337-6732

PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN PERKUATAN


ANYAMAN KAWAT
(STUDI KASUS : KAWASAN TINOOR)
Davly Rivaldo Tumewu
Hendra Riogilang, Alva N. Sarajar
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email : Rivaldodavly@gmail.com

ABSTRAK
Ilmu keteknikan, dalam hal ini geoteknik harus dapat memberi jawaban atas kebutuhan daya dukung
tanah yang diinginkan sesuai dengan keperluan konstruksi. Oleh karena itu, berbagai macam metode
mulai dikembangkan termasuk metode pemberian perkuatan tanah (soil reinforcement) yaitu dengan
menggunakan material geosintetik. Dalam penelitian ini digunakan anyaman kawat dan serat jute
sebagai perkuatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tanah yang diberi perkuatan
anyaman kawat dan serat jute, berapa besar faktor keamanan dan melihat perbedaan faktor
keamanan sebelum dan sesudah diberi perkuatan anyaman kawat dan serat jute sampai 5 lapis
perkuatan dengan menggunakan program plaxis v.8.2 2D. Dari hasil peneliian, Faktor keamanan
meningkat sesuai dengan pemberian jumlah lapis perkuatan yang diberikan terhadap tanah asli
berturut- turut hingga 5 lapis perkuatan : 18.70 %, 36.51 %, 52.42 %, 92.75 %, 139.44 %.
Kata kunci : Kekuatan tanah, anyaman kawat, plaxis v.8.2, faktor keamanan

PENDAHULUAN perkuatan yang menahan tension dan serat jute


sebagai drainage yaitu untuk mengalirkan air.
Latar Belakang
Masalah konstruksi bangunan selalu Pembatasan Masalah
berkaitan dengan jenis, sifat dan karakteristik Penelitian ini dibatasi pada:
tanah yang menunjukkan seberapa besar daya 1. Pemeriksaan kekuatan tanah dengan meng-
dukung yang diberikan tanah untuk bangunan di gunakan perkuatan anyaman kawat dan serat
atasnya. Daya dukung tanah adalah kemampuan jute tidak memperhitungkan faktor gempa.
tanah untuk menahan tekanan atau beban 2. Pemeriksaan sifat-sifat fisik tanah.
bangunan pada tanah dengan aman tanpa
menimbulkan keruntuhan geser dan penurunan Tujuan Penelitian
berlebihan. Nilai daya dukung dari suatu tanah Penelitian ini bertujuan untuk :
didasarkan pada karakteristik tanah dasar dan 1. Mengetahui kekuatan tanah dengan
dipengaruhi oleh penurunan dan stabilitas tanah. menggunakan perkuatan anyaman kawat dan
Ilmu keteknikan, dalam hal ini geoteknik serat jute.
harus dapat memberi jawaban atas kebutuhan 2. Memberikan perbandingan faktor keamanan
daya dukung tanah yang diinginkan sesuai dengan dan tanpa menggunakan perkuatan
dengan keperluan konstruksi. Oleh karena itu, anyaman kawat dan serat jute.
berbagai macam metode mulai dikembangkan.
Metode pemberian perkuatan tanah (soil Manfaat Penelitian
reinforcement) merupakan salah satu metode, Dengan penelitian ini diharapkan dapat
yaitu dengan menggunakan material geosintetik. memberikan manfaat, diantaranya :
Salah satu jenis geosintetik yang telah banyak 1. Mengetahui karakteristik dan kekuatan tanah
digunakan untuk memperbaiki kinerja suatu pada daerah yang bersangkutan
konstruksi yaitu geotekstil. 2. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi
Material yang digunakan dalam penulisan perencana untuk membangun bangunan pada
ini adalah anyaman kawat dan serat jute. Adapun daerah yang bersangkutan.
prinsip dalam pemilihan material perkuatan
adalah anyaman kawat dapat berperan sebagai

517
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.8 Agustus 2016 (517-524) ISSN: 2337-6732

LANDASAN TEORI kelongsoran tanah terjadi dengan bentuk bidang


longsor yang berupa lengkungan.
Struktur dan Sifat Mekanis Tanah
Sifat-sifat mekanis penting tanah, seperti Pengujian Kuat Geser Tanah Dengan Triaxial
kekuatan (strength) dan pemampatan (compres- Kekuatan geser tanah (soil shear strength)
sibility), secara langsung berhubungan dengan dapat didefinisikan sebagai kemampuan
atau paling tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor maksimum tanah untuk bertahan terhadap usaha
dasar seperti rapat masa (density), berat volume perubahan bentuk pada kondisi tekanan
(unit weight), angka pori (void ratio), dan derajat (pressure) dan kelembapan tertentu (Head,
kejenuhan (degree of saturation). Selanjutnya, 1982). Kekuatan geser tanah dapat diukur di
batas konsistensi diperlukan untuk meng- lapangan maupun di laboratorium. Pengukuran di
gambarkan kondisi fisik tanah, dalam hal ini lapangan antara lain menggunakan vane-shear,
kadar air. Terdapat empat kondisi fisik tanah plate load, dan tes penetrasi. Pengukuran di
berdasarkan kadar airnya, yakni : cair, plastis, laboratorium meliputi penggunaan miniatur vane
semi padat, dan padat. Berikut ini adalah sketsa shear, direct shear, triaxial compression, dan
kondisi fisik tanah yang juga memperlihatkan unconfined compression (Sallberg, 1965) dan
batas-batas konsistensinya. fall-cone soil shear strength.

Klasifikasi Tanah Metode Program Plaxis


Klasifikasi ini mengelompokan tanah ke Plaxis adalah program pemodelan dan
dalam dua kelompok besar, yaitu : processing metoda elemen hingga yang mampu
a. Tanah berbutir kasar (coarse grained soil), melakukan analisa masalah-masalah geoteknik
yaitu tanah kerikil dan pasir di mana kurang dalam perencanaan sipil. Plaxis 8.2 menyediakan
dari 50 % berat total, contoh tanah lolos berbagai analisa teknik tentang penurunan
ayakan No. 200. Simbol dari kelompok ini tegangan yang terjadi pada tanah dan lain-lain.
dimulai dengan huruf awal G untuk kerikil Program ini dirancang untuk dapat melakukan
(gravel) atau tanah berkerikil dan S untuk pembuatan geometri yang akan dianalisa.
pasir (sand) atau tanah berpasir. Parameter tanah yang digunakan dalam
b. Tanah berbutir halus (fine grained soil), yaitu program PLAXIS diantaranya yaitu :
tanah di mana lebih dari 50% berat total, a. Berat Volume Tanah Kering / dry soil
contoh tanah lolos ayakan No. 200. Simbol weight (γ dry)
dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal b. Berat Volume Tanah Basah / wet soil
M untuk lanau (silt) anorganik, C untuk weight (γ wet)
lempung (clay) anorganik dan O untuk lanau- c. Permeabilitas Arah Horizontal / horisontal
organik dan lempung-organik. Simbol PT permeability (kx)
digunakan untuk tanah gambut (peat), muck d. Permeabilitas Arah Vertikal / vertical
dan tanah-tanah lain dengan kadar organik permeability (ky)
yang tinggi. e. Modulus Young / Young’s Modulus (E),
f. Poisson’s Ratio (v)
Keruntuhan Pada Lereng g. Kohesi / Cohesion (c)
Keruntuhan lereng akibat beban pondasi h. Sudut Geser / Friction Angle (φ)
dapat terjadi pada tempat dimana terdapat dua i. Sudut Dilatasi / Dilatancy Angle (ψ)
permukaan tanah yang berbeda ketinggian, maka
akan timbul gaya-gaya yang bekerja mendorong Perbaikan Tanah (Reinforcement)
sehingga tanah yang lebih tinggi kedudukannya Modification by Inclusions and confinement
cenderung bergerak ke arah bawah yang disebut (Perbaikan tanah dengan menyisipkan perkuatan
dengan gaya potensial gravitasi yang menye- dalam lapisan tanah) Teknik perbaikan tanah ini
babkan terjadinya longsor atau keruntuhan. pada prinsipnya serupa dengan penyisipan
Secara umum, longsor pada lereng disebabkan tulangan baja pada mortar beton. Dengan
oleh beberapa faktor, antara lain bertambahnya menyisipkan material perkuatan (seperti:
tegangan yang bekerja dan berkurangnya kuat geosintetik, steel bar, steel mesh, anyaman
geser material. bambu) akan terbentuk material yang kuat
Pengamatan longsoran atau keruntuhan pada terhadap tarik dan tekan. Fungsi perkuatan pada
lereng yang dilakukan oleh Collin (1846) sistem perbaikan tanah ini adalah sebagai
menunjukkan bahwa kebanyakan peristiwa “tensile member”.

518
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.8 Agustus 2016 (517-524) ISSN: 2337-6732

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber Data Hasil Uji Karakteristik Tanah


Sumber data yang digunakan dalam Berdasarkan percobaan yang dilakukan di
penelitian ini adalah sebagai berikut: laboratorium tanah, maka berikut ini adalah
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh rangkuman hasil uji karakteristik tanah :
langsung dari Penelitian yang akan dilakukan.
Pengujian yang akan dilakukan di Tabel 1. Hasil Uji Karakteristik Tanah
laboratorium adalah:
a. Quartering.
b. Analisa saringan
c. Pemeriksaan ukuran butiran dengan
hidrometer
d. Pemeriksaan kadar air
e. Pemeriksaan berat spesifik tanah
f. Pemeriksaan batas cair tanah
g. Pemeriksaan batas plastis dan indeks
plastis
h. Pengujian konsolidasi
i. Pengujian pemadatan tanah
j. Pengujian triaksial pada kondisi
unconsolidated undrained.
2. Data sekunder, merupakan data yang
Klasifikasi Tanah
diperoleh dari literatur atau buku-buku
referensi yang digunakan sebagai bahan acuan
dalam penelitian ini.

Bagan Alir Penelitian

Mulai

Pengambilan Sampel
Tanah

Pemeriksaan sifat-sifat fisik tanah


(Analisa saringan, kadar air, berat Gambar 2. Klasifikasi Tanah
spesifik, batas-batas konsistensi tanah)

Tabel 2. Klasifikasi Tanah


Penentuan klasifikasi Tanah

Pengujian Pengujian triaxial


konsolidasi terhadap tanah
tanah

Hasil

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

519
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.8 Agustus 2016 (517-524) ISSN: 2337-6732

Hasil Pengujian Laboratorium Hubungan Antara Beban dan Faktor


Keamanan
Tabel 3. Parameter Tanah
1. Pemodelan Tanah Pada Program Plaxis v.8.2
2D (Tanah asli)

Tabel 4. Hubungan beban dan FK

Hasil Pengujian Triaksial

0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0 10 20 30 40 50

Gambar 4. Bidang keruntuhan

2. Pemodelan Tanah Pada Program Plaxis


v.8.2 2D (1 lapis)

Gambar 3. Hasil Uji Triaksial

520
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.8 Agustus 2016 (517-524) ISSN: 2337-6732

Tabel 5. Hubungan beban dan FK

Gambar 6. Bidang keruntuhan

1.7 4. Pemodelan Tanah Pada Program Plaxis


1.5 v.8.2 2D (3 lapis)
1.3
1.1
0.9
0.7
0 10 20 30 40 50

Tabel 7. Hubungan beban dan FK

Gambar 5. bidang keruntuhan

3. Pemodelan Tanah Pada Program Plaxis


v.8.2 2D (2 lapis)

1.25
1.2
1.15
1.1

Tabel 6. Hubungan beban dan FK 1.05


1
0 10 20 30 40 50

1.6

1.4

1.2
Gambar 7. bidang keruntuhan
1

0.8
0 10 20 30 40 50

521
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.8 Agustus 2016 (517-524) ISSN: 2337-6732

5. Pemodelan Tanah Pada Program Plaxis Tabel 8. Hubungan beban dan FK


v.8.2 2D (4 lapis)

2
1.8
Tabel 8. Hubungan beban dan FK 1.6
1.4
1.2
1
0.8
0 10 20 30 40 50

1.6
1.5
1.4
1.3
1.2
1.1
0 10 20 30 40 50 Gambar 8. Bidang keruntuhan

7. Perbandingan Faktor Keamanan Tanah


Asli dengan Tanah yang Diberi Perkuatan
Hingga 5 Lapis Perkuatan

Gambar 8. Bidang keruntuhan

6. Pemodelan Tanah pada Program Plaxis


v.8.2 2D (5 lapis)

522
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.8 Agustus 2016 (517-524) ISSN: 2337-6732

perkuatan anyaman kawat dan serat jute maka


faktor keamanan tanah pun meningkat sesuai
dengan penambahan jumlah lapis perkuatan
berturut-turut sampai 5 lapis : 18.70%, 36.51%,
52.42%, 92.75%, 139.44%.

PENUTUP

Kesimpulan
2 1. Tanah pada lokasi pengambilan sampel yaitu
tanah asli kawasan Tinoor dengan titik koordinat
1 lapis 01°23’53.3”U ; 124°49’42.7”T merupakan
1.5
jenis tanah lempung berplastisitas tinggi.
2 lapis
2. Faktor keamanan tanah asli adalah 0.786 dan
1 3 lapis terus menurun sampai 0.616 seiring dengan
4 lapis pembebanan yang diberikan sebesar 50
0.5 KN/m2.
5 lapis
-10 10 30 50 3. Faktor keamanan meningkat sesuai dengan
pemberian jumlah lapis perkuatan yang
diberikan terhadap tanah asli berturut-turut
2.1 hingga 5 lapis perkuatan: 18.70%, 36.51%,
52.42%, 92.75%, 139.44%.
1.6
Saran
1.1 1. Tanah pada lokasi pengambilan sampel
perlu untuk dilakukan perkuatan sebelum
dibangun bangunan konstruksi karena jenis
0.6
0 1 2 3 4 5
tanah dan faktor keamanannya yang rendah.
2. Jumlah lapis perkuatan yang diberikan bisa
disesuaikan dengan beban rencana bangunan
Dari grafik diatas maka dapat dilihat bahwa konstruksi.
semakin bertambahnya beban maka semakin
menurun pula faktor keamanan. Dan dengan

DAFTAR PUSTAKA

Bowles J.E., Hainim J.K. 1989. Sifat–sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Bowles, Joseph E., 1997. Foundation Analysis and Design, McGraw-Hill, Singapura.
Das M.B., Endah N., Mochtar I.B. 1993. Mekanika Tanah – Prinsip – prinsip Rekayasa
Geoteknis Jilid 1 & 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Das, B. M. 1998. Principles Of Foundation Engineering. New York.
Falkiya, I., Munawir, A., Harimurti. 2014. Pengaruh Kemiringan Lereng dan Lebar Pondasi
dengan Rasio d/B = 1 Terhadap Daya Dukung Pondasi pada Pemodelan Fisik
Lereng dengan Perkuatan Geotekstil. Malang: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.
Holtz, R.D., Kovacs, W.D. 1981. An Introduction to Geotechnical Engineering. New Jersey:
Prentice Hall.
Muntohar A. S. Rekayasa Geoteknik. Yogyakarta.

523
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.8 Agustus 2016 (517-524) ISSN: 2337-6732

Muntohar, A.S. Analisis Stabilitas Lereng. Yogyakarta.


Murri, M.M., Surjandri, N.S., As’ad, S. 2014. Analisis Stabilitas Lereng dengan Pemasangan
Bronjong (Studi Kasus di Sungai Gajah Putih, Surakarta). e-Jurnal Matriks Teknik
Sipil, 2(1), 162-169.
Peck B. P., Tergazhi K. 1987. Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa Jilid 1 Edisi II.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Prasetia, R.E., Iskandar, R. Analisa Daya Dukung Tanah Menggunakan Program Elemen
Hingga yang Diberi Perkuatan Geotextile dan tanpa Perkuatan Geotextile. Medan :
Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
Rachmatullah, R.I., Munawir, A., Zaika, Y. Pengaruh Lebar dan Jumlah Lapisan Geotekstil
dengan Jarak Pondasi dari Tepi Lereng 6 cm Terhadap Daya Dukung Pondasi
Menerus pada Pemodelan Lereng Rc = 74%. Malang: Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Suhasmoro, A.R., Munawir, A., Rachmansyah, A. 2014. Pengaruh Kemiringan Lereng dan
Jarak Pondasi ke Tepi Lereng Terhadap Daya Dukung Pondasi pada Pemodelan
Fisik Lereng Pasir dengan Perkuatan Geotekstile. Malang: Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Surjandari, Niken S. 2007. Media Teknik Sipil, Surakarta.
Wijaya. G.D., Suroso, Harimurti, M.T. Pengaruh Variasi Jumlah dan Jarak Antar Lapis
Geotekstil Terhadap Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Menerus pada Tanah
Pasir Poorly Graded. Malang: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
Yasufuku N., Ochiai H., Otani J., Omine K. 2010. Landmarks in Earth Reinforcement.
Jepang: Kyushu University.
Yun H., Ga Zhang, Jian-Min Zhang, C.F. Lee. 2010. Centrifuge Modeling of Geotextile-
Reinforced Cohesive Slopes. Geotextile and Geomembranes 28(2010), 12-22.

524

Anda mungkin juga menyukai