Anda di halaman 1dari 11

PERBAIKAN DAN PERKUATAN TANAH

Perbaikan dan perkuatan tanah merupakan usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas karakteristik tanah, utamanya parameter kuat geser tanah yang akan
mendukung sebuah struktur sehingga mampu menahan beban struktur yang akan dibangun
dengan deformasi yang dizinkan. Secara garis besar perbaikan dan perkuatan tanah dimaksudkan
untuk : 

1. Menaikkan daya dukung & kuat geser 


2. Menaikkan modulus 
3. Mengurangi kompressibilitas 
4. Mengontrol stabilitas volume (shringking & swelling) 
5. Mengurangi kerentanan terhadap liquifaksi 
6. Memperbaiki kualitas material untuk bahan konstruksi 
7. Memperkecil pengaruh lingkungan

I. PERBAIKAN TANAH
Perbaikan tanah (soil improvement) ; adalah suatu jenis stabilisasi tanah yang
dimaksudkan untuk memperbaiki dan/atau mempertahankan kemampuan dan kinerja tanah
sesuai syarat teknis yang dibutuhkan, dengan menggunakan bahan additive (kimiawi),
pencampuran tanah (re-gradation), pengeringan tanah (dewatering) atau melalui penyaluran
energi statis/dinamis ke dalam lapisan tanah (fisik).
Perbaikan Tanah Apabila mengacu pada klasifikasi dari stabilisasi tanah sebagaimana
yang telah diuraikan sebelumnya, maka ruang lingkup dari perbaikan tanah meliputi dua
klasifikasi, yakni :
1. Perbaikan tanah dengan metode kimiawi ; yang selanjutnya dapat dibedakan dalam beberapa
sudut tinjauan, antara lain :
A. Ditinjau dari jenis bahan pencampur (additive) ; perbaikan tanah dengan metode kimiawi,
dibedakan atas :
1) Perbaikan tanah dengan bubuk (powder stabilization)
2) Perbaikan tanah dengan larutan (solvent stabilization)
B. Ditinjau dari jenis material bubuk (powder) ; perbaikan tanah dengan metode kimiawi,
dibedakan atas :
1) Perbaikan tanah dengan semen (soil cement)
2) Perbaikan tanah dengan kapur (soil lime)
3) Perbaikan tanah dengan abu (soil ash)
C. Ditinjau dari cara pencampuran ; perbaikan tanah dengan metode kimiawi, dibedakan atas :
1) Perbaikan tanah dengan metode pengadukan (mixing method)
2) Perbaikan tanah dengan metode penyuntikan (grouting method)
2. Perbaikan tanah dengan metode fisik ; yang bila ditinjau dari aspek metode pelaksanaannya
dapat dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain:
a. Pemadatan tanah (compaction)
b. Konsolidasi tanah (consolidation or preloading)
c. Pengeringan tanah (dewatering)
d. Penggantian tanah (replacement)
e. Perekatan partikel tanah (permeation resin), dan lain-lain.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perkuatan tanah (soil
reinforcement), adalah suatu jenis stabilisasi tanah yang dimaksudkan untuk memperbaiki
dan/atau mempertahankan kemampuan dan kinerja tanah sesuai syarat teknis yang dibutuhkan,
dengan memberikan material sisipan ke dalam lapisan tanah tersebut. Selanjutnya material
lapisan tanah yang terbentuk dari hasil tindakan perkuatan tanah disebut tanah perkuatan
(reinforced earth). Tanah perkuatan, adalah lapisan tanah yang telah diberikan material sisipan
yang mampu membentuk suatu sistem yang dapat bekerja sebagai satu kesatuan, sehingga
kemampuan dari sistem tersebut menjadi jauh lebih besar atau lebih optimal dari pada
kemampuan awal dari lapisan tanah tersebut.
Secara garis besar perkuatan tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan utama dari tindakan
perkuatan, yakni :
1. Perkuatan tanah dasar (bearing capacity reinforcement)
2. Perkuatan dinding penahan (retaining wall reinforcement)
A. Jenis-jenis perbaikan tanah
Jenis Perbaikan Tanah Dalam upaya memperbaiki parameter tanah, maka berbagai teknik
perbaikan tanah yang telah dihasilkan oleh para rekayasawan (engineer). Berbagai jenis
perbaikan tanah yang telah dikembangkan selama ini, antara lain:
1. Perbaikan tanah dengan semen (soil cement) ; yaitu perbaikan tanah dengan
menggunakan bahan semen sebagai pencampur.
2. Perbaikan tanah dengan kapur (soil lime) ; yaitu perbaikan tanah dengan menggunakan
kapur sebagai bahan pencampur tanah yang lemah. Cara ini merupakan metode paling tua
yang dikenal sejak zaman Romawi Kuno, ketika desakan mobilisasi alat perang dan
personil militer mereka semakin tinggi seiring dengan perkembangan ekspansi kekuasaan
pada zaman itu.
3. Perbaikan tanah dengan abu (soil ash) ; yaitu perbaikan tanah dengan menggunakan
bahan abu sebagai pencampur, dapat berasal dari abu batu, abu terbang, abu sekam, dan
lain sebagainya
4. Perbaikan tanah dengan larutan kimia (solvent stabilization); yang mana berbagai
bahan kimia yang biasa digunakan untuk meningkatkan parameter tanah, seperti larutan
soda kaustik (NaOH), larutan asam sulfat (H2SO4), dan berbagai larutan lain. Cairan
pencampur yang sekarang banyak digunakan cukup bervarisi, yang mana beberapa
pabrikan telah mengembangkan berbagai jenis cairan additive sebagai bahan stabilizer
untuk perbaikan tanah.
5. Perbaikan tanah dengan pemadatan ; yaitu penyaluran enersi tumbukan dan/atau
vibrasi (dynamic load) secara langsung ke lapisan tanah yang kurang padat (gembur).
Metode ini dimaksudkan untuk memperbaiki parameter tanah yang berhubungan dengan
daya dukung, kuat geser, penurunan, dan permeabilitas tanah.
6. Perbaikan tanah dengan konsolidasi ; yaitu pemberian beban statis secara langsung di
atas lapisan tanah (static load), sehingga tanah akan terkompresi sebelum pelaksanaan
konstruksi dilakukan. Pemberian beban awal semacam ini disebut preloading, dengan
beban yang biasanya diambil lebih besar dari beban konstruksi yang akan bekerja.
Metode konsolidasi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan metode
pemadatan, namun bentuk bebannya yang berbeda, dan metode konsolidasi
membutuhkan waktu proses yang lebih lama.
7. Perbaikan tanah dengan teknik pengeringan (dewatering) ; yaitu upaya peningkatan
bearing capacity tanah melalui proses pengeringan tanah, sehingga kadar air tanah
menurun, dan meningkatkan tegangan efektif di dalam tanah. Metode ini banyak
menggunakan teknik saluran pasir vertikal (sand drain), yang dibuat sedemikian rupa,
sehingga air di dalam tanah dapat mengalir ke luar dari massa tanah. Formasi sand drain
sudah banyak dikembangkan para engineer, sehingga air dalam massa tanah yang jenuh
dapat dialirkan baik pada arah vertikal (sand vertical drain), maupun pada arah horisontal
(sand horisontal drain).
8. Perbaikan tanah dengan penggantian tanah (replacement) ; yaitu perbaikan gradasi
dengan cara menambah tanah pada fraksi tertentu yang dianggap kurang baik, sehingga
tercapai gradasi yang rapat dan memiliki parameter yang lebih baik.
9. Perbaikan tanah dengan permeation resin ; yaitu pengaliran bahan perekat (resin) yang
memiliki viskositas rendah ke dalam pori-pori tanah tanpa menggusur atau mengubah
struktur tanah. Karakteristik tanah akan dimodifikasi oleh aliran perekat resin yang akan
menjadi busa atau gel. Metode ini bertujuan untuk :
1) Meningkatkan kekuatan dan kohesi tanah granular, sehingga akan meningkatkan
kapasitas bebannya.
2) Mengurangi permeabilitas tanah. Migrasi air yang terjadi melalui substrat tanah yang
buruk atau tanah lepas (tanah berpasir, isi yang tidak terpadatkan, bahan organik yang
membusuk, dll.), akan menyebabkan erosi, gerakan dan/atau hilangnya tanah yang
menyebabkan kegagalan pada struktur di atas dan di bawah permukaan seperti, pondasi ,
perkerasan jalan raya, jembatan, atau konstruksi lain. Permeasi resin biasanya merupakan
solusi untuk kasus terjadi aliran partikel keluar dari zona lapisan tanah pendukung. Resin
biasanya disuntikkan melalui pipa berdiameter kecil yang disebut "probe."
B. TUJUAN PERBAIKAN TANAH:
 Meningkatkan kekuatan (strength) dan mereduksi erodibilitas (kemudahan untuk
terrerosi).
 Mereduksi distorsi akibat tegangan yang bekerja.
 Mereduksi kompresibilitas.
 Mengontrol shringking dan swelling (kembang-susut).
 Mengontrol permeabilitas dan mereduksi tekanan air pori.
 Mencegah perubahan fisik dan kimia berkenaan dengan kondisi lingkungan.
 Mereduksi kerentanan terhadap likuifaksi.
 Mereduksi terlalu variatifnya keadaan tanah pondasi.

C. UPAYA-UPAYA PERBAIKAN TANAH YANG DAPAT DITEMPUH


1. Mechanical Modification (Perbaikan Tanah secara Mekanis), Teknik perbaikan tanah ini
adalah mengupayakan untuk meningkatkan kepadatan tanah dengan menggunakan gaya mekanis
eksternal dalam jangka waktu yang singkat.
Misalnya : penggunaan roller (apakah itu penggilas kaki kambing, pneumatic roller, dlsb), teknik
vibrasi, kompaksi dalam (vibroflotation dan vibroreplacement).
2. Hydraulic Modification (Perbaikan Tanah secara Hidrolik), Teknik ini pada prinsipnya
mengeluarkan air pori dari dalam tanah melalui drainase atau sumur, Misalnya :
•    Untuk tanah berbutir kasar, dilakukan dengan cara menurunkan muka air dengan jalan
memompa air keluar dari borehole.
•    Untuk tanah berbutir halus (clay), dilakukan dengan cara pemberian beban awal
(PRELOADING).
•    Pembuatan impermeable barriers : sheet pile, geomembrane.
3. Physical an Chemical Modification (Perbaikan Tanah secara Kimiawi), Teknik perbaikan
tanah ini prinsipnya yaitu menggunakan tambahan zat additif yang dicampurkan dengan material
tanah sehingga terjadi reaksi kimiawi yang mengarah kepada terbentuknya material yang
mempunyai spesifikasi teknis yang lebih baik.
Misalnya : penambahan kapur pada tanah ekspansif yang dapat mereduksi sifat kembang-
susutnya.
4. Modification by Inclusions and confinement (Perbaikan Tanah dengan Menyisipkan Perkuatan
dalam Lapisan Tanah), Teknik perbaikan tanah ini pada prinsipnya serupa dengan penyisipan
tulangan baja pada mortar beton. Dengan menyisipkan material perkuatan (seperti: geosintetik,
steel bar, steel mesh), akan terbentuk material yang kuat terhadap tarik dan tekan. Fungsi
perkuatan pada sistem perbaikan tanah ini adalah sebagai “tensile member”.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE
PERBAIKAN TANAH:

 Tipe dan tingkat perbaikan yang dibutuhkan


 Tipe tanah, struktur geologi dan kondisi rembesan (seepage)
 Biaya (cost)
 Keberadaan alat dan material serta kualitas pekerjaan diperlukan
 Waktu konstruksi yang tersedia
 Kemungkinan kerusakan yang terjadi akibat struktur bersangkutan atau polusi air tanah
 Ketahan material yang diperbaiki

II. PERKUATAN TANAH


Perkuatan tanah (soil reinforcement) ; adalah suatu jenis stabilisasi tanah yang dimaksudkan
untuk memperbaiki dan/atau mempertahankan kemampuan dan kinerja tanah sesuai syarat teknis
yang dibutuhkan, dengan memberikan material sisipan ke dalam lapisan tanah tersebut.
Salah satu cara metoda perbaikan tanah perbaikan tanah dimaksudkan untuk:
1. Meningkatkan kuat geser tanah
2. Mengurangai compresibilitas
3. Mengurai Swelling
4. Mengurangi permeabilitas
Metoda perbaikan tanah yang kita kenal adalah :
1.Perbaikan tanah cara mekanis yaitu dengan uji pemadatan
2.Perbaikan tanah cara dewatering yaitu pengeringan
3.Perbaikan tanah cara kimia yaitu stabilisasi tanah dengan bahankimia seperti semen,
kapur, dll.
4. Perbaikan tanah
A.  Perubahan Bentuk Tanah
  Kekuatan tanah dapat diberi pengertian sebagai besarnya tekanan pada saat awal terjadinya
keruntuhan (initial failure). Besarnya tekanan pada saat terjadinya keruntuhan disebut kekuatan
tanah (soil strength), yaitu Sfa, Sfb dan Sfc. Newmark (1960) memberi batasan keruntuhan tanah
sebagai keadaan pada tanah pada saat tanah kehilangan ketahanan geser.
B. Kekuatan Geser
Keruntuhan geser ditandai dengan terjadinya bidang keruntuhan geser yang
mempunyai arah searah dengan pok major dengan sudut ± 45º. Teori geser maksimum
(coulomb, 1976) menyatakan bahwa keruntuhan terjadi jika tekanan geser yang diberikan
mencapai harga kritis dari ketahanan geser tanah. Dan berhubungan dengan tekanan
normal dengan tekanan geser pada bidang keruntuhan, dengan persamaan :
τf = f (σN) , dimana    f = tekanan geser (searah bidang) pada saat keruntuhan.
                                    N = tekanan normal.
                                    Ø = sudut gesekan ( internal friction angel), c = kohesi
Pada tanah berpasira (ikatan kohesi) : τf = σ N tan Ø
Untuk tanah yang mengandung liat : τf = c +σ N tan Ø
Ketahanan gesek (komponen fisik kekuatan geser) ditimbulkan adanya (1) gaya saling
menahan diantara dua benda yang digeser dan (2) dari rintangan karena adanya saling-
kunci mengunci antara partikel-partikel yang bergerak tersebut.
            Faktor yang mempengaruhi kuat geser tanah (pengaruh lapangan )
• Keadaan tanah : angka pori, ukuran dan bentuk butiran
• Jenis tanah : pasir, berpasir, lempung dsb
• Kadar air (terutama lempung)
• Jenis beban dan tingkatnya
• Kondisi Anisotropis
            Keruntuhan geser (Shear failure )tanah terjadi bukan disebabkan karena
hancurnya butir – butir tanah tersebut tetapi karena andanya gerak relative antara butir –
butir tanah tersebut. Pada peristiwa kelongsoran suatu lereng berarti telah terjadi
pergeseran dalam butir – butir tanah tersebut. Kekuatan geser yang dimiliki suatu tanah
disebabkan oleh :
• Pada tanah berbutir halus ( kohesif ) misalnya lempung kekuatan geser yang dimiliki
tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara butir – butir tanah ( c soil ).
• Pada tanah berbutir kasar (non kohesif ), kekuatan geser disebabkan karena adanya
gesekan antara butir – butir tanah sehingga sering disebut sudut gesek dalam (φsoil )
• Pada tanah yang merupakan campuran antara tanah halus dan tanah kasar ( c dan
φsoil ), kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan ( karena kohesi ) dan gesekan
antara butir – butir tanah ( karena φ)
C. Kekuatan Tarik (Tensile Strenght)
            Kekuatan tarik dapat diberi batasan sebagai nilai tekanan tarik pada saat mulai
terjadinya pemisahan. Kekuatan tarik biasanya dianggap pengukur kohesi. Kekuatan tarik
(σT) : dimana FT = gaya tarik,
                A = luas bidang keruntuhan
           Menurut Mitchel 1976, kohesi sebenarnya berasal dari : sementasi, gaya tarik
menarik elektrostatik dan elektromagnetik, ikatan valensi dan adesi. Kohesi semu berasal
dari gaya kapiler dan gaya mekanis. Kekuatan tarik tanah dipengaruhi oleh kandungan
dan jenis mineral liat, macam kation, kandungan bahan organik,dan kandungan air tanah.
Selain itu, kekuatan tarik menjadi rendah dengan adanya retakan (Lambe dan Whitman,
1960 :teori Griffith), dengan persamaan :
Untuk tekanan bidang (plane strain) 
Untuk regangan bidang          :
Dimana :          E = Modulus young
                        1 = panjang retakan
                        V = nisbah Poisson
                           = energi permukaan material
Kekuatan tarik ”T” dihitung dengan persamaan : ,   dimana A = d*L
Untuk kekuatan tarik agregat :
k = angka konstanta (Indonesia=0.576) , d = diameter agregat
C . Pemadatan Tanah
          Pemadatan tanah adalah proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar
partikel sehingga terjadi reduksi volume udara : tidak terjadi perubahan volume air yang cukup
berarti pada tanah tersebut.
            Tingkat pemadatan diukur dari berat volume kering yang dipadatkan. Bila air
ditambahkan pada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan berfungsi
sebagai unsur pembasah atau pelumas pada partikel – partikel tanah. Karena adanya air,
partikel – partikel tersebut akan lebih mudah bergerak dan bergeseran satu sama lain dan
membentuk kedudukan yang lebih rapat/padat. Untuk usaha pemadatan yang sama, berat
volume kering dari tanah akan naik bila kadar air dalam tanah (pada saat dipadatkan)
meningkat. Kadar air yang ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang
sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga akan
meningkat secara bertahap pula.
Adanya penambahan kadar air justru cenderung menurunkan berat volume kering
dari tanah. Hal ini disebabkan karena air tersebut kemudian menempati ruang – ruang
pori dalam tanah yang sebetulnya dapat ditempati oleh partikel – partikel padat dari
tanah. Kadar air dimana berat volume kering maksimum tanah dicapai disebut kadar air
maksimum. Selain kadar air, faktor – faktor yang mempengaruhi pemadatan adalah jenis
tanah dan usaha pemadatan.
Jenis tanah yang diwakili oleh distribusi ukuran butiran, bentuk butiran tanah,
berat spesifik bagian padat tanah. Selain itu jumlah serta jenis mineral lempung yang ada
pada tanah mempunyai pengaruh besar terhadap harga berat volume kering maksimum
dan kadar air optimum dari tanah tersebut. Pada kadar air yang lebih rendah, adanya
tegangan terik kapiler pada pori – pori tanah mencegah kecenderungan partikel tanah
untuk bergerak dengan bebas untuk menjadi lebih padat. Kemudian tegangan kapiler
tersebut akan berkurang dengan bertambahnya kadar air sehingga partikel – partikel
menjadi mudah bergerak dan menjadi lebih padat.
Bila usaha pemadatan persatuan volume tanah berubah. Kurva pemadatan juga
akan berubah. Tetapi harap dicatat bahwa tingkat kepadatan suatu tanah tidak langsung
sebanding (proporsional) dengan usaha pemadatannya.
Pemadatan tanah dapat diberi batasan sebagai perubahan volume karena tanah
diberi tekanan. Karena perubahan volume juga merupakan bentuk tetap, maka dapat
dianggap sebagai salah satu bentuk keruntuhan, dan tekanan yang menyebabkan disebut
kekuatan kompresi tanah (Gill dan Van den Berg, !967). harris menunjukkan bahwa
tingkat perubahan total bobot volume tanah jika diberi tekanan kompresipada tanah
berdebu lebih besar daripada tanah liat.

Anda mungkin juga menyukai