ABSTRAK
Tanah lempung adalah jenis tanah yang mempunyai sifat kohesif dan plastis, tanah lempung sangat
mudah mengalami kembang susut, jika terjadi peningkatan kadar air fluktuasi yang tinggi pada tanah
lempung tersebut. Tanah yang berada di Desa Ringinarum Kabupaten Kendal merupakan tanah yang
tidak stabil, Tanah tersebut termasuk tanah lempung yang mempunyai kuat dukung rendah, maka dari
itu kami melakukan metode stabilisasi tanah dengan mencampurkan dua bahan yaitu semen dan pasir
pantai, semen yang kami gunakan adalah Semen Portland Type II dan pasir pantai yang kami ambil
dari Pantai Cipta Semarang. Proses penelitian dan pengujian kami laksanakan di Laboratorium
Mekanika Tanah Universitas Semarang yang bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik,
berat jenis, kadar lumpur, kadar air, sudut geser, kohesi, batas plastis, indeks plastis, volume tanah
basah dan kering dari beberapa variasi campuran semen dan pasir pantai terhadap tanah lempung.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semen dan pasir pantai cukup baik untuk dipakai sebagai
bahan pencampuran tanah ekspansif berdasarkan metode perhitungan vesic dan terzaghi yang kami
gunakan.
ABSTRACT
Clay soil is a type of soil that has cohesive and plastic properties, clay soil is very prone to shrinkage,
if there is an increase in the water content of high fluctuations in the clay soil. The land located in
Ringinarum Village, Kendal Regency is unstable soil, this land includes clay that has low bearing
strength, therefore we carry out the soil stabilization method by mixing two materials, namely cement
and beach sand, the cement we use is Portland Cement. Type II and beach sand that we took from
Semarang Cipta Beach. The research and testing process was carried out at the Soil Mechanics
Laboratory of the University of Semarang which aims to determine the physical and mechanical
properties, specific gravity, sludge content, moisture content, shear angle, cohesion, plastic limits,
plastic index, wet and dry soil volume from several variations of the mixture. cement and beach sand
against loam soils. The results of this study indicate that cement and beach sand are good enough for
mixing expansive soil based on the vesic and terzaghi calculation methods that we use.
Keywords: Soil stabilization, expansive soil, cement, beach sand
PENDAHULUAN
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan
manusia dalam segala aspek kehidupan serta penghidupan, baik dari segi sosial,
ekonomi, politik maupun budaya. Secara umum tanah adalah material yang terdiri
dari agregat ( butiran) mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia)
satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (berpartikel padat)
disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-
partikel padat tersebut.
Selain dimanfaatkan manusia untuk menanam tumbuhan, dan pembuatan
perabotan rumah tangga, tanah juga dapat dijadikan sebagai pembuatan bangunan.
Pada suatu konstruksi bangunan tanah berfungsi sebagai bahan bangunan maupun
sebagai media pendukung pondasi pekerjaan kostruksi bangunan atau sebagai sumber
penyebab gaya luar pada bangunan, seperti tembok atau dinding penahan tanah.
Besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan konstruksi, maka tanah menjadi
komponen yang sangat diperhatikan dalam perencanaan konstruksi.
Tanah juga merupakan dasar pondasi dari suatu bangunan agar dapat berdiri
kokoh dan aman, tanah yang digunakan dalam pembangunan pondasi adalah tanah
yang dapat menahan kegagalan pada geser dan penurunannya harus sesuai toleransi.
Tahap awal yang harus dilakukan dan dikerjakan dalam pembangunan pondasi adalah
penelitian terhadap tanah. Hal tersebut dilaksanakan guna mengetahui jenis pondasi
yang akan digunakan untuk membuat konstruksi bangunan serta perlakuan terhadap
tanah agar daya dukung dapat mendukung konstruksi yang akan dibangun.
Sering kali tanah yang ditemukan di lapangan mempunyai kapaitas daya
dukung yang rendah, sehingga pondasi atau bangunan di atasnya timbul kerusakan
atau kegagalan bangunan. Dalam penentuan pondasi terdapat 3 jenis yang biasa
digunakan atau dipakai dalam pekerjaan konstruksi yaitu pondasi dangkal, pondasi
dalam, dan pondasi tiang pancang (borepile). Ada pula beberapa metode analisis
kapasitas daya dukung tanah yang dapat digunakan yaitu metode Terzaghi, Metode
vesic, Metode Mayerhoff dan yang lainnya, tetapi untuk penelitian ini kami hanya
menggunakan menggunakan Metode Terzaghi dan Metode Vesic.
Tanah yang berada di Desa Ringinarum Kabupaten Kendal merupakan tanah
yang tidak stabil, Tanah tersebut termasuk tanah lempung yang mempunyai kuat
dukung rendah, tanah lempung sangat mudah mengalami kembang susut, jika terjadi
peningkatan kadar air fluktuasi yang tinggi pada tanah lempung disebut lempung
ekspansif (Fathani, 1999). Tanah lempung ekspansif mempunyai daya dukung tanah
yang baik apabila mempunyai kadar air yang tidak jenuh dan sangat tidak baik dalam
keadaan air yang jenuh.
Tanah lempung adalah jenis tanah yang mempunyai sifat kohesif dan plastis,
terjadi akibat pelapukan-pelapukan batuan akibat adanya reaksi kimia yang terdiri dari
susunan partikel-partikel yang berukuran koloid (<0,002 mm) (Hardiyatmo 2006)
Istilah-istilah seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung digunakan dalam teknik sipil.
Oleh sebab itu sifat tanah lempung ekspansif yang kurang baik harus
diperbaiki sebelum melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi. Stabilisasi tanah adalah
usaha yang dilaksanakan untuk memperbaiki sifat tanah secara teknis dengan
menambahkan bahan campuran tertentu pada tanah tersbut, sehingga didapatkandaya
dukung tanah yang maksimal.
Tujuan dari stabilisasi tanah adalah untuk mendapatkan tanah dasar yang stabil
pada semua kondisi. Menurut Bowles,1991 beberapa tindakan yang dilakukan untuk
menstabilisasi tanah adalah sebagai berikut : meningkatkan kohesi dan atau tahanan
gesek yang timbul, menambahkan bahan untuk menyebabkan perubahan-perubahan
kimiawi dan atau fisis pada tanah, menurunkan muka air tanah (drainase tanah),
mengganti tanah yang buruk. Adapun sifat tanah yang telah diperbaiki tersebut dapat
meliputi : Kestabilan volume, kekuatan atau daya dukung, permeabilitas, dan kekinian
atau keawetan.
Pada penelitian ini dilakukan pencampuran antara tanah lempung asli di
kedalaman 2 meter yang diambil dari tanah Desa Ringinarum Kabupaten Kendal
dengan campuran semen dan pasir pantai. Dalam hal ini akan dicoba penelitian untuk
Tugas Akhir dengan judul “Analisis Stabilitas Tanah Lempung Desa Ringinarum
Kabupaten Kendal Dengan Campuran Semen Dan Pasir Pantai Terhadap
Peningkatan Daya Dukung Tanah”
Perumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih jelas, terperinci dan tepat maka diperlukan adanya
batasan-batasan masalah antara lain :
1. Bagaimana pengaruh pencampuran semen dan pasir pantai sebagai bahan
campuran pada stabilitas tanah lempung terhadap daya dukung tanah.
2. Berapa presentase bahan campur semen dan pasir pantai yang paling efektif dari
variasi campuran semen 3%, 6%, 9%, 12% dan 15%, variasi campuran pasir
pantai 10%, 20%, dan 30% untuk peningkatan daya dukung tanah lempung.
3. Perubahan yang dialami oleh tanah asli dengan tanah yang melingkupi perubahan
nilai batas konsistensi (atterberg) seperti batas cair, batas plastis, batas susut indeks
plastisitas serta nilai kuat dukung tanah asli dengan tanah yang sudah distabilisasi
dengan menggunakan semen dan pasir pantai.
4. Melaksanakan penelitian di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Semarang
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh campuran semen dan pasir pantai terhadap sifat-sifat tanah
lempung.
2. Mengetahui pengaruh campuran semen dan pasir pantai terhadap kekuatan daya
dukung tanah.
3. Mengetahui presentase optimum bahan campuran untuk meningkatkan daya
dukung tanah lempung.
4. Mengetahui hasil penelitian yang terjadi terhadap tanah yang sudah diberikan
campuran semen dan pasir pantai dengan uji laboratorium data fisik dan mekanis
seperti :
a. Uji kuat geser (Ø) dan kohesi (c) (direct shear test).
b. Uji properties tanah, kadar air (w), spesifik gravity (GS), void ratio (e),
harga porositas (n), berat volume basah (γb), berat volume kering (γk)
(spesifik gravity)
c. Uji batas cair (LL) dan batas plastis (PL) (atterberg limit).
d. Uji gradasi butiran tanah (sleve analysis).
e. Uji kandungan lumpur (hydrometer).
f. Uji kadar air optimal (proctor test).
5. Mengetahui kapasitas daya dukung tanah dengan menggunakan metode
perhitungan sebagai berikut :
a. Perhitungan kapasitas daya dukung vesic (1975).
b. Perhitungan kapasitas daya dukung terzaghi (1943).
6. Memberikan pengetahuan dan manfaat dari penelitian kami kepada masyarakat
Desa Ringinarum Kabupaten Kendal.
7. Memberikan saran dan rekomendasi tentang stabilisasi tanah lempung Desa
Ringinarum Kabupaten Kendal.
METODOLOGI PENELITIAN
Pekerjaan Persiapan
Pengumpulan Data
Tahap Pengujian
1. Pengambilan contoh tanah lempung diambil dari lokasi yang ditentukan dengan
cara digali sampai kedalaman 2 m untuk tanah terusik.
2. Pengujian klasifikasi
3. Pelaksanaan pengujian geser langsung ( direct shear test ) untuk mendapatkan
parameter kuat geser, nilaikohesi (c ), sudut geser dalam tanah( φ ).
4. Analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian kemudian diambil kesimpulan.
1 Tanah + Semen 3% 34.67 11.19 1.74 1.29 53.05 20.00 33.05 0.0243 27
2 Tanah + Semen 6% 32.51 13.46 1.67 1.26 46.55 29.17 17.38 0.0652 14
3 Tanah + Semen 9% 42.74 10.29 1.58 1.10 43.76 23.68 20.08 0.0506 9
4 Tanah + Semen 12% 43.25 10.10 1.74 1.22 56.73 28.84 31.89 0.0467 11
5 Tanah + Semen 15% 12.83 14.94 2.17 1.93 65.2 15.84 49.36 0.0537 11
6 Tanah + Pasir 10% 36.80 13.58 1.67 1.28 56.73 21.21 35.52 0.0419 14
7 Tanah + Pasir 20% 36.80 13.36 1.67 1.14 57.84 41.67 16.17 0.0265 16
8 Tanah + Pasir 30% 32.86 12.40 1.76 1.36 50.36 37.81 12.55 0.0527 14
Harga Porositas
Tabel 3. Tabel Perhitungan Harga Porositas Pada Tanah Campuran Pasir Pantai
Tabel 4. Tabel Perhitungan Harga Void Ratio Pada Tanah Campuran Semen
Tabel 5. Tabel Perhitungan Harga Void Ratio Pada Tanah Campuran Pasir Pantai
Tabel 6. Tabel perhitungan terzaghi dan vesic variasi campuran semen dan pasir pantai.
Terzaghi Vesic
Persamaan campuran
Qu (kN/m3) Qs (kN/m3) Qu (kN/m3) Qs (kN/m3)
3% 821,61 273,87 1361,09 476,90
6% 178,33 59,44 236,44 101,08
Semen 9% 98,20 32,73 113,40 58,87
12% 134,39 44,80 166,48 78,69
15% 167,54 55,85 207,61 98,14
10% 792,26 264,09 235,98 100,93
Pasir
Pantai 20% 219,55 73,18 307,42 124,74
30% 836,66 278,89 248,86 106,42
1400 1361,09
1200
1000
600 qs Terzaghi
476,9
400 qu Vesic
273,87 236,44
200 178,33 166,48 207,61
167,54 qs Vesic
101,08 113,4
98,2 134,39 98,14
59,44 58,87 78,69
44,8 55,85
0 32,73
0,03 0,06 0,09 0,12 0,15
Gambar 1. Grafik Perbandingan qu dan qs Antara Persamaan Terzaghi dan Vesic Campuran Semen.
Perbandingan Nilai qu dan qs
900
836,66
800 792,26
700
600
qu Terzaghi
500
400 qs Terzaghi
Gambar 2. Grafik Perbandingan qu dan qs Antara Persamaan Terzaghi dan Vesic Campuran
Pasir Pantai.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian yang sudah kami laksanakan pada sample tanah
lempung kedalaman 2 meter di Desa Ringinarun Kab.Kendal dengan variasi campuran
semen 3%,6%,9%,12%,15% serta variasi campuran pasir pantai 10%,20%,30%,
menurut tabel klasifikasi tanah (ASTM D 2478-66T) dilihat dari batas cair (LL) setiap
variasi campuran, klasifikasi tanahnya masuk ke dalam jenis lanau inorganik dengan
plastisitas rendah atau sedang, lempung berpasir, lempung berlanau, lempung dengan
viskositas rendah (MH).
SARAN